Anda di halaman 1dari 3

Piper betle Linn atau sirih merupakan salah satu tanaman yang diketahui berkhasiat sebagai

antiseptik. Penggunaan secara tradisional biasanya dengan merebus daun sirih kemudian air rebusan
digunakan untuk kumur atau membersihkan bagian tubuh lain, atau daun sirih dilumatkan kemudian
ditempelkan pada luka (Mardisiswojo, 1985, Anonim, 1981). Diketahui kandungan daun sirih adalah
minyak atsiri yang terdiri dari hidroksi kavikol, kavibetol, estargiol, eugenol, metileugenol, karvakrol,
terpen, seskuiterpen, fenilpropan dan tanin (Anonim, 1980). Ekstrak daun sirih telah dikembangkan
dalam beberapa bentuk sediaan misal pasta gigi, sabun, obat kumur karena daya antiseptiknya.
Sediaan perasan, infus, ekstrak air-alkohol, ekstrak heksan, ekstrak kloroform maupun ekstrak etanol
dari daun sirih mempunyai aktivitas antibakteri terhadap gingivitis, plak dan karies (Suwondo et.al.,
1991). Pengembangan formula sediaan gel antiseptik ekstrak daun sirih yang telah dilakukan belum
diketahui efektivitas daya antiseptik dari sediaan (Sari, 2004). Daya antiseptik suatu sediaan
antiseptik dipengaruhi oleh antara lain: kadar bahan aktif dan bahanbahan yang terdapat dalam
formula sediaan.

Pengujian daya antiseptik dilakukan dengan metode Replika (Lund, 1994). Penelitian ini bertujuan
untuk mengetahui apakah sediaan gel yang mengandung ekstrak daun sirih mempunyai daya
antiseptik serta membandingkan daya antiseptik antara sediaan gel ekstrak daun sirih dengan
sediaan gel antiseptik dengan bahan aktif etanol dan triklosan.

Anonim, 1980, Materia Medika Indonesia, Jilid IV, Departemen Kehatan Republik Indonesia, p.92-98.

Anonim, 1981, Pemanfaatan Tanaman Obat, Direktorat Jenderal Pengawasan Obat dan Makanan,

Departemen Kesehatan Republik Indonesia p. 19, 38,43.

Block, S. 2001. Disinfection, Sterilization and Preservation. 4th. Edition. Williams and Wilkins. P.

Dryer, D. L., et al., 1998, Testing a New Alcohol Free Had Sanitizer to Combat Infection, AORN

Journal, Vol. 68, No. 4, p. 239 – 251.

Gambar 2. Histogram perbandingan daya antiseptik dari sediaan ekstrak daun

sirih dan sediaan antiseptik tangan (n=5)

Keterangan :

F4= kadar ekstrak 15%, F5= kadar ekstrak 20%, E1= sediaan etanol pabrik X,

E2= sediaan etanol pabrik Y, T1= sediaan triklosan pabrik Z, T2= sediaan

triklosan pabrik W.

Jumlah koloni (%)

Sediaan

Retno Sari

Majalah Farmasi Indonesia, 17(4), 2006 169


Gennaro, A.R. 1995. Remington: The Science and Practice of Pharmacy, Vol. II. Mack Publishing

Company, Pennsylvanis. P. 1263 –1270.

Jones,R. D., 2000, Moisturizing Alcohol Hand Gels for Surgical Hand Preparation, AORN Journal,

Vol.71, p. 584-599.

Lund, Walter, 1994, The Pharmaceutical Codex, 12th Ed., Principle and Practice of Pharmaceutics,
The

Pharmaceutical Press, London, p. 595-599.

Mardisiswojo, S. and Harsono R., 1985, Cabe Puyang Warisan Nenek Moyang, PN. Balai Pustaka, 189-

190, 215.

Sari, Retno., Dewi I. and Noorma R., 2004, Pemanfaatan Sirih sebagai Sediaan Hand Gel Antiseptic

: I. Studi Formulasi, Laporan Penelitian, Fakultas Farmasi,Universitas Airlangga.

Snyder, P.O., 1999, “Safe Hands” Hand Wash Program for Retail Food Operation: A Technical

Review, www.hi-tm.com/Documents/Handwash-FL99.html.

Suharto, 1994, Flora Normal serta Hubungan Kuman dengan Hospes dan Lingkungan, dalam:

Mikrobiologi Kedokteran, Edisi Revisi, UI Press, Jakarta, p. 32

Suwondo, S.; Sidik, S.RS. and Soelarko, RM., 1991, Prosiding Seminar Sirih : Aktivitas Antibakteri

Daun Sirih (Piper betle L.) terhadap Bakteri Gingivitis dan Bakteri Pembentuk

Plak/Karies Gigi (Streptococcus mutans), Yogyakarta

Berbagai macam jenis virus, bakteri dan jamur menempel pada tangan setiap harinya melalui kontak
fisik. Untuk mencegah penyebaran virus, bakteri dan jamur, salah satu cara yang paling tepat adalah
mencuci tangan dengan sabun dan air bersih yang mengalir. Jika air bersih tidak tersedia, dapat
menggunakan sabun dan air yang tersedia. Namun dapat juga digunakan pembersih tangan berbasis
alkohol untuk membersihkan tangan. Membersihkan tangan dengan bahan antiseptik mulai dikenal
sejak awal abad 19. Perkembangan masyarakat modern yang menuntut manusia untuk bergerak
cepat dan menggunakan waktu seefisien mungkin. Tuntutan zaman yang demikian mengharuskan
manusia untuk menjaga kesehatannya agar terhindar dari penyakit yang dapat menghambat gerak
dan mengurangi efisiensi waktunya (Wahyono, 2010). Pemakaian antiseptik tangan dalam bentuk
sediaan gel di kalangan masyarakat menengah ke atas sudah menjadi suatu gaya hidup. Beberapa
sediaan hand sanitizer dapat dijumpai di pasaran dan biasanya banyak yang mengandung alkohol.
Cara pemakaiannya dengan diteteskan pada telapak tangan, kemudian diratakan pada permukaan
tangan (Retnosari, 2006).
Wahyono, Hendro et al., 2010. Preventing Nosocomial Infections: Improving Compliance with
Standard Precautions in An Indonesian Teaching Hospital. Journal of Hospital Infection 2006 Sep:
64(1): 36-43

Sari,Retno dan Dewi Isdiartuti. 2006. Studi efektifitas sediaan gel antiseptik tangan ekstrak daun sirih
(Piper betle Linn). Majalah Farmasi Indonesia. 17 (4), 163-169

Pembahasan

Pada konsentrasi rendah, beberapa antiseptik menghambat fungsi biokimia membran bakteri
namun tidak membunuh bakteri. Pada konsentrasi tinggi komponen antiseptik akan berpenetrasi
kedalam sel dan mengganggu fungsi normal seluler, termasuk menghambat biosintesis
makromolekul dan asam nukleat (DNA atau RNA)

Diana, A. (2012). Pengaruh Desiminasi Dokter Kecil Tentang Penggunaan Hand Sanitizer Gel dan
Spray Terhadap Penurunan Angka Kuman Tangan Siswa SDN Demakijo Gamping Sleman. Skripsi.
Poltekkes Kemenkes Yogyakarta.

Anda mungkin juga menyukai