Anda di halaman 1dari 14

METODE PENUGASAN FUNGSIONAL

OLEH:

CLAUDIA WILTRY K. SARE

KRISTINA ELFIANA KARI

MARIA BUNGA LELY KEDANG

SAFIRA MAULIDAH SADO KAKI

UPERTUS RAPU REGHA

YASINTA DEWI DHEI

AMELIA KURNIAWATI TIBO

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES KUPANG

PROGRAM STUDI D III KEPERAWATAN ENDE

2020
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur Penulis haturkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat dan
rahmat-Nya, maka Metode Penugasan Fungsional dapat Penulis selesaikan dengan baik.

Dalam penyusunan laporan ini, penulis mendapat bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena
itu Penulis menyampaikan ucapan terimakasih kepada:

1. Aris Wawomeo, M.Kep.,Ns.,Sp.Kep.Kom selaku ketua program studi D III Keperawatan


Ende
2. Anatolia Karmelita Doondori, S.Kep.,Ns.,M.Kep selaku dosen pengampu mata kuliah
Manajemen Keperawatan yang telah membimbing penulis dalam menyelesaikan makalah
ini.
3. Teman-teman mahasiswa yang telah membantu dalam penyusunan laporan ini.

Penulis menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu
penulis meminta kritikan dan saran yang membangun dari para pembaca demi kesempurnaan
laporan ini.

Ende, Desember 2019

Penulis
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Keperawatan adalah bagian yang tidak terpisahkan dari profesi kesehatan lain di
dalam memberikan layanan kesehatan kepada klien. Sebagai bagian integral dari layanan
kesehatan, kedudukan perawat dengan profesi kesehatan lainnya adalah sama, yakni
sebagai mitra Profesi kesehatan yang terbanyak jumlahnya dan terdepan dalam
memberikan layanan kesehatan adalah perawat. Karenanya, profesi keperawatan tidak
bisa dipisahkan dengan sistem kesehatan (Asmadi, 2008).
Keperawatan yang diberikan kepada pasien haruslah dilakukan dengan pelayanan
profesional. Tindakan keperawatan ini disebut juga dengan pelayanan keperawatan
profesional. Menurut Kusnanto (2004) pelayan keperawatan profesional (professional
nursing service) adalah rangkaian upaya melaksanakan sistem pemberian pelayanan
asuhan keperawatan kepada masyarakat sesuai dengan kaidah-kaidah keperawatan
sebagai profesi. Pelayanan keperawatan professional dilaksanakan di berbagi tatanan
pelayanan kesehatan, menjangkau seluruh golongan dan lapisan masyarakat, maupun di
tatanan pelayanan rumah sakit (Kusnanto, 2004). Pelayanan keperawatan profesional
diberikan dengan berbagai bentuk metode penugasan yang terdapat lima model asuhan
keperawatan yang sudah ada dan akan dikembangkan di masa depan, dalam menghadapi
tren pelayanan keperawatan. Metode penugasan yang terdiri dari lima. Salah satunya
adalah metode fungsional.
Metode fungsional yaitu pengorganisasian tugas pelayanan keperawatan yang
didasarkan kepada pembagian tugas menurut jenis pekerjaan yang dilakukan. Ketenagaan
metode tim dalam memberikan pelayanan keperawatan terdiri dari kepala ruangan,
perawat staf, perawat pelaksana, pembantu perawat dan tenaga administrasi ruangan.
Masing-masing tenaga memiliki tanggung jawab yang berbeda dalam melakukan proses
keperawatan.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan metode penugasan fungsional?
2. Bagaimana bentuk scenario dari penerapan metode penugasan fungsional?
BAB II

PEMBAHASAN

A. Konsep Metode Penugasan Fungsional


1. Pengertian
Yaitu pengorganisasian tugas pelayanan keperawatan yang didasarkan kepada
pembagian tugas menurut jenis pekerjaan yang dilakukan. Metode ini dibagi menjadi
beberapa bagian dan tenaga ditugaskan pada bagian tersebut secara umum, sebagai
beriku:
a. Kepala ruangan tugasnya:
Merencanakan pekeriaan, menentukan kebutuhan perawatan pasein,
membuat penugasan, melakulan supervisi, menerima instruksi dokter.
b. Perawat staf tugasnya:
Melakukan askep langsung pada pasien membantu supervisi askep yang
diberikan oleh pembantu tenaga keperawatan
c. Perawat pelaksana tugasnya:
Melaksanakan askep langsung pada pasien dengan askep sedang, pasein
dalam masa pemulihan kesehatan dan pasein dengan penyakit kronik dan
membantu tindakan sederhana (ADL).
d. Pembantu perawat tugasnya:
Membantu pasien dengan melaksanakan perawatan mandiri untuk mandi,
menbenahi tempat tidur, dan membagikan alat tenun bersih.
e. Tenaga admionistrasi ruangan tugasnya:
Menjawab telpon, menyampaikan pesan, memberi informasi, mengerjakan
pekerjaan administrasi ruangan, mencatat pasien masuk dan pulang, membuat
duplikat rostertena ruangan, membuat permintaan lab untuk obat-
obatan/persediaan yang diperlukan atas instruksi kepala ruangan.
2. Kelebihan dan kelemahan metode penugasan fungsional
a. Kelebihan
1) Manajemen yang menekankan efisiensi, pembagian tugas yang jelas dan
pengawasan yang baik.
2) Sangat baik untuk Rumah Sakit yang kekurangan tenaga.
3) Perawat senior menyibukkan diri dengan tugas manajerial, sedangkan
perawat pasien diserahkan kepada perawat junior dan atau belum
berpengalaman.
b. Kelemahan
1) Tidak memberikan kepuasan pada pasien maupun perawat.
2) Pelayanan keperawatan terpisah-pisah, tidak dapat menerapkan proses
keperawatan.
3) Persepsi perawat cenderung kepada tindakan yang berkaitan dengan
keterampilan saja.

B. Skenario Permainan Peran Metode Penugasan Fungsional

NASKAH ROLE PLAY ASUHAN KEPERAWATAN METODE FUNGSIONAL

Kepala ruangan: Ns. Claudya ( Claudya W.K. Sare)

Ns. 1 : Ns. Fira ( Safira.M.S. Kaki)

Ns. 2 : Ns.Mensi ( Maria. B.L.Kedang)

Pasien 1 :Ny.Risna pasien DHF ( Kristina.E.Kari)

Pasien 2 : Tn. Upertus pasien Stroke (Upertus. R. Regha )

Keluarga pasien: Ny. Yasintha D. Dhei( ibu dari Risna) Ny.Amelia K.Tibo

( istri dari Tn. Upertus)

Pada suatu hari di Ruang Anggrek III RSUD Ende terdapat 2 pasien bernama Nn.Risna berumur
20 tahun dengan diagnosa penyakit DHF yang baru datang tadi malam dari ruang IGD dengan
kesadaran Compos Mentis dan GCS: E: 4, V:5, M:5 dengan suhu 39C dengan keluhan penyerta
mual dan munah-muntah, dan pasien Tn. Upertus dengan umur 50 tahun yang sudah di rawat
selama seharidengan diagnosa medis stroke kesadaran Somnolen, GCS : E:2,V:3,M:3 dengan
Hemiplagia ekstremitas kanan.
Setelah perawat berkeliling ke ruangan pasien dilakuka briefing di ruang perawat.

Kepala rungan : Selamat pagi rekan-rekan semua


Semua perawat : Selamat pagi juga ibu.
Kepala ruangan : Baik saya akan membuka briefing kita pagi hari ini. Hari ini
kita mempunyai dua pasien, pasien di kamar no.2 ada pasien
Tn. Upertus dengan diagnosa medis stroke kesadaran
somnolen, GCS: E:2,V:3, M:3 dengan hemiplagia ekstremitas
kanan, dan di kamar no.3 ada pasien Ny. Risna yang baru
datang kemarin sore melalui IGD dengan diagnosa medis DHF
datang dengan suhu 39C dengan kesadaran composmentis,
GCS:E:4,V:5,M:5.
Ini ada rencana baru yang sudah saya perbarui dan saya telah
menyusun beberapa rencana penugasan untuk hari iniyang akan
berlaku sampai 3 bulan kedepan. Dalam membuat rencana ini
saya telah memikirkan dan mempertimbangkan dari
kemampuan teman-teman sekalian. Jadi, Puji Tuhan teman –
teman sekalian dapat menjalani tugas ii dengan baik. Baiklah
saya akan membacakan rencana kegiatan kita pada pagi hari ini,
hari ini kita akan melaksanakan tindakan pemasangan NGT
kembali pada Tn. Upertus karena NGT yang sudah terpasang
sebelumnya terlepas saat Tn. Upertus mengamuk, tugas
memasang NGT sekaligus memberikan makanan ini saya
percayakan kepada Ns. Mensi, tindakan memberi transfusi
darahkepada Ny. Risna, tugas ini saya percayakan kepada
Ns.Fira. Apakah sudah siap?
Perawat 1 dan 2 : Siap bu.
Kepala ruangan : Baiklah kalau begitu. Dan nanti saya akan menghubungi
petugas dari Lab agar datang untuk mengambil sampel darah
dari Ny. Risna.
Perawat 1 : Siap bu.
Kepala ruangan : Bagaimana dengan tugas yang saya berikan apakah ada yang
ngin ditanyakan? Baiklah apabila tidak ada yang ingin
ditanyakan, marilah kita tutup briefing ini dengan berdoa agar
apa yang kita lakukan hari ini dapat berjalan sesuai dengan
rencana. Berdoa mulai.
Semua : Berdoa.
Kepala ruangan : Berdoa selesai
Setelah briefing selesai masing- masing perawat melaksanakan tugas yang telah direncanakan.

Ns.Mensi : Selamat pagi Ny. Teti

Ny. Teti : Iya selamat pagi bu.

Ns. Mensi : Saya Ns. Mensi, perawat yang akan merawat Tn. Upertus pada
pagi hari ini, seperti yang ibu sudah ketahui NGT yang telah
dipasangkan tadi malam terlepas, sedangkan Tn.Upertus
kesulitan menelan dan keadaannya hanya ingin tidur, sehingga
untuk membantu memenuhi kebutuhan makan dan minum
Tn.Upertus, hari ini saya akan memasangkan NGT kembali,
bagaimana Ny. Teti apakah ibu setuju?

Ny. Teti : Iya baiklah secepatnya saja bu.

Ns. Mensi : Baiklah kalau begitu saya siapkan alatnya dulu ya bu. Permisi.

Ny. Teti : Iya terimakasih sus.

Beberapa saat Ns. Mensi datang membawa peralatan untuk memasangkan NGT pada
Tn.Upertus

Ns. Mensi : ( tok-tok) permisi bu

Ny. Teti : Iya silahkan masuk sus.

Ns. Mensi : Selamat pagi Tn.Upertus, saya Ns.Mensi, jadi sekarang saya
akan memasangkan bapak NGT,jadi gunanya selang NGT ini
untuk memudahkan bapak menerima makanan dan minuman,
jika tidak segera di pasangkan nanti bapak kesulitan untuk
memenuhi kebutuhan makan bapak. Baiklah pak sekarang saya
akan memasangkan bapak NGT.

Disaat yang bersama Ns. Fira sedang melakukan tindakan untuk memberikan transfusi darah
kepada Ny. Ayu.

Ns. Fira : ( tok-tok) permisi bu

Ny. Dewi : Iya silahkan masuk sus.

Ns. Fira : Selamat pagi bu, selamat pagi dek Risna

Ny. Dewi dan Ny. : Selamat pagi juga sus.


Risna

Ns.Fira : Bagaimana kabarnya hari ini?

Ny. Risna : Sudah agak turun panasnya sus.

Ns. Fira : Syukurlah kalau begitu. Iya, perkenalkan bu, dek Risna saya
Ns. Fira saya perawat yang bertugas pagi iniuntuk memberikan
transfuse darah kepada Ny. Risna. Berdasarkan hasil
pemeriksaan laboratorium yang sudah dilakukan kepada Ny.
Risna, didapatkan trombositnya menurun. Dan untuk memenuhi
kekurangan tersebut Ny. Risna perlu untuk diberikan
tambahandarah melalui transfuse. Bagaimana bu, apa setuju
untuk dilakukan tindakan pemberian transfusi darah kepada
Ny. Risna?

Ny. Dewi : Iya bu, silahkan saja, yang penting anak saya cepat sembuh.

Ns. Fira : Iya ibu akan selalu kami usahakan melakukan yang terbaik.
Bagaimana dek Risna? Apakah sudah siap untuk diberikan
transfuse darah?

Ny. Risna : Memangnya nanti bagaimana sus,tidak sakit kan?

Ns. Fira : Nanti saya akan memberikan transfuse darahnya lewat infus
yang sudah dipasangkan ditangan dek Risna ini, jadi Puji Tuhan
tidak sakit karena tidak ditusuk dengan jarum lagi. Bagaimana?

Ny. Risna : Baik sus saya tidak takut kok.

Ns. Fira : Baiklah bu, dek Risna sekarang saya akan persiapkan alatnya
dulu ya bu. Permisi

Beberapa saat kemudian Ns. Fira datang kembali dengan membawa peralatan untuk memberikan
transfuse darah kepada Ny. Risna.

Ns. Fira : (tok-tok) permisi.

Ny. Dewi : Iya silahkan masuk sus.

Ns. Fira : Terimakasih bu. Baiklah dek Risna seperti yang sebelumnya
saya jelaskan, sekarang saya akan mengganti selangnya dengan
yang ini ( menunjukan set transfuse) dan saya akan memasukan
daahnya lewat selang ini.

Ny. Risna : Iya sus.

Ns. Fira : (mengganti selang transfuse darah dan memberikan transfuse


darah). Baiklah dek sekarang transfus darahnya sedang
berjalan.

Ny. Risna : Terimakasih sus.

Ns. Fira : Iya sama- sama dek. Iya dek Risna Ny. Dewi nanti jika terjadi
hal- hal seperti demam, dek Risna gatal- gatal saat saya sudah
keluar dari ruangan ini, ibu bisa langsung melaporkannya
kepada saya diruangan, namun nanti saya akan sering
memeriksa keadaan Ny. Risna kok. Dan saat jika transfuse
darahnya sudah habis akan diganti dengan NaCl lagi setelah itu
nanti akan dilakukan pengambilan darah Ny. Risna lagi oleh
petugas Lab. Supaya kita tahu bagaimana perkembangan Ny.
Risna setelah pemberian transfuse darah. Ada yang mungkin
ingin ditanyakan?

Ny. Dewi : Tidak ada sus, terimakasih sus.

Ns. Fira : Iya sama- sama bu. Baiklah saya permisi dulu ya dek Risna bu,
Dewi.

Ny. Dewi : Iya sus.

Ny. Dewi kemudian keruangan perawat ingin meminta bantuan kepada perawat karena selang
infuse Ny. Risna agak merembes dan terdapat darah diselang infusnya, saat menuju ruang
perawat, Ny. Dewi bertemu dengan Ns. Mensi dan meminta tolong kepadanya.

Ny. Dewi ; Sus, sus, saya minta tolong, itu sebentar di infuse anak saya ada
darahnya dan ada cairan yang merembes.

Ns. Mensi : Oh. Iya bu. Ibu bisa mencari Ns.fira karea kami memiliki tugas
yang berbeda seperti itu bu. Maaf sebelumnya.

Ny. Dewi kemudian ke ruang perawat dan memanggil Ns. Fira yang kemudian keluar
menemuinya.

Ny. Dewi : (tok-tok) permisi.

Ns. Fira : Iya bu Dewi ada yang bisa saya bantu?

Ny. Dewi : Sus, sus, saya minta tolong itu sebentar di infuse anak saya ada
darahnya dan ada cairan yang merembes.

Ns. Fira : Oh, iya bu. Mari kita lihat.

Ns. Fira dan Ny. Dewi kemudian keruangan dan memperbaiki selang infuse Ny. Risna.

Setelah semua rencana dilaksanakan, semua perawat melaporkan tindakan yang telah dilakukan
kepada kepala ruangan.

Kepala ruangan : Selamat siang semua.

Semua perawat : Selamat siang

Kepala ruangan : Baik, langsung saja. Tadi menurut hasil pemantauan saya
semua berjalan dengan baik ya rekan-rekan sekalian. Sekarang
langsung saja ya, bagaimana dengan keadaan pasien- pasien.
Silahkan untuk Ns. Fira yang ingin pertama melaporkan?

Ns. Fira : Iya, terimakasih bu. Sesuai dengan rencana saya sudah
memberikan transfusi darah sebanyak satu kolf kepada Ny.
Risna, serta sudah dilakukan pengambilan sampel darah dari
petugas Lab. Pasien tidak ada keluhan namun haisl
pemeriksaan Lab terakhir menunjukan trombosit masih rendah,
dan membutuhkan transfusi lagi. Oh ya, tadi pagi sempat selang
infuse Ny. Risna merembes dan terdapat darah diselangnya
namun sudah saya perbaiki. Mungkin itu saja.

Kepala ruangan : Terimakasih Ny. Fira. Sepertinya semuanya berjalan dengan


lancar, mungkin ada yang ingin menambahkan?

Ns. Mensi : Saya bu.

Kepala ruangan : Iya silahkan.

Ns. Mensi : Begini bu. Tadi pagi salah satu keluarga pasien dari Ny. Risna
dan Tn. Upertus yaitu Ny. Dewi tadi sempat panik karena
selang infuse Ny.Risna sempat merembes, namun dia menemui
saya dan saya merasa bersalah karena tidak bisa langsung
membantu dan memintanya untk menemui Ns. Fira karena saya
juga sedang menuju kamar pasien lain yang sedang
membutuhkan bantuan.

Kepala ruangan : Iya kejadian seperti itu memang sangat sering terjadi terjadi dan
itulah konsekuensinya. Namun tindakan Ns. Mensi sudah tepat.
Karena kita disini memiliki tanggung jawab yang berbeda-
beda, memang tidak ada salahnya Ns. Mensi membantu naun
harus diketahui oleh Ns.Fira karena nantinya Ns. Fira yang
akan mempertanggungjawabkannya kepada saya jika terjadi
apa- apa. Jadi, mungkin saya ingn memberikan saran saja untuk
rekan- rekan sekalian untuk lebih sering lagi memantau pasien.

Perawat : Iya bu, terimakasih sarannya.

Kepala ruangan ; Selanjutnya, silahkan Ns.Mensi untuk menyampaikan


laporannya?

Ns. Mensi : Iya terimakasih bu. Jadi saya juga sudah memasangkan selang
NGT kepada Tn.Upertus sekaligus memberikan makanan
berupa susu soyal kepada Tn. Upertus, keadaan selang yang
terpasang syukurlah tidak terlepas lagi karena Tn. Upertus
tidak mengamuk lagi, mungkin itu saja bu.

Kepala ruangan : Baiklah kalau begitu, kegiatan timbang terima pada siang hari
ini saya tutup. Selamat bekerja kepada rekan-rekan perawat
yang piket siang. Marilah kita tutup kegiatan ini dengan sama-
sama berdoa menurut kepercayaan masing – masing. Berdoa
mulai.

Semua : Berdoa

Kepala ruangan : Berdoa selesai!

Selamat siang

Semua perawat : Selamat siang bu.

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Pelayanan keperawatan profesional diberikan dengan berbagai bentuk metode
penugasan yang terdapat lima model asuhan keperawatan yang sudah ada dan akan
dikembangkan di masa depan, dalam menghadapi tren pelayanan keperawatan. Metode
penugasan yang terdiri dari lima. Salah satunya adalah metode fungsional.
Metode fungsional yaitu pengorganisasian tugas pelayanan keperawatan yang
didasarkan kepada pembagian tugas menurut jenis pekerjaan yang dilakukan. Ketenagaan
metode tim dalam memberikan pelayanan keperawatan terdiri dari kepala ruangan,
perawat staf, perawat pelaksana, pembantu perawat dan tenaga administrasi ruangan.
Masing-masing tenaga memiliki tanggung jawab yang berbeda dalam melakukan proses
keperawatan.
B. Saran
1. Bagi Rumah Sakit
Diharapkan bagi rumah sakit agar meningkatkan kerja sama tim dalam penerapan
metode fungsional di ruang rawat inap sehingga menghasilkan rencana asuhan
keperawatan yang sesuai dengan standar asuhan keperawatan.
2. Bagi Perkembangan Ilmu Keperawatan
Diharapkan bagi institusi pendidikan terutama dibidang kesehatan keperawatan
manajemen agar dapat terus mengembangkan penelitian tentang aspek metode
keperawatan yang diterapkan di rumah sakit.

3. Bagi Ketua Tim


Diharapkan bagi ketua tim agar meningkatkan perannya dalam aspek fungsi
manajemen yaitu: pada fungsi perencananaan dan pengarahan, sehingga
penerapan metode tim yang dilakukan seimbang dengan empat aspek fungsi
manajemen.

DAFTAR PUSTAKA

Asmadi. ( 2008 ). Konsep dasar keperawatan.Jakarta : EGC

Kusnanto. (2004). Pengantar profesi dan praktik keperawatan profesional. Jakarta:EGC

Jurnal keperawatan Volume 1 tahun 2000 . , FIK UI.

Anda mungkin juga menyukai