Anda di halaman 1dari 4

PROPOSAL TUGAS AKHIR (P1)

(MO 184804)

1. RINGKASAN
1.1 PENGUSUL
a. Nama Mahasiswa : Oktavian Army Sadewo
b. NRP : 043113400000980
c. Batas Waktu Studi : 14 (Empat Belas) Semester
d. Jumlah SKS yang telah lulus : 141 SKS
e. IPK rata-rata : 3.03
1.2 CALON DOSEN PEMBIMBING
a. Dosen Pembimbing I
Nama : Dr. Eng. M. Zikro, S.T., M.Sc.
NIP : 197702252002121002
Dosen Pembimbing II
Nama : Dr. Ir. Hasan Ikhwani, M.Sc.
NIP : 196901211993031002

2. MATERI PENELITIAN
2.1 Judul Penelitian
“Pemodelan Alur dan Sedimen pada Pelabuhan Kelas I KSOP Sampit, Kalimantan
Tengah”
2.2 Ikhtisar Penelitian
Pada sebuah pelabuhan alur pelayaran mempunyai peran penting dalam kegiatan
mobilisasi kapal dalam memasuki pelabuhan. Alur pelayaran memilik fungsi sebagai
akses masuk kapal untuk menuju suatu pelabuhan dengan aman dan tanpa ada hambatan
yang berarti. Pada kenyataannya, perencanaan alur pelayaran kadang tidak sesuai dengan
fakta di lapangan. Alur pelayaran harus didesain dengan matang guna memberikan
kenyamanan pada armada kapal yang akan melaluinya. Terutama pada pelabuhan Sampit,
dikarenakan terjadinya pendangkalan akibat adanya sedimentasi yang cukup tinggi yang
dibawa oleh daerah aliran sungai yang bermuara di Teluk Sampit
Maka dari itu, perlu adanya tindakan preventif untuk menghindari terjadinya
pendangkalan yang lebih parah dengan melakukan pemodelan alur dan sedimen pada
lokasi terkait agar dapat diketahui bagaimana alur pelayaran yang baik untuk daerah
terkait dan mengetahui model dari alur pelayaran pelabuhan Sampit.
Dengan berlanjutnya penelitian, tugas akhir ini membahas bagaimana pemodelan
alur dan sedimen pada Pelabuhan Sampit, Kalimantan Tengah sebelum dilakukannya
pengerukan untuk mengatasi pendangkalan pada alur pelayaran pada daerah yang diteliti
dan bagaiman hasil dari pemodelan yang dilakukan oleh penulis.

2.3. Latar Belakang

Indonesia merupakan negara maritim yang memiliki luas wilayah perairan 6.400.000 km2
dan dengan panjang garis pantai 108.000 km2 (PUSHIDROSAL, 2018). Hal ini menjadikan
Indonesia sebagai negara dengan garis pantai terpanjang nomor dua di dunia setelah Kanada.
Selain itu, Indonesia juga memiliki ribuan pulau yang tersebar dari Sabang sampai Merauke
dengan jumlah 17.504. Dengan kondisi 2/3 wilayah Indonesia berupa perairan, hal ini
membawa konsekuensi akan pentingnya arus lalu lintas perairan Indonesia untuk menunjang
kegiatan ekonomi bangsa. Sejak jaman penjajahan Belanda, sudah terdapat banyak pelabuhan
yang dimanfaatkan sebagai jalur perdagangan di seluruh wilayah nusantara. Salah satu
pelabuhan strategis yang sudah ada sejak jaman penjajahan Belanda ialah Pelabuhan Sampit
yang dulu dikenal dengan nama N.V. Bruinzell (Kotimkab, 2017).

Berdasarkan segi geografis, Kota Sampit merupakan kota yang strategis karena warga
yang berasal dari Buntok, Palangkaraya, Kuala Pembuang, dan sekitarnya akan lebih muda
melewati Kota Sampit bila ingin menuju Pulau Jawa. Hal ini menyebabkan Pelabuhan Sampit
sangat menarik perekonomian dari kabupaten sekitar. Apalagi Pelabuhan Sampit merupakan
outlet pintu masuk dan keluar barang-barang dan jasa dari provinsi Kalimantan. Pelabuhan
Sampit terletak di Desa Metawa Baru Hulu, Kecamatan Mentawa Baru Ketapang, Kabupaten
Kotawaringin Timur, Provinsi Kalimantan Tengah, serta secara geografis terletak pada
koordinat 02°-23’-10” Lintang Selatan - 112°-58’-30” Bujur Timur, berada +20 mil dari muara
Teluk Sampit.
Pelabuhan Sampit termasuk dalam Pelabuhan Golongan Trunk Port Kategori II, dimana
arus volume barang komoditi ekspor dari tahun ke tahun meningkat sebesar 3,3% per tahun,
sedangkan volume arus barang dalam negeri atau antar pulau khusus bongkar tingkat memiliki
tingkat pertumbuhan 9,18% per tahun, dan arus kunjungan kapal rakyat meningkat dengan
sangat pesat 27,13% pertahun. Peningkatan ini menyebabkan Pelabuhan Sampit harus siap
mengatasi setiap masalah untuk dapat memberikan pelayanan terbaik bagi para pengguna jasa
pelabuhan tersebut. Disamping itu, terdapat berbagai macam kendala untuk kapal-kapal dapat
berlabuh di area kolam labuh. Salah satu dari kendala tersebut ialah proses sedimentasi yang
semakin tinggi sehingga menyebabkan terganggunya alur pelayaran menuju Pelabuhan Sampit
(Lugra, 2009). Kondisi optimal bagi suatu alur pelayaran adalah tidak adanya daerah yang
mengalami akresi maupun erosi. Idealnya, sisi alur pelayaran terlindungi baik secara alami
dengan mekanisme perlindungan pantai seperti pantai berpasir, pantai berkarang, pantai
berlumpur, dan berbakau (Nur Yuwono, 1992).

Berdasarkan permasalahan yang telah dipaparkan di atas, maka dalam tugas akhir ini
akan dilakukan pemodelan alur dan sedimen pada Pelabuhan Sampit. Pemodelan alur pelayaran
dilakukan dengan software Delft3D sementara pemodelan sedimen dilakukan dengan software
MIKE 21.

1.1 Perumusan Masalah

Perumusan masalah yang akan dibahas dalam tugas akhir ini adalah:

a. Bagaimana pola transport sedimen pada Pelabuhan Sampit?


b. Bagaimana alur pelayaran pada Pelabuhan Sampit?
c. Apakah yang harus dilakukan oleh KSOP Pelabuhan Sampit dari hasil pemodelan alur
dan sedimen Pelabuhan Sampit?

1.2 Tujuan

Tujuan dari tugas akhir ini adalah:


a. Mendapatkan model transport sedimen pada Pelabuhan Sampit.
b. Mengetahui alur pelayaran pada Pelabuhan Sampit.
c. Mengetahui hal-hal yang harus dilakukan oleh KSOP Pelabuhan Sampit dari hasil
pemodelan alur dan sedimen Pelabuhan Sampit.

1.3 Manfaat
Tugas akhir ini mempunyai manfaat bagi mahasiswa serta perguruan tinggi sebagai
bahan referensi untuk melakukan penelitian yang serupa. Tugas akhir ini juga dapat
memberikan manfaat pada perusahaan manajemen Pelabuhan Sampit untuk menindaklanjuti
hasil dari pemodelan alur dan sedimen Pelabuhan Sampit.
.

1.4 Batasan Masalah


Berikut adalah batasan-batasan masalah dalam penelitian ini:
1. Daerah studi hanya mencakup pada alur pelayaran PElabuhan Sampit (02°-23’-10”
Lintang Selatan - 112°-58’-30” Bujur Timur).
2. Penilitan hanya berfokus pada pemodelan alur pelayaran dan sedimen pada Pelabuhan
Sampit.
3. Metode perhitungan transport sedimen seusai dengan metode yang diugnakan software
Delft3D.
4. Modelling pada penlitian ini menggunakan software Delft3D.

Anda mungkin juga menyukai