Anda di halaman 1dari 7

JKK,Tahun 2014,Volum 3(3), halaman 7-13 ISSN 23031077

PEMANFAATAN TONGKOL JAGUNG SEBAGAI ADSORBEN BESI PADA AIR TANAH


Antonia Nunung Rahayu1*,Adhitiyawarman1
1
Program Studi Kimia, Fakultas MIPA, Universitas Tanjungpura, Jl. Prof. Dr. H. Hadari Nawawi,
email : nunun6_ni32@yahoo.co.id

ABSTRAK
Besi (Fe) merupakan salah satu jenis logam berat yang memiliki toksisitas tinggi dan konsentrasi besi
yang melebihi ambang batas dapat menurunkan kualitas lingkungan perairan. Salah satu cara untuk
mengurangi kadar besi (Fe) dalam air tanah ialah dengan cara adsorpsi menggunakan adsorben. Dalam
penelitian ini telah dibuat adsorben dari limbah tongkol jagung dengan tongkol jagung tanpa
pengarangan teraktivasi (selulosa) dan karbon aktif tongkol jagung teraktivasi. Adsorben karbon aktif
tongkol jagung dan tongkol jagung tanpa pengarangan diaktivasi dengan asam klorida dengan
konsentrasi berbeda yaitu dengan konsentrasi 4M dan 0,1M. Parameter yang diujikan pada penelitian ini
ialah variasi massa adsorben, pH larutan dan waktu kontak. Kondisi optimum yang diperoleh untuk
adsorben karbon aktif tongkol jagung ialah pada massa 1,75 gram, pH 6,5 dan waktu 30 menit,
sedangkan untuk adsorben tongkol jagung tanpa pengarangan teraktivasi ialah pada massa adsorben
0,50 gram, pH larutan 6,5 dan waktu 30 menit. Kapasitas adsorpsi besi dalam air tanah dengan
menggunakan adsorben tongkol jagung tanpa pengarangan teraktivasi dan adsorben karbon aktif
tongkol jagung pada kondisi optimumnya masing-masing sebesar 192,2 mg/g dan 87,2 mg/g.
Kata kunci: tongkol jagung, adsorben, air tanah, karbon aktif.

PENDAHULUAN meningkat sehingga plasma darah akan


Air tanah merupakan sumber air yang merembes keluar (Darmono., 2001)
kualitas dan kuantitasnya cukup berpontensi Salah satu metode penurunan kadar logam
dalam memenuhi kebutuhan dasar mahluk hidup. adalah dengan metode adsorbsi dengan
Air tanah merupakan sumber daya air yang adsorben. Menurut Gufta (1998) dalam
dapat diperbaharui tetapi hal ini bukan berarti Sulistyawati (2008) adsorben dapat digunakan
sumber daya alam ini dapat dieksploitasi tanpa untuk mengadsorsi limbah senyawa organik dan
batas. Pengembangan sumber daya air tanah anorganik. Salah satu limbah pertanian yang
harus didasarkan pada pemanfaatan air tanah dapat digunakan sebagai adsorben adalah
secara optimal dan menjaga kelestarian alam tongkol jagung. Tongkol jagung mengandung
(Putranto dan Kusuma., 2009). komponen-komponen kimia seperti selulosa,
Kualitas air berhubungan dengan adanya hemiselulosa, lignin, dan zat ekstraktif yang
senyawa-senyawa kimia seperti senyawa organik dapat menjadi karbon aktif.
dan anorganik serta adanya mikroorganisme Sulistyawati (2008) menyatakan tongkol
yang berperan penting dalam menentukan jagung telah digunakan sebagai adsorben Pb
komposisi kimia air. Kuantitas air tanah yang (ll). Adsorben yang diaktivasi dengan asam nitrat
tidak tersedia dengan baik akan menjadi suatu mempunyai kapasitas adsorbsi Pb
masalah. Salah satu parameter kualitas air (ll) 2276,60 µg/g dan adsorben tanpa aktivasi
minum adalah kandungan logam besi yaitu kapasitas adsorbsi Pb (ll) 1362,11 µg/g. Fahrizal
maksimal 0,3 ppm (Kep.Menkes RI, 2002). (2008) menunjukan bahwa modifikasi selulosa
Logam besi merupakan suatu unsur yang pada tongkol jagung mampu menjerap limbah
banyak ditemukan dibumi pada bagian lapisan metilenblue dari limbah tekstil dengan kapasitas
geologi dan badan air. Besi dalam air tanah adsorpsi 518,07 µg/g adsorben. Nurhasni (2012)
berbentuk Fe (II) dan Fe (III) terlarut, Fe (II) menggunakan tempurung kelapa sebagai
dapat larut dan dapat bergabung dengan zat adsorben yang diaktivasi dengan asam klorida
organik membentuk senyawa kompleks mampu menyerap ion besi dalam larutan sodium
(Rohmatun, 2006). Pada kadar 1-2 ppm besi sebesar 41,6%. Pada penelitian ini digunakan
dapat menyebabkan air berwarna kuning, terasa tongkol jagung sebagai adsorben zat besi dalam
pahit dan akan meninggalkan noda pada air tanah.
pakaian. Tingginya kadar besi membuat air tidak
dapat dikonsumsi karena dapat menyebabkan
permeabilitas dinding pembuluh kapiler darah

7
JKK,Tahun 2014,Volum 3(3), halaman 7-13 ISSN 23031077

METODOLOGI PENELITIAN selama 3 jam. Setelah adsorben jadi abu


Alat dan Bahan didinginkan ke dalam desikator (jika belum
Alat-alat yang digunakan antara lain ialah tanur menjadi abu semua, dipanaskan kembali ke
Heraus Instrumen, AAS AA 240 FS, labu ukur, dalam tanur hingga adsorben menjadi abu
oven, desikator, hot plate, ayakan ukuran 100 sempurna) dan ditimbang hingga dicapai berat
mesh, erlenmeyer, kertas saring,neraca analitik, yang konstan (dinyatakan sebagai W 2)
batang pengaduk, blender, cawan porselin, oven, Kadar abu =
pHmeter dan spatula.
Keterangan:
Bahan-bahan yang digunakan adalah
W1 = bobot awal sampel (g)
tongkol jagung, asam klorida p.a MERCK ,
W2 = bobot akhir sampel (g)
akuades, akuabides merk amidis,
(NH4)2Fe(SO4).6H2O.
b. Penentuan kadar air adsorben air karbon
Prosedur Kerja aktif dan tanpa pengarangan
Pembuatan Adsorben Karbon Aktif Adsorben karbon aktif tongkol jagung dan
Tongkol jagung dimasukkan ke dalam tanur tongkol jagung tanpa pengarangan masing-
pada suhu 600oC selama 1 jam, di diamkan masing ditimbang sebanyak 1 gram, setelah itu
tongkol jagung pada suhu kamar selama 24 jam. ditempatkan dalam cawan petri yang telah
Kemudian digerus atau digiling sehingga dikeringkan di dalam oven dan telah diketahui
ukurannya lolos pada ayakan 100 mesh. Arang bobot tetapnya. Cawan porselin yang berisi
yang sudah lolos pada ayakan 100 mesh sampel lalu dikeringkan ke dalam oven pada
selanjutnya diaktivasi. Arang direndam di dalam suhu 105oC selama 3 jam dan didinginkan.
larutan HCl 4M selama 24 jam, kemudian Setelah dingin disimpan ke dalam desikator
disaring dan dicuci hingga netral. Karbon aktif kemudian ditimbang. Kadar air dihitung sebagai
yang dihasilkan selanjutnya dikeringkan dalam berikut :
oven dengan temperatur 110 oC selama 3 jam Kadar air =
kemudian disimpan dalam desikator. Keterangan :
a = bobot contoh sebelum pemanasan (g)
Pembuatan Adsorben Tanpa pengarangan b = bobot contoh setelah pemanasan (g)
Tongkol jagung dicuci dengan air sampai
bersih, setelah itu dikeringkan anginkan sampai Pembuatan Larutan Logam
kering, digiling kemudian diayak dengan ayakan Larutan standar Fe 5 ppm dibuat dengan
100 mesh. Serbuk tongkol jagung ini selanjutnya cara melarutkan 0,0350 gram
disebut adsorben tanpa aktivasi dan tanpa (NH4)2Fe(SO4).6H2O dalam akuades dan
dikarbonisasi. Sebanyak 25 gram sampel tongkol ditepatkan hingga 1 L dalam labu ukur.
jagung kering dicampur dengan 150 mL larutan
HCl 0,1M selama 3 jam pada suhu ruangan. Penentuan Kondisi Optimum Adsorben
Sampel kemudian disaring dan dicuci dengan Karbon Aktif Tongkol Jagung
akuades setelah itu dikeringkan dalam oven
semalaman pada suhu 60 oC. a. Bobot adsorben
Sebanyak 1,25; 1,50; 1,75 dan 2 gram
Pengujian Kualitas Adsorben Karbon Aktif adsorben dimasukkan ke dalam 100 mL larutan
Tongkol Jagung dan Tongkol Jagung Tanpa logam besi 5 ppm kemudian dikocok dengan
Pengarangan shaker. Adsorpsi ini dilakukan selama 60 menit,
setelah itu di saring dan kemudian filtrat
a. Penentuan kadar abu adsorben karbon dianalisis kadar Fe-nya dengan AAS.
aktif dan tanpa pengarangan
Sebanyak 2 gram adsorben karbon aktif b. pH
tongkol jagung dan tongkol jagung tanpa Sejumlah adsorben optimum yang diperoleh
pengarangan ditimbang dan dimasukkan ke dari langkah (a) dimasukkan ke dalam
dalam cawan porselin yang telah ditimbang erlenmeyer yang berisi 100 mL larutan larutan
beratnya (berat sampel dinyatakan sebagai W 1). logam besi dengan konsentrasi 5 ppm pada
Selanjutnya cawan porselin yang telah berisi masing-masing pH 4,5; 5,0; 5,5; 6,0 dan 6,5.
sampel dimasukkan ke dalam tanur yang telah Campuran dikocok selama waktu 60 menit,
mencapai temperatur 800-900 oC dan dibiarkan

8
JKK,Tahun 2014,Volum 3(3), halaman 7-13 ISSN 23031077

kemudian disaring dan filtrat dianalisis kadar Fe- b. Tongkol jagung tanpa pengarangan
nya dengan AAS. Dipipet 100 mL air tanah yang sudah
dikondisikan pH optimumnya kedalam
c. Waktu adsorbsi erlenmeyer dan ditambahkan adsorben dengan
Sejumlah adsorben optimum yang diperoleh bobot optimum dan dikocok selama waktu
dari langkah (a) dimasukkan ke dalam 100 mL optimum. Sampel disaring dan filtratnya
larutan standar besi dengan konsentrasi 5 ppm dianalisis dengan AAS untuk menentukan kadar
yang sudah dikondisikan pada pH optimum dari Fe-nya dalam larutan dan dilakukan duplo.
langkah (b) kemudian larutan dikocok dengan
shaker. Adsorpsi dilakukan dengan variasi waktu HASIL DAN PEMBAHASAN
adsorpsi 30, 60, 90 dan 120 menit, setelah itu Pembuatan karbon aktif tongkol jagung
disaring dan filtrat dianalisis kadar Fe-nya Sampel tongkol jagung yang sudah
dengan AAS. dibersihkan kemudian dimasukkan ke dalam
tanur untuk proses karbonisasi dengan suhu
Penentuan Kondisi Optimum Adsorben 600oC selama satu jam, karbonisasi merupakan
Tongkol Jagung Tanpa Pengarangan suatu proses pengarangan dalam ruangan atau
tanur tanpa adanya oksigen dan bahan kimia
a. Bobot adsorben lainnya. Setelah terbentuk arang, proses
Sebanyak 0,25; 0,50; 0,75 dan 1 gram selanjutnya adalah menghaluskan arang tersebut
adsorben dimasukkan ke dalam erlenmeyer yang hingga berukuran 100 mesh. Hal ini dilakukan
berisi 100 mL larutan logam besi 5 ppm agar proses penyerapan adsorbat oleh adsorben
kemudian dikocok dengan shaker. Adsorpsi ini lebih cepat karena semakin kecil ukuran partikel,
dilakukan selama 60 menit, setelah itu disaring maka luas permukaan adsorben akan bertambah
dan kemudian filtrat dianalisis kadar Fe-nya luas sehingga logam akan semakin banyak yang
dengan AAS. terserap pada permukaan adsorben (Sunarya.,
2006).
b. pH Aktivasi karbon tongkol jagung bertujuan
Sejumlah adsorben yang diperoleh dari untuk menghilangkan pengotor yang terdapat
langkah (a) dimasukkan ke dalam erlenmeyer pada pori-pori karbon aktif dengan cara
yang berisi 100 mL larutan larutan logam besi memutuskan ikatan hidrokarbon atau dengan
dengan konsentrasi 5 ppm pada masing-masing mengoksidasi senyawa-senyawa yang terdapat
pH 4,5; 5,0; 5,5; 6,0 dan 6,5. Campuran dikocok pada permukaan adsorben. Daya serap akan
selama waktu 60 menit, kemudian disaring dan menjadi lebih tinggi jika karbon diaktivasi baik
filtrat dianalisis kadar Fe-nya dengan AAS. secara kimia (dengan aktivator bahan-bahan
kimia) maupun fisika (dengan pemanasan pada
c. Waktu adsorbsi temperatur tinggi). Pada penelitian ini sebanyak
Sejumlah adsorben yang yang diperoleh dari 50 gram karbon diaktivasi dengan asam klorida
langkah (a) dimasukkan ke dalam 100 mL 4M sebanyak 500 mL dengan cara merendam
larutan standar logam besi dengan konsentrasi 5 karbon selama 24 jam. Tingginya konsentrasi
ppm yang sudah dikondisikan pada pH optimum akivator larutan asam yang digunakan dalam
dari langkah (b) kemudian larutan dikocok proses aktivasi, asam mempermudah proses
dengan shaker. Adsorpsi dilakukan dengan pelarutan pengotor-pengotor pada permukaan
variasi waktu adsorpsi 30, 60, 90 dan 120 menit, karbon, sehingga pori-pori karbon aktif terbuka
setelah itu disaring dan filtrat dianalisis kadar Fe- dan memperluas permukaan karbon aktif (Miftah
nya dengan AAS. dkk, 2006 dalam Nurhasni, et.al , 2012 ; Triyana
dan Tuti, 2003; Budiono, 2007 dalam Pambayun,
Aplikasi Adsorben Pada Air Tanah dkk, 2013).
a. Karbon aktif tongkol jagung
Dipipet 100 mL air tanah yang sudah Pembuatan adsorben tongkol jagung tanpa
dikondisikan pada pH optimumnya kedalam pengarangan teraktivasi
erlenmeyer dan ditambahkan adsorben dengan Tongkol jagung yang telah bersih kemudian
bobot optimum dan dikocok selama waktu dihaluskan dengan blender sehingga diperoleh
optimum. Sampel disaring dan filtratnya partikel yang kecil. Tongkol jagung yang telah
dianalisis dengan AAS untuk menentukan kadar halus kemudian diayak menggunakan ayakan
Fe-nya dalam larutan dan dilakukan duplo. 100 mesh. Serbuk tongkol jagung yang

9
JKK,Tahun 2014,Volum 3(3), halaman 7-13 ISSN 23031077

dihasilkan kemudian diaktivasi dengan asam Penentuan Kondisi Optimum Adsorpsi Fe


klorida (HCl) 0,1M. dengan Adsorben Karbon Aktif dan Adsorben
Asam klorida yang digunakan dalam proses Tongkol Jagung Tanpa Pengarangan
aktivasi bertujuan untuk mengaktifkan gugus
a. Penentuan kondisi bobot adsorben karbon
hidroksi pada selulosa. Selulosa memiliki gugus
aktif dan adsorben tongkol jagung tanpa
fungsi seperti gugus karboksil dan gugus hidroksi
pengarangan
yang dapat mengikat ion logam (Ibbet., 2006
Kapasitas adsorpsi tidak selalu berbanding
dalam Safrianti.,dkk 2012; Herwanto dkk., 2006).
lurus dengan nilai efisiensi adsorpsi. Efisiensi
Menurut Safrianti., dkk (2012) aktivasi memiliki
adsorpsi menyatakan banyaknya konsentrasi ion
tujuan untuk melarutkan mineral-mineral yang
logam yang teradsorpsi oleh adsorben sehingga
ada pada sampel seperti kalsium dan fosfor.
nilainya hanya ditentukan oleh perubahan
Semakin banyak gugus fungsi seperti –OH dan
konsentrasi ion logam setelah teradsorpsi oleh
–COOH maka akan semakin banyak pula logam
adsorben, oleh sebab itu perlu penentuan kondisi
yang dapat teradsorpsi oleh adsorben dan akan
optimum terhadap massa adsorben. Pada
meningkatkan kapasitas adsorpsi sehingga lebih
penelitian ini massa adsorben karbon aktif
banyak logam yang akan teradsorpsi.
tongkol jagung yang digunakan yaitu 1,25; 1,5;
Penentuan kadar air dan kadar abu karbon 1,75 dan 2 gram, sedangkan massa adsorben
aktif tongkol jagung dan tongkol jagung tongkol jagung tanpa pengarangan yang
tanpa pengarangan digunakan yaitu 0,2; 0,50; 0,75 dan 1gram dalam
Penetapan kadar air bertujuan untuk volume larutan 100 mL larutan ammonium besi
mengetahui kandungan air dari adsorben karbon (II) 5 ppm dan dikontakkan selama 60 menit.
aktif tongkol jagung dan tongkol jagung tanpa Hasil penelitian ini ditunjukkan pada Gambar 1..
pengarangan. Metode yang digunakan dalam 80
penentuan kadar air dan kadar abu adsorben
Efisiensi Adsorpsi %

adalah metode gravimetri dimana analisis kimia 60


berdasarkan penimbangan perbedaan bobot 40 TP
awal sampel dan bobot akhir sampel setelah 20 CA
perlakuan. Semakin rendah kadar air 0
menunjukkan sedikitnya air yang tertinggal dan
menutupi pori adsorben. Kadar air karbon aktif 0,25 0,5 0,75 1 1,25 1,5 1,75 2
tongkol jagung yang dihasilkan dari penelitian ini Massa (gr)
sebesar 0,4% dan adsorben tongkol jagung Gambar 1. kurva hubungan pengaruh massa
tanpa pengarangan sebesar 1,6%. Kadar air adsorben terhadap efisiensi penyerapan ion besi
adsorben karbon aktif tongkol jagung dan tongkol
jagung tanpa pengarangan memenuhi standar Meningkatnya massa adsorben akan
kualitas karbon aktif berdasarkan SNI 06-3730- menyebabkan jumlah partikel, luas permukaan
95 yaitu maksimal 15% untuk Karbon aktif dalam dan ruang kosong yang melimpah dari pori
bentuk serbuk. sehingga dapat menyerapan Fe secara maksimal
Penentuan kadar abu pada adsorben karbon (Rojikhi., 2011). Barros (2003) dalam Wijayanti
aktif dan adsorben tanpa pengarangan tongkol (2009) juga menyatakan bahwa pada saat
jagung berfungsi untuk mengetahui kandungan penambahan massa yang meningkat akan
oksida logam dalam adsorben. Kandungan abu meningkatkan efisiensi adsorbsi.
mempengaruhi kualitas adsorben, abu yang Hasil pengamatan penentuan massa
berlebihan dapat menyebabkan terjadinya adsorpsi karbon aktif tongkol jagung dan tongkol
penyumbatan pori-pori sehingga luas permukaan jagung tanpa pengarangan ditunjukkan pada
adsorben berkurang. Menurut SNI 06-3730-95 gambar 1. Gambar tersebut menunjukan kurva
karbon aktif yang baik kadar abu maksimum hubungan antara massa adsorben dengan
10%. Kadar abu yang dihasilkan oleh adsorben efisiensi adsorpsi ion Fe. Dari grafik tersebut
tongkol jagung tanpa pengarangan sebesar 3,6% diperoleh efisiensi adsorpsi besi tertinggi
dan adsorben karbon aktif tongkol jagung terdapat pada massa 1,75 gram dengan nilai
sebesar 0,1%. efisiensi 72,7% untuk adsorben karbon aktif
tongkol jagung, sedangkan adsorben tongkol
jagung tanpa pengarangan terhadap penyerapan
ion besi, diperoleh efisiensi adsorpsi besi terbaik

10
JKK,Tahun 2014,Volum 3(3), halaman 7-13 ISSN 23031077

terdapat pada massa 0,50 gram dengan nilai larutan yang tinggi proses penyerapan logam Fe
efisiensi 29,2%. rendah, hal ini disebabkan pada kondisi pH yang
Pada penelitian ini adsorben karbon aktif rendah ion H+ meningkat sehingga akan terjadi
tongkol jagung mengalami peningkatan efisiensi tolak menolak antara permukaan adsorben
adsorbsi mulai dari massa 1,25 gram sampai dengan ion logam oleh karena itu proses
1,75 gram tetapi pada massa 2 gram terjadi adsorbsi menjadi rendah (Sembiring., 2009
penurunan efisiensi adsorpsi. Tren yang sama dalam Nurhasni, dkk., 2012).
juga diperoleh pada adsorben tongkol jagung Pada pH netral atau cenderung pH basa
tanpa pengarangan dimana efesiensi adsorbsi akan menyebabkan efisiensi penyerapan rendah,
mengalami peningkatan dari massa 0,25 gram hal ini dikarenakan pada saat pH netral atau pH
sampai 0,50 gram, tetapi pada massa 0,75 gram basa ion logam akan mengalami reaksi hidrolisis
dan 1 gram terjadi penurunan efisiensi adsorpsi. dalam larutan sehingga proses penyerapan ion
Karbon aktif tongkol jagung dengan massa 1,75 logam menurun. Disamping itu pada kondisi pH
gram memiliki kapasitas adsorpsi sebesar 187,8 basa ion logam dapat membentuk endapan
mg/g dan tongkol jagung tanpa pengarangan hidroksida sehingga proses adsorpsi sulit terjadi,
dengan massa 0,50 gram memiliki kapasitas hal ini juga terjadi pada adsorben tanpa
adsorpsi sebesar 310,46 mg/g. pengarangan (Nurhasni., 2002; Refilda,
dkk.,2001; Utomo et al., 2006 dalam Nurhasni.,
b. Penentuan kondisi optimum pH
2012). Kapasitas adsorpsi karbon aktif tongkol
Besarnya nilai pH larutan mempunyai pengaruh
jagung pada pH 6,5 sebesar 256,5 mg/g dan
terhadap proses adsorpsi, karena pH akan
kapasitas adsorpsi tongkol jagung tanpa
mempengaruhi muatan permukaan adsorben
pengarangan pada pH 6,5 sebesar 558,1mg/g.
dan spesi apa saja yang diserap pada saat
proses adsorpsi (Riapanitra, dkk., 2006). c. Penentuan kondisi optimum waktu adsorpsi
Penentuan pH optimum dalam proses adsorpsi Waktu kontak merupakan salah satu faktor
ion logam besi dilakukan pada pH 4,5 ; 5 ; 5,5;; yang dapat mempengaruhi nilai efisiensi
6,0 dan 6,5 selama 60 menit dengan massa adsorpsi. Proses adsorbsi membutuhkan waktu
optimum adsorben karbon aktif tongkol jagung untuk adsorben dan adsorbat saling berinteraksi
sebesar (1,75 gram) dan adsorben tongkol dengan yang lainnya, interaksi maksimal
jagung tanpa pengarangan dengan massa diperoleh pada waktu kontak optimum. Proses
optimum sebesar (0,50 gram) dengan volume adsorpsi logam besi menggunakan adsorben
100 mL larutan ammonium besi (II) 5 ppm. karbon aktif tongkol jagung dan tanpa
pengarangan dilakukan pada variasi waktu 30,
100
60, 90 dan 120 menit dengan volume larutan 100
Efisiensi Adsorpsi %

80 mL larutan ammonium besi (II) 5 ppm pada pH


optimum 6,5 dengan massa adsorben optimum
60 TP (1,75 gram karbon aktif tongkol jagung dan 0,5
40 CA gram adsorben tongkol jagung tanpa
pengarangan).
20
100
Efisiensi Adsorpsi %

0 80
4 4,5 5 5,5 6 6,5 7
60
pH
Gambar 2. Kurva hubungan antara pengaruh pH 40 TP
terhadap efisiensi penyerapan ion besi. 20 CA
Gambar 2 menunjukan kurva hubungan
antara pengaruh pH terhadap efisiensi 0
penyerapan ion logam Fe dengan adsorben 0 30 60 90 120
karbon aktif tongkol jagung dan tongkol jagung
Waktu ( menit)
tanpa pengarangan. Dari gambar 2 dapat dilihat
efisiensi adsorpsi terbesar terdapat pada pH 6,5 Gambar 3. Kurva hubungan waktu adsorpsi
dengan nilai efisiensi adsorpsi karbon aktif terhadap efisiensi penyerapan ion besi.
tongkol jagung sebesar 95,4% dan efisiensi Berdasarkan gambar 3 diketahui bahwa
adsorpsi tongkol jagung tanpa pengarangan adsorben karbon aktif tongkol jagung pada waktu
sebesar 59,3%. Pada saat kondisi keasaman 30 menit memiliki nilai efisiensi adsorpsi yang

11
JKK,Tahun 2014,Volum 3(3), halaman 7-13 ISSN 23031077

optimum yaitu 99,1% sedangkan adsorben optimumnya (6,5). Proses adsorpsi besi air tanah
tongkol jagung tanpa pengarangan memiliki nilai menggunakan adsorben karbon aktif tongkol
efisiensi adsorpsi optimum sebesar 91,5% pada jagung dengan massa optimum (1,75 gram)
waktu 60 menit. Pada penelitian ini waktu kontak selama waktu optimum (30 menit), mampu
30 menit dan 90 menit memiliki nilai efisiensi menurunkan konsentrasi besi dalam air tanah
adsorpsi yang hampir sama yaitu 99,1% dan dari 1,5236 ppm menjadi 0,0332 ppm dengan
98,9%. efisiensi adsorpsi 97,8%. Peningkatan efisiensi
Pada waktu kontak 60 menit dan 120 menit adsorpsi karbon aktif tongkol jagung sesuai
terjadi penurunan efisiensi penyerapan ion Fe dengan teori yang menyatakan bahwa semakin
oleh karbon aktif tongkol jagung masing-masing banyak pori yang dimiliki adsorben maka akan
sebesar 83,8% dan 68,2%, hal ini karenakan semakin banyak pula adsorbat yang akan
mengalami proses desorpsi. Dimana desorpsi terjerap dan kecepatan adsorpsi akan semakin
merupakan proses pelepasan kembali ion atau meningkat
molekul yang telah berikatan dengan gugus aktif
b. Adsorben tongkol jagung tanpa pengarangan
pada adsorben.
Dari hasil pengujian sampel air sumur
Efisiensi penyerapan adsorben tongkol
dengan menggunakan AAS diperoleh
jagung tanpa pengarangan pada waktu 30 menit
konsentrasi Fe air tanah sebesar 1,5568 mg/L.
masih rendah hal ini dikarenakan ion logam besi
Adsorpsi besi air tanah dilakukan dengan
belum cukup waktu untuk berinteraksi dengan
mengkondisikan air tanah pada kondisi pH
adsorben, artinya belum banyak gugus aktif yang
optimumnya (6,5). Proses adsorbsi besi air tanah
berperan dalam mengadsorpsi logam besi.
dengan adsorben tongkol jagung tanpa
Namun, pada waktu 60 menit efisiensi adsorpsi
pengarangan dengan massa optimum (0,50
mengalami peningkatan. Nilai efisiensi adsorpsi
gram) selama waktu optimum (60 menit) mampu
pada waktu 60 menit dan 90 menit memiliki nilai
menurunkan kosentrasi besi air tanah mampu
efisiensi adsorpsi yang hampir sama yaitu 91,5%
menurunkan konsentrasi besi dari 1,5236 ppm
dan 90,3%.
menjadi 0,1959 ppm dengan efisiensi adsorpsi
sebesar 23,2%. Proses adsorpsi ion logam besi
dalam air tanah dapat terjadi dengan adanya
Aplikasi Adsorben Terhadap Air Tanah
gugus –OH pada selulosa dan hemiselulosa dari
Kandungan besi yang relatif tinggi pada air
tongkol jagung.
tanah disebabkan oleh air permukaan yang
mengalami suatu kontak dengan mineral-mineral
yang terdapat dalam air tanah sehingga kualitas SIMPULAN
air akan mengalami perubahan. Besi dalam air Berdasarkan hasil penelitian yang telah
dapat berbentuk kation ferro (Fe2+) atau ferri dilakukan, maka dapat disimpulkan bahwa:
(Fe3+). Pada umumnya besi akan membentuk
1.Kondisi optimum adsorpsi besi dengan
senyawa dalam bentuk ferri dari pada dalam
adsorben karbon aktif tongkol jagung dengan
bentuk ferro dan membentuk kompleks yang
massa 1,75 gram, pH 6,5 dan waktu 30 menit.
stabil dengan senyawa-senyawa tertentu. Dalam
Kondisi optimum adsorpsi besi dengan adsorben
kondisi sedikit basa, ion ferro akan dioksidasi
tongkol jagung tanpa pengarangan diperoleh
menjadi ion ferri dan akan berikatan dengan
kondisi optimumnya dengan massa 0,50 gram,
hidroksida membentuk Fe(OH)3 yang bersifat
pH 6,5 dan waktu 60 menit.
tidak larut dan mengendap di dasar perairan
berwarna kuning-kemerahan. Sementara dalam 2. Kapasitas pada kondsi optimum adsorpsi besi
kondisi asam dan banyak mengandung air tanah adsorben karbon aktif tongkol jagung
karbondioksida akan membuat FeCO3 larut dan sebesar 87,06 mg/g sedangkan tongkol jagung
meningkatkan kadar Fe2+ di perairan (Effendi., tanpa pengarangan terhadap air tanah sebesar
2003). 192,16 mg/g.

a. Adsorben karbon aktif tongkol jagung


Dari hasil pengujian sampel air sumur DAFTAR PUSTAKA
dengan menggunakan AAS diperoleh Darmono., 2001, Lingkungan Hidup dan
konsentrasi Fe air tanah sebesar 1,5568 mg/L. Pencemaran, Universitas Indonesia,
Adsorpsi besi air tanah dilakukan dengan Jakarta.
mengkondisikan air tanah pada kondisi pH

12
JKK,Tahun 2014,Volum 3(3), halaman 7-13 ISSN 23031077

Department Kesehatan RI., 2002, Keputusan Riapanitra, A., Setyaningtyas, T dan Riyani, K.,
Menteri Kesehatan RI, Nomor 907 Tahun 2006. Penentuan Waktu Kontak dan pH
2002 Tentang Persyaratan Kualitas Air Optimum Penyerapan Metilen Biru
Minum. Menggunakan Abu Sekam Padi. Unsoed
Effendi, H., 2007, Teknik Kualitas air : Bagi Purwokerto, Purwokerto.
Pengolahan Sumber Daya dan Lingkungan Rohmatun., Roosmini, D., dan Notodarmojo.,
Perairan, Kanisius, Yogyakarta. 2006, Studi Penurunan Kandungan Besi
Fahrizal., 2008, Pemanfaatan Tongkol Jagung Organik dalam Air Tanah dengan Oksidasi
sebagai biosorben zat warna biru metilena, H2O2 – UV, PROC ITB Sains dan Teknik,
Institut Pertanian Bogor, Bogor (Skripsi). 39 A : 58-69.
Herwanto, B., dan Santoso, E., 2006, Adsorpsi Rojikhi., 2011, Pemanfaatan Hasil Pirolisis Bulu
Ion Logam Pb(II) pada Membran Selulosa- Ayam sebagai Adsorben Ion Na dan Fe
Kitosan Terikat Silang, Akta Kimia dalam Larutan Simulasi, Universitas Islam
Indonesia,. 2 : 9-24. Negeri Syarif Hidayahtullah, Jakarta
Nurhasni., Firdiyono, F., dan Sya”ban Q., 2012, (Skripsi).
Penyerapan Ion Aluminium dan Besi dalam Safrianti, I., Wahyuni, N., dan Zaharah T.A.,
Larutan Sodium Silikat Menggunakan 2012, Adsorpsi Timbal (II) oleh Selulosa
Karbon Aktif, Valensi, 2 : 516-525. Limbah Jerami Padi Teraktivasi Asam
Nitrat: Pengaruh pH dan Waktu, Jurnal
Pambayun, G.S.,Yulianto, R.Y.E., Rachimoellah,
Kimia Katulistiwa, 1 (1) : 1-7.
M., Putri, E.M.M., 2013, Pembuatan Karbon
Sulistyawati S., 2008, Modifikasi Tongkol Jagung
Aktif dari Tempurung Kelapa dengan
sebagai Adsorben Logam Berat Pb (II),
Aktivator ZnCl2 dan Na2CO3 sebagai
Institut Pertanian Bogor, Bogor (Skripsi).
Adsorben untuk Mengurangi Kadar Fenol
Sunarya, I,A., 2006, Biosorpsi Logam Berat
dalam Air Limbah, Jurnal Teknik Pomits. 2
Pb(II) dan Cd(II) Menggunakan Kulit Jeruk
(1) : 116-120.
Siam (Citrus reticulate), Institut Pertanian
Putranto, T.T., dan Kusuma, K.I., 2009,
Bogor, Bogor (Skripsi).
Permasalahan Air Tanah pada Daerah
Wijayanti, R., 2009, Arang Aktif dari Ampas Tebu
Urban, Teknik. 30 (1): 48-57.
sebagai Adsorben Pada Pemurnian
Minyak Goreng Bekas, Institut Pertanian
Bogor, Bogor (Skripsi).

13

Anda mungkin juga menyukai