Anda di halaman 1dari 4

Nama : Desi Kirana Putri

NIM : 180810301198
Kelas :E

1. Mana yang didahulukan faktor Emosional atau spiritual dalam membangun karakter
berbisnis /wirausahawan (menurut 5 ahli)
1. Dalam teorinya Robert K.Cooper, Ph.D. menjawab bahwa kecerdasan Emosi adalah
kemampuan merasakan, memahami dan secara efektif menerapkan daya emosi sebagai sumber
energi, informasi, koneksi dan pengaruh yang manusiawi.
2. Menurut Wasty Soemanto, tanda wirausaha adalah manusia yang memiliki kepribadian
kuat.Hal itu ditunjukkan dengan ciri-ciri, antara lain sebagai berikut.
Sikap moral yang tinggi.
Sikap mental wiraswasta.
Kepekaan terhadap lingkungan.
Keterampilan wirausaha.
Sehingga dari ciri-ciri tersebut Wasty Soemanto lebih mendahulukan sikap emosional dapat
dilihat dari ciri-ciri diatas.
3. Pada 1996, Daniel Goleman melalui bukunya Emotional Quotient menyarankan bahwa
EQ mungkin lebih penting dari IQ. Dia beralasan, beberapa psikolog menganggap bahwa standar
dalam pengukuran IQ terlalu sempit dan tidak menunjukkan kecerdasan manusia secara utuh.
Sebaliknya, kemampuan memahami dan mengekspresikan emosi dapat memegang peran yang
setara, bahkan lebih penting, dalam cara seseorang menjalani hidup.
4. Suatu penelitian yang dilakukan Carnegie Institute of Technology menunjukkan bahwa
85 persen kesuksesan finansial seseorang adalah karena kemampuan humanis seperti kepribadian
dan kemampuan berkomunikasi, bernegosiasi dan memimpin. Sementara itu, pengetahuan teknis
hanya mengambil porsi 15 persen.
5. Pendapat lain tentang pentingnya EQ datang dari peraih Nobel Daniel Kahneman.
Psikolog Amerika-Israel ini menemukan bahwa kebanyakan orang lebih senang berurusan
dengan orang yang mereka suka dan percaya ketimbang orang yang tidak mereka sukai, bahkan
jika orang yang mereka suka itu menjual barang yang lebih mahal atau lebih jelek kualitasnya.

2. Apa pentingnya memasarkan produk dan pentingnya menyusun studi kelayakan bisnis
(menurut 5 ahli)
1. Menurut Umar H (2007:5) Studi kelayakan bisnis merupakan penelitian sebuah
rencana bisnis yang bukan hanya menganalisis layak atau tidaknya suatu bisnis dijalankan, tetapi
juga mengontrol kegiatan operasional secara rutin dalam rangka pencapaian tujuan serta
keuntungan yang maksimal.
2. Menurut Kasmir dan Jakfar (2007) ada lima tujuan mengapa studi kelayakan perlu
dilakukan sebelum melakukan sebuah proyek atau usaha, yaitu:
a. Menghindari Resiko Kerugian
Tujuan pertama yaitu, untuk meminimalkan risiko yang dapat dikendalikan maupun yang
tidak dapat dikendalikan. Kondisi masa yang akan datang tidak dapat diprediksi, sehingga
perlu untuk melakukan analisis studi kelayakan untuk memperkecil resiko
b. Mempermudah Perencanaan
Dengan adanya ramalan untuk masa yang akan datang, maka mempermudah
perencanaan. Perencanaan itu sendiri meliputi jumlah modal, waktu pelaksanaan, lokasi,
cara pelaksanaan, besarnya keuntungan serta keuntungan serta bagaimana pengawasan
bila terjadi penyimpangan.
c. Memudahkan Pelaksanaan Pekerjaan
Perencanaan yang disusun dapat mempermudah penerapan nya, proses bisnis dapat
dilakukan secara tersusun sehingga para karyawan dapat memiliki pedoman dan tetap
fokus pada tujuan, sehingga rencana bisnis dapat tercapai sesuai dengan apa yang di
rencanakan.
d. Memudahkan Pengawasan
Dengan pelaksanaan yang sesuai dengan rencana yang telah disusun, maka pengawasan
dalam proses bisnis akan lebih mudah. Pengawasan dilakukan, agar jalannya usaha tetap
pada jalur dan sesuai dengan apa yang telah direncanakan.
e. Memudahkan Pengendalian
Bila terjadi penyimpangan, akan mudah untuk memperbaikinya dan dapat langsung untuk
dikendalikan sehingga tidak terlalu jauh penyimpangan yang terjadi.
3. Kasmir dan Jakfar (2003)
Menurut Kasmir, Studi Kelayakan Bisnis merupakan suatu kegiatan yang mempelajari
sarana mendalam tentang suatu kegiatan atau usaha yang akan dijalankan, untuk menentukan
layak atau tidaknya suatu bisnis dijalankan.
4. Kasmir dan Jakfar (2001)
Masih orang yang sama, Pengertian Studi Kelayakan Bisnis (SKB) merupakan suatu
kegiatan yang dilakukan perusahaan untuk menilai kelayakan bisnis yang dijalankan untuk
mewujudkan laba perusahaan.
5. Nitisetmito dan Burhan (1995)
Merupakan suatu metode penjajagan dari suatu gagasan usaha tentang kemungkinan
layak atau tidaknya gagasan usaha tersebut dilaksanakan.
6. Brockhaus (1982) Mengulas empat penelitian yang menyimpulkan bahwa wirausaha
cenderung memiliki pendidikan yang lebih baik dari populasi umum, tetapi di bawah para
manajer.
7. Cooper&Dunkelberg (1984) Ditemukan bahwa tingkat pendidikan wirausaha di bawah
universitas (64%).
8. Gasse (1982) Mencatat dari empat studi di mana wirausaha memiliki pendidikan yang
lebih baik daripada masyarakat umum.
9. Jacobowitz & Vidler (1982) Hasil wawancara dengan 430 wirausaha menunjukkan
bahwa mereka memiliki pendidikan yang kurang memadai, yaitu 30% drop-out dari Sekolah
Menengah Atas. Hanya 11% lulus dari universitas 4 tahun.
3. Cara rekruitmen dan mengelola tenaga kerja berbasis lingkungan serta berbasis
kompetensi (pendidikan) menurut 5 ahli
1. Cronin dan Taylor (1992) yang dikutip oleh Dharmayanti (2006) mengatakan bahwa
kinerja pelayanan merupakan kinerja dari pelayanan yang diterima oleh konsumen itu sendiri
dan konsumen menilai kualitas dari pelayanan yang benar-benar mereka rasakan, bukan
didasarkan pada asumsi belaka.
2. Menurut R. Kenneth Teas (1994) pada penelitian Dharmayanti (2006), skala
pada service performance dinyatakan lebih tepat dalam mengukur kualitas jasa karena service
performance lebih dapat menjawab permasalahan yang muncul dalam menentukan kualitas jasa.
3. Andrews (2013), mengatakan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi
manusia dalam memilih restoran adalah reputasi, harga, kualitas, keunikan, ukuran porsi,
konsistensi, tingkat pelayanan dan lokasi.
4. Penelitian Ruyatnasih (2013) mengatakan bahwa kepemimpinan memiliki
pengaruh positif terhadap kinerja karyawan.
5. Menurut Pattigrew (1991) yang dikutip oleh Marlikan (2011), peran motivasi
dalam kinerja pada organisasi sangatlah penting. Motivasi berpengaruh signifikan terhadap
kinerja karyawan. Dimana peran motivasi didukung pula oleh adanya pembelajaran organisasi.
Pembelajaran organisasi maksudnya ialah pembelajaran yang memotivasi orang-orang
didalamnya secara berkelanjutan serta mengembangkan pola pikir baru. Disamping itu, motivasi
diberikan kepada karyawan yang mampu menunjukan kinerja secara optimal.
4. Ada beberapa definisi pengembangan usaha atau cara mempertahankan prestasi bisnis
menurut para ahli, diantaranya:
1. Mahmud Mach Foedz
Perkembangan usaha adalah perdagangan yg dilakukan oleh sekelompok orang ygterorganisasi
untuk mendapatkan laba dengan memproduksi dan menjual barang atau jasauntuk memenuhi
kebutuhan konsumen.
2. Brown dan Petrello
Pengembangan Usaha adalah suatu lembaga yg menghasilkan barang dan jasa yg
dibutuhkanmasyarakat.apabila kebutuhan masyarakat meningkat, maka lembaga bisnispun
akanmeningkat pula perkembangannya untuk memenuhi kebutuhan tersebut, sambil
memperolehlaba.
3. Steinford
Pengembangan Usaha adalah aktifitas yg menyediakan barang atau jasa yg diperlukan
olehkonsumen yg memiliki badan usaha, maupun perorangan yg tidak memiliki badan
hukummaupun badan usaha seperti, pedagang kaki lima yg tidak memiliki surat izin tempat
usaha.
4. Hughes dan Kapoor
Pengembangan usaha ialah suatu kegiatan usaha individu yg terorganisasi untukmenghasilkan
dan menjual barang jasa guna mendapatkan keuntungan.
5. Mussleman dan Jackson
Pengembangan usaha adalah suatu aktifitas yg memenuhi kebutuhan dan keinginanekonomis
masyarakat dan perusahaan di organisasikan untuk terlibat dalam aktivitas tersebut.

Anda mungkin juga menyukai