Anda di halaman 1dari 2

Biosintesa dari Tanin secara umum :

Biosintesa asam galat dengan precursor senyawa fenol propanoid

Contoh :

- Asam gallat merupakan hasil hidrolisa tannin

- Dari jalur asam siklimat melalui asam 5-D-hidroksisiklimat

- Dengan precursor senyawa fenol propanoid. (Rhus thypina)

- Katekin dibentuk dari 3 molekul as. Asetat , as. Sinamat & as. Katekin

1) Tannin-terkondensasi atau flavolan secara biosintesis dapat dianggap terbentuk dengan cara
kondensasi katekin tunggal (atau galotanin) yang membentuk senyawa dimer dan kemudian oligomer
yang lebih tinggi. Ikatan karbon-karbon menghubungkan satu satuan flavon dengan satuan berikutnya
melalui ikatan 4-8 atau 6-8. Kebanyakan flavolan memiliki 2 sampai 20 satuan flavon. Nama lain
untuktanin-terkondensasi adalah proantosianidin karena bila direaksikan dengan asam panas, beberapa
ikatan karbon-karbon penghubung satuan terputus dan dibebaskanlah monomer antosianidin.
Kebanyakan proantosianidin adalah prosianidin, ini berarti bila direaksikan dengan asam akan
menghasilkan sianidin.

2) Tannin-terhidrolisiskan terutama terdiri atas dua kelas, yang paling sederhana adalah depsida
galoilglukosa. Pada senyawa ini, inti yang berupa glukosa dikelilingi oleh lima gugus ester galoil atau
lebih. Pada jenis kedua, inti molekul berupa senyawa dimer asam galat, yaitu asam heksahidroksidifenat,
disini pun berikatan dengan glukosa. Bila dihidrolisis elagitanin ini menghasilkan asam elagat. Tannin
terhidolisiskan ini pada pemanasan dengan asam klorida atau asam sulfat menghasilkan gallic atau
ellagic. Hydrolyzable tanin yang terhidrolisis oleh asam lemah atau basa lemah untuk menghasilkan
karbohidrat dan asam fenolat. Contoh gallotannins adalah ester asam gallic glukosa dalam asam tannic
(C76H52O46), ditemukan dalam daun dan kulit berbagai jenis tumbuhan.

Salah satu contoh tanaman yang mengandung senyawa tannin adalah jambu biji.

Tanin merupakan komponen zat organik derivat polimer glikosida yang terdapat dalam bermacam-
macam tumbuhan, terutama tumbuhan berkeping dua (dikotil). Monomer tannin adalah digallic acid
dan D-glukosa. Ekstrak tanin terdiri dari campuran senyawa polifenol yang sangat kompleks dan
biasanya tergabung dengan karbohidrat rendah. Oleh karena adanya gugus fenol, maka tannin akan
dapat berkondensasi dengan formaldehida. Tanin terkondensasi sangat reaktif terhadap formaldehida
dan mampu membentuk produk kondensasi, berguna untuk bahan perekat termosetting yang tahan air
dan panas. Tanin diharapkan mampu mensubsitusi gugus fenol dari resin fenol formaldehid guna
mengurangi pemakaian fenol sebagai sumberdaya alam tak terbarukan.

Tanin merupakan metabolit sekunder tanaman yang bersifat astrigen dengan rasa khas yang
sepat. Secara umum tannin terbagi atas tannin (proanthocyanidins) hidrolisis dan tannin kondensasi.
Tannin hidrolisis diprekursor oleh asam dehydroshikimic sedangkan tannin kondensasi disintesis dari
prekursor flavonoid. Tingginya kandungan tannin dari kalus yang dihasilkan secara in vitro dapat
dipahami karena produksi metabolit sekunder pada kalus in vitro dipengaruhi oleh berbagai faktor di
antaranya komposisi media yang digunakan dan zat pengatur tumbuh yang diaplikasikan.

Tanin terhidrolisis terdiri atas dua kelas, yang paling sederhana ialah depsida galoiglukosa. Pada
senyawa ini, inti yang berupa glukosa dikelilingi oleh lima atau lebih gugus ester galoil. Pada jenis yang
kedua, inti molekul berupa senyawa dimer asam galat yaitu asam heksahidroksidifenat, yang berikatan
dengan glukosa. Bila dihidrolisis, elagitanin ini menghasilkan asam elagat.

Tanin secara ilmiah didefinisikan sebagai senyawa polipenol yang mempunyai berat molekul
tinggi dan mempunyai gugus hidroksil dan gugus lainnya (seperti karboksil) sehingga dapat membentuk
kompleks dengan protein dan makromolekul lainnya di bawah kondisi lingkungan tertentu.

Penyakit diare atau juga sering disebut gastroenteritis merupakan salah satu penyakit yang masih
banyak dijumpai di masyarakat,. Adapun tanaman obat yang dapat digunakan untuk membantu
mengatasi diare diantaranya mempunyai efek sebagai adstringen (pengelat) yaitu dapat mengerutkan
selaput lendir usus sehingga mengurangi pengeluaran cairan, diare dan disentri, selain itu juga
mempunyai efek sebagai antiradang, dan antibakteri.

Anda mungkin juga menyukai