Anda di halaman 1dari 5

Terapi Modalitas Lingkungan: Musik Dalam Kemampuan Bersosialisasi 1

TERAPI MODALITAS LINGKUNGAN: MUSIK TERHADAP


KEMAMPUAN BERSOSIALISASI PADA PASIEN ISOLASI SOSIAL
Anisa Hidir1, Antia, S.Kp., M.Kep2

Nurshig Department Faculty of Health Esa Unggul University1,2

Anisa_hidir@yahoo.co.id1, Antia@esaunggul.ac.id2

ABSTRACT

The prevalence of mental health problems reaches 13% of the disease as a whole and may grow to 25% by
2030. Social isolation is a state in which an individual person experiences a decline or even inability to interact
with others around him. One method to overcome social isolation is by exercising music therapy (dangdut). This
study aims to identify the analysis of the effect of environmental modality therapy: music on social skills at
Psychiatric Hospital Dr. Soeharto Heerdjan West Jakarta. The design of this study was pre-experiment with one
group pre-post test design approach, 25 samples of samples with total sampling technique. The results showed
pre-test 11.12 and post-test 35.12. Result of hypothesis test of Paired Sample T-Test at significance level 95% (α
= 0,05) shows that value of ρ-value = 0,000). The value of ρ-value <α, that is 0.000 <0.05 means that Ho is
rejected and Ha is accepted indicating that there is an effect of music therapy on socializing ability in social
isolation patient. Suggestions for further research can conduct a preliminary study of the type of music that
respondents prefer or use different types of music.

Keywords : Music Therapy, Social Ability, Social Disability

1. PENDAHULUAN : tahun 2010, jumlah penduduk Indonesia


adalah 237,556,363 jiwa.
Menurut World Health
Organization (2009), prevalensi masalah Isolasi sosial adalah keadaan
kesehatan jiwa mencapai 13% dari dimana seseorang individu mengalami
penyakit secara keseluruhan dan penurunan atau bahkan sama sekali tidak
kemunkinan akan berkembang menjadi mampu berinteraksi dengan orang lain
25% di tahun 2030, kejadian tersebut akan disekitarnya. Pasien mungkin merasa
memberikan andil meningkatnya ditolak, tidak diterima, kesepian dan tidak
prevalensi gangguan jiwa dari tahun ke mampu membina hubungan dengan orang
tahun di berbagai penduduk. lain. (Keliat et al, 2005).

Prevalensi terjadinya gangguan Klien dengan masalah isolasi sosial


jiwa berat di Indonesia berdasarkan Riset mengalami ketidakmampuan bersosialisasi
Kesehatan Dasar (2007) adalah sebesar 4,6 dan penurunan fungsi kognitif, sehingga
permil, dengan kata lain dari 1000 disamping program keterampilan sosial
penduduk Indonesia empat sampai lima yang dilatih pada klien juga membutuhkan
diantaranya menderita gangguan jiwa berat support sistem baik dari dalam maupun
(Balitbang Depkes RI, 2008). dari luar keluarga. Peran keluarga tidak
dapat dipisahkan dalam perawatan pada
Gangguan jiwa ditemukan disemua klien dengan masalah sosial. Namun,
negara, terjadi pada semua tahap terkadang pengetahuan dan sikap keluarga
kehidupan, termasuk orang dewasa dan klien masih kurang dalam menangani
cenderung terjadi peningkatan gangguan anggota keluarganya yang baru saja pulang
jiwa. Menurut hasil sensus penduduk dari rumah sakit. Klien masih sering
dicurigai akan munculnya tanda dan gejala
Terapi Modalitas Lingkungan: Musik Dalam Kemampuan Bersosialisasi 2

gangguan jiwa oleh keluarganya sehingga 3. HASIL DAN PEMBAHASAN :


klien sering terisolir dan akhirnya 3.1 KARAKTERISTIK RESPONDEN
cenderung menutup diri. Kondisi ini sering
terabaikan karena tidak secara nyata Penelitian dilakukan pada bulan
mengganggu atau merusak lingkungan dan Juni 2017.
hal ini akan semakin memperparah isolasi
sosial. (Chan, et al., 2009). Tabel 1. Distribusi Frekuensi
Karakteristik Responden Berdasarkan
Penambahan terapi musik pada Usia (n=25)
pengobatan yang dilakukan pada pasien
isolasi sosial dapat meningkatkan efek Usia Frekuensi Presentase
kenyamanan yang dapat menurunkan
isolasi sosial dan juga dapat meningkatkan 30-35 18 72,0%
kepercayaan dalam diri seseorang. Musik 36-40 6 24,0%
dapat berperan sebagai fasilitator dimana
musik dapat menyentuh seseorang secara 41-45 1 4,0%
emosioanal dan mencapai perasaan Total 25 100%
terdalam pasien sehingga dapat menjadi
alat untuk mengungkapkan ekspresi
nonverbal pasien dan pasien dapat lebih Usia responden terbanyak pada penelitian
membuka diri dan bersosialisasi dengan ini 30-35 tahun sebanyak 18 orang. Pada
lingkungan sekitar (Chan, et al., 2009). usia tersebut hampir setengah sampel pada
penelitian ini termasuk kedalam kategori
Berdasarkan fenomena diatas, usia dewasa awal.
maka peneliti tertarik melakukan
penelitian dengan judul, “Pengaruh Terapi Tabel 2. Distribusi Frekuensi
Modalitas Lingkungan: Musik Terhadap Karakteristik Responden Berdasarkan
Kemampuan Bersosialisasi Pada Pasien Jenis Kelamin (n=25)
Isolasi Sosial Di Rumah Sakit Jiwa Dr.
Soeharto Heerdjan Jakarta Barat Tahun Jenis Kelamin Frekuensi Presentase
2017”. Laki-laki 25 100,0%
Perempuuan 0 0%
Penelitian ini bertujuan untuk Total 25 100%
Mengidentifikasi Pengaruh Terapi
Modalitas Lingkungan: Musik Terhadap Berdasarkan hasil penelitian
Kemampuan Bersosialisasi Pada Pasien menunjukkan bahwa seluruh responden
Isolasi Sosial Di Rumah Sakit Jiwa Dr. jenis kelaminnya laki-laki. Dikarenakan
Soeharto Heerdjan Jakarta Barat, sehingga kebijakan Rumah Sakit Jiwa yang
dapat meningkatkan kemampuan mengarahkan peneliti untuk mengambil
bersosialisasi pada pasien isolasi sosial responden berjenis kelamin laki-laki
setelah diberikan latihan terapi musik. karena responden berjenis kelamin laki-
laki lebih banyak dibandingkan dengan
2. METODE : responden perempuan.
Metode Penelitian ini
Tabel 3. Distribusi Frekuensi
menggunakan pra-eksperimen dengan
Karakteristik Responden Berdasarkan
pendekatan one group pra-post test design. Latar Belakang Pendidikan (n=25)
Besar sampel 25 responden dengan
menggunakan tekhnik total sampling. Latar Belakang Frekuensi Ptesentase
Pendidikan
SD 7 28,0%
Terapi Modalitas Lingkungan: Musik Dalam Kemampuan Bersosialisasi 3

SMP 10 40,0% mengungkapkan sesuatu, atau


SMA 6 24,0% mengungkapkan keinginan, termasuk
SARJANA 2 8,0%
keingininan hidup berumah tangga.
Total 25 100%

Tabel 6. Distribusi Frekuensi


Hasil penelitian terbanyak
Karakteristik Responden Berdasarkan
memiliki latar belakang pendidikan rendah
Riwayat Gangguan Jiwa (n=25)
yaitu SMP sebanyak 10 orang. Tingkat
pendidikan seseorang berpengaruh dalam
Riwayat Gangguan Frekuensi Presentase
memberikan respon terhadap sesuatu yang Jiwa
datang dari luar. Seseorang yang Ada 25 100,0%
mempunyai tingkat pendidikan tinggi akan Tidak 0 0%
memberikan respon yang lebih rasional Total 25 100%
dan juga dalam motivasinya akan Hampir seluruh pasien isolasi
berpotensi daripada mereka yang sosial di RSJ DR. Soeharto Heerdjan
berpendidikan lebih rendah atau sedang. Jakarta yang menjadi responden memiliki
riwayat gangguan jiwa. Dan dapat
Tabel 4. Distribusi Frekuensi diketahui bahwa mayoritas pasien
Karakteristik Responden Berdasarkan memiliki anggota keluarga dengan
Status Pekerjaan (n=25) gangguan jiwa.

Status Frekuensi Presentase Tabel 7. Distribusi Frekuensi


Pekerjaan Karakteristik Responden Berdasarkan
Frekuensi Dirawat (n=25)
TIDAK 19 76,0%
BEKERJA Frekuensi Frekuensi Presentase
Dirawat di RSJ
PNS 4 16,0%
1 Kali 17 68,0%
KARYAWAN 2 8,0% Lebih Dari 1 8 32,0%
Kali
Total 25 100% Total 25 100%

Factor status social ekonomi yang Hasil penelitian menggambarkan


rendah lebih banyak mengalami gangguan distribusi frekuensi responden berdasarkan
jiwa yang menyebabkan kurangnya frekuensi dirawat di Rumah Sakit Jiwa Dr.
motivasi untuk melakukan kegiatan sehari- Soeharto Heedjan sebanyak 17 orang yang
hari dibandingkan pada tingkat soisal dirawat dirumah sakit 1 kali. dikarenakan
ekonomi tinggi. responden yang diambil pada penelitian ini
sebagian besar merupakan pasien baru.
Tabel 5. Distribusi Frekuensi
Karakteristik Responden Berdasarkan
Status Perkawinan (n=25) 3.2 ANALISIS PENGARUH TERAPI
MUSIK TERHADAP KEMAMPUAN
Status Frekuensi Presentase
Perkawinan
BERSOSIALISASI PADA PASIEN
Kawin 4 16,0 ISOLASI SOSIAL
Tidak 21 84,0%
Kawin
Total 25 100%
Tabel 8. Pengaruh Terapi Musik
salah satu factor presdiposisi Terhadap Kemampuan Bersosialisasi
isolasi sosial adalah ketidakmampuan Pada Pasien Isolasi Sosial
Terapi Modalitas Lingkungan: Musik Dalam Kemampuan Bersosialisasi 4

Kemampuan Mean SD T P- 4. SIMPULAN


Bersosialisasi Value
Pre-test 11,12 1,691 75,895 0,000 Karakteristik sampel pada
Post-test 35,12 833 75,895 0.000 penelitian ini yaitu hampir setengah
responden berada di rentang usia 30-35
Berdasarkan tabel diatas tahun (dewasa awal), hampir seluruh
menunjukkan kemampuan bersosialisasi berjenis kelamin laki-laki, hampir setengah
pada pasien isolasi sosial sebelum (pre- memiliki latar belakang pendidikan rendah
test) dan setelah (post-test) dilakukan SMP, tidak bekerja, statusnya tidak kawin,
terapi musik, dapat diketahui bahwa mean seluruh responden sebagian besar memilik
(rata-rata) kemampuan pasien riwayat gangguan jiwa, dan frekuensi
bersosialisasi pada pasien isolasi sosial dirawat di rumah sakitnya 1 kali.
sebelum diberikan latihan terapi musik
sebesar 11.12. Dan mean (rata-rata) Terdapat perbedaan kemampuan
kemampuan pasien bersosialisasi pada bersosialisasi sebelum diberikan latihan
pasien isolasi sosial setelah diberikan terapi musik dan sesudah diberikan latihan
latihan terapi musik sebesar 35,12. terapi musik. Artinya pasien mampu
Berdasarkan nilai rata-rata tersebut terjadi bertahap setiap harinya dalam
peningkatan kemampuan bersosialisasi meningkatkan kemampuan bersosialisasi.
selama 5 hari sebanyak 24%. Hasil uji
hipotesis Paired Sample T-Test pada Adanya pengaruh terapi musik
tingkat kemaknaan 95% (α = 0,05) terhadap kemampuan bersosialisasi pada
menunjukkan bahwa nilai ρ-value = pasien isolasi sosial.
0,000). Nilai ρ-value < α, yaitu 0,000 <
0,05 artinya Ho ditolak dan Ha diterima
yang menunjukkan bahwa ada pengaruh 5. SARAN
terapi musik terhadap kemampuan
bersosialisasi pada pasien isolasi sosial. Untuk penelitian selanjutnya
disarankan melakukan penelitian lebih
lanjut tentang terapi musik pada pasien
Tabel 9. Kemampuan Bersosialisasi isolasi sosial dengan melakukan studi
Sebelum Dan Sesudah Dilakukan pendahuluan terlebih dahulu mengenai
Terapi Musik Dari Hari 1-5 jenis musik dan lagu yang disukai calon
responden, melakukan pre-test pada
Pretest Posttest
1 5
beberapa hari sebelum intervensi sehingga
N Valid 25 25 responden dapat dikelompokkan
Missing 0 0
Mean 11,12 35,12
Median 10,00 35,00
Mode 10 36 6. DAFTAR PUSTAKA
Std.Deviation 1,691 ,833
Minimum 9 34 A. F. Rusanto, et. al (2011). Pengaruh
Maximum 15 36 Terapi Musik Populer Terhadap
Tingkat Depresi Pasien Isolasi
Sosial di Rumah Sakit Jiwa Daerah
Adanya perbedaan serta peningkatan Dr. Amino Gondohutomo
kemampuan bersosialisasi yang dilakukan Semarang. Jurnal Nasional :
dalam 5 hari. Artinya pasien mampu STIKES Telogorejo Semarang.
bertahap setiap harinya dalam Diunduh pada 21 Maret 2017 dari
meningkatkan kemampuan bersosialisasi. www.download.portal.garuda.org
Terapi Modalitas Lingkungan: Musik Dalam Kemampuan Bersosialisasi 5

Azizah, Lilik Ma’rifatul. 2011. Universitas Udayana. Diunduh


Keperawatan Jiwa (Aplikasi pada 21 Maret 2017 dari
Praktik Klinik). Yogyakarta : www.erepo.unud.ac.id
Graha Ilmu.

Candra I Wayan (2013). Pengaruh terapi Purba, John Edison (2009). Pengaruh
musik klasik terhadap perubahan Intervensi Rehabilitasi Terhadap
gejala perilaku agresif pasien Ketidakmampuan Bersosialisasi
skizofrenia di Ruang Kunti RSJ Pada Penderita Skizofrenia di
Provinsi Bali. Jurnal Rumah Sakit Jiwa. Medan:
Nasional : Politeknik Kesehatan Sekolah Pascasarjana Universitas
Denpasar. Diunduh pada 21 Sumatera Utara. Diunduh
Maret 2017 dari pada 21 Maret 2017 dari
www.poltekkesdenpasar.ac.id www.repository.usu.ac.id

Damaiyanti, Mukhripah dan Iskandar, Stuart, G.W & Laraia, M.T. (2005).
(2014). Asuhan Keperawatan Jiwa. Principles and Practice of
Bandung: Refika Aditama. Psychiatry Nursing, 7th
Edition. London Philadelphia
Direja, Ade Herman Surya, 2011. Buku Sydney Toronto. Mosby: USA.
Asuhan Keperawatan Jiwa. Wang, Jinliang (2011). Impact Of
Penerbit buku: Nuha Group Music Therapy On The
medika. Depression Mood Of College
Students. Journal International
Djohan. 2009. Terapi Musik Teori dan Health Vol.3, No 3. 151- 155.
Aplikasi. Yogyakarta. Galangpress. Diunduh pada 21 Maret 2017 dari
www.file.scirp.org.com
Keliat, B.A. dan Akemat., (2010). Model
Praktik Profesional jiwa. Jakarta:
Penerbit Buku Kedokteran ECG. Yosep, Iyus. (2011). Keperawatan Jiwa.
(Edisi revisi). Refika Aditama.
Polit, D.F., Beck, C.T (2009). A Bandung.
Randomized Conrolled Trial
Exploring The Effect Of Music On
Quality Of Life And Depression In
Older People With Dementia.
Journal International :
Essentials of nursing research:
methods, appraisal, and utilization.
Diunduh pada 21 Maret 2017
dari : PubMed National Center for
Biotechnology Information
(NCBI)

Preamesemara IGN (2012). Efektifitas


Terapi Musik Klasik (Mozart)
Terhadap Perilaku Agresif
Pada Anak Penderita Autisme di
SLB/A Negeri Denpasar. Jurnal
Nasional : Keperawatan

Anda mungkin juga menyukai