Anda di halaman 1dari 48

MAKALAH

BIOMEDIK I

Tentang

“Sistem Perkemihan Dan Sistem Saraf”

Kelompok 7 :

Ningrum Sahiratul Azano 1911213035 Azzah Fadhilah 1911212001


Keshia Smarta Setiani 1911213039 Nia Oktavina 1911211051
Muhammad Bagas Adrian 1911212041 Febrike Falensia 1911212015
Arni melati 1911212003 Nada Tri Hazka S. 1911211013
Dwiki Aulia Harlan 1911211009 Wulandari 161121
Mutiara Aisyah 1911211053 Agri Mila Finoza 1611212038
Vina Febriani 1911211011

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

UNIVERSITAS ANDALAS

PADANG

2019/2020

1
2
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Penyayang. Kami ucapkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah yang berjudul “Sistem Perkemihan dan Sistem Saraf”.

Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan
dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk
itu kami menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah
berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.

Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami, kami menyadari


sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari segi susunan kalimat, kata
bahasa, serta isi dari makalah ini. Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan
saran dan kritik yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Akhir kata kami berharap semoga makalah tentang “Sistem Perkemihan dan
Sistem Saraf” ini dapat memberikan manfaat terhadap pembaca.

Padang, 16 September 2019

Kelompok 7

3
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................3
DAFTAR ISI............................................................................................................4
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................5
1.1 Latar belakang.............................................................................................5
1.2 Rumusan Masalah.......................................................................................5
1.3 Tujuan.........................................................................................................6
BAB II PEMBAHASAN........................................................................................7
2.1 Sistem Perkemihan......................................................................................7
2.2 Fungsi Sistem Urinaria................................................................................7
2.3 Struktur Organ Perkemihan.........................................................................8
2.3.1 Ginjal.................................................................................................8
2.3.2 Ureter...............................................................................................16
2.3.3 Vesika urinaria (kandung kemih)....................................................19
2.3.4 Uretra...............................................................................................21
2.3.5 Urine (air kemih).............................................................................23
2.4 Mekanisme Pembentukan Urine...............................................................24
2.5 Kelainan Pada Sistem Urinaria.................................................................26
2.6 Sistem Saraf..............................................................................................27
2.6.1 Sel Saraf..........................................................................................29
2.6.2 Impuls Saraf....................................................................................31
2.6.3 Sinapsis...........................................................................................32
2.6.4 Sistem Saraf Pusat...........................................................................33
2.6.5 Sistem Saraf Tepi............................................................................38
2.6.6 Sistem Saraf Otonom......................................................................38
2.6.7 Gerak Refleks dan Gerak Biasa......................................................40
BAB III KESIMPULAN.......................................................................................42
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................43

4
SOAL.....................................................................................................................44

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Sistem perkemihan atau sistem urinaria, adalah suatu sistem dimana


terjadinya proses penyaringan darah sehingga darah bebas dari zat-zat yang tidak
dipergunakan oleh tubuh dan menyerap zat-zat yang masih di pergunakan oleh
tubuh. Sisitem urinaria adalah suatu sistem tempat terjadinya proses penyaringan
darah sehingga dara bebas dari zat-zat yang tidak dipergunakan oleh tubuh dan
menyerap zat-zat yang masih dipergunakan oleh tubuh. Zat-zat yang
dipergunakan oleh tubuh larutan dalam air dan dikeluarkan berupa urine (air
kemih). Zat-zat yang tidak dipergunakan oleh tubuh larut dalam air dan
dikeluarkan berupa urin (air kemih).

Sistem saraf merupakan salah satu sistem koordinasi yang bertugas


menyampaikan rangsangan dari reseptor untuk dideteksi dan direspon oleh tubuh.
Sistem saraf memungkinkan makhluk hidup tanggap dengan cepat terhadap
perubahan-perubahan yang terjadi di lingkungan luar maupun dalam.
Untuk menanggapi rangsangan, ada tiga komponen yang harus dimiliki oleh
sistem saraf, yaitu:
 Reseptor, adalah alat penerima rangsangan atau impuls. Pada tubuh kita
yang bertindak sebagai reseptor adalah organ indera.
 Penghantar impuls, dilakukan oleh saraf itu sendiri. Saraf tersusun dari
berkas serabut penghubung (akson). Pada serabut penghubung terdapat sel-
sel khusus yang memanjang dan meluas. Sel saraf disebut neuron.
 Efektor, adalah bagian yang menanggapi rangsangan yang telah
diantarkan oleh penghantar impuls. Efektor yang paling penting pada
manusia adalah otot dan kelenjar.

1.2 Rumusan Masalah

5
1. Apa itu Sistem Perkemihan ?
2. Apa Fungsi Sistem Urinaria ?
3. Bagaimana Struktur Organ Perkemihan ?
4. Bagaimana Mekanisme Pembentukan Urine ?
5. Apa saja Kelainan Pada Sistem Urinaria ?
6. Apa itu sistem saraf ?
7. Bagaimana Struktur organ sistem saraf ?

1.3 Tujuan

1.Mengetahui defenisi Sistem Perkemihan.


2.Mengetahui Fungsi Sistem Urinaria.
3.Mengetahui Bagaimana Struktur Organ Perkemihan.
4.Mengetahui Bagaimana Mekanisme Pembentukan Urine.
5.Mengetahui Apa saja Kelainan Pada Sistem Urinaria.
6.Mengetahui definisi sistem saraf.
7.Mengetahui Bagaimana Struktur organ sistem saraf.

6
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Sistem Perkemihan

Sistem perkemihan atau sistem urinaria, adalah suatu sistem dimana


terjadinya proses penyaringan darah sehingga darah bebas dari zat-zat yang tidak
dipergunakan oleh tubuh dan menyerap zat-zat yang masih di pergunakan oleh
tubuh. Sisitem urinaria adalah suatu sistem tempat terjadinya proses penyaringan
darah sehingga dara bebas dari zat-zat yang tidak dipergunakan oleh tubuh dan
menyerap zat-zat yang masih dipergunakan oleh tubuh. Zat-zat yang
dipergunakan oleh tubuh larutan dalam air dan dikeluarkan berupa urine (air
kemih). Zat-zat yang tidak dipergunakan oleh tubuh larut dalam air dan
dikeluarkan berupa urin (air kemih).

Sistem urinaria terdiri atas:


1.  Ginjal, yang mengeluarkan sekret urine.
2.  Ureter, yang menyalurkan urine dari ginjal ke kandung kencing.
3.  Kandung kencing, yang bekerja sebagai penampung.
4.  Uretra, yang menyalurkan urine dari kandung kencing.

2.2 Fungsi Sistem Urinaria

1.  Mempertahankan keseimbangan internal atau Homeostatis.

7
2.  Membuang produk-produk yang tidak dibutuhkan oleh tubuh
3.  Pengeluaran zat sisa organik
4.  Pengaturan konsentrasi ion-ion penting
5.  Pengaturan keseimbangan asam-basa tubuh
6.  Pengaturan produksi sel darah merah
7.  Pengaturan tekanan darah
8.  Pengendalian terbatas terhadap konsentrasi glukosa darah dan asam amino
darah
9.  Pengeluaran zat beracun

2.3 Struktur Organ Perkemihan

2.3.1 Ginjal

Ginjal adalah suatu kelenjar yang terletak di bagian belakang kavum abdominalis
di belakang peritoneum pada kedua sisi vertebra lumbalis III, melekat langsung
pada dinding belakang abdomen. Bentuk ginjal seperti biji kacang, jumlahnya ada
dua buah kiri dan kanan, ginjal kiri lebih besar dari ginjal kanan dan pada
umumnya ginjal laki-laki lebih panjang dari ginjal wanita.

Uji fungsi ginjal terdiri dari:


1.  Uji protein (albumin). Bila ada kerusakan pada glomerulus atau tubulus, maka
protein dapat bocor dan masuk ke urine.
2.  Uji konsentrasi ureum darah. Bila ginjal tidak cukup mengeluarkan ureum
maka ureum darah naik di atas kadar normal 20-40 mg%.
3.  Uji konsentrasi. Pada uji ini dilarang makan dan minum selama 12 jam untuk
melihat sampai berapa tinggi berat jenis naiknya.

8
Struktur ginjal
Setiap ginjal terbungkus oleh selaput tipis yang disebut kapsula renalis yang
terdiri dari jaringan fibrus berwarna ungu tua. Lapisan luar terdiri dari lapisan
korteks (subtansia kortekalis), dan lapisan sebelah dalam bagian medulla
(subtansia medularis) berbentuk kerucut yang disebut renal piramid. Puncak
kerucut tadi menghadap kaliks yang terdiri dari lubang-lubang kecil disebut
papilla renalis. Masing-masing piramid dilapisi oleh kolumna renalis, jumlah
renalis 15-16 buah.
Garis-garis yang terlihat di piramid disebut tubulus nefron yang merupakan
bagian terkecil dari ginjal yang terdiri dari glomerulus, tubulus proksimal (tubulus
kontorti satu), ansa henle, tubulus distal (tubulus kontorti dua) dan tubulus
urinarius (papilla vateri).
Pada setiap ginjal diperkirakan ada 1.000.000 nefron, selama 24 jam dapat
menyaring darah 170 liter. Arteri renalis membawa darah murni dari aorta ke
ginjal, lubang-lubang yang terdapat pada piramid renal masing-masing
membentuk simpul dari kapiler satu badan malfigi yang disebut glomerulus.
Pembuluh aferen yang bercabang membentuk kapiler menjadi vena renalis yang
membawa darah dari ginjal ke vena kava inferior.

Bagian - Bagian Ginjal


Bila sebuh ginjal kita iris memanjang, maka aka tampak bahwa ginjal terdiri dari
tiga bagian, yaitu bagian kulit (korteks), sumsum ginjal (medula), dan bagian
rongga ginjal (pelvis renalis).
1.Kulit Ginjal (Korteks)

9
Pada kulit ginjal terdapat bagian yang bertugas melaksanakan penyaringan darah
yang disebut nefron. Pada tempat penyarinagn darah ini banyak mengandung
kapiler – kapiler darah yang tersusun bergumpal – gumpal disebut glomerolus.
Tiap glomerolus dikelilingi oleh simpai bownman, dan gabungan antara
glomerolus dengan simpai bownman disebut badan malphigi
Penyaringan darah terjadi pada badan malphigi, yaitu diantara glomerolus dan
simpai bownman. Zat – zat yang terlarut dalam darah akan masuk kedalam simpai
bownman. Dari sini maka zat – zat tersebut akan menuju ke pembuluh yang
merupakan lanjutan dari simpai bownman yang terdapat di dalam sumsum ginjal.
2. Sumsum Ginjal (Medula)
Sumsum ginjal terdiri beberapa badan berbentuk kerucut yang disebut piramid
renal. Dengan dasarnya menghadap korteks dan puncaknya disebut apeks atau
papila renis, mengarah ke bagian dalam ginjal. Satu piramid dengan jaringan
korteks di dalamnya disebut lobus ginjal. Piramid antara 8 hingga 18 buah tampak
bergaris – garis karena terdiri atas berkas saluran paralel (tubuli dan duktus
koligentes). Diantara pyramid terdapat jaringan korteks yang disebut dengan
kolumna renal. Pada bagian ini berkumpul ribuan pembuluh halus yang
merupakan lanjutan dari simpai bownman. Di dalam pembuluh halus ini terangkut
urine yang merupakan hasil penyaringan darah dalam badan malphigi, setelah
mengalami berbagai proses.
3. Rongga Ginjal (Pelvis Renalis)
Pelvis Renalis adalah ujung ureter yang berpangkal di ginjal, berbentuk corong
lebar. Sabelum berbatasan dengan jaringan ginjal, pelvis renalis bercabang dua
atau tiga disebut kaliks mayor, yang masing – masing bercabang membentuk
beberapa kaliks minor yang langsung menutupi papila renis dari piramid. Kliks
minor ini menampung urine yang terus kleuar dari papila. Dari Kaliks minor,
urine masuk ke kaliks mayor, ke pelvis renis ke ureter, hingga di tampung dalam
kandung kemih (vesikula urinaria).

Nefron

Unit fungsional ginjal adalah nefron. Pada manusia setiap ginjal


mengandung 1-1,5 juta nefron yang pada dasarnya mempunyai struktur dan fungsi

10
yang sama.

Dapat dibedakan dua jenis nefron:

1. Nefron kortikalis yaitu nefron yang glomerulinya terletak pada bagian luar dari
korteks dengan lingkungan henle yang pendek dan tetap berada pada korteks
atau mengadakan penetrasi hanya sampai ke zona luar dari medula.

2. Nefron juxtamedullaris yaitu nefron yang glomerulinya terletak pada bagian


dalam dari korteks dekat dengan cortex-medulla dengan lengkung henle yang
panjang dan turun jauh ke dalam zona dalam dari medula, sebelum berbalik dan
kembali ke cortex.

Bagian-bagian nefron:

a.  Glomerolus

Suatu jaringan kapiler berbentuk bola yang berasal dari arteriol afferent yang
kemudian bersatu menuju arteriol efferent, Berfungsi sebagai tempat filtrasi
sebagian air dan zat yang terlarut dari darah yang melewatinya.

b. Kapsula Bowman

Bagian dari tubulus yang melingkupi glomerolus untuk mengumpulkan cairan


yang difiltrasi oleh kapiler glomerolus.

c. Tubulus, terbagi menjadi 3 yaitu:

11
1.Tubulus proksimal

Tubulus proksimal berfungsi mengadakan reabsorbsi bahan-bahan


dari cairan tubuli dan mensekresikan bahan-bahan ke dalam cairan tubuli.

2.Lengkung Henle

Lengkung henle membentuk lengkungan tajam berbentuk U.


Terdiri dari pars descendens yaitu bagian yang menurun terbenam dari
korteks ke medula, dan pars ascendens yaitu bagian yang naik kembali ke
korteks. Bagian bawah dari lengkung henle mempunyai dinding yang
sangat tipis sehingga disebut segmen tipis, sedangkan bagian atas yang
lebih tebal disebut segmen tebal.

Lengkung henle berfungsi reabsorbsi bahan-bahan dari cairan


tubulus dan sekresi bahan-bahan ke dalam cairan tubulus. Selain itu,
berperan penting dalam mekanisme konsentrasi dan dilusi urin.

3.Tubulus distal

Berfungsi dalam reabsorbsi dan sekresi zat-zat tertentu.

d. Duktus pengumpul (duktus kolektifus)

Satu duktus pengumpul mungkin menerima cairan dari delapan nefron yang
berlainan. Setiap duktus pengumpul terbenam ke dalam medula untuk
mengosongkan cairan isinya (urin) ke dalam pelvis ginjal.

Fungsi Ginjal :
1.  Mengatur volume air (cairan dalam tubuh). Kelebihan air dalam tubuh akan
diekskresikan oleh ginjal sebagai urine (kemih) yang encer dalam jumlah besar,
kekurangan air (kelebihan keringat) menyebabkan urine yang diekskresi
berkurang dan konsentrasinya lebih pekat sehingga susunan dan volume cairan
tubuh dapat dipertahankan relatif normal.
2.  Mengatur keseimbangan osmitik dan mempertahankan keseimbangan ion yang
optimal dalam plasma (keseimbangan elektrolit). Bila terjadi
pemasukan/pengeluaran yang abnormal ion-ion akibat pemasukan garam yang
berlebihan/penyakit perdarahan (diare, muntah) ginjal akan meningkatkan

12
ekskresi ion-ion yang penting (mis. Na, K, Cl, Ca dan posfat).
3.  Mengatur keseimbangan asam-basa cairan tubuh bergantung pada apa yang
dimakan, campuran makanan menghasilkan urine yang bersifat agak asam, pH
kurang dari 6 ini disebabkan hasil akhir metabolism protein. Apabila banyak
makan sayur-sayuran, urine akan bersifat basa. pH urine bervariasi antara 4,8-8,2.
Ginjal menyekresi urine sesuai dengan perubahan pH darah.
4.  Ekskresi sisa hasil metabolism (ureum, asam urat, kreatinin) zat-zat toksik, obat-
obatan, hasil metabolism hemoglobin dan bahan kimia asing (pestisida).
5.  Fungsi hormonal dan metabolisme. Ginjal menyekresi hormon renin yang
mempunyai peranan penting mengatur tekanan darah (sistem renin angiotensin
aldesteron) membentuk eritripoiesis mempunyai peranan penting untuk
memproses pembentukan sel darah merah (eritropoiesis). Di samping itu ginjal
juga membentuk hormone dihidroksi kolekalsiferol (vitamin D aktif) yang
diperlukan untuk absorsi ion kalsium di usus.

Filtrasi glomerulus
Kapiler glomerulus secara relatif bersifat impermeabel terhadap protein plasma
yang lebih besar dan permeabel terhadap air dan larutan yang lebih kecil sepeti
elektrolit, asam amino, glukosa dan sisa nitrogen. Glomerulus mengalami
kenaikan tekanan darah  90 mmHg. Kenaikan ini terjadi karena anteriole aferen
yang mengarah ke glomerulus mempunyai diameter yang lebih besar dan
memberikan sedikit tahanan dari kapiler yang lain. Darah didorong ke dalam
ruangan yang lebih kecil, sehingga darah mending air dan partikel yang
terlarutdalam plasma masuk ke dalam kapsula bowman. Tekanan darah terhadap
dinding pembuluh ini disebut tekanan hidrostatik (TH). Gerakan masuknya ke
dalam kapsula bowman disebut sebagai filtrasi glomerulus.

Tiga faktor pada proses filtrasi dalam kapsula bowman menggambarkan integrasi
ketiga faktor tersebut yaitu:
1.  Tekanan osmitik (TO). Tekanan yang dikeluarkan oleh air (sebagai pelarut) pada
membrane semipermeabel sebagai usaha untuk menembus membrane
semipermeabel ke dalam area yang mengandung lebih banyak molekul yang dapat

13
melewati membrane semipermeabel. Pori-pori dalam kapiler glomerulus membuat
membrane semipermeabel memungkinkan untuk melewati yang lebih kecil dari
air tetapi mencegah molekul yang lebih besar misalnya protein dan plasma.
2.  Tekanan hidroststik (TH). Sekitar 15 mmHg dihasilkan oleh adanya filtrasi dalam
kapsula dan berlawanan dengan tekanan hidrostatik darah. Filtrasi juga
mengeluarkan tekanan osmitik 1-3 mmHg yang berlawanan dengan osmitik darah.
3.  Perbedaan tekanan osmitik plasma dengan cairan dalam kapsula bowman
mencerminkan perbedaan kosentrasi protein, perbedaan ini menimbulkan pori-
pori kapiler mencegah protein plasma untuk difiltrasi. Tekanan hidrostatik plasma
dan tekanan osmitik filtrat kapsula bowman bekerja sama untuk meningkatkan
gerakan air dan molekul permeabel, molekul permeabel kecil dari plasma masuk
ke dalam kapsula bowman.

Proses pembentukan urine

Glomerulus berfungsi sebagai ultrafiltrasi pada simpai bowman, berfungsi untuk


menampung hasil filtrasi dari glomerulus. Pada tubulus ginjal akan terjadi
penyerapan kembali zat-zat yang sudah disaring pada glomerulus, sisa cairan akan
diteruskan ke piala ginjal terus berlanjut ke ureter. Urine berasal dari darah yang
di bawa arteri renalis masuk kedalam ginjal, darah ini terdiri dari bagian yang
padat yaitu sel darah dan bagian plasma darah.

Ada tiga tahap pembentukan urine:


1. Proses filtrasi
Terjadi di glomerulus, proses ini terjadi karena permukaan aferen lebih besar dari
permukaan eferen maka terjadi penyerapan darah. Sedangkan sebagian yang
tersaring adalah bagian cairan darah kecuali protein. Cairan yang tersaring
ditampung oleh simpai bowman yang terdiri dari glukosa, air, natrium, klorida,
sulfat, bikarbonat dan lain-lain, yang diteruskan ke tubulus ginjal.
2. Proses  reabsorpsi
Proses ini terjadi penyerapan kembali sebagian besar glukosa, natrium, klorida,
fosfat, dan ion bikarbonat. Prosesnya terjadi secara pasif yang dikenal oblogator
reabsorpsi terjadi pada tubulus atas. Sedangkan pada tubulus ginjal bagian bawah

14
terjadi kembali penyerapan natrium dan ion bikarbonat. Bila diperlukan akan
diserap kembali ke dalam tublus bagian bawah. Penyerapannya terjadi secara aktif
dikenal dengan reabsorpsi fakultatif dan sisanya dialirkan pada papilla renalis.
3. Proses sekresi
Sisanya penyerapan urine kembali yang terjadi pada tubulus dan diteruskan ke
piala ginjal selanjutnya diteruskan ke ureter masuk ke vesika urinaria.

Peredaran darah ginjal


ginjal mendapat darah dari aorta abdominalis yang mempunyai percabanganarteri
arteri renalis. Arteri ini berpasangan kiri dan kanan. Arteri renalis bercabang
menjadi arteria interlobaris kemudian menjadi arteri arkuata. Arteri interloburalis
yang berada di tepi ginjal bercabang menjadi kapiler membentuk gumpalan-
gumpalan yang disebut glomerulus. Glomerulus ini dikelilingi oleh alat yang
disebut simpai bowman. Di sini terjadi penyaringan pertama dan kapiler darah
yang meninggalkan simpai bowman kemudian menjadi vena renalis masuk ke
vena kava inferior.

Persarafan ginjal
Ginjal mendapat persarafan dari pleksus renalis (vasomotor). Saraf ini berfungsi
untuk mengatur jumlah darah yang masuk ke dalam ginjal, saraf ini berjalan
bersamaan dengan pembuluh darah yang masuk ginjal. Di atas ginjal terdapat
kelenjar suprarenalis, kelenjar ini merupakan kelenjar buntu yang menghasilkan
dua macam hormon yaitu hormon adrenalin dan hormon kortison. Adrenal
dihasilkan oleh medulla.

Reabsorpsi dan sekresi tubulus


Sewaktu filtrat glomerulus memasuki tubulus ginjal, filtrat ini mengalir melalui
bagian-bagian tubulus. Sebelum diekskresikan sebagai urine beberapa zat
diabsorpsi kembali secara selektif dari tbulus dan kembali ke dalam darah,
sedangkan yang lain de sekresikandari darah ke dalam lumen tubulus. Pada
akhirnya urine terbentuk dan semua zat dalam urine akan menggambarkan

15
penjumlahan dari tiga proses dasar ginjal (filtrasi glomerulus, reabsorpsi tubulus
dan sekresi tubulus).

Peredaran Darah
Ginjal mendapat darah dari aorta abdominalis yang mempunyai percabangan
arteria renalis, yang berpasangan kiri dan kanan dan bercabang menjadi arteria
interlobaris kemudian menjadi arteri akuata, arteria interlobularis yang berada di
tepi ginjal bercabang menjadi kapiler membentuk gumpalan yang disebut dengan
glomerolus dan dikelilingi leh alat yang disebut dengan simpai bowman,
didalamnya terjadi penyadangan pertama dan kapilerdarah yang meninggalkan
simpai bowman kemudian menjadi vena renalis masuk ke vena kava inferior.
Persyarafan Ginjal
Ginjal mendapat persyarafan dari fleksus renalis (vasomotor) saraf ini berfungsi
untuk mengatur jumlah darah yang masuk ke dalam ginjal, saraf ini berjalan
bersamaan dengan pembuluh darah yang masuk ke ginjal. Anak ginjal (kelenjar
suprarenal) terdapat di atas ginjal yang merupakan senuah kelenjar buntu yang
menghasilkan 2 (dua) macam hormon yaitu hormone adrenalin dan hormn
kortison.

2.3.2 Ureter

Terdiri dari 2 saluran pipa, masing–masing bersambung dari ginjal ke kandung


kemih (vesika urinaria), panjangnya ± 25-30 cm, dengan penampang ± 0,5 cm.
Ureter  sebagian terletak dalam rongga abdomen dan sebagian terletak dalam
rongga pelvis.
Lapisan dinding abdomen terdiri dari:
1.  Dinding luar jaringan ikat (jarinagn fibrosa)
2.  Lapisan tengah lapisan otot polos
3.  Lapisan sebelah dalam lapisan mukosa
Lapisan di dnding ureter menimbulkan gerakan-gerakan peristaltik tiap 5 menit
sekali yang akan mendorong air kemih masuk ke dalam kandung kamih (vesika
urinaria). Gerakan peristaltik mendorong urine melalui ureter yang diekskresikan

16
oleh ginjal dan disemprotkan dalam bentuk pancaran, melalui osteum uretralis
masuk ke dalam kandung kemih.
Ureter berjalan hampir vertikal ke bawah sepanjang fasia muskulus psoas dan
dilapisi oleh peritoneum. Penyempitan ureter terjadi pada tempat ureter
meninggalkan pelvis renalis, pembuluh darah, saraf dan pembuluh limfe berasal
dari pembuluh sekitarnya mempunyai saraf sensorik.
Pars abdominalis ureter dalam kavum abdomen ureter terletak di belakang
peritoneum sebelah media anterior m. psoas mayor dan ditutupi oleh fasia
subserosa. Vasa spermatika/ovarika interna menyilang ureter secara oblique,
selanjutnya ureter akan mencapai kavum pelvis dan menyilang arteri iliaka
eksterna.
Ureter kanan terletak pada parscdesendens duodenum. Sewaktu turun ke bawah
terdapat di kanan bawah dan disilang oleh kolon dekstra dan vosa iliaka
iliokolika, dekat apertura pelvis akan dilewati oleh bagian bawah mesenterium
dan bagian akhir ilium. Ureter kiri disilang oleh vasa koplika sinistra dekat
apertura pelvis superior dan berjalan di belakang kolon sigmoid dan

Pars pelvis ureter berjalan pada bagian dinding lateral pada kavum pelvis
sepanjang tepi anterior dari insura iskhiadikamayor dan tertutup olehperitoneum.
Ureter dapt ditemukan di depan arteri hipogastrikabagian dalam nervus
obturatoris arteri vasialia anterior dan arteri hemoroidalis media. Pada bagian
bawah insura iskhiadika mayor, ureter agak miring ke bagian medial untuk
mencapai sudut lateral dari vesika urinaria.

Ureter pada pria


terdapat di dalam visura seminalis atas dan disilang oleh duktus deferens dan
dikelilingi oleh pleksus vesikalis. Selanjutnya ureter berjalan oblique sepanjang 2
cm di dalam dinding vesika urinaria pada sudut lateral dari trigonum vesika.
Sewaktu menembus vesika urinaria, dinding atas dan dinding bawah ureter akan
tertutup dan pada waktu vesika urinaria penuh akan membentuk katup (valvula)
dan mencegah pengambilan urine dari vesika urinaria.

17
Ureter pada wanita
terdapat di belakang fossa ovarika urinaria dan berjalan ke bagian medial dan ke
depan bagian lateralis serviks uteri bagian atas, vagina untuk mencapai fundus
vesika urinaria. Dalam perjalanannya, ureter didampingi oleh arteri uterina
sepanjang 2,5 cm dan selanjutnya arteri ini menyilang ureter dan menuju ke atas
di antara lapisan ligamentum. Ureter mempunyai 2 cm dari sisi serviks uteri. Ada
tiga tempat yang penting dari ureter yang mudah terjadi penyumbatan yaitu pada
sambungan ureter pelvis diameter 2 mm, penyilangan vosa iliaka diameter 4 mm
dan pada saat masuk ke vesika urinaria yang berdiameter 1-5 cm.

Pembuluh darah ureter


1.  Arteri renalis
2.  Arteri spermatika interna
3.  Arteri hipogastrika
4.  Arteri vesika inferior

Persarafan ureter
Persarafan ureter merupakan cabang dari pleksus mesenterikus inferior, pleksus
spermatikus, dan pleksu pelvis; seperti dari nervus; rantai eferens dan nervus
vagusrantai eferen dari nervus torakalis ke-11 dan ke-12, nervus lumbalis ke-1,
dan nervus vagus mempunyai rantai aferen untuk ureter.
Terdiri dari 2 saluran pipa masing – masing bersambung dari ginjal ke kandung
kemih (vesika urinaria) panjangnya ± 25 – 30 cm dengan penampang ± 0,5 cm.
Ureter sebagian terletak dalam rongga abdomen dan sebagian terletak dalam
rongga pelvis.

Lapisan dinding ureter terdiri dari :


1.  Dinding luar jaringan ikat (jaringan fibrosa)
2.  Lapisan tengah otot polos
3.  Lapisan sebelah dalam lapisan mukosa
Lapisan dinding ureter menimbulkan gerakan – gerakan peristaltik tiap 5 menit
sekali yang akan mendorong air kemih masuk ke dalam kandung kemih (vesika

18
urinaria).

Gerakan peristaltik mendorong urin melalui ureter yang dieskresikan oleh ginjal
dan disemprotkan dalam bentuk pancaran, melalui osteum uretralis masuk ke
dalam kandung kemih.
Ureter berjalan hampir vertikal ke bawah sepanjang fasia muskulus psoas dan
dilapisi oleh pedtodinium. Penyempitan ureter terjadi pada tempat ureter terjadi
pada tempat ureter meninggalkan pelvis renalis, pembuluh darah, saraf dan
pembuluh sekitarnya mempunyai saraf sensorik.

2.3.3 Vesika urinaria (kandung kemih)

Vesika urinaria (kandung kemih) dapat mengembang dan mengempis seperti


balon karet, terletak di belakang simfisis pubis di dalam rongga panggul. Bentuk
kandung kemih seperti kerucut yang dikelilingi oleh otot yang kuat, berhubungan
dengan ligamentum vesika umbilikalis medius. Bagian vesika urinaria terdiri dari:

1.  Fundus yaitu, bagian yang menghadap ke arah belakang dan bawah, bagian ini
terpisah dari rektum oleh spatium rectovesikale yang terisi oleh jaringan ikat
duktus deferen, vesika seminalis dan prostat.

19
2.  Korpus, yaitu bagian antara verteks dan fundus.
3.  Verteks, bagian yang mancung ke arah muka dan berhubungan dengan
ligamentum vesika umbilikalis.
Dinding kandung kemih terdiri dari lapisan sebelah luar (peritonium), tunika
muskularis (lapisan otot), tunika submukosa, dan lapisan mukosa (lapisan bagian
dalam). Pembuluh limfe vesika urinaria mengalirkan cairan limfe ke dalam nadi
limfatik iliaka interna dan eksterna.

Lapisan otot vesika urinaria


Lapisan otot vesika urinaria terdiri dari otot polos yang tersusun dan saling
berkaitan dan disebut m. detrusor vesikae. Peredaran darah vesika urinaria berasal
dari arteri vesikalis superior dan inferior yang merupakan cabang dari arteri iliaka
interna. Venanya membentuk pleksus venosus vesikalis yang berhubungan
dengan pleksus prostatikus yang mengalirkan darah ke vena iliaka interna.

Persarafan vesika urinaria


Persarafan vesika urinaria berasal dari pleksus hipogastrika inferior. Serabut
ganglion simpatikus berasal dari ganglion lumbalis ke-1 dan ke-2 yang berjalan
turun ke vesika urinaria melalui pleksus hipogastrikus. Serabut preganglion
parasimpatis yang keluar dari nervus splenikus pelvis yang berasal dari nervus
sakralis 2, 3 dan 4 berjalan melalui hipogastrikus inferior mencapai dinding vesika
urinaria.
Sebagian besar serabut aferen sensoris yan g keluar dari vesika urinaria menuju
sistem susunan saraf pusat melalui nervus splanikus pelvikus berjalan bersama
saraf simpatis melalui pleksus hipogastrikus masuk kedalam segmen lumbal ke-1
dan ke-2 medula spinalis.

Kandung kemih dapat mengembang dan mengempis seperti balon karet, terletak

20
di belakang simfisis pubis di dalam ronga panggul. Bentuk kandung kemih seperti
kerucut yang dikelilingi oleh otot yang kuat, berhubungan ligamentum vesika
umbikalis medius. Bagian vesika urinaria terdiri dari :
1.  Fundus, yaitu bagian yang mengahadap kearah belakang dan bawah, bagian ini
terpisah dari rektum oleh spatium rectosivikale yang terisi oleh jaringan ikat
duktus deferent, vesika seminalis dan prostate.
2.  Korpus, yaitu bagian antara verteks dan fundus.
3.  Verteks, bagian yang maju kearah muka dan berhubungan dengan ligamentum
vesika umbilikalis.
4.  Dinding kandung kemih terdiri dari beberapa lapisan yaitu, peritonium (lapisan
sebelah luar), tunika muskularis, tunika submukosa, dan lapisan mukosa (lapisan
bagian dalam).

2.3.4 Uretra

Uretara merupakan saluran sempit yang berpangkal pada kandung kemih yang
berfungsi menyalurkan air kemih keluar.

Uretra pria
Pad laki-laki uretra berjalan berkelok kelok melalaui tengah-tengah prostat
kemudian menembus lapisan fibrosa yang menembus tulang fubis ke bagian penis
panjangnya ± 20 cm. uretra pada laki-laki terdiri dari:
1.  Uretra prostatia
2.  Uretra membranosa
3.  Uretra kevernosa
Lapisan uretra laki-lakin terdiri lapisan mukosa (lapisan paling dalam), dan
lapisan submukosa.
Uretra mulai dari orifisium uretra interna di dalam vesika urinaria sampai
orifisium eksterna. Pada penis panjangnya 17,5-20 cm  yang terdiri dari bagian-
bagian berikut :
Uretra prostatika merupakan saluran terlebar panjangnya 3 cm, berjalan hampir
vertikulum melalui glandula prostat , mulai dari basis sampai ke apaks dan lebih

21
dekat ke permukaan anterior.
Uretra pars membranasea ini merupakan saluran yang paling pendek dan paling
dangkal, berjalan mengarah ke bawah dan ke depan di antara apaks glandula
prostata dan bulbus uretra. Pars membranesea menembus diagfragma urogenitalis,
panjangnya kira-kira 2,5 cm, di belakang simfisis pubis diliputi oleh jaringan
sfingter uretra membranasea. Di depan saluran ini terdapat vena dorsalis penis
yang mencapai pelvis di antara ligamentum transversal pelvis dan ligamentum
arquarta pubis.
Uretra pars kavernosus merupakan saluran terpanjang dari uretra dan terdapat di
dalam korpus kavernosus uretra, panjangnya kira-kira 15 cm, mulai dari pars
membranasea sampai ke orifisium dari diafragma urogenitalis. Pars kavernosus
uretra berjalan ke depan dan ke atas menuju bagian depan simfisis pubis. Pada
keadaan penis berkontraksi, pars kavernosus akan membelok ke bawah dan ke
depan. Pars kavernosus ini dangkal sesuai dengan korpus penis 6 mm dan
berdilatasi ke belakang. Bagian depan berdilatasi di dalam glans penis yang akan
membentuk fossa navikularis uretra.
Oriifisium uretra eksterna merupakan bagian erektor yang paling berkontraksi
berupa sebuah celah vertikal ditutupi oleh kedua sisi bibir kecil dan panjangnya 6
mm. glandula uretralis yang akan bermuara ke dalam uretra dibagi dalam dua
bagian, yaitu glandula dan lakuna. Glandula terdapat di bawah tunika mukosa di
dalam korpus kavernosus uretra (glandula pars uretralis). Lakuna bagian dalam
epitelium. Lakuna yang lebih besar dipermukaan atas di sebut lakuna magma
orifisium dan lakuna ini menyebar ke depan sehingga dengan mudah menghalangi
ujung kateter  yang dilalui sepanjang saluran.

Uretra wanita
Uretra pada wanita terletak di belakang simfisis pubis berjalan miring sedikit ke
arah atas, panjangnya ± 3-4 cm. lapisan uretra wanita terdiri dari tunika
muskularis (sebelah luar), lapiosan spongeosa merupakan pleksus dari vena-vena,
dan lapisan mukosa (lapisan sebelah dalam). Muara uretra pada wanita terletak di
sebelah atas vagina (antara klitoris dan vagina) dan uretra di sini hanya sebagai

22
salura ekskresi. Apabila tidak berdilatasi diameternya 6 cm. uretra ini menembus
fasia diagfragma urogenitalis dan orifisium eksterna langsung di depan
permukaan vagina, 2,5 cm di belakang glans klitoris. Glandula uretra bermuara ke
uretra, yang terbesar diantaranya adalah glandula pars uretralis (skene) yang
bermuara kedalam orifisium uretra yang hanya berfungsi sebagai saluran ekskresi.
Diagfragma urogenitalis dan orifisium eksterna langsung di depan permukaan 
vagian dan 2,5 cm di belakang glans klitoris. Uretra wanita jauh lebih pendek
daripada pria dan terdiri lapisan otot polos yang diperkuat oleh sfingter otot
rangka pada muaranya penonjolan berupa kelenjar dan jaringan ikat fibrosa
longggar yang ditandai dengan banyak sinus venosus merip jaringan kavernosus.

2.3.5 Urine (air kemih)

Sifat – sifat air kemih


1. Jumlah eksresi dalam 24 jam ± 1.500 cc tergantung dari masuknya (intake)
cairan serta faktor lainnya.
2. Warna bening muda dan bila dibiarkan akan menjadi keruh.
3. Warna kuning terantung dari kepekatan, diet obat – obatan dan sebagainya.
4. Bau khas air kemih bila dibiarkan terlalu lama maka akan berbau amoniak.
5. Berat jenis 1.015 – 1.020.
6. Reaksi asam bila terlalu lama akan menjadi alkalis, tergantung pada diet (sayur
menyebabkan reaksi alkalis dan protein memberi reaksi asam).

Ciri-ciri urine yang normal


Jumlahnya rata-rata 1-2 liter sehari, tetapi beda-beda sesaui jumlah cairan yang
dimasukan. Banyaknya bertambah pula bila terlampau banyak protain dimakan,
sehingga tersedia cukup cairan yang diperlukan untuk melarutkan ureanya. Urine
normal biasanya memiliki warnanya bening oranye pucat tanpa endapan, tetapi
adakalanya jenjot lendir tipis tanpak terapung di dalamnya, baunya tajam,
reaksinyasedikit asam terhadap lakmus dengan pH rata-rata 6, berat jenis berkisat
dari 1010 sampai 1025.

23
Komposisi urine normal
Urine terutama terdiri atas air, urea, dan natrium klorida. Pada seseorang yang
menggunakan diet yang rata-rata berisi 80 sampai 100 gram protein dalam 24 jam,
jumlah persen air dan benda padat dalam urine adalah Air 96% dan Benda
padat     4% (terdiri atas urei 2% dan produk metabolik lain 2%)
Ureum adalah hasil akhir metabolisme protein. Berasal dari asam amino yang
telah dipindah amonianya di dalam hati dan mencapai ginjal, dan diekskresikan
rata-rata 30 gram sehari. Kadar ureum darah yang normal adalah 30 mg setiap 100
ccm darah, tetapi hal ini tergantung dari jumlah normal protein yang dimakan dan
fungsi hati dalam pembentukan ureum.
Asam urat. Kadar normal asam urat di dalam darah adalah 2 sampai 3 mg setiap
100 cm, sedangkan 1,5 sampai 2 mg setiap hari diekskresikan ke dalam urine.
Kretin adalah hasil buangan kreatin dalam otot. Produk metabolisme lain
mencangkup benda-benda purin, oksalat, fosfat, sulfat, dan urat. Elektrolit atau
garam, seperti natrium kalsium dan kalium klorida, diekskresikan untuk
mengimbangijumlah yang masuk melalui mulut.

2.4 Mekanisme Pembentukan Urine

Dari sekitar 1200ml darah yang melalui glomerolus setiap menit terbentuk
120 – 125ml filtrat (cairan yang telah melewati celah filtrasi). Setiap harinyadapat
terbentuk 150 – 180L filtart. Namun dari jumlah ini hanya sekitar 1% (1,5 L) yang
akhirnya keluar sebagai kemih, dan sebagian diserap kembali. Tahap – tahap
pembentukan urine adalah sebagai berikut :

24
1. Proses filtrasi
Terjadi di glomerolus, proses ini terjadi karena permukaan aferent lebih besar dari
permukaan aferent maka terjadi penyerapan darah, sedangkan sebagian yang
tersaring adalah bagian cairan darah kecuali protein, cairan yang tersaring
ditampung oleh simpai bowman yang terdiri dari glukosa, air, sodium, klorida,
sulfat, bikarbonat dll, diteruskan ke seluruh ginjal.

2. Proses reabsorpsi
Terjadi penyerapan kembali sebagian besar dari glukosa, sodium, klorida, fosfat
dan beberapa ion karbonat. Prosesnya terjadi secara pasif yang dikenal dengan
obligator reabsorpsi terjadi pada tubulus atas. Sedangkan pada tubulus ginjal
bagian bawah terjadi kembali penyerapan dan sodium dan ion karbonat, bila
diperlukan akan diserap kembali kedalam tubulus bagian bawah, penyerapannya
terjadi secara aktif dikienal dengan reabsorpsi fakultatif dan sisanya dialirkan
pada pupila renalis.

3. Augmentasi (Pengumpulan)
Proses ini terjadi dari sebagian tubulus kontortus distal sampai tubulus
pengumpul. Pada tubulus pengumpul masih terjadi penyerapan ion Na+, Cl-, dan
urea sehingga terbentuklah urine sesungguhnya.

25
Dari tubulus pengumpul, urine yang dibawa ke pelvis renalis lalu di bawa ke
ureter. Dari ureter, urine dialirkan menuju vesika urinaria (kandung kemih) yang
merupakan tempat penyimpanan urine sementara. Ketika kandung kemih sudah
penuh, urine dikeluarkan dari tubuh melalui uretra.

4. Mikturisi
Mikturisis adalah peristiwa pembentukan urine. Karena dibuat di dalam, urine
mengalir melalaui ureter ke kandung kencing. Keinginan membuang air kecil
disebabkan penambahan tekanan di dalam kandung kencing, dan tekanan ini di
sebabkan isi urone di dalamnya. Hal ini terjadi bila tertimbun  170 sampai 230 ml.
mikturisi adalah gerak reflek yang dapat dikendalikan dan ditahan oleh pusat-
pusat persarafan yang lebih tinggi pada manusia. Gerakannya ditimbulkan
kontraksi otot abdominal yang menambah tekanan di dalam rongga abdomen, dan
berbagai organ yang menekan kandung kencing membantu mengkosongkannya.
Kandung kencing dikendalikan saraf pelvis dan serabut saraf simpatis dari pleksus
hipogastrik.

2.5 Kelainan Pada Sistem Urinaria

1.  Albuminuria, suatu gangguan yang ditandai oleh adanya senyawa protein pada
urin. Ini bisa disebabkan oleh adanya kerusakan pada glomerulus.
2.  Anuria, merupakan gangguan kemampuan ginjal dalam membentuk urin akibat
kegagalan fungsi ginjal.
3.  Batu ginjal, yaitu gangguan yang berupa endapan kristal kalsium fosfat yang
kemudian menggumpal layaknya batu. Sehingga disebut sebagai batu ginjal.
Keberadaan batu ginjal dalam saluran urinaria ini bisa menyebabkan terjadinya
stagnasi urin.
4.  Gagal ginjal, merupakan kegagalan fungsi ginjal yang akut dan dapat
menimbulkan nefritis, luka, perdarahan bahkan fungsi jantung berhenti secara
tiba-tiba.
5.  Nefritis akut, disebabkan oleh penyakit menular, terutama penyakit jengkering
(scarlet fever) . Biasanya ini terjadi pada anak-anak dan remaja. Nefritis yang

26
kronis biasanya terjadi pada orang yang lebih tua usianya dengan tanda-tanda,
seperti; hipertensi, pengerasan pembuluh darah (sclerosis) pada ginjal atau bisa
juga glomerulus dan tubula telah mengalami kerusakan cukup lama.
6.  Nefritis, yaitu gangguan berupa peradangan pada bagian ginjal yang
menyebabkan kerusakan jaringan ginjal sehingga fungsi ginjal sebagai organ
ekskresi menjadi terganggu.
7.  Sistitis, merupakan peradangan pada membrane mukosa yang melapisi kantung
urin (vesica urinaria) disebabkan oleh infeksi mikroba tertentu ataupun
peradangan ginjal yang meluas hingga kantung urin.
8.  Uremia, merupakan suatu kondisi di mana darah mengandung zat-zat sisa
metabolisme seperti urea dan tidak mampu diekskresikan. Kondisi ini berlanjut
dengan munculnya odeem atau bengkak pada bagian tubuh terutama pada bagian
anggota gerak bawah (kaki).

2.6 Sistem Saraf

Sistem saraf merupakan salah satu sistem koordinasi yang bertugas


menyampaikan rangsangan dari reseptor untuk dideteksi dan direspon oleh tubuh.
Sistem saraf memungkinkan makhluk hidup tanggap dengan cepat terhadap
perubahan-perubahan yang terjadi di lingkungan luar maupun dalam.
Untuk menanggapi rangsangan, ada tiga komponen yang harus dimiliki oleh
sistem saraf, yaitu:
 Reseptor, adalah alat penerima rangsangan atau impuls. Pada tubuh kita
yang bertindak sebagai reseptor adalah organ indera.
 Penghantar impuls, dilakukan oleh saraf itu sendiri. Saraf tersusun dari
berkas serabut penghubung (akson). Pada serabut penghubung terdapat sel-
sel khusus yang memanjang dan meluas. Sel saraf disebut neuron.
 Efektor, adalah bagian yang menanggapi rangsangan yang telah
diantarkan oleh penghantar impuls. Efektor yang paling penting pada
manusia adalah otot dan kelenjar.

Sistem saraf dibedakan menjadi :

27
 Sistem saraf sadar berfungsi mengatur semua aktivitas tubuh yang kita
sadari
 saraf tak sadar mengatur aktivitas organ tubuh yang tidak kita sadari.

Susunan saraf sadar terdiri atas:


 Saraf pusat terdiri atas otak dan sumsum tulang belakang.
 Susunan saraf tepi terdiri atas 12 pasang serabut saraf otak dan 31
pasang serabut saraf dan sumsum tulang belakang.
 Susunan saraf tak sadar berfungsi mengatur aktivitas organ tubuh yang
tidak kita sadari. Susunan saraf tak sadar dibedakan menjadi dua
macam, yaitu saraf simpatik dan saraf parasimpatik. Kita menerima
rangsang dari luar tubuh melalui alat-alat indra. Pada alat-alat indra
terdapat ujung saraf yang peka terhadap rangsangan tertentu, misalnya
panas, dingin, cahaya, dan suara. Rangsang yang diterima oleh alat
indra merambat di sepanjang sel saraf. 

Segala bentuk rangsangan yang merambat di dalam sel saraf merupakan impuls
yang selanjutnya dikirim ke otak dalam bentuk pulsá listrik. Sesampainya di otak,
pulsa listrik tersebut diseleksi dan ditafsirkan. Hasil penafsiran itu dijadikan dasar
untuk menentukan bentuk tanggapan yang akan diberikan. Tanggapan tersebut
sebelumnya diwujudkan dalam bentuk perintah yang disampaikan oleh otak
menuju otot atau kelenjar.
Sistem saraf pada tubuh kita secara umum mempunyai fungsi sebagai berikut: 
 alat koordinasi untuk mengatur dan mengendalikan kerja alat-alat tubuh
kita; 
 alat komunikasi untuk mengenali perubahan-perubahan yang terjadi di
luar tubuh kita; 
 merupakan pusat kesadaran, kemauan, dan pikiran.

28
2.6.1 Sel Saraf

Jaringan saraf terdiri atas sel-sel saraf (neuron) yang saling berhubungan.
Neuron memiliki bagian-bagian yang terdiri atas badan sel, dendrit (dendron), dan
neurit (akson). Badan sel terdiri atas inti sel (nukleus) dan sitoplasma. Didalam
sitoplasma terdapat mitokondria, badan Golgi, lisosom, dan badan Niesel. Dendrit
merupakan serabut pendek dari penjuluran badan sel yang berfungsi sebagai
penghantar impuls saraf ke badan sel, sedangkan akson merupakan serabut
panjang dari penjuluran badan sel yang berfungsi sebagai penghantar impuls saraf
dari badan sel menuju ke neuron lain atau jaringan lainnya. Kumpulan akson dan
dendrit dapat membentuk serabut saraf yang berukuran sangat panjang. Misalnya,
akson dan sumsum tulang belakang memiliki ujung di telapak kaki, sedangkan
dendron dari sumsum tulang belakang mempunyai ujung di ujung jari tangan.

Akson ada yang dilapisi oleh selubung lemak dan ada pula yang tidak. Selubung
lemak (selubung mielin) merupakan membran sel yang meluas dari suatu sel
Schwann sebagai penghasil selubung mielin itu sendiri. Kerusakan selubung
mielin dapat mengakibatkan korsleting ketika impuls saraf menjalar melalui
neuron sehingga gerakan otot menjadi tidak terkendali. Di antara selubung dari sel
Schwann yang satu dan sel Schwann berikutnya terdapat bagian yang tidak
berselubung. Oleh karena itu, bagian akson di tempat itu berbentuk seperti sekat

29
atau cekungan yang disebut nodus Ranvier. Nodus Ranvier berperan penting pada
perambatan impuls saraf.
Berdasarkan fungsinya, sel saraf (neuron) dibedakan menjadi tiga macam,
 Neuron sensorik berfungsi mengantarkan rangsangan dari penerima
rangsangan menuju ke sistem saraf pusat, yaitu otak dan sumsum tulang
belakang. Penerima rangsangan dmamakan reseptor, yaitu alat-alat indra.
Dendrit pada neuron sensorik berhubungan dengan reseptor. Akson dan
neuron sensorik berhubungan dengan neuron lain.
 Neuron motorik berfungsi mengantarkan rangsangan dari sistem saraf
pusat menuju ke sasaran rangsang (efektor), yang berupa otot dan kelenjar.
Dendrit dan neuron motorik menerima rangsangan dari neuron lain,
sedangkan akson atau neuritnya berhubungan dengan efektor yang
memberi reaksi terhadap isyarat saraf.
 Interneuron (neuron asosiasi) yang disebut juga neuron penghubung
terdapat di sumsum tulang belakang. Neuron penghubung berfungsi
menghantarkan rangsangan dari neuron sensorik ke neuron motorik.

Kesimpulan : Sel Saraf Berdasarkan fungsinya, set saraf dibedakan menjadi sel


saraf sensorik, sel saraf motorik, dan sel saraf penghubung.

30
Berdasarkan strukturnya, sel saraf dibedakan menjadi
 Sel saraf unipolar mempunyai satu neurit, 
 sel saraf bipolar mempunyai satu neurit, dan satu dendrit,
  sel saraf multipolar mempunyai sebuah neurit dan beberapa dendrit.

2.6.2 Impuls Saraf

Sel saraf merupakan sel khusus penghantar impuls saraf. Impuls saraf dapat
terjadi karena berbagai macam rangsangan atau stimulus, misalnya panas, dingin,
dan tekanan. Rangsangan ini diterima oleh alat indra atau reseptor. Keberadaan
rangsangan menimbulkan perbedaan potensial di tempat yang berdekatan
sehingga menyebabkan terjadinya denyut listrik di sepanjang selaput neuron.
Kecepatan penjalaran impuls saraf melalui neuron kira-kira 300 kilometer per jam
atau sekitar 83 meter tiap detik. Akan tetapi, kekuatan pada penjalaran impuls
saraf tidak berkurang ketika. impuls berjalan melewati serabut neuron yang
panjang atau melewati suatu percabangan. Hal itu terjadi karena energi untuk
penjalaran impuls saraf berasal dari energi yang tersimpan di dalam rangsangan,

31
bukan pada sel sarafnya. Impuls saraf yang dikirim ke otak akan diseleksi,
kemudian diolah untuk menentukan jenis tanggapan terhadap rangsangan tersebut.
Selanjutnya, tanggapan atau reaksi yang diberikan oleh otak dikirim ke otot atau
kelenjar.

2.6.3 Sinapsis

Ujung akson dan ujung dendrit tidak memiliki selubung pembungkus. Ujung
akson suatu neuron akan bertemu dengan ujung dendrit neuron lainnya di titik
temu yang disebut sinapsis. Sebenarnya, pada titik temu tersebut ujung akson
tidak langsung bersambungan dengan ujung dendrit, akan tetapi terdapat
celah sempit yang disebut celah sinapsis. Ujung akson di setiap sinapsis
membentuk bonggol yang mengandung senyawa kimia (senyawa neurotransmiter)
berupa asetilkolin dan kolinesterase. Kedua macam senyawa tersebut berperan
penting dalam pemindahan impuls saraf pada sinapsis.

Kesiumpulan : Sinapsis 
Perjalanan impuls saraf berlangsung melalui sel saraf  Sel saraf yang satu dengan
yang lain dihubungkan oleh sinapsis.

32
2.6.4 Sistem Saraf Pusat

Sistem saraf pusat terdiri atas otak dan sumsum tulang belakang (sumsum
spinal). Kedua organ itu dilindungi oleh selaput berupajaringan ikat yang disebut
meninges. Sistem saraf pusat berfungsi sebagai pusat koordinasi dan semua aksi
yang akan dilakukan oleh tubuh.
Apabila membran ini terkena infeksi, dapat terjadi radang yang disebut
meningitis. Selaput otak (meninges) terdiri atas tiga lapisan, yaitu durameter,
arachnoid, dan piameter.
Durameter merupakan selaput terluar yang kuat dan bersatu melekat dengan
tengkorak. 
Arachnoid merupakan lapisan tengah di antara selaput durameter dan piameter
yang berbentuk mirip sarang laba-laba. Di dalamnya terdapat cairan serebrospinal.
Cairan ini berupa cairan limfa yang mengisi sela-sela membran arachnoid. Selaput
arachnoid berfungsi sebagai bantalan yang melindungi otak dari kerusakan
mekanik. 
Piameter merupakan lapisan paling dalam yang melekat ke permukaan sumsum
dan sangat dekat dengan permukaan otak. Lapisan ini penuh dengan pembuluh-
pembuluh darah. Lapisan ini berfungsi memberi oksigen dan zat
Otak dan sumsum tulang belakang tersusun oleh tiga materi penting, yaitu badan
sel sebagai pembentuk bagian materi kelabu, serabut-serabut saraf sebagai
pembentuk bagian materi putih, dan sel-sel neuroglia yang merupakan jaringan
ikat yang terletak di antara sel-sel saraf.

A. Otak
Otak (ensefalon) adalah organ terbesar dan paling kompleks di antara seluruh
sistem saraf. Volume rata-rata otak orang dewasa lebih kurang 1.350 mililiter.
Otak terletak di dalam rongga kepala yang terlindung oleh tulang tengkorak
(kranium), selaput otak (meninges), dan cairan serebrospinal.
Otak dibagi menjadi tiga bagian, yaitu :

1). Otak Depan

33
Bagian utama dari otak depan (diensefalon) adalah otak besar (serebrum). Otak
besar memiliki dua macam lapisan, yaitu lapisan luar (korteks) dan lapisan dalam
(medulla). Lapisan luar otak terbentuk dari bahan atau substansi kelabu yang
berisi badan sel. Lapisan dalam otak terbentuk dan substansi putih yang
mengandung serabut-serabut saraf (dendrit dan akson) berselubung mielin.
Jumlah neuron yang terdapat pada korteks otak besar diperkirakan lebih dari
sepuluh miliar. Jumlah ini dapat meningkat bergantung pada banyaknya lipatan-
lipatan yang terdapat di korteks otak tersebut. Diduga, makin banyak lipatan di
otak besar, makin cerdas seseorang. Hal itu karena jumlah neuronnya juga makin
banyak. 
Otak besar dibangun oleh dua belahan, yaitu belahan kanan yang melayani dan
mengatur bagian tubuh sebelah kiri, dan belahan kiri yang melayani dan mengatur
bagian tubuh sebelah kanan. Masing-masing belahan terbagi menjadi empat
bidang yang disebut lobus. Keempat lobus itu ialah lobus frontal, lobus parietal,
lobus temporal, dan lobus oksipital. Lobus frontal bertugas memerintah gerakan
otot sadar. Lobus parietal bertugas menafsirkan impuls dari  kulit berupa sentuhan
dan suhu. Lobus temporal bertugas menafsirkan impuls dan hidung dan telinga.
Lobus oksipital bertugas menganalisis masukan dan mata.  
Budaya bangsa kita secara turun-temurun lebih banyak menggunakan anggota
tubuh bagian kanan dari pada bagian kiri. Kondisi ini memengaruhi
perkembangan otak secara turun-temurun sehingga otak belahan kiri yang
mengatur.tubuh bagian kanan pada umumnya lebih berkembang.  Otak besar
berfungsi sebagai pusat pengendalian semua kegiatan yang disadari, seperti
berpikir, berbicara, melihat, bergerak, dan mendengar. 
Berat otak manusia kita-kira hanya 2% dari berat tubuh. Namun, fungsinya yang
sangat besar memerlukan energi sangat banyak. Oleh karena itu, otak memerlukan
oksigen yang banyak. Diperkirakan, otak menghabiskan 20% oksigen hasil
respirasi pada saat tubuh sedang istirahat. 

Kesimpulan : Otak besar berfungsi sebagai pusat pengendali kegiatan tubuh yang
disadari (berpikir melihat, berbicara, mendengar, dan bergerak).

34
2) Otak Tengah
Otak tengah (mesensefalon) pada manusia berukuran kecil dan tidak mencolok
karena tidak mengalami perkembangan pesat seperti otak besar. Otak tengah
terletak di antara otak besar dan otak kecil. Bagian terbesar otak tengah adalah
lobus optikus yang berhubungan dengan gerak refleks mata. Otak tengah
berfungsi menyampaikan impuls saraf antara otak depan dan otak belakang serta
menyampaikan impuls saraf añtara otak depan dan mata. Selain itu, otak tengah
juga berfungsi dalam menjaga keseimbangan.

3) Otak Belakang
Otak belakang terbagi menjadi dua bagian, yaitu otak kecil (serebellum) dan
sumsum lanjutan (medula oblongata). Otak kecil terletak di bawah otak besar, di
dalam rongga tengkorak bagian belakang. Otak kecil berfungsi sebagai pusat
keseimbangan gerak dan pusat koordinasi gerakan otot serta posisi tubuh. Seperti
halnya otak besar, otak kecil juga terdiri atas dua belahan, yaitu belahan kiri dan
belahan kanan. Belahan kiri dan belahan kanan otak’kecil dihubungkan dengan
jembatan Varol. Jembatan Varol ini juga menghubungkan otak besar dan otak
kecil. Otak kecil terdiri atas lapisan luar (korteks) yang berwama kelabu dan
lapisan dalam yang berwarna putih.

35
4) Sumsum Lanjutan

Sumsum lanjutan atau disebut juga sumsum penghubung (medula oblongata)


yang terletak di depan otak kecil dan di bawah otak besar merupakan struktur
penghubung otak dan sumsum tulang belakang. Bagian sumsum lanjutan yang
menghubungkan otak dan sumsum tulang belakang disebut pons. Sumsum
lanjutan berfungsi untuk mengoordinasikan impuls-impuls saraf yang datang dan
indra pengecap, peraba, dan pendengar. Pada sumsum lanjutan, terletak pusat
pengaturan sistem pernapasan tubuh kita. Bagian tersebut bert ugas mengatur
aktivitas otot pernapasan dan mengatur pertukaran gas dalam paru-paru. Selain
itu, sumsum lanjutan juga berfungsi sebagai pengatur denyut jantung, pelebaran
dan penyempitan pembuluh darah, gerak menelan, bersin, batuk, dan bersendawa. 
Kesimpulan :  Jembatan Varol berfungsi menghubungkan belahan otak kecil
bagian kiri dan kanan. Otak kecil berfungsi sebagai pusat keseimbangan dan
koordinasi gerakan otot serta posisi tubuh
.

5) Sumsum Tulang Belakang 

36
Sumsum tulang belakang disebut juga sumsum spinal (medula spinalis)
merupakan kelanjutan dan medula oblongata. Sumsum ini terletak memanjang di
dalam ruas-ruas tulang belakang, mulai dan ruas-ruas tulang leher hingga tulang
pinggang kedua. Sumsum tulang belakang dilindungi oleh meninges. Bagian
tengah sumsum tulang belakang berisi cairan serebrospinal. Seperti halnya otak.
sumsum tulang belakang mempunyai substansi kelabu dan substansi putih.
Substansi kelabu pada sumsum tulang belakang terletak di bagian dalam.
sedangkan substansi putih terletak di bagian luar. Pada penampang melintang
sumsum tulang belakang, substansi kelabu berbentuk seperti huruf H yang
dikelilingi oleh substansi putih. Substansi putih tersusun atas serabut saraf
(dendrit dan akson) yang dilapisi mielin, sedangkan substansi kelabu banyak
mengandung badan sel dan neuron penghubung (interneuron). Sumsum tulang
belakang berhubungan langsung dengan saraf sensorik dan saraf motorik. Oleh
sebab itu, fungsi sumsum tulang belakang berhubungan dengan penghantaran
impuls saraf dari kulit dan otot menuju ke otak, serta penghantaran impuls saraf
dari otak menuju ke otot dan kelenjar. Di dalam sumsum tulang belakang terdapat
badan-badan sel saraf penghubung sehingga sumsum tulang belakang juga
berfungsi sebagai pusat gerak refleks.

Kesimpulan : 
Sistem saraf pusat tersusun atas otak dan sumsum tulang belakang. Otak terbagi
menjadi otak depan, otak tengah, dan otak belakang. Sistem saraf pusat berfungsi
sebagai pusat koordinasi semua aksi yang dilakukan tubuh.

37
2.6.5 Sistem Saraf Tepi

Sistem saraf tepi disebut sistem saraf perifer. Sistem saraf tepi menghubungkan
saraf pusat dengan alat-alat tubuh tertentu, seperti kulit, mata, telinga, dan hidung.
Berdasarkan asalnya, saraf tepi dibedakan menjadi dua macam, yaitu saraf otak
dan saraf tulang belakang. Saraf otak terdiri atas 12 pasang saraf dan otak menuju
ke alat-alat indra otot dan kelenjar. Saraf otak tersebut merupakan saraf sensorik,
saraf motonik, atau saraf campuran. Pasangan saraf yang berupa saraf sensorik,
antara lain berasal dari indra pencium menuju ke pusat saraf pencium, dan indra
pendengar menuju ke pusat saraf pendengar, dan indra pengecap menuju ke pusat
sarafpengecap di otak. Pasangan saraf yang berupa sarafmotorik, antara lain yang
menuju otot penggerak mata dan bawah lidah. Pasangan saraf yang lain bersifat
campuran, artinya terdiri atas saraf motorik dan saraf sensorik, antaralain yang
menuju wajah. 
Saraf sumsum tulang belakang berjumlah 31 pasang. Semua keluar dan sela- sela
ruas tulang belakang dan berhubungan dengan bagian tubuh, antara lain kaki.
Semua saraf sumsum tulang belakang merupakan saraf campuran, yaitu terdiri
atas saraf motorik dan saraf sensorik. Semua saraf sensorik masuk ke sumsum
tulang belakang melalui akar dorsal dan semua saraf motorik keluar dan sumsum
tulang belakang melalui akar ventral.

2.6.6 Sistem Saraf Otonom

Sistem saraf otonom disebut juga sistem saraf tak sadar karena sistem saraf ini
mengendalikan aktivitas tubñh yang tidak disadari, antara lain denyut jantung,
gerak saluran pencernaan, dan sekresi enzim. Sistem saraf otonom terdiri atas
saraf sensorik dan saraf motorik yang terdapat di antara sistem saraf pusat dan
berbagai alat dalam tubuh, misalnya jantung, usus, dan kelenjar-kelenjar. Sistem
saraf otonom dibedakan menj adi sistem saraf simpatik dan sistem saraf
parasimpatik.  Kedua sistem tersebut berasal dan otak dan sumsum tulang
belakang, kemudian menuju ke efektor yang sama. Meskipun begitu, kedua sistem

38
saraf itu memiliki pengaruh kerja yang saling berlawanan atau bersifat antagonis.

Cara kerja saraf yang berlawanan seperti itu bertujuan agar proses di dalam tubuh
berjalan dengan seimbang. Sebagai contoh dalam hal pengaturan jantung, saraf
simpatik mempercepat detak jantung, sedangkan saraf parasimpatik
memperlambat detak jantung. Dengan demikian, detak jantung akan tetap normal.
Sistem saraf simpatik dan parasimpatik mengandung sebuah neuron
preganglion dan neuron postganglion. Efek antagonis pada dua sistem saraf itu
merupakan akibat dan perbedaan transmiter kimia yang dihasilkan di ujung saraf.
Semua serabut preganglion dan kedua sistei saraf menghasilkan asetilkolin. Akan
tetapi, ujung saraf serabut postganglion dan sistem saraf simpatik umumnya
menyekresikan noradrenalin, sedangkan ujung saraf serabut postganglion dan
sistem saraf parasimpatik umumnya mengeluarkan asetilkolin.

Kesimpulan : 
Sistem saraf tepi terbagi menjadi sistem saraf sadar dan sistem saraf tak sadar.
Sistem saraf sadar terdiri atas 12 pasan saraf otak (kranial) dan 31 pasang saraf
sumsum tulang belakang (spinal). Sistem saraf otonom dibedakan menjadi sistem
saraf simpatik dan sistem saraf parasimpatik.

2.6.7 Gerak Refleks dan Gerak Biasa

Gerak refleks adalah tindakan yang timbul tiba-tiba, tidak dapat dicegah, dan

39
berlangsung tanpa disadari. Gerak refleks dimulai dan datangnya impuls saraf
yang diterima oleh reseptor, rnisalnya kulit, kemudian disampaikan ke saraf
sensorik. Impuls dan saraf sensorik terus bergerak menujii ke saraf penghubung
yang terdapat di dalam sumsum tulang belakang. Selanjutnya, impuls saraf
diteruskan ke saraf motorik yang akan menyampaikan perintah ke efektor, yaitu
otot, untuk melakukan gerak. Gerak yang terjadi secara refleks tidak kita sadari
karena berlangsung tanpa melalui pengolahan informasi oleh otak. Gerak refleks
merupakan tanggapan terhadap suatu rangsang atau impuls agar fungsi normal
tubuh tetap terjaga.
Berdasarkan uraian di atas, urutan proses terjadinya gerak refleks dapat di
ikhtisarkan sebagai berikut.

Gerak refleks berleda dengan gerak biasa. Proses terjadinya gerak biasa dimulai
dan datangnya impuls saraf yang diterima oleh reseptor, yaitu indra. Pada indra
terdapat ujung-ujung saraf sensorik yang menerima impuls saraf tersebut dan
membawanya ke otak untuk diolah. Hasil pengolahannya berupa pesan atau
perintah yang dikirimkan melalui saraf motorik ke efektor, yaitu otot atau
kelenjar. 
Urutan perjalanan impuls saraf pada gerak biasa diuraikan secara singkat seperti
di bawah.

40
kesimpulan : Gerak refleks merupakan gerak yang tidak disadari. Impuls
sarafdibawa oleh saraf sensorik ke saraf motorik melalui sarafpenghubung atau
tanpa melalui otak.

41
BAB III
KESIMPULAN

Sistem perkemihan merupakan suatu sistem dimana terjdinya proses penyaringan


darah sehingga darah bebas dari zat-zat yang yang tidak dipergunakan oleh tubuh
dan menyerap zat-zat yang masih dipergunakan oleh tubuh. Zat-zat yang tidak
dipergunakan lagi oleh tubuh larut dlam air dan dikeluarkan berupa urin (air
kemih).

Sistem perkemihan terdiri dari: a) dua ginjal (ren) yang menghasilkan urin, b) dua
ureter yang membawa urin dari ginjal ke vesika urinaria (kandung kemih), c) satu
vesika urinaria (VU), tempat urin dikumpulkan, dan d) satu urethra, urin
dikeluarkan dari vesika urinaria.

Sistem saraf merupakan salah satu sistem koordinasi yang bertugas


menyampaikan rangsangan dari reseptor untuk dideteksi dan direspon oleh tubuh.
Sistem saraf terdiri dari jutaan sel saraf (neuron). Fungsi sel saraf adalah
mengirimkan pesan (impuls) yang berupa rangsang atau tanggapan. Sistem saraf
dibagi menjadi dua, yaitu sitem saraf pusat dan sistem saraf perifer. Sistem saraf
pusat terdiri dari otak dan sumsum tulang belakang. Sistem saraf perifer terdiri
dari sitem saraf sadar dan sistem saraf tidak sadar.

Sistem saraf terdiri atas sel-sel saraf yang disebut neuron. Neuron bergabung
membentuk suatu jaringan untuk mengantarkan impuls (rangsangan). Satu sel
saraf tersusun dari badan sel, dendrit, dan akson.

42
DAFTAR PUSTAKA

http://giziklinikku.blogspot.com/2016/06/sistem-urinaria-sistem-perkemihan.html

http://www.ebiologi.net/2016/01/proses-pembentukan-urine.html

https://umum-pengertian.blogspot.com/2016/10/sistem-saraf-pada-manusia.html

43
SOAL

1. salah satu sistem koordinasi yang bertugas menyampaikan rangsangan dari


reseptor untuk dideteksi dan direspon oleh tubuh. Berikut merupakan
pengertian dari ....
A. Kardiovaskuler
B. Sistem perkemihan
C. Sistem reproduksi
D. Sistem Saraf
E. Sistem pencernaan
2. Sebutkan 3 komponen yang harus dimiliki sistem saraf !
A. Saraf motorik, saraf sensorik dan afektor.
B. Cerebrum, sumsum tulang belakang dan medula oblongata
C. Afektor, pengantar impuls dan reseptor
D. Sensorik, penghubung dan motorik
E. Sel gilial, saraf sentral dan saraf tepi.
3. Bertugas menyediakan nutrisi dan mempertahankan homeostatis dan berperan
dalam transmisi sinyal dalam sistem saraf. Berikut fungsi dari ...
A. Sel Glial
B. Sel spinanlis
C. Saraf sentral
D. Saraf penyangga
E. Diensefalon
4. Contoh reaksi dari sistem saraf somantik adalah...
A. Reaksi tangan ketika terpegang panci panas
B. Reaksi tubuh saat bagian tubuh terbentur
C. Ketika udara dingin tubuh bersin-bersin
D. Ketika udara terasa dingin, kulit akan menyampaikan
info ke otak.
E. Reaksi pingsan karena kelelahan

5. Perhatikan gambar berikut !

44
Berikut merupakan gambar dari ...
A. Otak besar
B. Otak tengah
C. Otak tepi
D. Diensefalon
E. Otak kecil
6. Sebutkan fungsi daripada otak kecik (serebelum) !
A. Mengatur refleks fisiologis.
B. Mengontrol pendengaran
C. Mengkoordinasi gerakan otot secara sadar, posisi
tubuh, dan keseimbangan.
D. Menghubungksn otak besar kebatang otak.
E. Berhubungan dengan pendengaran, penciuman dan
pengecap.
7. Perhatikan gambar dibawah !

2
. 1
Gambar yang ditunjukkan nomor 1 memilihi fungsi ...

A. Mengkoordinasi gerakan otot sadar, posisi tubuh, dan


keseimbangan.
B. Mengontrol pendengaran
C. Mendukung neuron dan menahan neuron agar tetap

45
ditempat
D. Menerima rangsangan
E. Meneruskan impuls.
8. Selain berfungsi untuk mengkoordinasikan impul saraf yang datang dan
indra pengecap, peraba, dan pendengar, sum-sum lanjutan juga berfungsi
untuk, Kecuali...
A. Sebagai pengatur denyut jantung.
B. Peleberan dan penyempitan pembuluh darah.
C. Gerak menelan dan bersin
D. Batuk dan bersendawa.
E. Reaksi refleks saat terkena benda panas
9. Sistem saraf pusat manusia terdiri dari ...
A. Otak dan serabut saraf
B. Sumsum lanjutan dan serabut saraf
C. Sumsum lanjutan dan otak
D. Otak dan sumsum tulang belakang
E. Saraf sadar dan tidak sadar.
10. Perhatikan gambar dibawah ini !

1 88

3 6
4

7
5
2

Bagian nomor 1, 2, 3 dan 4 secara berurutan adalah

A. Badan sel, sel schwattt, inti sel, nodus


B. Dendrit, nukleus, badan sel, akson

46
C. Sel schwat, badan sel, inti , sel nodus
D. Nukleus, dendrit, nukleus, nodus
E. Selubung bielin, dendrit, akson, inti sel

11. Mekanisme pembentukan urin yang benar adalah…


A. Mikturisi, Filtrasi, Reabsorbsi, dan Augmentasi
B. Filtrasi, Reabsorbsi, Augmentasi, dan Mikturisi
C. Augmentasi, Filtrasi, Reabsorpsi, dan Mikturisi
D. Filtrasi, Mikturisi, Reabsorbsi, dan Augmentasi
E. Filtrasi, Reabsorbsi, Mikturisi, dan Augmentasi
12. Selaput terluar yang kuat dan bersatu melekat dengan tengkorak disebut
dengan…
A. Arachnoid
B. Piametes
C. Meninges
D. Durameter
E. Ensefalon
13. Bagian otak yang berfungsi untuk mengendalikan kegiatan tubuh yang
disadari (berpikir melihat, berbicara, mendengar, dan bergerak) adalah…
A. Otak de
B. Otak tengah
C. Otak besar
D. Otak Kecil
E. Otak belakang
14. Jumlah Eksresi air kemih dalam 24 jam adalah…
A. ± 1.500 cc
B. ± 1.400 cc
C. ± 1.250 cc
D. ± 2.500 cc
E. ± 1.050 cc
15. Gangguan kemampuan ginjal dalam membentuk urin akibat kegagalan fungsi
ginjal disebut…

47
A. Anuria
B. Albuminuria
C. Gagal ginjal
D. Batu ginjal
E. Nefritis

48

Anda mungkin juga menyukai