Anda di halaman 1dari 13

QUIS MINGGUAN

PERMUKIMAN TANGGAP BENCANA

Tim penyusun:
- yanggi afriansah (G1E017015)
- Defan sandiarya (G1E017026)
- Fenny puspita sari (G1E017027)
- Aisyah dias p (G1E017031)
- Jefri bakti p (G1E01736)

UNIVERSITAS BENGKULU
FAKULTAS TEKNIK
PROGRAM STUDI ARSITEKTUR
TA. 2019/2020
1. Apa yang dimaksud dengan permukiman apa yang dimaksud
tanggap bencana?

A. Yang dimaksud dengan Permukiman :


Permukiman adalah bagian dari lingkungan hunian yang terdiri atas
lebih dari satu satuan perumahan yang mempunyai prasarana, sarana,
utilitas umum, serta mempunyai penunjang kegiatan fungsi lain di
kawasan perkotaan atau kawasan perdesaan.

Kawasan permukiman adalah bagian dari lingkungan hidup di luar


kawasan lindung, baik berupa kawasan perkotaan maupun perdesaan,
yang berfungsi sebagai lingkungan tempat tinggal atau lingkungan hunian
dan tempat kegiatan yang mendukung perikehidupan dan penghidupan.
So, perumahan dan kawasan permukiman adalah satu kesatuan sistem
yang terdiri atas pembinaan, penyelenggaraan perumahan,
penyelenggaraan kawasan permukiman, pemeliharaan dan perbaikan,
pencegahan dan peningkatan kualitas terhadap perumahan kumuh dan
permukiman kumuh, penyediaan tanah, pendanaan dan sistem
pembiayaan, serta peran masyarakat.

Menurut Doxiadis dalam Kuswartojo, T., & Salim, S. (1997),


permukiman merupakan sebuah system yang terdiri dari lima unsur,
yaitu: alam, masyarakat, manusia, lindungan dan jaringan. Bagian
permukiman yang disebut wadah tersebut merupakan paduan tiga unsur:
alam (tanah, air, udara), lindungan (shell) dan jaringan (networks), sedang
isinya adalah manusia dan masyarakat. Alam merupakan unsur dasar dan
di alam itulah ciptakan lindungan (rumah, gedung dan lainnya) sebagai
tempat manusia tinggal serta menjalankan fungsi lain.

B. Yang dimaksud Tanggap Bencana

Tanggap bencana adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan


dengan segera pada saat kejadian bencana, untuk menangani dampak
buruk yang ditimbulkan, yang meliputi kegiatan penyelamatan dan
evakuasi korban, harta benda, pemenuhan kebutuhan dasar,
perlindungan, pengurusan pengungsi, penyelamatan, serta pemulihan
prasarana dan sarana. (Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor
21 Tahun 2008).

2. Jelaskan keadaan fisik maupun non fisik lingkungan amatan anda!

Kelurahan malebero terltak pada terletak pda kecamatann teluk segara, mayoritas
penduduk adalah nelayan. Kelurhan ini terletak berdekatan dengan bibir pantai sehingga
rawan bila terjadi ombak pasang, dan bila terjadi bencana lainnya seperti banjir rob. Posisi
pasar ikan terletak membelakangi pantai dan juga terletak di atas beton pemecah ombak.
Perumahan warga yang terletak sangat dekat dengan bibir pantai juga
menghawatirkan bila suatu saat terjadi bencana, dan juga tipe permukiman yang dapat di
kategorikan permukiman kumuh, akses kendaraan yang hanya dapat di lewati 2 sepeda
motor saja, sehingga bila terjadi bencana kabakaran mobil damkar akan sulit mengakses
kelurahan tersebut.

Kondisi yang terdapat pada lokasi amatan dapat dilihat untuk akses menuju
gang sangat sempit. Bau ikan asin yang khas juga menyebabkan polusi udara pada
kelurahan malebero sehingga bila tidak terbiasa akan sangat tidak nyaman.
Keadaan bangunan warga yang terdapat pada lokasi amatan yang
berhadapan dengan bibir pantai rumah yang dapat di kategorikan layak huni dengan
menggunakan betonisasi. Tetapi melanggar peraturan pemerintah tentang garis
sempadan patai. 80 persen rumah yang berada di kelurahan malebero yang kami
amati itu rumahnya seperti pada gambar, dan hanya pada bagian belakang amatan
saja rumahnya memiliki tingkat 2 pada bangunan nya.

- Fasilitas yang ada

Kantor lurah malebero

Taman pendidikan al- Qur’an al-istiqomah


Masjid AL-ISTIQOMAH PASAR PANTAI

3. Sebutkan dan jelaskan sarana, prasarana, dan utilitas (PSU) dan yang terdapat di
lingkungan amatan Anda! (dilengkapi foto)

- Sarana :
1. Sarana peniagaan/pembelanjaan

2. Sarana pelayanan umum dan pemerintahan

3. Sarana Peribadatan
4. Sarana Rekreasi dan olahraga

- Prasarana
1. Jaringan Jalan

2. Jaringan saluran pembuangan air hujan


- Utilitas
1. Jaringan listrik

2. Jaringan telepon
4. sebutkan 4 jenis/macam bencana yang sudah/akan terjadi di wilayah amatan anda! Dan
bagimana potensi ancaman bencana yang mengancam/akan terjadi di wilayah amatan
anda?buatla seseai peraturan kepala badan nasional penanggulangan bencana no 4 tahun
2008 tentang pedoman penyusun rencana penanggulangan bencana.

1. Gempa Bumi

Bencana yang dapat timbul oleh gempa bumi ialah berupa kerusakan atau kehancuran
bangunan (rumah, sekolah, rumah sakit dan bangunan umum lain), dan konstruksi prasarana
fisik (jalan, jembatan, bendungan, pelabuhan laut/udara, jaringan listrik dan telekomunikasi,
dli), serta bencana sekunder yaitu kebakaran dan korban akibat timbulnya kepanikan.
Bencana ini berpotensi menghancurkan bangunan di kelurahan Malabero, Gempa Bumi yang
sudah terjadi di Kelurahan Malabero terjadi setiap tahunnya.

2. Tsunami

Tsunami adalah gelombang pasang yang timbul akibat terjadinya gempa bumi di laut,
letusan gunung api bawah laut atau longsoran di laut. Namun tidak semua fenomena
tersebut dapat memicu terjadinya tsunami. Syarat utama timbulnya tsunami adalah adanya
deformasi (perubahan bentuk yang berupa pengangkatan atau penurunan blok batuan yang
terjadi secara tiba-tiba dalam skala yang luas) di bawah laut.. Terdapat empat faktor pada
gempa bumi yang dapat menimbulkan tsunami, yaitu: 1). pusat gempa bumi terjadi di Iaut,
2). Gempa bumi memiliki magnitude besar, 3). kedalaman gempa bumi dangkal, dan 4).
terjadi deformasi vertikal pada lantai dasar laut. Gelombang tsunami bergerak sangat cepat,
mencapai 600-800 km per jam, dengan tinggi gelombang dapat mencapai 20 m.
3. Kebakaran Gedung dan Pemukiman

Kebakaran gedung dan permukiman penduduk sangat marak pada musim kemarau. Hal ini
terkait dengan kecerobohan manusia diantaranya pembangunan gedung/rumah yang tidak
mengikuti standard keamanan bangunan serta perilaku manusia. Hubungan arus pendek
listrik, meledaknya kompor serta kobaran api akibat lilin/lentera untuk penerangan
merupakan sebab umum kejadian kebakaran permukiman.

4. Kegagalan Teknologi

Kegagalan teknologi merupakan kejadian yang diakibatkan oleh kesalahan desain,


pengoperasian, kelalaian dan kesengajaan manusia dalam menggunakan teknologi dan atau
industri. Dampak yang ditimbulkan dapat berupa kebakaran, pencemaran bahan kimia,
bahan radioaktif/nuklir, kecelakaan industri, kecelakaan transportasi yang menyebabkan
kerugian jiwa dan harta benda. Hal ini mungkin akan terjadi di kelurahan Malabero
dikarenakan letak kelurahan yang sangat dekat dengan pantai yang tidak memenuhi GSB.

5. Tolong diskripsikan dan gambarkan wilayah amatan di kelurahan dan wilayah prioritas di
kelurahan anda!
Wilayah amatan berada di daerah pesisir pantai kota Bengkulu yang berpotensi
terjadinya benca. Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) menyatakan bahwa pesisir
adalah salah satu wilayah yang paling terkena dampak dari berbagai bencana yang terjadi di
Indonesia. Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mencatat kemunculan
siklon tropis baru di barat daya Bengkulu. Siklon yang diberi nama Dahlia ini dapat
menimbulkan dampak cuaca ekstrem di beberapa wilayah. Meski menjauhi Indonesia, siklon
tropis Dahlia telah memberi kekhawatiran dan dampak buruk cuaca ekstrem yang
menyebabkan banjir, longsor, gelombang tinggi air laut dan puting beliung. Sedangkan
kelompok kami memprioritaskan di Kampung nelayan Malabero. Kampung Malabero
merupakan salah satu kampung nelayan yang ada di pesisir barat Kota Bengkulu. Beberapa
potensi yang ada di kampung nelayan ini yaitu pantai Kampung Nelayan Malabero, aktivitas
nelayan di laut, aktivitas nelayan di darat, aktivitas industri pengolahan ikan, kios ikan kering,
kios jajanan hasil laut dan kuliner kepala ikan. Kampung Nelayan Malabero memiliki letak
yang sangat strategis. Kampung nelayan ini berada di jalur pariwisata Kota Bengkulu. Ruas
jalan lingkungan di Kampung Nelayan Malabero sangat kecil dan sempit. Jalan lingkungan ini
memiliki lebar yang beragam dan 80 centimeter hingga 2 meter. Kawasan Kampung Nelayan
ini tergolong kecil dengan rumah yang tidak memiliki garis sempadan bangunan (GSB).
Sehingga kampung ini terlihat padat, kumuh dan tidak memiliki ruang kosong. Pada dasarnya
komunitas nelayan dapat mendukung kegiatan pariwisata yang ada. Berdasarkan RIPPDA
Kota Bengkulu menyebutkan salah satu potensi pariwisata yang ada di Kota Bengkulu adalah
potensi pariwisata Kampung Nelayan Malabero.

Wilayah amatan

6. Tolong ceritakan kembali (min. 5 paragraf) salah satu aturan terkait


kebencanaan!

Pada alenia ke IV Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik


Indonesia Tahun 1945 mengamanatkan bahwa Pemerintah Negara Republi Indonesia
melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah darah Indonesia, memajukan
kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa dan ikut melaksanakan
ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, kedamaian abadi dan keadilan
sosial. Negara kesatuan Republik Indonesia memiliki wilayah yang luas dan terletak
digaris katulistiwa pada posisi silang antara dua benua dan dua samudra dengan
kondisi alam yang memiliki berbagai keunggulan, namun dipihak lain posisinya
berada dalam wilayah yang memiliki kondisi geografis, geologis, hidrologis, dan
demografis yang rawan terhadap terjadinya bencana dengan frekuensi yang cukup
tinggi, sehingga memerlukan penanganan yang sistematis, terpadu, dan terkoordinasi.

Potensi penyebab bencana diwilayah negara kesatuan Indonesia dapat


dikelompokan dalam 3 (tiga) jenis bencana, yaitu bencana alam, bencana non alam,
dan bencana sosial. Bencana alam antara lain berupa gempa bumi karena alam,
letusan gunung berapi, angin topan, tanah longsor, kekeringan, kebakaran hutan/
lahan karena faktor alam, hama penyakit tanaman, epidemi, wabah, kejadian luar
biasa, dan kejadian antariksa/benda-benda angkasa. Bencana nonalam antara lain
kebakaran hutan/lahan yang disebabkan oleh manusia, kecelakan transportasi,
kegagalan konstruksi/teknologi, dampak industri, ledakan nuklir, pencemaran
lingkungan dan kegiatan keantariksaan. Bencana sosial antara lain berupa kerusuhan
sosial dan konflik sosial dalam masyarakat yang sering terjadi.

Penanggulangan Bencana merupakan salah satu bagian dari pembangunan


nasional yaitu serangkaian kegiatan Penanggulangan Bencana sebelum, pada saat
maupun sesudah terjadinya bencana. Selama ini masih dirasakan adanya kelemahan
baik dalam pelaksanaan Penaggulangan Bencana maupun yang terkait dengan
landasan hukumnya.

Mencermati hal-hal tersebut diatas dan dalam rangka memberikan landasan


hukum yang kuat bagi penyelenggaraan Penanggulangan Bencana, disusunlah
Undang-Undang tentang Penanggulangan Bencana yang pada prinsipnya mengatur
tahapan bencana meliputi pra bencana, saat tanggap darurat dan pasca bencana.
Materi muatan Undang-undang ini berisikan ketentuan-ketentuan pokok sebagai
berikut:

1. Penyelenggaraan penanggulangan bencana merupakan tanggung jawab


dan wewenang Pemerintah dan pemerintah daerah, yang dilaksanakan
secara terencana, terpadu, terkoordinasi, dan menyeluruh.
2. Penyelenggaraan penanggulangan bencana dalam tahap tanggap darurat
dilaksanakan sepenuhnya oleh badan nasional penanggulangan bencana
dan badan penanggulangan bencana daerah. Badan penanggulangan
bencana tersebut terdiri dari unsur pengarah dan unsur pelaksana. Badan
nasional penanggulangan bencana dan badan penanggulangan bencana
daerah mempunyai tugas dan fungsi antara lain pengkoordinasian
penyelenggaraan penanggulangan bencana secara terencana dan terpadu
sesuai dengan kewenangannya.
3. Mencermati hal-hal tersebut diatas dan dalam rangka memberikan
landasan hukum yang kuat bagi penyelenggaraan Penanggulangan
Bencana, disusunlah Undang-Undang tentang Penanggulangan Bencana
yang pada prinsipnya mengatur tahapan bencana meliputi pra bencana,
saat tanggap darurat dan pasca bencana.
4. Materi muatan Undang-undang ini berisikan ketentuan-ketentuan pokok
sebagai berikut:
5. Penyelenggaraan penanggulangan bencana merupakan tanggung jawab
dan wewenang Pemerintah dan pemerintah daerah, yang dilaksanakan
secara terencana, terpadu, terkoordinasi, dan menyeluruh.
6. Penyelenggaraan penanggulangan bencana dalam tahap tanggap darurat
dilaksanakan sepenuhnya oleh badan nasional penanggulangan bencana
dan badan penanggulangan bencana daerah. Badan penanggulangan
bencana tersebut terdiri dari unsur pengarah dan unsur pelaksana. Badan
nasional penanggulangan bencana dan badan penanggulangan bencana
daerah mempunyai tugas dan fungsi antara lain pengkoordinasian
penyelenggaraan penanggulangan bencana secara terencana dan terpadu
sesuai dengan kewenangannya.

Pertimbangan pengesahan Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2007 tentang


Penanggulangan Bencana adalah:

a. Bahwa Negara Kesatuan Republik Indonesia bertanggung jawab


melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah
Indonesia dengan tujuan untuk memberikan pelindungan terhadap
kehidupan dan penghidupan termasuk pelindungan atas bencana,
dalam rangka mewujudkan kesejahteraan umum yang berlandaskan
Pancasila, sebagaimana diamanatkan dalam Undang-Undang Dasar
Negara Republik Indonesia Tahun 1945;
b. Bahwa wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia memiliki kondisi
geografis, geologis, hidrologis, dan demografis yang memungkinkan
terjadinya bencana, baik yang disebabkan oleh faktor alam, faktor
nonalam maupun faktor manusia yang menyebabkan timbulnya korban
jiwa manusia, kerusakan lingkungan, kerugian harta benda, dan
dampak psikologis yang dalam keadaan tertentu dapat menghambat
pembangunan nasional;
c. Bahwa ketentuan peraturan perundang-undangan mengenai
penanggulangan bencana yang ada belum dapat dijadikan landasan
hukum yang kuat dan menyeluruh serta tidak sesuai dengan
perkembangan keadaan masyarakat dan kebutuhan bangsa Indonesia
sehingga menghambat upaya penanggulangan bencana secara
terencana, terkoordinasi, dan terpadu;
d. Bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf
a, huruf b, dan huruf c perlu membentuk Undang-Undang tentang
Penanggulangan Bencana;

Anda mungkin juga menyukai