Statistik non-parametrik merupakan bagian dari statistik inferensi atau statistik induktif.
Uji statistik non-parametrik sering disebut juga sebagai statistik bebas distribusi
(distribution-free statistics) karena prosedur pengujiannya tidak membutuhkan asumsi harus
berdistribusi normal.
Klasifikasi variabel diperlukan untuk memilih metode analisis data yang tepat. Sebagai
contoh, bila data dapat diukur dalam skala interval atau rasio, parameter-parameter yang
menggambarkan populasi seperti mean, median, mode dan simpangan baku bisa dihitung.
Dengan demikian penarikan kesimpulan (inferensi) tentang populasi berdasarkan informasi
pada sampel bisa diselesaikan dengan memanfaatkan parameter-parameter itu. Metode analisa
data yang menggunakan parameter populasi disebut metode statistik parametrik.
Sebaliknya, bila data hanya dalam skala nominal atau ordinal, sebagian besar
parameter-parameter populasi tidak mungkin dihitung (khususnya mean). Yang bisa dilakukan
adalah menghitung frekuensi dari masing-masing kategori dari data nominal. Sebagai contoh,
terhadap variabel jenis kelamin, hanya dihitung berapa subjek yang masuk kategori laki-laki
dan berapa subjek yang masuk kategori perempuan. Juga tidak mungkin menghitung rata-rata
(mean) kelas sosial atas, menengah dan rendah. Yang dapat dihitung adalah berapa subjek
dengan kelas sosial atas, menengah dan rendah. Dalam hal ini metode analisis yang digunakan
untuk mencari perbedaan populasi adalah membandingkan karakteristik populasi secara umum,
tanpa tergantung parameter populasi (ataupun statistik sampel). Metode analisis data yang
tidak berdasarkan parameter populasi disebut metode statistik non-parametrik.
presented by Islamiyati 1
Penghitungan uji statistik
presented by Islamiyati 2
Penghitungan uji statistik
Rumus :
2 (O−E )2
χ =∑
E
Keterangan :
χ2 = Chi Square (Kai Kuadrat)
O = Frekuensi yang diamati
E = Frekuensi yang diharapkan
Contoh :
Dilakukan penelitian terhadap warna baju yang disukai oleh mahasiswa Prodi
Kebidanan Metro. Berdasarkan pengamatan selama 1 bulan terhadap 360 mahasiswa
didapat bahwa 125 orang menyukai baju berwarna biru, 100 orang menyukai warna
pink, 75 orang menyukai warna hijau dan 60 orang menyukai warna yang lainnya.
Penyelesaian :
Untuk soal di atas, hipotesis yang diajukan adalah :
Ho : Peluang mahasiswa Prodi Kebidanan Metro untuk menyukai empat warna baju
adalah sama
Ha : Peluang mahasiswa Prodi Kebidanan Metro untuk menyukai empat warna baju
adalah tidak sama
Untuk menguji hipotesis di atas, maka data hasil pengamatan perlu disusun dalam tabel
penolong seperti berikut ini. Karena dalam penelitian ini terdiri dari 4 kategori, maka derajat
kebebasannya adalah dk = 4 – 1 = 3 (dk = jumlah kategori – 1).
presented by Islamiyati 3
Penghitungan uji statistik
Tabel 1
Frekuensi yang diperoleh dan diharapkan
Dari 360 warna baju yang disukai mahasiswa
Prodi Kebidanan Metro
Berdasarkan dk = 3 dan tingkat kesalahan 5%, maka didapatkan harga Chi square tabel = 7,815
(lihat tabel Chi Square). Ternyata harga Chi square hitung > Chi square tabel (27,22 > 7,815).
Karena harga Chi square (χ2) hitung > Chi square (χ2) tabel, maka Ho ditolak dan Ha diterima.
Ini berarti peluang mahasiswa Kebidanan Metro untuk menyukai keempat warna baju tidak
sama.
Latihan :
Tentukan apakah peluang masyarakat Kota Metro untuk memilih ketiga RS untuk
mendapatkan pelayanan kesehatan adalah sama, jika didapatkan data bulan Juli 2006
bahwa dari 1500 masyarakat yang berobat, 600 orang berobat ke RSU A. Yani, 500
orang berobat ke RSI Metro dan 400 orang berobat ke RS Mardi Waluyo.
Rumus :
2 (O−E )2
χ =∑
E
dk = (k – 1) (b – 1)
presented by Islamiyati 4
Penghitungan uji statistik
Keterangan :
χ2 = Chi Square (Kai Kuadrat)
O = Frekuensi yang diamati
E = Frekuensi yang diharapkan
dk = Derajat kebebasan
k = Kolom
b = Baris
E = Total baris x Total kolom
Jumlah data
n = jumlah sampel
Contoh :
Suatu penelitian dilakukan untuk mengetahui adakah hubungan antara tingkat
pendidikan ibu dengan pemberian ASI eksklusif. Pendidikan dikelompokkan menjadi
dua yaitu rendah (lulus SMP ke bawah) dan tinggi (lulus SMA ke atas). Berdasarkan
hasil wawancara didapatkan bahwa dari 40 orang ibu yang pendidikan tinggi 10 orang
menyusui eksklusif dan 30 orang tidak menyusui eksklusif. Sedangkan 60 orang ibu
dengan pendidikan rendah, 20 orang menyusui eksklusif dan 40 orang tidak menyusui
eksklusif. Tentukan apakah ada hubungan antara tingkat pendidikan ibu dengan
pemberian ASI eksklusif.
presented by Islamiyati 5
Penghitungan uji statistik
Penyelesaian :
Untuk soal di atas, hipotesis yang diajukan adalah :
Ho : Tidak terdapat perbedaan tingkat pendidikan ibu dalam pemberian ASI eksklusif.
Tidak ada hubungan antara tingkat pendidikan ibu dengan pemberian ASI
eksklusif
Ha : Terdapat perbedaan tingkat pendidikan ibu dalam pemberian ASI eksklusif.
Ada hubungan antara tingkat pendidikan ibu dengan pemberian ASI
eksklusif
Ea = 40 x 30 Eb = 40 x 70 Ec = 60 x 30 Ed = 60 x 70
100 100 100 100
= 1200 = 2800 = 1800 = 4200
100 100 100 100
= 12 = 28 = 18 = 42
2 (O−E )2
χ =∑
E
= (10 – 12)2 + (30 – 28)2 + (20 – 18)2 + (40 – 42)2
12 28 18 42
= 0,33 + 0,14 + 0,22 + 0,095
= 0,785
presented by Islamiyati 6
Penghitungan uji statistik
dk = (k – 1) (b – 1)
= (2 – 1) (2 – 1)
=1
Berdasarkan dk = 1 dan tingkat kesalahan 5%, maka didapatkan harga Chi square tabel = 3,481
(lihat tabel Chi Square). Ternyata harga Chi square hitung < Chi square tabel (0,785 (0,446) >
3,481). Karena harga Chi square (χ2) hitung < Chi square (χ2) tabel, maka Ho diterima dan Ha
ditolak. Ini berarti tidak terdapat perbedaan tingkat pendidikan ibu dalam pemberian ASI
eksklusif atau tidak ada hubungan antara tingkat pendidikan ibu dengan pemberian ASI
eksklusif.
presented by Islamiyati 7
Penghitungan uji statistik
Ea = 4 x 5 Eb = 4 x 5 Ec = 6 x 5 Ed = 6 x 5
10 10 10 10
= 20 = 20 = 30 = 30
10 10 10 10
=2 =2 =3 =3
Jika kita lihat hasil penghitungan nilai harapan (E), maka didapatkan semua nilai (sel) yang
kurang dari 5 berarti ada 100% sel dengan nila < 5, maka untuk menyelesaikan soal ini tidak
dapat dengan menggunakan chi square tetapi dengan menggunakan Fisher Exact.
Latihan :
1. Suatu penelitian ingin mengetahui hubungan antara HIV/AIDS dengan multimitra seks
pada wanita pekerja seks dengan kontrol ibu RT yang singlepartner. Berdasarkan hasil
wawancara didapatkan bahwa dari 50 orang psk yang multimitra seks, 35 orang terkena
AIDS dan 15 orang tidak terkena AIDS. Sedangkan dari 50 orang ibu RT, 10 orang
terkena AIDS dan 40 orang tidak terkena AIDS. Tentukan apakah ada hubungan antara
perilaku multimitra seks dengan kejadian HIV/AIDS.
presented by Islamiyati 8
Penghitungan uji statistik
2. Suatu penelitian ingin mengetahui hubungan antara gizi buruk dengan penyakit infeksi
pada balita. Berdasarkan pengumpulan data dari 10 orang balita, 3 orang menderita gizi
buruk dan 7 orang tidak menderita gizi buruk. Dari 3 orang gizi buruk, ternyata 2
orang menderita penyakit infeksi dan 1 orang lainnya tidak. Sedangkan dari 7 orang
yang tidak terkena gizi buruk didapatkan 3 orang menderita penyakit infeksi. Tentukan
apakah ada hubungan antara penyakit infeksi yang diderita balita dengan kejadian gizi
buruk.
Rumus :
( a+b ) ! ( c+ d ) ! ( a+ c ) ! ( b+ d ) !
P ( a , b , c , d )=
n ! a! b! c ! d !
Contoh :
Sama dengan soal di atas yang tidak dapat dihitung dengan chi square.
Tabel 4.
Frekuensi BBL berdasarkan anemia ibu selama kehamilan
presented by Islamiyati 9
Penghitungan uji statistik
= 4! 6! 5! 5!
10! 1! 3! 4! 2!
= 24 x 720 x 120 x 120
3628800 x 1 x 6 x 24 x 2
= 0,238
Bila taraf kesalahan α yang ditetapkan 5% (0,05), maka ternyata p hitung 0,238 > 0,05.
Ketentuan pengujian jika p hitung > dari taraf kesalahan yang ditetapkan maka Ho diterima
dan Ha ditolak. Maka untuk penelitian ini Ho diterima berarti tidak ada hubungan antara BBL
dengan anemia ibu selama kehamilan.
Latihan :
Melanjutkan latihan Chi square no. 2
V. KOEFISIEN KONTINGENSI
Digunakan untuk menghitung hubungan antar variabel bila datanya berbentuk nominal.
Teknik ini mempunyai kaitan erat dengan chi square yang digunakan untuk menguji hipotesis
hipotesis komparatif k sampel independen.
Rumus :
χ2
C=
√
N + χ2
2 (O−E )2
χ =∑
E
presented by Islamiyati 10
Penghitungan uji statistik
Contoh :
Suatu penelitian dilakukan untuk mengetahui adakah hubungan antara profesi dengan
jenis olah raga yang sering dilakukan. Profesi dikelompokkan menjadi dokter, perawat dan
bidan. Jenis olah raga dikelompokkan menjadi tenis, bulutangkis dan senam. Jumlah sampel
sebanyak 200 orang terdiri dari 80 orang perawat, 70 orang bidan dan 50 orang dokter
Tabel 5.
Frekuensi jenis olahraga yang disenangi berdasarkan jenis profesi
1. Hitung prosentase
Ketiga sampel yang menyenangi tenis = 30 + 30 + 15
200
= 75 = 0,375
200
presented by Islamiyati 11
Penghitungan uji statistik
2 (O−E )2
χ =∑
E
(30 – 18,75)2 (30 – 30)2 (15 – 26,25)2 (15 - 12,5)2 (20 – 20)2 (15 – 17,5)2
2
χ = --------------- + ------------ + --------------- + ------------- + ----------- + ------------- +
18,75 30 26,25 12,5 20 17,5
(5 – 18,75)2 (30 – 30)2 (40 – 26,25)2
-------------- + ----------- + ---------------
18,75 30 26,25
= 6,75 + 0 + 4,82 + 0,5 + 0 + 0,36 + 10,08 + 0 + 7,2
= 29,71
29 ,71
C=
√ 200+29 ,71
presented by Islamiyati 12
Penghitungan uji statistik
29 ,71
C=
√ 229 ,71 = √ 0,129 =0,36
Jadi besarnya koefisien antara jenis profesi dengan olahraga yang disenangi = 0,36. Untuk
menguji signifikan koefisien C dapat dilakukan dengan menguji Chi square hitung dengan Chi
square tabel. Dalam hal ini dk = (3 – 1) (3 – 1) = 4. Pada dk = 4 dan tingkat kesalahan 5%
maka harga chi square tabel adalah 9,488. Ketentuan pengujian jika chi square hitung > chi
square tabel maka hubungannya signifikan. Dalam soal ini chi square hitung (29,71) > chi
square tabel (9,488). Sehingga dapat disimpulkan bahwa Ho ditolak dan Ha diterima berarti
jenis profesi mempunyai hubungan yang signifikan dengan jenis olahraga yang disenangi
sebesar 0,36.
Latihan :
Suatu penelitian dilakukan untuk mengetahui adakah hubungan antara status gizi anak dengan
sosial ekonomi keluarga. Status gizi dikelompokkan menjadi gizi lebih, baik, kurang dan
buruk. Sosial ekonomi keluarga dikelompokkan menjadi tinggi, sedang dan rendah. Jumlah
sampel sebanyak 100 orang dengan rincian sebagai berikut :
Tabel 7.
Frekuensi Status gizi balita berdasarkan sosial ekonomi keluarga
presented by Islamiyati 13
Penghitungan uji statistik
Rumus :
r xy =
∑ xy
√( ∑ x 2 y 2 )
rxy = Korelasi antar variabel x dan y
x = (Xi - X )
y = (Yi - Y )
Contoh :
Dilakukan penelitian untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara BB dan TB
terhadap 10 orang responden yang telah diambil secara acak. Berdasarkan data dari 10
responden tersebut didapat data tentang BB (X) dan TB (Y) sebagai berikut :
BB (X) = 50 46 47 52 51 49 60 48 52 55
TB (Y) = 160 155 158 160 158 150 160 155 159 155
Untuk penghitungan koefisien korelasi , maka data BB dan TB perlu dimasukkan ke dalam
tabel penolong sebagai berikut :
presented by Islamiyati 14
Penghitungan uji statistik
r xy =
∑ xy
√( ∑ x 2 y 2 )
47
=
√ 154 x94
47
=
√ 14476
47
=
120,32 = 0,39
Jadi ada korelasi positif sebesar 0,39 antara BB dan TB artinya semakin berat BB maka akan
semakin tinggi TB. Apakah koefisien korelasi ini signifikan atau tidak , maka perlu
dibandingkan dengan r tabel dengan taraf kesalahan tertentu. Bila taraf kesalahan 5% dengan
N = 10 maka harga r tabel adalah 0,632 ternyata harga r hitung < r tabel sehingga Ho diterima
dan Ha ditolak. Jadi kesimpulannya tidak ada hubungan antara BB dan TB walaupun semakin
dengan semakin berat BB akan semakin tinggi TB.
Untuk menentukan seberapa besar koefisien korelasi yang ditemukan dapat berpedoman pada
tabel berikut :
Interval Koefisien Tingkat Hubungan
0,00 – 0,199 Sangat rendah
0,20 – 0,399 Rendah
0,40 – 0,599 Sedang
0,60 – 0,799 Kuat
0,80 – 1,00 Sangat Kuat
Latihan :
presented by Islamiyati 15
Penghitungan uji statistik
Dilakukan penelitian untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara BB dan Umur
(dalam bulan) terhadap 11 orang bayi yang telah diambil secara acak. Berdasarkan data
dari 11 responden tersebut didapat data tentang BB (X) dan Umur (Y) sebagai berikut :
BB (X) = 10 9 7 5 7 7 6 8 5 7 6
Umur (Y) = 11 10 8 3 5 5 5 6 4 6 3
presented by Islamiyati 16