Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN KULIAH LAPANGAN

PENGEMBANGAN SUMBER DAYA AIR

OLEH :
Haris Mulia D111 13 001
Muh. Fauding D111 16 003
Rangga Trisaputra Dariman D111 16 320
M. Fahrega Ridwan D111 16 520
Anselia Apriliani Nani D111 16 529
Siti Mawaddah Warahmah D111 16 541

DEPARTEMEN TEKNIK SIPIL


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS HASANUDDIN
GOWA
2018/2019
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Penyediaan air bersih untuk masyarakat mempunyai peranan yang sangat
penting dalam meningkatkan kesehatan lingkungan atau masyarakat, yakni
mempunyai peranan dalam menurunkan angka penderita penyakit, khususnya
yang berhubungan dengan air, dan berperan dalam meningkatkan standar atau
taraf/kualitas hidup masyarakat. Penyediaan air bersih untuk masyarakat
diindonesia masih dihadapkan pada beberpa permasalahan yang cukup kompleks
dan sampai saat ini belum dapat diatasi sepenuhnya. Salah satu masalah yang
masih dihadapi sampai saat ini yakni masih rendahnya tingkat pelayanan air
bersih untuk masyarakat.

Salah satu upaya untuk melestarikan air ialah dengan melakukan


penampungan. Proses penampungannya pun ada berbagai cara seperti membuat
bendungan, embung, atau menampng di rumah sendiri. Tetapi untuk skala yang
lebih besar bendungan merupakan pilihan terbaik untuk menampung air dalam
skala yang sangat besar.

Bendungan adalah bangunan air yang berfungsi sebagai tempat penampung


dan penahan air dalam skala besar sehingga pembangunan bendungan harus
memperhatikan standar spesifikasi yang telah disahkan oleh dinas terkait dan
memberi perlakuan khusus dalam penanganannya mulai dari tahap persiapan
desain, pelaksanaan konstruksi dan tahap pengelolaannya. Bendungan urugan
berfungsi sebagai pengangkat permukaan air di dalam suatu waduk dan penahan
rembesan air kearah hilir serta penyangga tandon air.

Maka dari itu sangat pentingnya pengenalan bendugan bagi masyarakag


utamanya mahasiswa dari Teknik Sipil yang tentu saja merupakan bagian dari
pembelajarannya hal inilah maka kuliah lapangan di anggap perlu untuk
dilaksankan.
B. Tujuan Kuliah Lapangan

Tujuan yang ingin dicapai dari pelaksanaan Kuliah Lapangan ke bendungan


Bili-bili gowa yaitu :

1. Memberikan gambaran secara langsung kepada mahasiswa mengenai


Bendungan beserta bagian-bagiannya
2. Memberikan pengetahuan mengenai Bendungan beserta cara kerja dari
bendungan itu sendiri
3. Memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk melihat secara langsung
bendungan beserta bagian-bagiannya
4. Memperkaya wawasan yang berkaitan langsung tentang bendungan yang ada
di sekitar wilayah kampus

C. Manfaat Kuliah Lapangan


Adapun manfaat yang didapatkan saat menjalani kuliah lapangan yaitu :
1. Mahasiswa
a. Mengetahui secara langsung mengenai bendungan, sistem kerja
bendungan, dan masih banyak lagi
b. Mengetahui praktik langsung mengenai teori-teori yang di berikan pada
saat kuliah
2. Universitas
a. Memperoleh dan mendapatkan informasi mengenai bendungan
b. Menjalin hubungan kerja sama dengan pengelola bendungan baik dalam
bidang akedimis ataupun praktisi
BAB II
PROFIL DAN DESKRIPSI BENDUNGAN
A. Deskripsi Singkat
Sungai Jeneberang dengan panjang 75 km dan luas daerah pengalirannya 727
km2 bersumber dari Gunung Bawakaraeng pada elevasi + 2.833,00 MSL. Sungai
ini sering meluap pada saat musim hujan seperti yang terjadi pada bulan
Desember sampai dengan Januari 1976 hampir 2/3 Kota Ujung Pandang
tergenang. Timbulnya daerah genangan ini diakibatkan meluapnya air sungai
Jeneberang di daerah hilir Jembatan Sungguminasa dan sarana drainase yang tidak
memadai antara lain saluran Sinrijala, Jongala dan Panampu. Sedang pada musim
kemarau kebutuhan air untuk Kota Ujung Pandang yang berpenduduk 944.372
jiwa (menurut data tahun 1990) hanya memenuhi 35% dari kebutuhan.

Bendungan dibangun dengan tipe urugan batu, tinggi bendungan utama 73 m


dan panjang 750 m. Luas daerah tangkapan waduk sebesar 384,40 km2 dengan
kapasitas tampungan 375 juta m3 dan kapasitas tampungan efektif 346 juta m3.

B. Informasi Struktur
Adapun informasi dasar dari bendungan bendungan bili-bili yaitu :
1. Lokasi : Gowa, Sulawesi Selatan
2. Sektor : Direktorat Jenderal Sumber Daya Air
3. Tahun Mulai-Selesai : 1988-1995
4. Tipe : Urugan batu dengan inti tanah
5. Tinggi Diatas Dasar Sungai : 56 m
6. Tinggi Diatas Galian : 73 m
7. Panjang Puncak : 1808 m
8. Lebar Puncak : 10 m
9. Volume Tubuh Bendungan : 5290000 m
10. Biaya : Rp 780.000.000.000, -
11. Konsultan : CTI Engineering Co. Ltd, PT. Indah,Karya, PT. Exza
International
12. Kontraktor : Hazana, PT. Brantas Abipraya
13. Manfaat : Irigasi, PLTA
BAB III
HASIL KUNJUNGAN KULIAH LAPANGAN
A. Gambaran Umum Pelaksanaan Kuliah Lapangan
Adapun rincian pelaksanaan Kuliah lapangan kali ini yaitu
1. Hari/Tanggal : Kamis, 28 Februari 2019
2. Waktu : 13.00-17.00 WITA
3. Lokasi : Bendungan bili-bili Gowa Sulawesi Selatan
4. Peserta : Mahasiswa Mata kuliah Pengembangan Sumber
Daya Air kelas C
5. Penanggung Jawab : Dr.Eng Bambang Bakri, S.T, M.T
B. Pelaksanaan Kuliah lapangan

Pelaksanaan Kuliah lapangan di bendungan bili-bili di bagi menjadi tiga sesi


pelaksanaan

1. Penyambutan pleh petugas bendungan bili-bili

Pada sesi ini mahasiswa diberikan pengenalan secara umum mengenai


bendungan bili-bili ini sendiri mulai dari proses pengerjaan bendungan, biaya
pembangunan dan masih banyak lainnya. Selait itu `mahasiswa juga diberikan
informasi umum tentang bagaimana mekanisme kerja yang ada pada bendungan
bili-bili itu sendiri. Selain membahas bendungan bili-bili mahasiswa juga
diberikan penjelasan mengenai banjir yang menimpa di bulan januari 2019 di
berbagai lokasi di Sulawesi selatan.

Setelah pengenalan kami kemudian diberikan instruksi mengenai pengenalan


bangunan-bangunan bili-bili yaitu pembagian kelompok secara acak untuk
membagi arah pemberian materi di dua lokasi yang berbeda/

2. Pengenalan spillaway

Saluran pelimpah atau katup adalah struktur yang digunakan untuk


menyediakan aliran yang terkendali dari bendungan, biasanya menjadi sungai
yang dibendung. Saluran pelimpah melepas banjir sehingga air tidak melebihi dan
merusak atau bahkan menghancurkan bendungan. Kecuali selama periode banjir,
air tidak biasanya mengalir di atas sebuah katup. Sebaliknya, intake adalah sebuah
struktur yang digunakan untuk melepaskan air secara teratur untuk suplai air,
pembangkit listrik tenaga air, dll.

Pintu air dan steker sekering mungkin dirancang ke katup untuk mengatur
aliran air dan tinggi bendungan. Kegunaan lain dari "katup" panjang termasuk
melewati bendungan atau jalan keluar dari saluran digunakan selama air sedang
tinggi, dan saluran lepas dipotong melalui bendungan alam seperti morain.

Pada bendungan bili spillaway ini memilik kapasitas ±2000 m3 dimana


apabila telah melebihi kapasitas maka pintu air akan dibuka ini dilakukan tidak
lain dan tidak bukan ialah bagian opresaional pengamanan bendungan itu sendiri.
Pada banjir di bulan januari pintu air bendugan bili sempat dibuka kira setinggi ±2
cm.
3. Ruang Kontrol bendungan bili-bili

Ruang kontrol ini terdapat dibagian gedung utama tepatnya pada lantai 2.
Ruang ini memiliki 2 bilik yang berbeda di bilik pertama mahasiswa bias melihat
data dan informasi terkini dari bendungan mulai dari curah hujan, ketinggian air
di bendungan dan masih banyak lagi informasi yang dapat kita lihat. Di bilik ini
juga dapat kita temukan tombol untuk memberikan peringatan selain itu bilik ini
juga memiliki fungsi untuk memberikan informasi sekitar bendungan.

Dibilik kedua tombol-tombol yang ada lebih banyak dan juga sifat dari
tombol-tombol ini yang bersifat menggerakkan pintu air ada di bagian ini. Jadi
apabila air telah melebihi batas tertentu maka pengawas akan membuka pintu
dengan menggunakan mesin dengan pemicu tombol-tombol ini.
C. Dokumentasi

BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan

Salah satu cara untuk memenuhi


kebutuhan air manusia ialah dengan cara
menampung air bersih dengan
bendungan. Salah satu bendungan yang
ada di Sulawesi selatan ialah bendugan
bili-bili.

Kuliah lapangan dilaksanakan dengan


membagi kelompok agar mempermudah
pemberian materi oleh petugas bendungan. Bagian pertama mengenai pengenalan
terhadap salah satu fasilitas bendungan yaitu spillaway yang berfungsi sebagai
bangunan pelimpah apabila bendungan kelebihan air. Tempat selanjutnya ialah
ruang kontrol ruang ini mengatur dan juga mengawasi kondisi bendungan terkini.

B. Saran

Adapun saran yang bias kami berikan yaitu :

1. Pelaksanaan kuliah lapangan lebih sistematis lagi


2. Tidak melaksanakan kuliah lapangan di siang haru
3. Mahasiswa agar lebih kondusif dan teratur disaat berada dilokasi

Anda mungkin juga menyukai