Anda di halaman 1dari 13

KELOMPOK 8

DOKUMEN SEWA KAPAL

Nama Kelompok :
1. PANGESTU AJI N/561189925
2. RIVO HORMAN R/56118993
3. ROYYAN TRI.A /561189906

SEKOLAH TINGGI ILMU PELAYARAN


Jl. Marunda Makmur, RT.1/RW.1, Marunda, Kec. Cilincing, Kota Jakarta Utara
Daerah Khusus Ibukota Jakarta 14150
ATURAN

 Baltime 1039 yang sudah beberapa kali direvisi ,


terakhir tahun 2001;

 Undang-Undang Nomor 17 tahun 2008 tentang


Pelayaran Pasal 31

 New York Produce Exchange (NYPE 93) yang


diterbitkan oleh the Association of Ship Brokers and
Agents (USA) ,Inc., yang telah beberapa kali direvisi
,dan terakhir tahun 1993

PROSES
OUTPUT
 Hanya pihak terkait
INPUT  Mengetahui
atau bersangkutan
Prosedur yangmelakukan isi dari surat
dalam perjanjia atas perjanjian
melakukan penyewaan kapal yang dibuat
penyewaan  Adanya kompensasi atau untuk
kapal serta ganti rugi jika dalam penyewaan
dokumen penyewaan atau kapal
yang pemakaian kapal  Mengetahui
dibutuhkan terdapat kerusakan pasal pasal
maka pihak pencarter dan
wajib mengganti rugi standard
sesuai dengan yang yang
diatur digunakan

OUTCOME

Sesuai yang diatur dalam undang


CONTROL undang-undang pelayaran yaitu
Memahami Pasal 31 Untuk kelancaran
dasar dasar kegiatan angkutan di perairan
hukum yang sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 6 dapat diselenggarakan
mengatur usaha jasa terkait dengan angkutan
dalam di perairan. penyewaan peralatan
penyewaan angkutan laut atau peralatan jasa
kapal terkait dengan angkutan laut
Pengurusan Dokumen Sewa Kapal

1.1 Latar Belakang

Secara geografis Indonesia adalah negara kepulauan yang terdiri atas beribu – ribu pulau besar dan kecil
berupa daratan dan sebagian besar perairan terdiri atas perairan laut, sungai, dan danau. Diatas teritorial
daratan dan perairan tersebut membentang pula udara yang semuanya itu merupakan wilayah Indonesia.
Keadaan wilayah Negara Indonesia yang sangat luas membutuhkan banyak pengangkutan, baik melalui
daratan, perairan, maupun udara yang mampu menjangkau seluruh wilayah Negara Indonesia bahkan ke
negara–negara lain.Seperti halnya Negara Indonesia sebagai negara maritim, dimana kedudukan dan
fungsi laut yang dikelilingi pulau-pulau merupakan faktor sangat penting bagi pembinaan kesatuan
bangsa, penciptaan stabilitas politik,peningkatan ekonomi dan pemantapan kemakmuran. Untuk itu
perhatian yang besar dan istimewa yang diberikan untuk memahami segala masalah yang menyangkut
laut Indonesia, serta memanfaatkan ruang dan sumber-sumber kekayaan alam yang terdapat di laut bagi
pembangunan bangsa. Indonesia adalah salah satu negara maritim, maka sarana transportasi yang
dianggap paling efektif adalah kapal, peranan pelayaran sungguh sangat penting bagi kehidupan sosial
ekonomi penduduknya dan bagi pendapatan negara pada umumnya.

Tersedianya produksi dan jasa pengangkutan laut antar pulau dalam negeri dan luar negeri termasuk
semua unsur penunjang harus ditetapkan dalam satu sistem transportasi yang terpadu, seimbang, teratur
dan berpartisipasi secara aktif menunjang pemerintah dalam pembangunan. Dalam pelaksanaan
pengangkutan dilaut tidak dapat diabaikan aspek laut
 Aspek laut dalam pengangkutan dapat digunakan sebagai sarana untuk mempermudah usaha
penyebaran pemerataan pembangunan dan mobilitas penduduk serta tenaga kerja. Aspek laut dapat
digunakan untuk membebaskan penduduk yang bertempat tinggal di pulau terpencil dalam wilayah
nusantara yang terisolir dari dunia ramai, juga sebagai penunjang dalam perekonomian, serta untuk
mewujudkan perdamaian dan menjalin persahabatan antara bangsa di dunia. Kepentingan bangsa
Indonesia diperairan sendiri hanya dapat tercapai bila kita memiliki armada pengangkutan laut yang
kuat.Upaya yang dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan akan pengangkutan kapal digolongkan
menjadi dua, yaitu pengangkutan reguler dan pengangkutan carter. Pada pengangkutan reguler,
pengangkut bebas menyediakan alat pengangkutan bagi siapa saja yang berkepentingan, untuk
menyelenggarakan pengangkutan dari satu tempat ke tempat tujuan tertentu menurut trayek yang telah
ditetapkan. Pada pengangkutan carter, pengangkut hanya menyediakan alat pangangkutnya bagi pihak
tertentu, untuk menyelenggarakan pengangkutan menurut perjalanan (voyage)  atau
menurutwaktu (time)
1.2. Permasalahan
a) Bagaimana syarat dan prosedur penyewaan kapal ?
b) Bagaimana batas tanggung jawab untuk owner yang menyewa kapal ?
c) Apa perlu dasar hukum untuk melakukan perjanjian atas sewa kapal ?
1.3 Tujuan Masalah
a) Mendeskripsikan Dokumen Sewa Kapal
b) Mengetahui pasal yang digunakan pada saat perjanjian sewa kapal
c) Menjelaskan apa saja yang harus dilakukan jika terjadi kerusakan pada saat sewa kapal

BAB II
PEMBAHASAN

A.Bareboat Charter
Sewa kapal atau carter kosong atau bareboat charter atau demise charter adalah suatu macam
pencarteran kapal tanpa pengikutsertaan awak kapal dalam keperluan pengoperasian kapal, sehingga penyewa
kapal seolah-olah sebagai pemilik kapal.
Dengan demikian, pengaturan sewa kapal atau carter kosong ini adalah sama dengan pengaturan obyek
sewa lainnya menurut Pasal 1548 BW tentang sewa menyewa. Bentuk perjanjian sewa menyewa kapal yang
dibuat secara tidak tertulis ini didukung syarat sah perjanjian pada Pasal 1320 BW khususnya dalam angka (3)
atau syarat obyektif yang menyebutkan bahwa untuk sahnya suatu perjanjian diperlukan suatu hal tertentu,
maka dengan kata lain yaitu tidak ada syarat yang menyebutkan bahwa perjanjian harus dibuat dalam bentuk
tertulis. Pengaturan sewa kapal (bareboat charter) yang dibuat secara tidak tertulis ini tidak diatur secara lebih
khusus dalam Undang-Undang, namun kita dapat mempelajarinya dari kepatutan dan kebiasaan sesuai dengan
Pasal 1339 BW.
Selain itu, perjanjian sewa kapal (bareboat charter) yang dibuat secara tidak tertulis ini tidak
bertentangan dengan Asas Kebebasan Berkontrak (contract vrijheid) yang secara implisit dapat dilihat pada
Pasal 1338 ayat (1) BW sehingga para pihak yang hendak membuat perjanjian diberi kebebasan untuk
menentukan bentuk dan isinya. Perjanjian yang dibuat secara tidak tertulis dapat semakin mempermudah
penyimpangan isi perjanjian dan perselisihan dalam hal pemenuhan prestasinya, karena bentuk perjanjian tidak
memenuhi pengaturan mengenai macam-macam alat bukti didalam Pasal 1866 BW dan Pasal 164 HIR yaitu
bukti dengan surat atau akta otentik.
Namun demikian, pembuktian perjanjian dibuat secara tidak tertulis dapat menggunakan saksi-saksi,
persangkaan-¬persangkaan, pengakuan dan sumpah yang kemudian dapat digunakan alat bukti yang kuat di
pengadilan. 

Adanya wanprestasi dapat berpengaruh dalam perjanjian sewa kapal (bareboat charter) yang dibuat secara tidak
tertulis.Dalam perjanjian sewa kapal (bareboat charter), penyewa kapal mengikatkan dirinya dengan pihak yang
menyewakan kapal atau pemilik kapal.Dalam persetujuan timbal balik, prestasi masing-masing pihak bertalian
erat satu dengan lainnya. Adanya pelanggaran norma hukum tennasuk pelanggaran terhadap suatu perikatan
khususnya wanprestasi akan dapat menimbulkan kerugian pada pihak-pihak di dalam perjanjian. Akibat yang
sangat penting dari tidak dipenuhinya perikatan ialah bahwa kreditor dapat minta ganti rugi atas ongkos, rugi
dan bunga yang dideritanya.Untuk membolehkan adanya kewajiban ganti rugi bagi debitor maka undang-
undang menentukan bahwa debitor harus terlebih dahulu dinyatakan berada dalam keadaan lalai. Wanprestasi
pada umumnya adalah karena kesalahan debitor, namun ada kalanya debitor yang dituduh lalai dapat membela
dirinya karena ia tidak sepenuhnya bersalah, atau dengan kata lain kesalahan debitor tidak disebabkan
sepenuhnya karena kesalahannya.

Pembelaan tersebut ada tiga macam, yaitu : mengajukan tuntutan adanya tersebut harus dapat diduga
akan terjadinya kerugian dan juga besarnya kerugian. Sedangkan dalam syarat yang kedua, yaitu antara
wanprestasi dan kerugian harus mempunyai hubungan kausal.

Jika tidak, maka kerugian itu tidak harus diganti.Kreditor yang menuntut ganti rugi harus
mengemukakan dan membuktikan bahwa debitor telah melakukan wanprestasi yang mengakibatkan timbulnya
kerugian pada kreditor. Menurut Pasal 1244 BW, debitor dapat melepaskan dirinya dari tanggung jawabnya jika
ia dapat membuktikan bahwa tidak terlaksananya perikatan disebabkan oleh keadaan yang tidak terduga dan
tidak dapat dipersalahkan kepadanya. 
Yang dimaksud dengan bunga adalah kerugian yang berupa kehilangan keuntungan (winstderving),
yang sudah dibayangkan atau dihitung oleh kreditor. Ada macam-macam bunga yang harus diganti oleh debitor,
yaitu: 
bunga yang konvensional (conventoire interessen), adalah bunga yang diperjanjikan para pihak di dalam
perjanjian (Pasal 1249 BW); 
bunga yang konpensatoir (conpensatoire interessen), adalah bunga yangtidak diperjanjikan para pihak
di dalam perjanjian, dibedakan menjadi dua yaitu:
bunga yang morotoir, adalah bunga yg dibebankan kepada debitor atas utang sejumlah uang yang
terlambat dibayarkan atau apabila mengenai sejumlah uang yang tidak tepat dalam memenuhi kewajibannya
sesuai Pasal 1250 BW, 6% (enam persen) setahun; keadaan memaksa (overmacht atau force majeur);
mengajukan bahwa si berpiutang (kreditor) sendiri juga telah lalai melaksanakan atau memenuhi kewajiban atau
prestasinya (exceptio non adimpleti contractus); mengajukan bahwa kreditor telah melepaskan haknya untuk
menuntut ganti rugi atau disebut juga pelepasan hak (rechtsverwerking.)

A.1Contoh Perjanjian Bareboat Charter


BAREBOAT CHARTER

Nomor :003/BBC-NSS/VIII/2011

Pada hari ini selasa,Tanggal 19 Juli 2011,di Jakarta,telah ditandatangani bersama surat

perjanjian Sewa Meyewa Kapal,antara :

  I.    Nama    : H.JAFAR

       Jabatan : KUASA DIREKSI.PT.NESITOR SAKTI SEGARA

 Alamat : Wisma Pengerukan 1st Jl.Berdikari No.6.Jakarta Utara

Bertindak untuk dan atas nama perusaan tersebut Wakil dari Pemilik Kapal selanjutnya disebut

: PIHAK PERTAMA

II.    Nama    : Capt. Yudi Handoko


       Jabatan : KUASA DIREKSI.PT.Buana Laut Lepas

       Alamat : Jl.Kenanga No.14.Jakarta Utara

Bertindak dan atas nama perusaan tersebut sebagai Penyewa atau yang sama

kedudukannya,selanjutnya disebut :

PIHAK KEDUA

PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA telah bersepakat mengadakan perjanjian sewa meyewakapal dengan
ketentuan yang mengikat masing-masing phak sesuai dengan pasal-pasal sebagaiberikut :

Pasal 1

NAMA DAN TYPE KAPAL

Nama : MT FAEDAH

Type : Motor Tanker Sebagaimana Ship’s Particular terlampir

Pasal 2

JANGKA WAKTU SEWA DAN PERPANJANGAN

Kondisi sewa kapal tankertersebut pada pasal 1 di surat perjanjian ini adalah dasar “The Balaticand
Internasional Maritime Council (BIMCO) General Time Charter Party”dan jangka waktusewa meyewa kapal
adalah pertiap enam (6) bulan terhitung sejak harridan tanggal peyerahan(Delivery) kapal di Tanjung Priok –
Jakarta, yang di buktikan dengan On hire certificate dariIndependent Surveyor,On Hire di Tanjung Priok / Off
Hire di Tanjung Priok.

Surat Perjanjian ini berlaku selama enam (6) bulan terhitung sejak tanggal peyerahan kapal dandapat
diperpanjang atas permintaan PIHAK KEDUA,dan atas persetujuan PIHAKPERTAMA,dalam hal
perpanjangan atas perpanjangan masa berlaku ini, PIHAK KEDUA harusmemberitahukan kepada PIHAK
PERTAMA dalam tempo (14) hari sebelum tanggal berlakunyamasa sewa.

Pasal 3
JENIS MUATAN DAN DAERAHOPERASI

Kapal tersebut pada Pasal 1 Perjanjian ini akan dioperasikan oleh PIHAK KEDUA hanyadiperairan (Tanjung
Priok – Merak) secara regular untuk mengangkut HIGH SPEED OIL (HSD)dan tidak bertentangan dengan
Peraturan Pemerintah serta Undang-Undang yang berlaku diIndonesia

Pasal 4

JAMINAN LEGALITAS MUATAN

  1. Bahwa PIHAK KEDUA menjamin muatan yang akan diangkut dengan kapal milik PIHAK PERTAMA
tersebut adalah resmi dan bukan barang-barang yang bertentangan dengan

     Undang – Undang maupun Peraturan Pemerintah RI serta tidak membahayakan.

  2. PIHAK PERTAMA tidak bertanggung jawab atas segala resiko dantuntutan hokum yang timbul Di atas
manapun akibat barang-barang yang di angkutPIHAK KEDUA.

3. Bahwa apabila selama masa Pengoprasian Kapal terjadi persoalan hukum yang   disebabkan ketidakabsahan
barang yang diangkut sehingga meyebabkan tidak dapatdioperasikan Kapal tersebut ,maka PIHAK KEDUA
wajib untuk membayar uang ganti rugikepada PIHAK PERTAMA sampai dengan persoalan Hukum selesai.

4. Besarnya ganti rugi tersebut adalah sebesar nilai kontrak Rp.110.000.000,-

   (Seratus Sepuluh Juta Rupiah) setiap bulan

Pasal 5

HARGA SEWA DAN JADWAL PEMBAYARAN

   1. Harga Sewa Kapal yang tersebut pada Pasal 1 di Surat Perjanjian ini adalah :

      Rp.110.000.000,- (Seratus Sepuluh Juta Rupiah).

   2. Pembayaran sewa kapal 2 bulan pertama dilunasi,plus deposit 1 bulan,pada saat  penandatanganan Surat
Perjanjian ini ,di Jakarta.

   3. Jadwal pembayaran harga sewa Kapal untuk bulan-bulan selanjutnya dilunasi pada setiap 7 (tujuh) hari
sebelum habisnya masa bulan sewa barjalan.

   4. Apabila PIHAK KEDUA terlambat melakukan pembayaran sewa kapal sesuai dengankesepakatan bersama
yang tertuang dalam perjanjian sewa kapal ini,maka PIHAK KEDUA di beri kelonggaran waktu maksimum 1
(satu) minggu untukmeyelesaikannya. Bilamana lebih dari 1 (satu) minggu belum juga di lunasi makaPIHAK
PERTAMA berhak mengajukan surat pemeritahuan dan peringatan kepadaPIHAK KEDUA. Dan
apabilaketerlambatan pembayaranmelebihi 15 hari dari taggal jatuh tempo maka PIHAK KEDUA akan
dikenakan denda sebesar 1,5 0/00 (satu komalima per-mil) perhari dikalikan harga sewa kapal perbulan

Pasal 6

KEWAJIBAN PIHAK PERTAMA

 1. Pihak Pertama mempunyai kewajiban terhadap hal-hal sebagai berikut :

                 a. Kondisi teknis kapal : Mesin Induk, Mesin Bantu, Pompa Cargo peralatan / Perlengkapan
Keselamatan dan Navigasi,dll,perbaikan dan pergantian suku cadang kapal.

                 b. Surat-surat perjanjian dan sertifikat kapal termasuk perpanjangan,peyesuaiandan audit yang terkait
surat / sertifikat kapaltersebut.

              c. Asuransi Kapal (Hull & Machinery)

                 d. Docking dan seluruh biaya terkait pelaksanaan docking

Pasal 7

KEWAJIBAN PIHAK KEDUA

 1. Pihak Kedua mempunyai kewajiban terhadap hal-hal sebagai berikut :

       a. Peyediaan ABK termasuk membayar gaji,uang makan daninsentive lainnya

       b. Meyediakan BBM dan oli kapal sesuai kebutuhansecara teknis

       c. Membayar biaya keagenan kapal disetiap pelabuhan danbiaya-biaya terkait peyandraan kapal dan
pengurus muatan.

       d. Meyediakan kebutuhan air tawar untuk kebutuhan ABK,cuci tanki,Dll

       e. Membayar biaya upah ABK untuk melaksanakan over hull/ pemelihara mesin-mesin kapal.Sedangkan
biaya perbaikan melibatkan pihak lain (kontraktor) menjadi tanggungan PIHAKKEDUA

Pasal 8

SANKSI-SANKSI
Apabila PIHAK KEDUA melanggar ketentuan sebagaimana pasal 3 seperti mengangkut Chemical/Barang
berbahaya, serta mengoperasikan kapal yang bertentangan dengan isi pasal 3 danatau di OPL Singapore / Di
luar Zona Exelcusive Ekonomi Indonesia(ZEE).

Atas dasar itu,PIHAK PERTAMA berhak membatalkan secara sepihak kontrak Perjanjian Sewaini,dan kapal
diyatakan Off Hire,Uang sewa kapal berikut deposit yangtelah diterima PIHAKPERTAMA tidak dapat di tuntut
oleh PIHAK KEDUA dengan alasan apapun ,dan mutlak milikPIHAK PERTAMA.

Pasal 9

PERBEDAAN PENDAPAT / PERSELISIHAN

Apabila terjadi perselisihan pendapat dalam melaksanaan Surat Perjanjian ini,kedua belah pihaksepakat
meyelesaikan dengan cara musyawarah dan kekeluargaan. Dalam hal peyelesaiandengan cara musyawarah dan
kekeluargaan tidak tercapai maka kedua belah pihaksepakatuntuk menunjuk Badan Atminitrasi Nasional
Indonesia (BANI) di Jakarta, untuk meyelesaikandan memutuskan perselisihan tersebut menurut peraturan da
tata cara yang di tetapkan olehBANI yang diputuskan menigkat kedua belah pihak.

Pasal 10

DASAR HUKUM

Surat Perjanjian diatur dan ditafsirkan bedasarkan peraturan perundangan dan Hukum yangberlaku di Indonesia.

PENUTUP

Surat perjanjian ini dibuat rangkap 2 diatas matrai yang cukup dan berkekuatan Hukum yangsama serta di tanda
tangani oleh kedua belah pihak dalam keadaan sehat Jasmani dan Rohaniserta tanpa adanya paksaan dari Pihak
lain

PIHAK PERTAMA                              PIHAK KEDUA


PT.NESITOR SAKTI SEGARA    PT.BUANA LAUT LEPAS

H.JAFAR                                                  Capt.YUDI HANDOKO


BAB III
PENUTUP

Industri pelayaran, bahkan transportasi maritim yang merupakan salah satu bagiannya, memiliki banyak aspek
yang saling terkait. Karena itu, upaya peningkatan daya-saing pada aspek yang relevan perlu dilakukan secara
simultan. Maka dengan itu di dalam makalah ini saya menjelaskan Jenis-Jenis Pencharteran Kapal di Indonesia,
agar para pembaca dapat menambah wawasan tentang jenis-jenis pencharteran kapal di Indonesia.

Adapun tujuan Makalah ini adalah sebagai berikut :


1. Untuk mengetahui pelaksanaan perjanjian dan apa yang menjadi syarat-syarat carter kapal.
2. Untuk mengetahui bagaimana cara penyelesaian sengketa apabila salah satu pihak melakukan wanprestasi.
3. Untuk mengetahui Dasar-Dasar Hukum dalam Pencharteran Kapal

Demikianlah makalah yang saya buat ini, semoga bermanfaat dan menambah pengetahuan para
pembaca.Saya mohon maaf apabila ada kesalahan ejaan dalam penulisan kata dan kalimat yang kurang jelas,
dimengerti, dan lugas.Karena Saya hanyalah manusia biasa yang tak luput dari kesalahan Dan Saya juga sangat
mengharapkan saran dan kritik dari para pembaca demi kesempurnaan makalah ini. Sekian penutup
dari Saya semoga dapat diterima di hati dan Saya ucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya.

3.2 SARAN
Saran dari penulis kepada pembaca,pembaca diharapkan dapat mengerti proses saat melakukan perjanjian sewa
kapal
Pembaca juga diharapkan dapat terus melatih pembuatan bagian-bagian skripsi ini,seperti bab Pembuka,bab
Isi,dan bab Penutup.Agar saat Taruna dan taruni selesai melaksanakan praktek dan selesai mencari bahan untuk
skripsi.Dapat langsung membuat skripsi dengan sebaik mungkin.

Anda mungkin juga menyukai