NATIONAL CAPITAL
INTEGRATED COASTAL
DEVELOPMENT
Didukung IKPT, WIJAYA KARYA, JASA MARGA,
CIREBON ELECTRIC POWER dan NINDYA KARYA
PROYEK PENGAMAN PANTAI DI JAKARTA
NATIONAL CAPITAL INTEGRATED
COASTAL DEVELOPMENT
Aries R. Prima – Engineer Weekly
Tahap 2 Paket 2 ruas Kalibaru - Cilincing adalah (banjir yang disebabkan pasang surut air laut)
salah satu tahapan pembangunan National yang terjadi akibat penurunan permukaan tanah
Capital Integrated Coastal Development dan kenaikan muka air laut di kawasan pesisir
(NCICD) yang merupakan proyek pengaman pantai utara Jakarta dan sekitarnya.
pantai di Jakarta. Ruas ini dikerjakan oleh Wijaya
Karya (WIKA)- SACNAKSO.
TUJUAN PEMBANGUNAN
Pengaman pantai ini adalah sebuah upaya
perlindungan terhadap ancaman banjir rob
Tujuan ini dicapai melalui penguatan dan mm dengan ketebalan badan beton 150 mm dan
peninggian pada tanggul laut dan tanggul muara panjang 24 meter, dengan kuat tekan beton f’c 52
sungai, serta penataan kawasan sekitar, sehingga MPa. Untuk sistem pengikat antar cylinder pile
dapat mengurangi kerugian ekonomi dan sosial mengadopsi sistem sambungan pada tiang baja.
akibat banjir rob. Cylinder pile adalah produk beton untuk tiang
pancang yang diproduksi secara segmental dengan
DESKRIPSI TEKNIS panjang per segmen 6 meter. Kemudian segmen-
Proyek NCICD ini membentang di sepanjang pantai segmen tiang tersebut disambung menjadi satu
utara Jakarta, tepatnya di Kalibaru, Cilincing, menggunakan baja prategang dengan sistem post-
Jakarta Utara, dengan panjang trase 2,2 km. tension.
Struktur utama tanggul menggunakan beton
pracetak post-tension cylinder pile diameter 1.200
Hadian Pramudita
Direktur Utama, PT Wijaya Karya Beton (Tbk).
Kuntjara
Direktur Pemasaran, PT Wijaya Karya Beton (Tbk).
Hari Respati
Direktur Operasi 2, PT Wijaya Karya Beton (Tbk).
Siddik Siregar
Direktur Bidang Jasa, PT Wijaya Karya Beton (Tbk).
Sidiq Purnomo
Direktur Teknik dan Sistem Manajemen PT Wijaya
Karya Beton (Tbk).
Rudianto Handojo
Baru-baru ini ada undangan untuk hadir sebagai pengetahuan. Tanpa bersusah payah semua mudah
panelis penanggap Naskah Akademik. Tidak diperoleh. Datanglah bangsa-bangsa lain yang
tangung-tanggung, judulnya adalah: Eksplorasi dan mencium potensi ini.
Implementasi Sistem Kebudayaan Sebagai Solusi Kekuasaan yang muncul kemudian tinggal memetik
Permasalahan Bangsa dan Bernegara. Diolah dalam sekian dari hasil bumi tersebut. Hal ini tidak
prespektif keagamaan, keilmuan, ketahanan, mendorong tumbuhnya proses (nilai tambah).
kebudayaan dan kesejahteraan sosial. Mungkin yang berkembang adalah tambah nilai,
Dalam pengantar Naskah Akademis dinyatakan contohnya bahwa dari gabah yang murah diterima
bahwa terdapat elemen-elemen bangsa yang petani di sawah menjadi beras yang mahal di pasar,
berkeinginan dan berjuang dalam mencapai dan dimana selisihnya ada dimiliki para perantara yang
mengimplementasikan kemerdekaan. Diantaranya bisa berlapis-lapis. Dalam perkembangannya
adalah (1) para kaum agamawan, (2) para kaum menjadi muncul sistem upeti dari para tuan yang
ilmuwan, (3) para tentara dan badan keamanan menguasai jalur ekonomi ini kepada yang berkuasa.
rakyat yang mewujud menjadi Tentara Nasional
Indonesia, (4) para raja, sultan, dan pemangku adat, Dalam situasi kurang mengembangkan ilmu
dan (5) para rakyat umum dan kaum profesi. pengetahuan ini, maka kita seperti gamang dalam
mengantisipasi 3 gelombang peradaban: pertanian,
Kegiatan ini diselenggarakan terkait permasalahan industri dan informasi yang semuanya berbasis
yang dihadapi Indonesia saat ini yaitu: (1) situasi pengembangan iptek. Yang terserap lebih pada kulit
yang semakin mengkhawatirkan, dengan potensi pembungkus namun kurang dalam memahami
milik bangsa yang semakin dikuasai asing, (2) dirasa makna dan latar belakangnya.
perlu kedaulatan bangsa dalam sistim poleksosbud Yang perlu disadari dari perkembangan iptek adalah
dan pertahanan untuk mencegah potensi ketaatan pada standar yang terus berkembang.
penguasaan asing, (3) mahalnya biaya demokrasi, Tanpa bisa mengantisipasinya mungkin reaksi yang
(4) terjeratnya banyak pimpinan daerah dalam muncul bersifat reaktif.
korupsi, (5) derasnya pengaruh budaya dan idologi
yang mempengaruhi pola pikir, (6) berkembangnya Kompetisi pertarungan negara-negara dunia dan
pemikiran yang sangat liberaldan (7) munculnya yang diwarnai perkembangan perusahaan multi
kesenderungan timbul pepecahan akibat sistem nasional sangat mendasarkan pada penguasaan dan
demokrasi yang dijalankan saat ini. pengembangan iptek.
Tanpa kekuatan iptek dan keberpihakan, Indonesia
Dalam kesempatan tersebut, penulis menyampaikan dikhawatirkan akan menjadi pembelanja atau
tanggapan dari perspektif keinsinyuran. perakit yang disetel oleh negara pemilik /
Pertama-tama perlu diingat kembali pasal 31.5 yang pengembang teknologi.
menjadi sumber UU 11/2014 tentang Keinsinyuran:
“Pemerintah memajukan ilmu pengetahuan dan Yang diusulkan adalah memperkuat peran dan posisi
teknologi dengan menjunjung tinggi nilai-nilai iptek dalam ideologi bangsa sebagai fondasi
agama dan persatuan bangsa untuk kemajuan membangun peradaban iptek dengan membangun
peradaban serta kesejahteraan umat manusia” . iklim kearifan lokal, keberpihakan dan daya saing
dari potensi yang dimiliki. Penting agar kita tidak
Sejarah Indonesia terbangun dari kekayaan terombang-ambing dalam menyongsong perubahan
keanekaragaman mulai dari founa, flora, geografi, demi perubahan dalam pergaulan antar bangsa yang
geologi, iklim, kemaritiman, tradisi, manusia, suku, makin luas.
agama dan lainnya. Kekayaan ini sepertinya Mohon maaf bila tidak berkenan.
menghanyutkan dan melenakan pengembangan ilmu
Engineer Weekly
Pelindung: A. Hermanto Dardak, Heru Dewanto Penasihat: Bachtiar Siradjuddin Pemimpin
Umum: Rudianto Handojo, Pemimpin Redaksi: Aries R. Prima, Pengarah Kreatif: Aryo
Adhianto, Pelaksana Kreatif: Gatot Sutedjo,Webmaster: Elmoudy, Web Administrator:
Zulmahdi, Erni Alamat: Jl. Bandung No. 1, Menteng, Jakarta Pusat Telepon: 021- 31904251-52.
Faksimili: 021 – 31904657. E-mail: info@pii.or.id
Engineer Weekly adalah hasil kerja sama Persatuan Insinyur Indonesia dan Inspirasi Insinyur.