Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

GOLONGAN DAN TRANSFUSI DARAH

Disusun dalam rangka memenuhi salah satu tugas pada mata kuliah Ilmu Bedah Umum

Disusun Oleh :

Malinda Gunda Handayani 175130107111036 2017 D

Farreldio Pradhana K. P. 175130107111038 2017 D

Herawati Ratri Fajriyah 175130107111039 2017 D

FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

MALANG

2018
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan Rahmat, Inayah,
Taufik sehingga saya dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini dalam bentuk maupun isinya
yang sangat sederhana. Semoga makalah ini dapat dipergunakan sebagai salah satu acuan,
petunjuk maupun pedoman bagi pembaca dalam Mata kuliah Penyakit Interna Veteriner.
Harapan kami semoga makalah ini membantu menambah pengetahuan dan pengalaman bagi
para pembaca, sehingga saya dapat memperbaiki bentuk maupun isi makalah ini sehingga
kedepannya dapat lebih baik.
Makalah ini masih memiliki banyak kekurangan karena pengalaman yang kami miliki
sangat kurang. Oleh kerena itu saya harapkan kepada para pembaca untuk memberikan masukan-
masukan yang bersifat membangun untuk kesempurnaan makalah ini.

Malang, 16 februari 2020

Tim Penyusun

1
DAFTAR ISI

Kata Pengantar.................................................................................................................. 1
Daftar Isi............................................................................................................................. 2
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................................. 3
1.1 Latar Belakang................................................................................................... 3
1.2 Tujuan................................................................................................................ 4
1.3 Manfaat.............................................................................................................. 4
BAB II ISI........................................................................................................................... 5
2.1..Pengertian Transfusi Darah ............................................................................. 5
2.2 Dasar-Dasar Pemberian Darah......................................................................... 5
2.3 Keputusan Transfusi Darah.............................................................................. 5
2.4 Jenis Transfusi Darah....................................................................................... 6
2.5 Transfusi Darah pada Kucing, Anjing, dan Cattle............................................ 7-8
BAB III PENUTUP........................................................................................................... 9
3.1 Kesimpulan ....................................................................................................... 9
3.2 Saran.................................................................................................................. 9
Daftar Pustaka................................................................................................................... 10

2
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Transfusi darah dilakukan selama berabad-abad untuk menyelamatkan kehidupan
manusia dan hewan. Richard Lower pada tahun 1665 mentransfusikan darah pada anjing
untuk pertama kalinya dalam sejarah. Dengan bantuan teknik dan peralatan terbaru yang
dikembangkan setelah 1950, transfusi darah menjadi lebih populer dalam kedokteran hewan.
Transfusi darah telah membuat banyak kemajuan dalam kedokteran hewan dalam beberapa
kali. Meskipun, informasi dan ketersediaan darah dan produk-produknya telah meningkat,
terapi transfusi telah menjadi lebih kompleks. Fasilitas skrining canggih, pengujian golongan
darah dan teknik untuk pencocokan silang darah telah membuat proses pemilihan donor
lebih rumit. Kemajuan dalam teknik pemisahan komponen darah telah memberikan dokter
kesempatan untuk menggunakan komponen sesuai permintaan pasien (Kumar, 2017).
Transfusi darah di negara berkembang untuk menangani kegawatdaruratan melahirkan
dan anak-anak malnutrisi yang berujung pada anemia berat. Tanpa darah yang cukup,
seseorang dapat mengalami gangguan kesehatan bahkan kematian. Angka kematian akibat
tidak tersedianya cadangan tranfusi darah pada negara berkembang relatif tinggi. Hal
tersebut dikarenakan ketidakseimbangan perbandingan ketersediaan darah dengan
kebutuhan rasional (Viveronika dkk, 2017).
Jenis transfusi darah yang sering dipakai adalah transfusi darah endap atau Packed Red
Cell (PRC) dan transfusi darah lengkap atau Whole Blood (WB). Darah yang diambil
langsung dari donor disebut Whole Blood (WB), berguna untuk meningkatkan jumlah
eritrosit dan plasma secara bersamaan. Setelah transfusi, 450 ml darah lengkap dapat
meningkatkan hemoglobin 0,9-0,12 g/dl dan hematokrit 3-4 %. Tranfusi darah lengkap
hanya untuk mengatasi perdarahan akut dan masif, serta meningkatkan dan mempertahankan
proses pembekuan (Viveronika dkk, 2017).
Packed Red Cell atau atau PRC berasal dari darah lengkap yang disedimentasikan selama
penyimpanan atau dengan sentrifugasi putaran tinggi. Komposisi PRC berisi eritrosit dan
sedikit plasma. Secara umum pemakaian PRC pada pasien anemia yang tidak disertai
dengan penurunan volume darah misalnya anemia pada pasien gagal ginjal kronik. Satu unit

3
PRC dapat menaikkan kadar hemoglobin sebanyak 1 gr/dl dan kadar hematokrit 3-5 %
(Viveronika dkk, 2017).

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimanakah cara menentukan keputusan transfuse darah?
2. Bagaimanakah dasar pemberian transfuse darah?
3. Bagaimanakah cara transfuse darah pada kucing, anjing, dan cattle?

1.3 Tujuan
1. Mengetahui cara menentukan keputusan transfuse darah?
2. Mengetahui dasar pemberian transfuse darah?
3. Mengetahui cara transfuse darah pada kucing, anjing, dan cattle?

4
BAB II
ISI

2.1 Pengertian Transfusi Darah


Transfusi darah adalah proses pemindahan atau pemberian darah dari
seseorang (donor) kepada orang lain (resipien). Transfusi bertujuan mengganti darah
yang hilang akibat perdarahan, luka bakar, mengatasi shockdan mempertahankan
daya tahan tubuh terhadap infeksi (Viveronika dkk, 2017).
Proses transfusi darah harus memenuhi persyaratan yaitu aman bagi
penyumbang darah dan bersifat pengobatan bagi resipien. Transfusi darah
bertujuan memelihara dan mempertahankan kesehatan donor, memelihara keadaan
biologis darah atau komponen –komponennya agar tetap bermanfaat, memelihara dan
mempertahankan volume darah yang normal pada peredaran darah (stabilitas peredaran
darah), mengganti kekurangan komponen seluler atau kimia darah, meningkatkan
oksigenasi jaringan, memperbaiki fungsi hemostatis, tindakan terapi kasus tertentu
(Viveronika dkk, 2017).
2.2 Dasar - dasar pemberian tranfusi darah
Dasar-dasar pemberian transfusi darah secara rasional adalahpemilihan bahan
transfusi yang tepat, jumlah sesuai dengankebutuhan, pada saat yang tepat dan dengan cara
yang benar, tepat kliendan waspada efek samping yang terjadi. Sehubungan dengan hal
tersebut petugas kesehatan yang mempunyai kewenangan pemberian transfusi darah perlu
memahami tentang transfusi darah antara lain berbagai komponen darah, manfaat masing-
masing komponen, sirkulasi peredaran darah, stabilitas dan umur berbagai komponen
darah dalam tubuh serta adanya indikasi transfusi itu sendiri (Viveronika dkk, 2017).
2.3 Keputusan transfusi darah
Keputusan melakukan transfusi harus selalu berdasarkan penilaianyang tepat
dari segi klinis penyakit dan hasil pemeriksaan laboratorium. Seseorang membutuhkan
darah bila jumlah sel komponen darahnya tidak mencukupi untuk menjalankan
fungsinya secara normal. Faktor dalam transfusi darah meliputi tahap sebelum transfuse,
selama transfuse, dan golongan darah. Tahap sebelum transfuse meliputi pemeriksaan
kondisi dari pasien. Dan selama transfusi meliputi pemberiannya transfusi harus diberikan

5
secara bertahap, sedikit demi sedikit, karena dapat menyebabkangagal jantung akibat beban
kerja jantung yang bertambahsecara mendadak (Viveronika dkk, 2017).
2.4 Jenis transfusi darah
2.4.1 Whole Blood
Whole bloodatau darah lengkap pada transfusi adalah darah yang diambil
dari donor menggunakan container atau kantong darah dengan antikoagulan yang steril
dan bebas pyrogen. Whole blood merupakan sumber komponen darah yang utama.
Whole blood diambil dari pendonor ± 450-500 ml darah yang tidak mengalami
pengolahan. Komposisi whole blood adalah eritrosit, plasma, lekosit dan trombosit
(Viveronika dkk, 2017).
2.4.2 Packed Red Cell
Packed Red Cell (PRC) adalah suatu konsentrat eritrosit yang berasal dari
sentrifugasi .whole blood, disimpan selama 42 hari dalam larutan tambahan 10sebanyak
100 ml yang berisi salin, adenin, glukosa, dengan atau tanpamanitol untuk
mengurangi hemolisis eritrosit (Viveronika dkk, 2017).
2.4.3 Trombosit
Trombosit dibuat dari konsentrat whole blood(buffy coat), dan diberikan pada
pasien dengan perdarahan karena trombositopenia. Produktrombosit harus disimpan
dalam kondisi spesifik untuk menjamin penyembuhan dan fungsi optimal setelah
transfusi. Umur dan fungsi trombosit optimal pada penyimpanan di suhu ruangan 20-
24 C (Viveronika dkk, 2017).
2.4.4 Plasma beku
Fresh Frozen Plasma(FFP) adalah plasma segar yang dibekukan dalam
waktu 8 jam dan disimpan pada suhu minimal -20°C dapat bertahan 1 tahun, yang berisi
semua faktor koagulasi kecuali trombosit. FFP diberikan untuk mengatasi
kekuranganfaktor koagulasi yang masih belum jelas dan defisiensi anti-thrombin III. FFP
berisi plasma, semua faktor pembekuan stabil dan labil, komplemen dari protein plasma.
Volume sekitar 200 sampai 250 ml. Setiap unit FFP biasanya dapat menaikkan
masing-masing kadar faktor pembekuan sebesar 2-3% pada orang dewasa, dosis
inisial adalah 10-15 ml/kg (Viveronika dkk, 2017).

6
2.5 Transfusi darah pada kucing, anjing, dan cattle
2.5.1 Kucing
Tiga golongan darah dilaporkan pada kucing dalam sistem golongan darah AB.
Golongan darah tipe A adalah kelompok yang paling umum dan ditemukan pada 95%
kucing Amerika. Mayoritas India dan 30% kucing di Inggris termasuk golongan darah B.
Golongan darah AB sangat jarang tetapi ditemukan pada kucing shorthair atau longhair
dan pada ras di mana kelompok B juga ditemukan misalnya Abyssinian, Birman, British
shorthair, Hutan Norwegia, Somalia, Skotlandia dan Persia. Satu lagi antigen eritrosit,
sebuah antigen Mik novel, telah dilaporkan pada kucing Shorthair (Kumar, 2017).
Seseorang harus mempertimbangkan variasi dalam variasi geografis dalam
kelompok-kelompok darah felid. Risiko mentransfusikan kelompok mematikan A atau
AB ke kucing golongan darah B adalah 20% Anti-A, anti-B, dan anti-Mik secara alami
terdapat aloantibodi yang ditemukan pada kucing. Semua antibodi yang merupakan
hemaglutinin kuat dan hemolisin terhadap eritrosit tipe A sangat kaya akan serum kucing
dengan golongan darah B. Kucing tipe A umumnya memiliki hemagglutinin yang lemah
dan hemolisin terhadap eritrosit tipe B, sehingga jarang terjadi reaksi transfusi.
Isoerythrolysis neonatal (NI) terjadi pada anak kucing tipe A atau AB yang lahir dari ratu
tipe B dengan transfer aloantibodi anti-A melalui transfer kolostral imunoglobulin
(terutama IgG). Transfusi antara kucing positif dan kucing negatif Mik dapat
menyebabkan hemolisin pasca transfusi akut (Kumar, 2017).
2.5.2 Anjing
Canine erythrocyte antigen (CEA) angka untuk menunjukkan antigen golongan
darah. Designation eritrosit antigen (DEA) anjing . Terminologi baru diadopsi untuk
menghindari kebingungan dengan sistem carcinoembryonic antigen (CEA). Sistem
golongan darah pada anjing termasuk DEA 1.1, DEA 1.2, DEA 3, DEA 4, DEA 5 dan
DEA 7. Sistem nomenklatur DEA dari golongan darah anjing tidak diterima di seluruh
dunia, meskipun beberapa penulis menggunakan sistem nomenklatur genetik yang lebih
baru dalam pelaporan baru spesifisitas golongan darah. Pada anjing, aloantibodi yang
terjadi secara alami memiliki signifikansi klinis yang lebih rendah sedangkan pada
kucing itu sangat penting secara klinis (Kumar, 2017).

7
DEA 1.1 dan 1.2 adalah kelompok darah yang paling penting dan ditemukan pada
60% populasi gigi taring. Golongan darah ini dapat menimbulkan reaksi transfusi parah
pada anjing yang sebelumnya peka. DEA 1.3 telah dijelaskan pada anjing gembala
Jerman di Australia. DEA 4 kelompok darah anjing ditemukan dalam frekuensi tinggi
yang dapat menyebabkan reaksi transfusi hemolitik pada anjing DEA 4-negatif yang
sebelumnya disensitisasi oleh transfusi darah positif-DEA 4. DEA 3, 5 dan 7 golongan
darah dapat menyebabkan reaksi transfusi tertunda pada anjing yang tidak memiliki
antigen ini tetapi sebelumnya peka terhadap antigen ini (Kumar, 2017).

8
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Transfusi darah adalah proses pemindahan atau pemberian darah dari seseorang
(donor) kepada orang lain (resipien). Transfusi bertujuan mengganti darah yang
hilang akibat perdarahan, luka bakar, mengatasi shockdan mempertahankan daya
tahan tubuh terhadap infeksi. Dasar pemberian transfuse darah adalah dengan melakukan
pemilihan bahan, pasien, dan efek samping yang tepat. Keputusan pemberian transfuse darah
berdasarkan segi klinis penyakit dan hasil laboratorium. Jenis-jenis transfuse darah adalah
Whole Blood, Package Red Cell, Trombosit, Dan Plasma Beku.

3.2 Saran
Kami menyadari masih banyak sekali kekurangan dan kekeliruan di dalam penulisan
makalah ini. Sehingga Kami secara terbuka menerima segala kritik dan saran positif dari
pembaca. Semoga untuk kedepannya makalah ini berguna baik bagi pembaca maupun
penulis.

9
DAFTAR PUSTAKA

Kumar, Rahul. 2017. Blood transfusion in veterinary medicine. Hematology & Transfusion
International Journal Volume 4 issue 4.

Viveronnika, Elsya Aldonna., Suseksi, Andri., dan Ariyadi, Tulus. 2017. Pengaruh Transfusi
Whole Blooddan Packed Red Cellterhadap Kadar Hemoglobin. Semarang : Universitas
Muhammadiyah Semarang.

10

Anda mungkin juga menyukai