Masyarakat Indonesia di masa kuno beranggapan bahwa penyakit itu disebabkan oleh perbuatan makhluk halus yang jahat. Kepercayaan ini begitu mengakar pada masyarakat, sehingga ketika ada yang sakit maka mereka akan pergi ke dukun untuk mendapatkan pengobatan. Pengobatan yang dilakukan yaitu dengan menggunakan mantra-mantra dan bahan-bahan tertentu yang tidak terbukti khasiatnya. Dari segi keperawatan, orang yang sakit hanya dirawat oleh kaum wanita yang berlandaskan kepada naluri keibuan (mother instinc). Tidak ada catatan yang menyebutkan kaum pria ikut serta melakukan perawatan dengan alasan kaum pria tidak mempunyai kasih sayang yang cukup untuk merawat orang sakit. Pada masa kuno ini, tidak ada catatan sejarah yang menyebutkan perkembangan yang berarti dalam bidang keperawatan. B. Keperawatan di Masa Penjajahan Di masa penjajahan, perkembangan keperawatan di Indonesia mengalami kemajuan. Perkembangan keperawatan banyak dipengaruhi oleh konsep-konsep keperawatan dari Negeri Belanda. Hal ini tidak terlepas dari peranan pemerintah Belanda yang mendirikan dinas kesehatan khusus tentara (saat itu disebut MGD) dan dinas kesehatan rakyat (saat itu disebut BGD). Melalui kedua dinas tersebut pemerintah Belanda merekrut perawat dari penduduk pribumi. Perawat yang dalam bahasa Belanda disebut Velpleeger menjalankan tugasnya sebagai perawat dengan dibantu oleh penjaga orang sakit yang disebut Zieken Opposer. Para perawat dan penjaga orang sakit ini difasilitasi untuk membentuk organisasi profesi. Organisasi profesi perawat pertama dibentuk di Surabaya pada tahun 1799, organisasi tersebut bernama Perkoempoelan Zieken Velpleeger / Velpleester Boemi Poetra (disingkat PZVB Boemi Poetra). Para perawat ini bekerja di Binnen Hospital di Surabaya untuk merawat staf dan tentara Belanda. Untuk meningkatkan kemampuan para perawat ini agar dapat memberikan pelayanan keperawatan yang profesional, maka para perawat ini melalui organisasinya diberikan semacam pendidikan dan pelatihan oleh pemerintah Belanda. Ilmu keperawatan pada masa Belanda disebut Verpleegkunde. Sejak saat itu banyak sekali istilah-istilah keperawatan Indonesia yang mengadopsi bahasa Belanda. Sampai sekarang masih sering kita dengar istilah Belanda tersebut, misalnya nierbeken (bengkok), laken (sprei), bovenlaken (kain penutup), warm-water zak (buli- buli hangat), Iiskap (buli-buli dingin), scheren (gunting/cukur), dan lain-lain. Ketika kekuasaan beralih ke masa Pemerintahan Jepang, keperawatan Indonesia mengalami masa kegelapan. Wabah penyakit menyebar di mana-mana, jumlah orang sakit meningkat, sementara bahan-bahan yang dibutuhkan seperti balutan dan obat-obatan dalam kondisi kekurangan. Pendidikan keperawatan yang dilakukan oleh pemerintah Belanda terhenti. Banyak perawat yang berhenti bekerja sebagai perawat dikarenakan ketakutan dan kecemasan. Selanjutnya tidak ada catatan perkembangan sampai akhirnya Indonesia mendapatkan kemerdekaan. C. Keperawatan Indonesia Setelah Kemerdekaan Sejarah perkembangan keperawatan Indonesia setelah kemerdekaan adalah sebagai berikut: 1. Sebelum tahun 1950: Indonesia belum mempunyai konsep dasar tentang keperawatan. 2. Tahun 1950: Indonesia mendirikan pendidikan perawat yaitu Sekolah Penata Rawat (SPR). 3. Tahun 1945 – 1955: Berdirinya beberapa organisasi profesi, diantaranya yaitu Persatuan Djuru Rawat dan Bidan Indonesia (PDBI), Serikat Buruh Kesehatan, Persatuan Djuru Kesehatan Indonesia (PDKI), Persatuan Pegawai Dalam Kesehatan. 4. Tahun 1962: Berdirinya Akademi Keperawatan (Akper). 5. Tahun 1955 - 1974: Organisasi profesi keperawatan mengalami perubahan yaitu Ikatan Perawat Indonesia, Ikatan Bidan Indonesia, Ikatan Guru Perawat Indonesia, Korps Perawat Indonesia, Majelis Permusyawaratan Perawat Indonesia Sementara (MAPPIS), dan Federasi Tenaga Keperawatan. 6. Tahun 1974: Rapat Kerja Nasional tentang Pendidikan Tenaga Perawat Tingkat Dasar yaitu berdirinya Sekolah Perawat Kesehatan (SPK) yang mengganti Sekolah Penata Rawat (SPR). 7. Tahun 1974: Berdirinya Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI). 8. Tahun 1876: Pendidikan Keperawatan di Indonesia yang semula menyatu dengan pelayanan di rumah sakit, telah mulai memisahkan diri (terpisah) dari rumah sakit. 9. Pada Januari 1983: Dilaksanakannya Lokakarya Nasional Keperawatan I yang menghasilkan: a) Peranan Independen dan Interdependen yang lebih terintegrasi dalam pelayanan kesehatan; b) Program gelar dalam pendidikan keperawatan; c) Pengakuan terhadap keperawatan sebagai suatu profesi yang mempunyai identitas profesional berotonomi, berkeahlian, mempunyai hak untuk mengawasi praktek keperawatan dan pendidikan keperawatan. 10. Tahun 1985: Berdiri Pendidikan Keperawatan Setingkat Sarjana (S1 Keperawatan) yang pertama yaitu Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia yang menjadi momentum terbaik kebangkitan Profesi Keperawatan di Indonesia. 11. Tahun 1999: Berdiri Pendidikan Keperawatan Pasca Sarjana (S2 Keperawatan). 12. Tahun 2000: Keluarnya Lisensi Praktek Keperawatan berupa Peraturan Menteri Kesehatan. SEJARAH PERKEMBANGAN PERAWAT KOMUNITAS DI DUNIA 1. Evaluasi kesehatan dunia barat Didalam riwayat kesehatan dikatakan bahwa sejak jaman prasejarah telah dilaksanakan kegiatan- kegiatan yang terorgainisir, seperti pencegahan penyakit menular , memperpanjang usia san meningkatkan kesehatan. Menurut Polger ( 1964) riwayat penyakit pada manusia dapat dibagi dalam 5 tahapan yaitu: Tahap mencari dan mengumpulkan Pada tahap ini masyarakat jarang terkena penyakit menular kaerena mereka berjauhan tidak menetap dan tidak ada kontak dengan kelompok lain yang sedang sakit Tahap menghuni tetap di suatu tempat atau daerah Permasalahan muncul berkaitan dengan perubahan gaya hidup penyakit atau permasalahan kesehatan yang timbul bekaitan dengan kedekatanya pada binatang peliharan seperti terjangkitnya salmonewla anthrax, tuberkolosis (TBC) Tahap Kota Pra –indsustri Masalah yang berkaitan dengan penyebaran penyakit lewat udara juga mulai berkembang karena adanya kontak individu dengan masyarakat lain. Hal lain adalah indemik seperti influenza, cacar, campak dan parotitis. Penyakit lain yang muncul adalah sifilis merupakan penyakit seks yang sulit diobati dan permasalahan yang muncul berkaitan dengan tenaga kerja yang terkena racun seperti proses peleburan baja. Tahap kota insdustri Selama abad ke-18 dan 19 terjadi epidemi penyakit menular seperti cacar, demam tipoid, tifus, campak, malaria dan demam penyakit kuning. Epidemi penyakit saluran pernapasan terjadi karena belum adanya imunisasi untuk pencegahan. 2 . Evaluasi perawatan kesehatan Zaman sebelum yunani Tampat penyembuhan atau perawatan dilakukan di candi atau tempat ibadah dengan cara yang masih premitif setelah mesir, lebih kurang 100 tahun sebelum masehi telah dikenal adanya prinsip observasi dan pengetahuan berdasarkan pengamatan masyarakat telah mengembangkan berbagai sistem seperti persiapan obat-obatan, sistem pengairan dan pengawetan manusia yang telah meninggal dengan rempah-rempah dan zat kimia. Zaman Yunani Berawal dari pendapat Yunani tentang kesehatan adalah suatu keadan yang harmonis antara alam dan masyarakat. Masyarakat membweri pelayanan kesehatan sebagai wujud dari suatu pertanggung jawaban dengan mengacu pada praktik kedokteran. Oleh karena itu perlu adanya kode etik kedokteran selain itu ditanamkan pentingnya manusia untuk mempertahankan kebersihan diri, latihan diet dan sanitasi.
Zaman Kaisar romawi
Ada beberapa perbedaan-perbedaan antara zaman romawi dan zaman yunani. Pada zaman yunani ide lebih banyak bersifat pragmatic aplikatif daripada observasi dan penelitian untuk melahirkan ilmu baru sedangkan pada zaman romawi lebih di warnai dengan administrasi dan bangunan penunjang yang sesuai pada era ini pengobatan dipandang sebagai hal yang perlu diramalkan di depan agar sesuai dengan situasi dsan kondisi masyarakat yang ada. Zaman Reneissance Zaman ini merupakan petunjuk jalan adanya periode baru dalam sejarah selama kebangkitan pengetahuan pada tabel ini terdapat adanya perubahan desain teknologi untuk pengobatan epidemi yang dijadikan daya dorong serta pertumbuhan pada jaman ini. Pada zaman ini kota menjadi bersih, Mempunyai tempat pembuangan sampah yang baik serta suplai air bersih yang cukup. Zaman colonial Tindakan-tindakan masyarakat pada awal mas colonial ini adalah pengumpulan data,peningkatan sanitas, dan menghindari penyakit-pwenyakit asing yang twerbawa sdalam rotwe pwersdagangan 3. Perawatan Modern Selama pertengahan abad Ke-19 Florence Nightingale menunjukan kesungguhan kerjanya dengan cara mengawali kebentukan perawat modern. Ia juga mendirikan sekolah perawat Jasa- jasa yang disumbangkan oleh dia antara lain adalah memperingati ketentaran, memdirikan usaha kesehatan masyarakat atas kerja sama dengan William Rathbone seorang pengusaha catatan dari rumah sakit yang isinya tentang kekurangan dan perbaikan yang dilakukan dirumah sakit, catatan perawat untuk memperbaiki prinsip-prinsip dasar dalam keperawatan.