Anda di halaman 1dari 12

BAB VI

SISTEM AKUNTANSI KEUANGAN DAERAH

6.1 Sistem Akuntansi Pejabat Pengelola Keuangan Daerah (PPKD)


SAPD (Sistem Akuntansi Pemerintah Daerah) adalah rangkaian prosedur mulai
dari proses pengumpulan data, pencacatan, pengikhtisaran, sampai dengan pelaporan
keuangan dalam rangka pertanggungjawaban pelaksanaan APBD yang dapat dilakukan
secara manual atau menggunakan aplikasi komputer. SAPD sekurang-kurangnya meliputi
prosedur akuntansi penerimaan kas, pengeluaran kas, prosedur akuntansi aset
tetap/barang milik daerah, dan prosedur akuntansi selain kas. SAPD dilakukan oleh
PPKD, yang akan mencatat transaksi-transaksi yang dilakukan oleh level pemerintahan
daerah, seperti pendapatan dana perimbangan, belanja bunga, subsidi, hibah, bantuan
sosial, belanja bagi hasil, bantuan keuangan, belanja tidak terduga, transaksi-transaksi
pembiayaan, pencatatan investasi serta hutang jangka panjang.
Akuntansi PPKD adalah sebuah entitas akuntansi yang dijalankan oleh fungsi
akuntansi di SKPKD, yang mencatat transaksi-transaksi yang dilakukan oleh SKPKD
dalam kapasitas sebagai Pemda. SKPKD adalah suatu satuan kerja yang mempunyai
tugas khusus untuk mengelola keuangan daerah. SKPKD biasanya dikelola oleh suatu
entitas tersendiri berupa Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset. Dinas
Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset juga menyusun RKA-SKPKD selaku
Pejabat Pengguna Anggaran. Kosekuensi atas keadaan ini adalah bahwa PPK-SKPD
Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset, hanya mengurusi masalah
pendapatan/belanja untuk satuan kerja saja. Dalam pelaksanaan anggaran transaksi yang
terjadi di SKPKD dapat diklasifikasikan menjadi dua yaitu:
1. Transaksi-transaksi yang dilakukan oleh SKPKD sebagai satuan kerja.
2. Transaksi-transaksi yang dilakukan oleh SKPKD pada level Pemerintah Daerah seperti
pendapatan dana perimbangan, bunga, subsidi, hibah, bantuan sosial, belanja bagi
hasil, bantuan keuangan dan belanja tiga terduga. Termasuk transaksi-transaksi
pembiayaan, pencatatan investasi dan hutang jangka panjang.
Dengan demikian, prosedur ini akan meliputi:
1. Akuntansi Pendapatan (Dana Perimbangan dan Pendapatan Lainnya)
2. Akuntansi Belanja (belanja bunga, subsidi, hibah, bantuan sosial, belanja bagi hasil,
bantuan keuangan dan belanja tidak terduga)
3. Akuntansi Pembiayaan

ASP/Polinema/2017 73
4. Akuntansi Aset (Investasi Jangka Panjang)
5. Akuntansi Hutang
6. Akuntansi Konsolidator
7. Akuntansi Selain Kas
Kegiatan akuntansi pada PPKD meliputi pencatatan atas pendapatan, belanja, dan
selain kas. Proses tersebut dilaksanakan oleh fungsi akuntansi SKPKD (seksi akuntansi
DPPKA) berdasarkan dokumen-dokumen sumber yang diserahkan oleh bendahara PPKD
ataupun berdasarkan dokumen-dokumen sumber yang diperoleh langsung oleh fungsi
akuntansi SKPKD (seksi akuntansi DPPKA). Bendahara menyampaikan dokumen-
dokumen sumber tersebut kepada fungsi akuntansi SKPKD (seksi akuntansi DPPKA)
paling lambat 1 (satu) hari kerja. Pencatatan transaksi pada jurnal dilakukan oleh Fungsi
akuntansi SKPKD (seksi akuntansi DPPKA) setiap hari sesuai dengan dokumen sumber
yang di terima oleh Fungsi akuntansi SKPKD (seksi Pembukuan dan Pelaporan
Keuangan DPPKA).
Dokumen sumber dimaksud adalah :
a. Untuk Penerimaan
- Bukti setor penerimaan ke Bank
- Nota Kredit
- Rekening Koran
b. Untuk Pengeluaran
- SP2D
- Rekening koran
c. Untuk Aset dan Selain Kas
- SP2D
- Berita acara koreksi kesalahan
- Rekening koran
Semua pengeluaran PPKD melalui SP2D LS dan langsung ditujukan kepada
pihak ketiga. Fungsi Akuntansi SKPKD mencatat transaksi pada tanggal SP2D tersebut
telah diuangkan oleh Pihak ketiga dalam artian bahwa uang tersebut benar-benar telah
keluar dari kas daerah. Secara berkala, fungsi akuntansi SKPKD melakukan posting pada
buku besar. Posting pada buku besar yang dilakukan oleh fungsi akuntansi SKPKD paling
lambat 1 (satu) hari kerja setelah pencatatan pada jurnal. Fungsi SKPKD Secara periodik
yaitu semester 1 dan akhir tahun menyusun Neraca PPKD. Neraca PPKD semester I
setelah ditandatangani oleh PPKD disampaikan kepada DPPKA dalam hal ini seksi
akuntansi paling lambat tanggal 20 setelah semester I berakhir bersama-sama dengan

ASP/Polinema/2017 74
Laporan Semester I PPKD. Neraca PPKD akhir tahun setelah ditandatangani oleh PPKD,
disampaikan kepada DPPKA, dalam hal ini seksi akuntansi paling lambat 1 bulan setelah
tahun anggaran berakhir bersama-sama dengan Laporan Realisasi Anggaran dan Catatan
atas Laporan Keuangan berupa Laporan Keuangan SKPD.

6.2 Sistem Akuntansi Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD)


Sistem akuntansi SKPD dilaksanakan oleh Pejabat Penatausaha Keuangan (PPK)
SKPD. Transaksi-transaksi yang terjadi di lingkungan satuan kerja harus dicatat dan
dilaporkan oleh PPK SKPD. Dalam konstruksi keuangan negara, terdapat dua jenis satuan
kerja, yaitu Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) dan Satuan Kerja Pengelola
Keuangan Daerah (SKPKD). Dalam pelaksanaan anggaran, transaksi yang terjadi di
SKPKD dapat diklasifikasikan menjadi dua, yaitu transaksi-transaksi yang dilakukan oleh
SKPKD sebagai satuan kerja dan SKPKD pada level pemerintahan.
Dengan demikian SKPKD akan menjalankan sistem akuntansi SKPD dan sistem
akuntansi pemda (PPKD). Dalam struktur pemerintahan daerah, setelah PPK melakukan
pencatatan atas transaksi-transaksi secara berkala PPK harus melakukan posting pada
buku besar dan secara periodik menyusun Neraca Saldo sebagai dasar pembuatan
Laporan Keuangan yang terdiri atas Laporan Realisasi Anggaran, Neraca, dan Catatan
atas Laporan Keuangan.
Akuntansi pemerintah daerah SKPD dibagi atas empat kegiatan yaitu :
1. Akuntansi Pendapatan SKPD
Pendapatan adalah semua penerimaan Rekening Kas Umum Daerah yang
menambahkan ekuitas dana lancar pada periode tahun anggaran yang bersangkutan yang
menjadi hak pemerintah, dan tidak perlu dibayar kembali pemerintah. Pendapatan daerah
juga merupakan hak pemerintah daerah yang diakui sebagai penambah nilai kekayaan
bersih. Akuntansi SKPD dilakukan hanya untuk mencatat pendapatan asli daerah (PAD)
yang dalam wewenang SKPD.
2. Akuntansi Belanja SKPD
Belanja adalah semua pengeluaran Rekening Kas Umum Daerah yang mengurangi
ekuitas dana lancar pada periode tahun anggaran yang bersangkutan yang menjadi hak
pemerintah, dan tidak perlu dibayar kembali pemerintah Belanja daerah juga dapat
didefinisikan sebagai kewajiban pemerintah daerah yang diakui sebagai pengurangan
nilai kekayaan bersih. Akuntansi Belanja ini meliputi Akuntansi Belanja UP, GU, TU dan
LS.

ASP/Polinema/2017 75
Setiap SKPD biasanya membuat akan mendapatkan UP (Uang Persediaan) yaitu
uang muka kerja di awal tahun anggaran dari BUD. Belanja yang dilakukan oleh SKPD
menggunakan uang persediaan ini dicatat dalam buku jurnal khusus belanja dengan
mendebet akun belanja yang sesuai dan mengkredit Kas di Bendahara Pengeluaran.
Secara periodik, Bendahara Pengeluaran SKPD akan membuat SPJ Pengeluaran dan
mengajukan surat permintaan pembayaran (SPP) GU (ganti uang), yaitu penggantian
uang persediaan. TU (tambah uang) adalah tambahan uang persediaan guna
melaksanakan kegiatan SKPD yang bersifat mendesak dan tidak dapat tercukupi dengan
uang persediaan. Sedangkan LS (Belanja Langsung) adalah jenis belanja yang mengalir
langsung dari rekening Kas Daerah kepada pihak ketiga/pihak lain yang ditetapkan.
3. Akuntansi Aset SKPD
Prosedur akuntansi Aset pada SKPD meliputi pencatatan dan pelaporan akuntansi
kas atas perolehan, pemeliharaan, rehabilitas, perubahan klasifikasi, dan penyusutan
terhadap aset tetap yang dikuasai/digunakan SKPD. Secara garis besar transaksi-transaksi
tersebut digolongkan dalam Pengurangan dan Penambahan Nilai Aset Tetap.
Penambahan nilai aset tetap dapat berasal dari perolehan aset tetap melalui belanja modal,
perolehan aset tetap dari bantuan, hibah, donasi, revaluasi aset dari hasil kegiatan sensus
barang, dan sebagainya. Sementara itu, pengurangan nilai aset tetap dapat terjadi karena
pelepasan atau penghapusan barang daerah, depresiasi/penyusutan, dan pentransferan aset
tetap pada SKPD lainnya.
4. Akuntansi Selain Kas (SKPD)
Prosedur Akuntansi selain kas pada SKPD meliputi serangkaian proses mulai dari
pencatatan, pengikhtisaran sampai pelaporan keuangan yang berkaitan dengan semua
transaksi atau kejadian selain kas yang dapat dilakukan secara manual atau menggunakan
aplikasi komputer. Ada beberapa prosedur akuntansi selain kas SKPD meliputi, koreksi
kesalahan pencatatan, pengakuan aset, hutang dan ekuitas, jurnal depresiasi, dan jurnal
terkait dengan transaksi yang bersifat accrual atau belum dilakukan dan prepayment atau
pengeluaran dimasa mendatang.

6.3 Sistem dan Prosedur Penerimaan Kas dari PAD


Semua penerimaan daerah dalam rangka pelaksanaan urusan pemerintah dikelola
dalam APBD. Setiap SKPD mempunyai tugas memungut dan menerima pendapatan
daerah wajib melaksanakan pemungutan dan penerimaan berdasarkan ketentuan yang
ditetapkan. Penerimaan Pendapatan Asli Daerah antara lain diperoleh dari transaksi :
1. Pajak Daerah

ASP/Polinema/2017 76
2. Retribusi Daerah
3. Penerimaan Lain-lain PAD seperti penjualan aset daerah yang dipisahkan,
penerimaan bunga deposito, penerimaan jasa giro, denda keterlambatan pelaksanaan
kegiatan.
Jaringan prosedur yang membentuk sub sistem ini terdiri dari prosedur penerimaan,
penyetoran kas dan pencatatan. Prosedur penerimaan, penyetoran kas dan pencatatan
merupakan uraian pelaksanaan kegiatan yang terdiri dari fungsi, dokumen, catatan dan
deskriptif prosedur.
Fungsi yang terkait dalam prosedur akuntansi penerimaan kas pada SKPD
dilaksanakan oleh fungsi akuntansi pada pejabat penatausahaan keuangan SKPD (PPK-
SKPD). Sedangkan, pada SKPKD dilaksanakan oleh fungsi akuntansi pada SKPKD.
Melalui Bendahara Penerimaan, fungsi atau pihak terkait adalah :
a. Kepala SKPD/Pengguna Anggaran, berfungsi menerbitkan Surat Ketetapan Pajak
Daerah SKPD dan Surat Ketetapan Retribusi Daerah. Menandatangani SPJ yang
kemudian diserahkan pada PPKD.
b. Bendahara Penerimaan berwenang untuk menerima sekaligus mencocokan uang yang
disetorkan oleh Wajip Pajak/Retribusi. Membuat Tanda Bunti Pembayaran (TBP)
atau bukti lain yang sah dan menyerahkan kepada Wajib Pajak/Retribusi.
Menyetorkan uang yang diterima setia hari dan membuat serta menyampaikan
laporan pertanggungjawaban untuk penerimaan satu bulan.
c. PPK-SKPD berwenang untuk memverifikasi, mengevaluasi dan mencocokan
Laporan pertanggungjawaban dan menandatangani Laporan pertanggungjawaban.
d. PPKD berwenang untuk membandingkan antara SPJ yang berasal dari Kepala SKPD
dengan Nota Kredit dari Bank dan membuat surat Pengesahan SPJ yang kemudian
disampaikan pada PPK-SKPD.
e. Fungsi Akuntansi di SKPKD berwenang menjurnal pendapatan berdasarkan LPJ
yang diterima dari PPKD ke dalam Buku Jurnal Penerimaan Kas dan memposting
rekening pendapatan.
f. Fungsi Akuntansi PPK-SKPD berwenang menjurnal pendapatan berdasarkan LPJ
yang diterima dari PPKD ke dalam Buku Jurnal Penerimaan Kas dan memposting
rekening pendapatan ke dalam Buku Besar dan Buku Besar Pembantu.
Dokumen-dokumen yang digunakan dalam prosedur akuntansi penerimaan kas pada
SKPD atau SKPKD antara lain :
a. Surat Ketetapan Pajak Daerah (SKP-Daerah), digunakan untuk menetapkan pajak
daerah atas wajib pajak yang dibuat oleh PPKI.

ASP/Polinema/2017 77
b. Surat Ketetapan Retribusi Daerah (SKRD), digunakan untuk menetapkan retribusi
daerah atas wajib retribusi yang dibuat.
c. Surat Tanda Bukti Penerimaan, digunakan untuk mencatat setiap penerimaan
pembayaran dari pihak ketiga yang diselenggarakan oleh bendahara penerimaan.
d. Surat Tanda Setoran (STS), digunakan untuk menyetorkan penerimaan daerah yang
diselenggarakan oleh bendahara penerimaan pada SKPD.
e. Bukti Transfer, merupakan dokumen atau bukti atas transfer penerimaan daerah.
f. Nota kredit Bank, dokumen atau bukti bank yang menunjukan adanya transfer uang
masuk ke transaksi kas.
g. Buku Jurnal Penerimaan Kas, merupakan catatan yang diselenggarakan oleh fungsi
akuntansi untuk mencatat dan menggolongkan semua transaksi atau kejadian yang
berhubungan dengan penerimaan kas.
h. Buku Besar, merupakan catatan yang diselenggarakan oleh fungsi akuntansi untuk
memposting semua transaksi atau kejadian selain kas dari jurnal penerimaan kas ke
buku besar.
i. Buku Besar Pembantu, merupakan catatan yang diselenggarakan oleh fungsi
akuntansi untuk mencatat semua transaksi atau kejadian yang berisi rincian akun
buku besar.
Uraian Prosedur :
o Prosedur akuntansi pengeluaran kas pada SKPD dilaksanakan oleh fungsi akuntansi
pada PPK-SKPD. Sedangkan pada SKPKD dilaksanakan oleh fungsi akuntansi pada
SKPKD
o Fungsi akuntansi pada PPK-SKPD berdasarkan bukti transaksi penerimaan kas
melakukan pencatatan ke dalam jurnal penerimaan kas, disertai rekening lawan asal
penerimaan kas tersebut.
o Bukti transaksi penerimaan kas mencakup Surat Tanda Bukti Pembayara (STBP),
Surat Tanda Setoran (STS), bukti transfer, nota kredit dan bukti penerimaan lainnya.
o Fungsi akuntansi pada PPK-SKPD dan fungsi akuntansi pada SKPKD secara periodik
atau berkala melakukan posting ke buku besar.
o Jika dianggap perlu maka dibuat pula buku besar pembantu sebagai rincian buku
besar dan berlaku sebagai kontrol.
o Pencatatan jurnal pengeluaran kas, buku besar dan buku besar pembantu
dilaksanakan oleh fungsi akuntansi.
o Pada akhir periode fungsi akuntansi pada PPK-SKPD dan fungsi akuntansi pada
SKPKD menyusun laporan keuangan.

ASP/Polinema/2017 78
6.4 Sistem dan Prosedur Pengeluaran Kas
Sistem akuntansi pengeluaran kas merupakan sistem yang digunakan untuk
mencatat seluruh transaksi pengeluaran kas. Penatausahaan pengeluaran kas merupakan
serangkaian proses kegiatan menerima, menyimpan, menyetor, membayar, menyerahkan
dan mempertanggungjawabkan pengeluaran uang yang berada dalam pengelolaan
SKPKD atau SKPD. Sistem dan Prosedur Akuntansi Pengeluaran Kas terdiri dari 4 sub
sistem yaitu :
1. Akuntansi Pengeluaran Kas Pembebanan Uang Persediaan (UP)
2. Akuntansi Pengeluaran Kas Pembebanan Ganti Uang Persediaan (GU)
3. Akuntansi Pengeluaran Kas Pembebanan Tambahan Uang Persediaan (TU)
4. Akuntansi Pengeluaran Kas Pembebanan Langsung (LS)
Dokumen-dokumen yang digunakan dalam prosedur akuntansi pengeluaran kas
pada SKPD dan SKPKD antara lain :
1. Surat Penyedia Dana (SPD), merupakan dokumen yang dibuat oleh Pejabat Pengelola
Keuangan Daerah sebagai media atau surat yang menunjukkan tersedianya dana
untuk diserap.
2. Surat Perintah Membayar (SPM), merupakan dokumen yang dibuat oleh pengguna
anggaran untuk mengajukan SP2D yang akan diterbitkan BUD.
3. Kuitansi pembayaran dan bukti pembayaran, merupakan dokumen sebagai tanda
bukti pembayaran.
4. Surat Perintah Pencairan Dana (SP2D), merupakan dokumen yang diterbitkan oleh
BUD atau kuasa untuk mencairkan uang pada bank yang telah ditunjuk.
5. Bukti Transfer, merupakan dokumen atas transfer pengeluaran daerah.
6. Nota debit Bank, merupakan dokumen bukti dari bank yang menunjukkan adanya
transfer uang keluar dari transaksi kas umum daerah.
7. Buku Jurnal Pengeluaran Kas, merupakan catatan yang diselenggarakan oleh fungsi
akuntansi untuk mencatat dan menggolongkan semua transaksi/kejadian yang
berhubungan dengan pengeluaran kas.
8. Buku Besar, merupakan catatan yang diselenggarakan oleh fungsi akuntansi untuk
memposting semua transaksi selain kas dari jurnal pengeluaran kas ke buku kesar
untuk tiap rekening aset, kewajiban, ekuitas, pendapatan, dan beban.
9. Buku Besar Pembantu, merupakan catatan yang diselenggarakan oleh fungsi
akuntansi untuk mencatat semua transaksi atau kejadian yang berisi rincian akun
buku besar.

ASP/Polinema/2017 79
Uraian Prosedur :
1. Prosedur akuntansi pengeluaran kas pada SKPD dilaksanakan oleh fungsi akuntansi
pada PPK-SKPD. Sedangkan pada SKPKD dilaksanakan oleh fungsi akuntansi pada
SKPKD.
2. Fungsi akuntansi pada PPK-SKPD berdasarkan bukti transaksi pengeluaran kas
melakukan pencatatan ke dalam jurnal pengeluaran kas, disertai rekening lawan asal
pengeluaran kas tersebut.
3. Bukti transaksi pengeluaran kas mencakup SP2D, bukti transfer, nota kredit dan bukti
penerimaan lainnya.
4. Fungsi akuntansi pada PPK-SKPD/ fungsi akuntansi pada SKPKD secara periodik
atau berkala melakukan posting ke buku besar.
5. Jika dianggap perlu maka dibuat pula buku besar pembantu sebagai rincian buku
besar dan berlaku sebagai kontrol.
6. Pencatatan jurnal pengeluaran kas, buku besar dan buku besar pembantu
dilaksanakan oleh fungsi akuntansi.
7. Pada akhir periode fungsi akuntansi pada PPK-SKPD dan fungsi akuntansi pada
SKPKD menyusun laporan keuangan.
Di bawah ini, contoh tentang Sistem dan Prosedur Pengelolaan Keuangan Daerah
(Pelaksanaan dan Penatausahaan Penerimaan Daerah).

ASP/Polinema/2017 80
Gambar 1
BAGAN ALIR PENERIMAAN DAERAH DISETOR LANGSUNG
MELALUI BUD (KAS DAERAH) OLEH PIHAK KETIGA

Sumber : Dinas Pengelola Keuangan Daerah Kota Blitar, 2013

ASP/Polinema/2017 81
Gambar 2
BAGAN ALIR PENGGUNAAN UANG PERSEDIAAN / GANTI UANG
PERSEDIAAN / TAMBAH UANG PERSEDIAAN (UP/GU/TU)

ASP/Polinema/2017 82
Gambar 3
BAGAN ALIR PENGGUNAAN DANA LS GAJI DAN TUNJANGAN

Gambar 4
BAGAN ALIR PENGGUNAAN DANA LS BARANG DAN JASA

ASP/Polinema/2017 83
Gambar 5
BAGAN ALIR PENGGUNAAN DANA
LS BARANG DAN JASA – NON PIHAK KETIGA

Gambar 6
BAGAN ALIR PENGGUNAAN DANA
LS BUNGA, SUBSIDI, HIBAH, BANTUAN BAGI HASIL DAN PEMBIAYAAN

ASP/Polinema/2017 84

Anda mungkin juga menyukai