FAKULTAS TEKNIK M
PROGRAM STUDI TEKNIK GEOLOGI
Nim : F 121 17 002
Acara 5 : Endapan Mineral Jarang
Praktek : Endapan
Mineral
Dari hasil penyelidikan yang dilakukan oleh Badan Geologi bekerjasama dengan PT.
Aneka Tambang, Tbk, ditemukan indikasi jenis endapan laterit di Kalimantan Barat.
Dalam hal ini pembentukan REE mengikuti proses lateritisasi (pembentukan laterit)
sebagaimana berlaku untuk endapan bauksit dan nikel. Laterisasi pada batuan granit,
metamorf dan sedimen dalam pembentukan endapan bauksit ini diduga juga
membentuk REE. Indikasi ini telah ditemukan pada endapan bauksit di Kalimantan
Barat di mana nilai kandungan Ce yang cukup signifikan dijumpai pada zona dibawah
laterit.
Gambar 2. Tambang rakyat pada endapan laterit mengandung timah dan mineral ikutan
REE di Badau, Belitung Timur. Foto: Armin Tampubolon.
Unsur tanah jarang atau rare earth element yang biasa di sebut sebagai UTJ atau
REE adalah kelompok elemen berat yang terdiri dari unsur Sc, Y dan 15 unsur
kelompok lanthanida.
Penyebutan unsur tanah jarang tidak mencerminkan kelimpahan unsur ini di kerak
bumi. Unsur tanah jarang yang paling melimpah adalah Cerium (Ce) dengan
kelimpahan di kerak bumi sebesar 60 ppm dan merupakan unsur peringkat ke-27
terbanyak di kerak bumi. Bahkan unsur tanah jarang yang paling sedikit kelimpahannya
yakni Lutetium (0,5 ppm) masih 200 kali lebih melimpah dibandingkan kelimpahan Au
yang hanya 0,0031 ppm. Hanya saja seluruh unsur kelompok ini cenderung terisolasi
dari material pembawanya sehingga istilah unsur tanah jarang digunakan.
Saat ini telah diketahui lebih dari 100 jenis mineral pembawa unsur tanah jarang.
Namun, hanya 3 mineral utama yang menjadi pembawa unsur ini dan dapat ditambang
serta diekstrak kandungan logam tanah jarangnya. Mineral tersebut adalah Basnasite
[(Y,Ce)(CO3)F], Monazite [(Ce, La, Y, Th)PO4] dan Xenotime [YPO4]. Meskipun
begitu, unsur tanah jarang juga dapat diperoleh dari apatit dan zircon.
C. Potensi REE di Indonesia
Sampai sekarang belum diketahui secara pasti berapa jumlah potensi REE sebagai
ikutan pada mineral timah tailing atau buangan dari sisa pemrosesan endapan timah
plaser pada setiap penambangan yang ada. Namun, mengutip majalah Stannia (Juli 2012),
jumlah potensi REE dalam mineral monasit, xenotim dan zircon ditunjukkan oleh
cadangan REE berupa kumpulan REE (Σ REE) dalam mineral tailing mencapai 742.835
ton.
Dengan masih berlangsungnya kegiatan penambangan timah plaser di Bangka-
Belitung dan Singkep-Kundur, baik di darat maupun di laut, muncul pertanyaan, seberapa
besar cadangan REE yang masih belum/akan ditambang sebagai bakal mineral tailing?
Dengan kata lain, seberapa besar cadangan REE pada endapan plaser yang ada?
Berdasarkan data yang dikompilasi PSDG, Badan Geologi (2012) potensi REE dalam
endapan plaser di wilayah darat untuk Bangka-Belitung tidak cukup besar dibanding
potensinya pada mineral tailing, yaitu diperkirakan sekitar 17.785 ton
Jadi, berdasarkan data hingga saat ini, total REE sebagai produk sampingan dari
tambang timah plaser dan endapan plaser yang ada adalah 760.620 ton (742.835 ton +
17.785 ton). Sementara itu, dari tiga kali tahap penyelidikan yang dilakukan di Daerah
Parmonangan, Tapanuli Utara, Sumatera Utara, telah dianalisis seanyak 15 unsur tanah
jarang. Hasilnya, diperoleh nilai kandungan REE yang cukup penting, yang ditunjukkan
oleh Ce sebesar 600 ppm hingga 1400 ppm, La (400 ppm – 1000 ppm), dan Pr (600 ppm
– 1400 ppm). Ada pun kandungan unsur REE lainnya umumnya kurang dari 100 ppm.
Hasil perhitungan sumber daya hipotetis REE di Tapanuli Utara tersebut berkisar 8.852
ton hingga 20.803 ton atau 14.827 ton bila dirata-ratakan. Dengan demikian, bila
dijumlahkan dengan hasil perhitungan sebelumnya, diperoleh bahwa total angka sumber
daya REE Indonesia mencapai 775.447 ton.
KLASIFIKASI ENDAPAN UNSUR TANAH JARANG
No. Sampel : 01
Warna : Coklat kemerahan
Sistem Kristal : Monoklin
Kilap : Kaca sampai damar
Kekerasan : 5 – 5.55 Skala Mohs
Cerat : Putih
Belahan : Tidak ada
Berat Jenis : 5.0 – 5.3 gr/cm3
Nama Mineral : Monasit (Ce,La)PO4
Keterangan : Karakteristik dari monasit sebagai bijih logam tanah jarang
khususnya thorium, cerium dan Lantanum. Unsur –unsur yang menghadilkan
radioaktif.adalah berasosiasi dengan mineral olivine, platina. Proses terbentuknya, Monasit,
sebagaimana telah disebutkan, terbentuk di pegmatit fosfat tetapi sebenarnya merupakan
konstituen jejak standar di banyak batuan beku, metamorf dan urat biasa mengisi. Mineral
monasit dapat lapuk keluar dari batuan induk dan dibagian hilir jarak yang besar dan
mengumpulkan di deposit sungai dan bahkan di deposit laut pantai. Kerapatan besar mineral
(gravitasi spesifik adalah 4,6-5,7) memudahkan kristal untuk dikumpulkan menjadi apa yang
disebut deposit placer. Monasit sangat berguna sebagai mineral bijih untuk unsur-unsur
langka terutama unsur yang menghasilkan sinar radioaktif seperti theorium dan cerium.
Keterdapatan di Indonesia, Salapa, Tasikmalaya, Jawa Barat.
KLASIFIKASI ENDAPAN UNSUR TANAH JARANG
No. Sampel : 02
Warna : Hitam
Sistem Kristal : Tetragonal
Kilap : Logam
Kekerasan : 6 – 7 Skala Mohs
Cerat : Abu-abu
Belahan : Tidak ada
Berat Jenis : 6.8 – 7.1 gr/cm3
Nama Mineral : Kasiterit (SnO2)
Keterangan : Karakteristik dari kasiterit adalah sering berasosiasi dengan
wolframit, turmalin, topas, kuarsa, fluorit, arsenopirit, muskovit, mika-Li, bismulinit, bismut
dan molibdenit. Proses terbentuknya, Kasiterit terbentuk melalui proses hidrotermal
temperatur tinggi danterdapat dalam urat-urat, atau proses metamorfisme yang secara genetik
berhubungan dengan batuan silika. Digunakan sebagai sumber logam timah. Keterdapatan di
Indonesia, terdapat di Bangka.
KLASIFIKASI ENDAPAN UNSUR TANAH JARANG
No. Sampel : 03
Warna : Abu-abu
Sistem Kristal : Trigonal
Kilap : Logam
Kekerasan : 5 – 6 Skala Mohs
Cerat : Merah kehitaman
Belahan : Tidak ada
Pecahan : Conchoidal
Berat Jenis : 5.26 gr/cm3
Tenacity : Ductile
Kemagnetan : Ferromagnetik
Transparansi : Opaque
Nama Mineral : Hematite ( Fe2O3 )
Keterangan : Karakteristik dari hematit adalah bersifat magnetik setelah
dipanaskan. Proses terbentuknya, Dapat terbentuk pada daerah lingkungan batuan beku,
hidrotermal temperature tinggi dan metamorfisme kontak. Biasa terbentuk pada temperature
sekitar 950°C. Digunakan sebagai sumber logam besi. Keterdapatan di Indonesia, terdapat di
Ciater, Jawa Barat.
KLASIFIKASI ENDAPAN UNSUR TANAH JARANG
No. Sampel : 04
Warna : Coklat
Sistem Kristal : Tetragonal
Kilap : Kaca
Kekerasan : 4 - 5 Skala Mohs
Cerat : Coklat
Belahan : Sempurna
Berat Jenis : 4.40 – 5.10 gr/cm3
Kemagnetan : Magnetik
Nama Mineral : Xenotime (YPO4)
Keterangan : Karakteristik dari xenotime merupakan golongan fosfat yang
mengandung ytrrium. Proses terbentuknya, Apablia batuan induk yang mengalami proses
erosi tersebut mengandung mineral UTJ seperti xenotime mka bias dipastikan mineral-
mineral tersebut akan terkonsentrasi secara mekanik dengan mineral berat lainnya seperti
ilmenit dan timah. Digunakan sebagai sumber bijih timah. Keterdapatan di Indonesia, pulau
Sulawesi, Kalimantan, dll.
KLASIFIKASI ENDAPAN UNSUR TANAH JARANG
No. Sampel : 05
Warna : Coklat
Sistem Kristal : Tetragonal
Kilap : Kaca
Kekerasan : 7 – 7.5 Skala Mohs
Cerat : Abu-abu
Belahan : Tidak ada
Berat Jenis : 6.8 – 7.1 gr/cm3
Nama Mineral : Zirkon (ZrSiO4)
Keterangan : Karakteristik dari zirkon adalah mempunyai kekerasan dan daya
tahan yang relatif tinggi sehingga sangat resisten terhadap pelapukan maupun erosi. Proses
terbentuknya, terbentuk di lelehan silikat dengan proporsi besar unsur yang tidak kompatibel
dengan kekuatan medan yang tinggi. Digunakan sebagai bahan baku untuk keramik dan
komponen elektronik. Keterdapatan di Indonesia, Potensi zirkon menyebar di Sumatera
Selatan, Sumatera Utara, Kepulauan Riau, dan Kalimantan bagian barat. Potensi ini
mengikuti penyebaran kasiterit, yang dikenal dengan nama tin belt.
Daftar Pustaka
Humphries, Marc. 2012. Rare earth element : The Global Supply Chain. Congressional
research service.
Jordens, adam; Cheng, Ping Ying; Waters, kristian. 2013. A review of the beneficiation of
rare earth element bearing minerals. Canada: Elsevier, Ltd
Prasastia, Ega gita; Setijadji, Lucas; Warmada, Wayan. 2015. Mineralogy, geochemistry, and
sequential extraction experiment of REE in weathered anggi granite, Manokwari
Regency, West Papua, Indonesia. Journal South East Asian Geology.
Riesgo, Garcia; Krzmien, Alicja; Angel, Miguel. 2017. Rare earth element mining
investment: Its not all about China. Canada: Elsevier, Ltd