Anda di halaman 1dari 23

MAKALAH

(MEKANIKA)

“Transformasi Lorentz-Einstein”

Oleh Kelompok 3:
Lisna Dewi A 202 19 008
Merry Rosalin Handayani A 202 19 027
Nengah Nitriani A 202 19 029

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SAINS PROGRAM MAGISTER


PASCASARJANA
UNIVERSITAS TADULAKO
2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat
dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah ini. Makalah adalah salah
satu sarana untuk mengembangkan kreativitas mahasiswa juga pengetahuan yang
dimiliki mahasiswa. Makalah ini merupakan suatu sumbangan pikiran dari penulis
untuk dapat digunakan oleh pembaca.
Makalah ini disusun berdasarkan data-data dan sumber-sumber yang telah
diperoleh penulis. Penulis menyusun makalah ini dengan bahasa yang mudah
ditangkap oleh pembaca sehingga makalah ini dapat dengan mudah dimengerti
oleh pembaca. Pada akhirnya, penulis berharap makalah ini dapat bermanfaat
bagi pembaca dalam memahami persoalan transfomasi Lorentz-Einstein.

Palu, April 2020

Kelompok 3

ii
DAFTAR ISI

Halaman
HALAMAN JUDUL..................................................................................... i
KATA PENGANTAR.................................................................................. ii
DAFTAR ISI................................................................................................. iii

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang................................................................................ 1
1.2 Rumusan Masalah........................................................................... 3
1.3 Tujuan Penulisan............................................................................. 3
1.4 Manfaat Penulisan........................................................................... 3
1.5 Sistematika Penulisan..................................................................... 4

BAB III PEMBAHASAN


2.1 Sejarah Timbulnya Transformasi Lorentz...................................... 5
2.2 Persamaan Transformasi Lorentz Berdasarkan Postulat Einstein. . 6
2.2.1 Transformasi Lorentz Balik.................................................. 13
2.2.2 Transformasi Kecepatan Lorentz.......................................... 13
2.3 Akibat-akibat Transformasi Lorentz............................................... 15

BAB III PENUTUP


3.1 Kesimpulan..................................................................................... 19
3.2 Saran............................................................................................... 19

DAFTAR PUSTAKA................................................................................... 20

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Teori Relativitas Einstein adalah teori yang sangat terkenal, tetapi sangat
sedikit yang kita pahami. Utamanya, teori relativitas ini merujuk pada dua elemen
berbeda yang bersatu ke dalam sebuah teori yang sama: relativitas umum dan
relativitas khusus. Kedua teori ini diciptakan untuk menjelaskan bahwa
gelombang elektromagnetik tidak sesuai dengan gerak Newton. Gelombang
elektromagnetik dibuktikan bergerak pada kecepatan yang konstan, tanpa
dipengaruhi gerakan sang pengamat. Inti pemikiran dari kedua teori ini adalah
bahwa dua pengamat yang bergerak relatif terhadap masing-masing akan
mendapatkan waktu dan interval ruang yang berbeda untuk kejadian yang sama,
namun isi hukum fisika akan terlihat oleh keduanya. Teori relativitas khusus telah
diperkenalkan dulu, dan kemudian berdasar atas kasus-kasus yang lebih luas
diperkenalkan teori relativitas umum.

Pada masa-masa permulaan, jutaan triliun nukleoaktivitas terbentuk


disepanjang kolong langit dengan berbagai ukuran. Merekalah cikal bakal semua
benda langit, mulai dari planet, satelit, sampai pada galaksi yang paling besar.
Reaksi-reaksi pada selubung nukleoaktivitas menyebabkan evolusi pada jagat
raya. Pada awalnya, selubung itu berbentuk plasma dengan temperatur yang luar
biasa panas seperti pada permukaan bintang.

Cahaya dan gelombang elektromagnetik yang terlepas dari reaksi fusi dan
fisi bisa bergerak leluasa dalam media plasma, sehingga akhirnya tercerai-berai ke
segala penjuru yang salah satunya sampai ke bumi. Oleh pengamat di bumi,
panjang gelombang cahaya tampak ditangkap retina mata, sehingga tampaklah
benda langit itu bersinar.

Pada makalah ini, kami akan membahas mengenai materi tentang


transformasi Lorentz. Transformasi Lorentz sebenarnya pertama kali telah
diperkenalkan oleh Joseph Larmor pada 1897. Versi yang sedikit berbeda telah

1
diperkenalkan pada beberapa dekade sebelumnya oleh Woldemar Voigt, tetapi
versinya memiliki bentuk kuadrat pada persamaan dilatasi waktu. Tetapi,
persamaan dilatasi waktu kedua versi tersebut dapat ditunjukkan sebagai invarian
dalam persamaan Maxwell.

Seseorang Matematikawan dan fisikawan Hendrik Antoon Lorentz


mengusulkan gagasan “waktu lokal” untuk menjelaskan relatif simultanitas pada
1895, walaupun dia juga bekerja secara terpisah pada transformasi yang sama
untuk menjelaskan hasil “nol” pada percobaan Michelson dan Morley. Dia
mengenalkan transformasi koordinatnya pada 1899 dan menambahkan dilatasi
waktu pada 1904.

Pada 1905 Henri Poincare memodifikasi formulasi aljabar dan


menyumbangkannya kepada Lorentz dengan nama “Transformasi Lorentz”
formulasi Poincare pada transformasi tersebut pada dasarnya identik dengan apa
yang digunakan Einstein.

Lahirnya transfomasi Lorentz karena transformasi Galileo mengenai


koordinat, waktu, dan kecepatan tidak taat asas dengan kedua postulat Einstein.
Transformasi Galileo tidaklah memberikan hasil yang sesuai dengan berbagai
percobaan pada laju tinggi. Oleh karena itu, kita memerlukan seperangkat
persamaan transformasi baru yang dapat meramalkan berbagai efek relativistik.

Transformasi Lorentz sebenarnya sejenis dengan transformasi Galileo.


Kekeliruan transformasi Galileo untuk kecepatan-kecepatan yang mendekati
kecepatan cahaya merupakan anggapan bahwa selang waktu pada kerangka acuan
Oꞌ sama dengan selang waktu pada kerangka acuan O. Untuk memasukkan konsep
relativitas Einstein, selang waktu tidaklah sama. Dengan mengganggap
transformasi ini linear maka hubungan transformasinya akan mengandung suatu
pengali γ yang disebut dengan tetapan atau konstanta Lorentz. Berpijak pada
postulat pertama relativitas khusus maka persamaan fisika harus berbentuk sama
dalam kerangka O dan Oꞌ.

2
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah penulis uraikan, maka
penulis merasa tertarik untuk mengangkat masalah tersebut menjadi judul
makalah yaitu: “Transformasi Lorentz-Einstein”.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan permasalahan
dalam penulisan ini yaitu:
1. Bagaimana Sejarah Timbulnya Transformasi Lorentz?
2. Bagaimana Bentuk Persamaan Transformasi Lorentz berdasarkan postulat
Einstein?
3. Apa saja contoh Transformasi Lorentz ?

1.3 Tujuan Penulisan


Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan dari penulisan yaitu:
1. Untuk menjelaskan Sejarah Timbulnya Transformasi Lorentz
2. Untuk menjelaskan Bentuk persamaan Transformasi Lorentz berdasarkan
postulat Einstein
3. Untuk menjelaskan contoh Transformasi Lorentz

1.4 Manfaat Penulisan


Penulisan ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi berbagai pihak
yang terkait dalam dunia pendidikan. Beberapa manfaat yang dapat diperoleh
melalui penulisan ini adalah:
1. Untuk Mengetahui Sejarah Timbulnya Transformasi Lorentz
2. Untuk Mengetahui Bentuk persamaan Transformasi Lorentz berdasarkan
postulat Einstein
3. Untuk mengetahui contoh Transformasi Lorentz

3
1.5 Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan makalah ini bersumber dari kajian pustaka yakni
dengan mengkaji buku-buku, jurnal atau referensi yang relevan sesuai dengan
topik-topik yang di bahas.

4
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Sejarah Timbulnya Transformasi Lorentz


Transformasi Lorentz sebenarnya pertama kali telah diperkenalkan oleh
Joseph Larmor pada 1897. Versi yang sedikit berbeda telah diperkenalkan pada
beberapa dekade sebelumnya oleh Woldemar Voigt, tetapi versinya memiliki
bentuk kuadrat pada persamaan dilatasi waktu. Tetapi, persamaan dilatasi waktu
kedua versi tersebut dapat ditunjukkan sebagai invarian dalam persamaan
Maxwell.
Seseorang Matematikawan dan fisikawan Hendrik Antoon Lorentz
mengusulkan gagasan “waktu lokal” untuk menjelaskan relatif simultanitas pada
1895, walaupun dia juga bekerja secara terpisah pada transformasi yang sama
untuk menjelaskan hasil “nol” pada percobaan Michelson dan Morley. Dia
mengenalkan transformasi koordinatnya pada 1899 dan menambahkan dilatasi
waktu pada 1904.

Pada 1905 Henri Poincare memodifikasi formulasi aljabar dan


menyumbangkannya kepada Lorentz dengan nama “Transformasi Lorentz”
formulasi Poincare pada transformasi tersebut pada dasarnya identik dengan apa
yang digunakan Einstein.

Lahirnya transfomasi Lorentz karena transformasi Galileo mengenai


koordinat, waktu, dan kecepatan tidak taat asas dengan kedua postulat Einstein.
Transformasi Galileo tidaklah memberikan hasil yang sesuai dengan berbagai
percobaan pada laju tinggi. Oleh karena itu, kita memerlukan seperangkat
persamaan transformasi baru yang dapat meramalkan berbagai efek relativistik.

Transformasi Lorentz sebenarnya sejenis dengan transformasi Galileo.


Kekeliruan transformasi Galileo untuk kecepatan-kecepatan yang mendekati
kecepatan cahaya merupakan anggapan bahwa selang waktu pada kerangka acuan
Oꞌ sama dengan selang waktu pada kerangka acuan O. Untuk memasukkan konsep
relativitas Einstein, selang waktu tidaklah sama. Dengan mengganggap

5
transformasi ini linear maka hubungan transformasinya akan mengandung suatu
pengali γ yang disebut dengan tetapan atau konstanta Lorentz. Berpijak pada
postulat pertama relativitas khusus maka persamaan fisika harus berbentuk sama
dalam kerangka O dan Oꞌ.
Juga, karena kita mengetahui bahwa transformasi Galileo berlaku baik
pada laju rendah, transformasi baru ini haruslah memberikan hasil yang sama
seperti transformasi Galileo apabila laju relatif antara O dan Oꞌ adalah rendah.

Transformasi Galileo, hanya berlaku untuk kecepatan-kecepatan yang jauh


lebih kecil dari kecepatan cahaya, c. Untuk peristiwa yang lebih luas hingga
kecepatan yang menyamai kecepatan cahaya diperlukan suatu transformasi baru,
sehingga diperoleh bahwa kecepatan cahaya di ruang vakum merupakan besaran
mutlak. Untuk memasukkan konsep relativitas Einstein, maka selang waktu
menurut kerangka acuan tidak bergerak t tidak sama dengan selang waktu
menurut kerangka acuan bergerak t’. Karenanya, hubungan transformasi
mengandung suatu pengali γ, yang disebut tetapan transformasi.

2.2 Persamaan Transformasi Lorentz berdasarkan Postulat Einstein


Kedua ponsulat Einstein yang digunakan untuk menurunkan persamaan
transformasi yang sejenis dengan transfomasi Galileo berlaku juga untuk
kecepatan yang tinggi sekali. Transfomasi ini dinamakan Transfomasi Lorentz,
Transfomasi Lorentz ini akan menjadi transformasi Galileo pada kecepatan rendah
(lebih kecil dari kecepatan cahaya) dan dapat menunjukkan bahwa kecepatan
cahaya tetap sama pada semua kerangka.

Anggap ada dua inersial dengan satu kerangka dengan kecepatan bergerak
kecepatan v relative terhadap kerangka yang lain kearah sumbuh x. kita anggap
kerangka S diam dan kerangka S’ adalah kerangka yang bergerak dengan
kecepatan v relative terhadap kerangka S.

Anggap suatu peristiwa terjadi pada koordinat ruang waktu (x,y,z,t)


menurut pengamat di S dan pada koordinat ruang waktu (x’,y’,z’,t’) menurut

6
pengamat di S’. Agar seluruh koordinat mempunyai dimensi yang sama mari kita
kalikan koordinat waktu dengan c (kecepatan cahaya), sehingga penulisan
koordinat peristiwa itu menjadi (x,y,z,ct) untuk pengamat S dan (x’,y’,z’,ct’)
untuk pengamat di S’. Penulisan seperti ini sering dinamakan penulisan empat
dimensi.

Gambar 2.1

Sekarang mari kita tuliskan x’ sebagai kombinasi dari x,y,z dan ct

dengan a11, a12, a13, dan a14 adalah konstanta yang harus kita cari.

Mengapa hanya diambil suku yang linier dengan x,y,z dan ct? bagaimana
dengan suku x2, y2, z 2,. dst ?

Kita memang tidak memasukkan suku berorde lebih tinggi karena suku
berorde lebih tinggi ini akan mengakibatkan terjadinya ke tidak homogenan.
Maksudnya adalah sebagai berikut : misalkan hubungan antara x dan x’ adalah
x’= a.x2 dengan a adalah konstanta. Anggap anda mempunyai sebatang tongkat
yang panjangnya 1 satuan yang ujungnya diletakkan pada koordinat x1=1 dan x2=2
. Menurut pengamat di S’ posisi ujung yang satu adalah: x '1=a 12=a dan posis

ujung yang lain adalah x '2=a 22=4a sehingga panjang tongkat menurut pengamat di

S’ adalah x '2- x '1=4a-a=3a.

Sekarang jika ujung tongkat diletakkan pada x1=3 dan x2 = 4 maka

7
menurut pengamat di S’ panjang tongkat menjadi l = x '2- x '1 = ax 22- ax 21 = a 42 – a 32
= 7a .

Ini tidak masuk akal bagaimana mungkin tongkat yang sama diletakkan
kerangka inersial yang sama (walupun pada koodinat yang berbeda) akan berubah
panjangnya? Jadi secara lengkap hubungan antara x’,y’,z’ dan ct’ dengan x,y,z
dan ct adalah:

Sekarang mari kita cari ke 16 koofisien ay di atas dengan menggunakan


postulat Einstein.

Postulat pertama mengatakan bahwa hukum Fisika sama dalam semua


inersial. Dengan postulat ini maka kita boleh mengatakan y’=y dan z’=z. untuk
mengerti ini mari kita bayangkan dua orang A dan B mengamati sebuah benda
yang jatuh bebas dari ketinggian tertentu yo B bergerak dengan kecepatan v
kearah sumbuh x sedangkan A diam.

Gambar 2.2

Karena A dan B system inersial, maka menurut postulat 1 A dan B akan melihat

1 2
benda yang jatuh dengan hukum yang sama yaitu rumus y= y 0− ¿ Jadi A
2
dan B senantiasa mencatat ketinggian yang sama dengan kata lain y = y’.

8
Kondisi y=y’ dan z=z’ akan memberikan

Dengan demikian persamaan 2 menjadi :

Perhatikan persamaan diatas Jika a42 tidak sama dengan nol maka jam yang
diletakkan pada posisi y dan -y akan mencatat hasil yang berbeda. Ini tidak logis
demikian juga jika koofisien a43 tidak nol maka jam yang diletakkan pada posisi z
dan –z akan mencatat waktu yang berbeda jadi dapat dituliskan bahwa:

a42 = 0

a43 = 0
Sekarang perhatikan persamaan pertama dari persamaan (2) Ketika system
S’ bergerak dengan kecepatan v, posisi sebuah titik pada x’=0 setelah waktu t
dalam system S adalah x= vt . Gunakan dua data ini ke persamaan pertama
dari persamaan 3 untuk memperoleh,

Karena t, y dan z tidak bergantungan maka persamaan diatas kan dipenuhi hanya
jika:

Dengan demikian kita mempunyai persamaan berikut :

9
Untuk menentukan ketiga koofisien a 11, a 41 dan a44 kita gunakan postulat kedua
yang mengatakan bahwa kecepatan cahaya sama pada setiap kerangka inersial.

Gambar 2.3 a – b

Perhatikan gambar 2.3a Pada gambar gelombang elektromagnetik

dipancarkan ketika S dan S’ berimpit. Gelombang dari titik O’ (O) Gelombang ini

merambat ke segala arah.

Menurut pengamat S’ setelah waktu t’ gelombang mencapai titik

P(x’,y’,z’) . jika dalam kerangka bergerak ini kecepatan cahaya sama dengan c

maka panjang lintasan O’P sama dengan ct’.

Pengamat S mencatat gelombang ini mencapai titik P dalam waktu t dan


menurut pengamat S posisi titik P adalah (x,y,z). Jika kecepatan cahaya adalah
juga sama dengan c pada kerangka ini maka jarak OP menurut pengamat ini sama

10
dengan c.t.

Subtitusi persamaan (3) ke persamaan (5) untuk memproleh,

agar persamaan ini sama dengan persamaan (5 ) maka:

Dari ketiga persamaan di atas kita peroleh

Dengan demikian kita peroleh rumus transfomasi Lorentz


(x−vt )
x ' =γ ( x−vt )= ; y' = y ; z ' =z
2
v
√ 1−
c2

vx
vx ( t−
c ) 2
'
( c ) 1− v
t =γ t− =
2 2

√ c2

11
Keterangan:
γ = konstanta Lorentz
ν = kelajuan atau kecepatan benda (m/s)
c = kecepatan cahaya (c = 3 x 108 m/s)

Di sini kita lihat bahwa relativitas Einstein, ruang dan waktu adalah relatif
sedangkan relativitas Newton, ruang dan waktu adalah mutlak. Transformasi
Lorentz akan tereduksi menjadi tambahan transformasi Galileo apabila kelajuan v
jauh lebih kecil dari kelajuan cahaya (v << c).

Contoh Soal
Seorang pengamat di S mencatat kejadian pada x=3 dan t=10s. system S’ bergerak
dengan kecepatan 0,5 c relative terhadap system S searah sumbuh X. Tentukan
koordinat yang dicatat oleh system pengamat di system S’? bandingkan hasil yang
diperoleh dengan transfomasi Galileo.

Penyelesaian :
Dalam soal ini kecepatan system sangat tinggi sekali karena itu tranformasi
Galileo tidak berlaku.
Koordinat menurut pengamat di S’ dapat dihitung dengan rumus (6) untuk
memudahkan kita hitung dulu γ

Kita tidak perlu menghitung y dan z karena kita boleh anggap ini sama dengan nol
Diketahui:
x = 3m
t = 10−8 s
v = 0,5c = 1,5 x 10−8 m/s
Ditanya: x ' dan t ' ?

12
Jawab:

Transformasi Galileo ;

kita lihat bahwa persamaan transformasi Lorentz yang berlaku untuk semua jenis
kecepatan meramalkan hasil yang sangat berbeda dengan apa yang diramalkan
oleh transformasi Galileo. Tetapi jika kecepatan cukup rendah maka kedua
transformasi Lorentz dan transformasi Galileo tetapi v = 90 km/jam =25 m/s.

2.2.1 Transformasi Lorentz Balik


Transformasi Lorentz kebalikannya (invers) atau transformasi Lorentz dari
S’ ke S ialah perpindahan posisi suatu titik yang di pandang dari titik acuan
bergerak, persamaan yang di gunakan menjadi :
( x '+ vt ')
x=γ ( x ' + vt ' )= ; y= y ' ; z=z '
v2
√ 1− 2
c

vx '
vx ' ( t+
c )
'
2

( c ) 1− v
t=γ t +'
=
2 2

√ c2

2.2.2 Transformasi Kecepatan Lorentz


Jika sebuah objek yang diamati oleh O bergerak dengan kecepatan u = (ux,
uy, uz) sebagaimana diamati oleh Oꞌ, maka kita perlu menggunakan transformasi
kecepatan Lorentz berikut:

13
keterangan:
ux = kecepatan benda relatif terhadap pengamat diam (m/s)
uꞌx = kecepatan benda relatif terhadap pengamat bergerak (m/s)
v = kecepatan pengamat bergerak (Oꞌ) relatif terhadap pengamat diam (O) (m/s)
c = kecepatan cahaya (3 × 108 m/s)

Contoh Soal
Setelah selesai mengeksplorasi planet mars, astrounot P kembali pulang kebumi
menggunakan Roket dengan kecepatan 0.8c .
a. Hitung posisi Planet mars menurut kerangka acuan bergerak roket setelah
roket bergerak 10 s menurut jam astronaut.(x’=0 km)
b. Hitung waktu yang berlalu menurut jam di stasiun mars dengan perubahan
posisi yang sama.

Jawab:
a. Planet mars menurut kerangka acuan bergerak roket
( x ' + v t' )
x=γ ( x ' + v t ' )=
v2

( 0+0.8 c x 10 s )
√ 1−
c2
8c s
x= = =13.33 3́ c s
( 0.8 )
2 0.6
√ 1−
c2
m
(
x=13.33 3́ 3 x 10 8
s )
s=40 x 108 m=4 x 106 km

b. Waktu yang berlalu menurut jam di stasiun mars

14
vx
vx ' ( t−
c ) 2

( c ) 1− v
t=γ t + '
=2 2

√ c2
0.9 c x 0

t=
( 10+
c 2) = 10 =16.66 6́ s
(0.8 c)2 0.6
√ 1−
c2
2.3 Akibat-akibat Transformasi Lorentz
1. Relativitas Simultan
Jika dua peristiwa terjadi pada waktu yang sama dalam kerangka S, tetapi
pada kedudukan yang berbeda, maka dua peristiwa tersebut tidak terjadi pada
waktu yang sama di kerangka S’. Jika tA=tB maka Peristiwa-peristiwa yang
simultan pada salah satu system inersial, maka tidak simultan di kerangka inersial
yang lain.
v
t A '  t B ' ( xB  x A )
c2

2. Kontraksi Panjang Lorentz


Misalkan sebuah batang diam pada sumbu x’ di kerangka inesia S’. Salah
satu ujungnya di titik asal (x’=0) dan ujung lainnya di L’ (sehingga panjangnya di
kerangka S’ adalah L’). Berapa panjang batang tersebut diukur dari kerangka S?
Karena batang bergerak terhadap kerangka S maka pada saat t=0, ujung kiri
batang x=0 sedangkan pada ujung kanan x=L’/ g, sehingga panjang batang dalam
kerangka S adalah:

L'
L=  L  L ' 1  u 2 / c 2  Lo 1  u 2 / c 2

Karena g selalu lebih besar atau sama 1. Maka suatu objek yang bergerak selalu
lebih pendek (karena factor g) dari panjang objek dalam sistem dimana objek

15
tesebut dalam keadaan diam. Pengerutan panjang Lorentz ini hanya berlaku
sepanjang arah gerak.

3. Dilatasi Waktu
Misalkan jam pada kerangka S’ menunjukkan interval waktu T’, atau
untuk mudahnya, Jam tersebut berdetak dari t’=0 sampai t’=T’. Berapa lama
interval waktu ini diukur dalam kerangka S? . Karena mulainya pada saat t=0 dan
berakhir saat t’=T’ pada x’=0 maka t= gT’. Artinya jam yang ’bergerak’ berdetak
lebih lambat.

to
t= t '  t   t ' 
1  u 2 / c2

4. Penjumlahan Kecepatan
Misalkan suatu partikel bergerak pada arah x dengan laju vx’ terhadap S’.
Berapakah laju u terhadap S? Partikel tersebut menempuh jarak Dx=g(Dx’+uDt’)
dalam selang waktu Dt = g(Dt’+(u/c2)Dx’), karena Dx/Dt=vx dan Dx’/Dt’=vx’ maka

vx ' u
vx 
1  (v x ' u / c 2 )

Contoh Kontraksi Panjang


Anda berada di pesawat ruang angkasa yang bergerak dengan kecepatan 90%kali
laju cahaya dan anda bersandar di dinding. Jika sudut anda dengan lantai adalah
60º dan tinggi anda 1.7 m, pada sudut berapa seorang pengamat di bumi melihat
anda bersandar dan berapa tinggi anda menurut pengamat di bumi?
Diketahui:
u=0.9c sehingga

  1/ 1  u 2 / c 2  1/ 1  (0.9) 2  2.29

h’=1.7 m sehinga x’=1.7 cos 60=0.85 m dan y’=1.8 sin 60=1.47


Karena pesawat bergerak searah sumbu x, maka yang mengalami kontraksi
panjang hanya pada sumbu x

16
x' 0.85
x= x  0.37 m, y  y '  1.47
 2.29

Sehingga besar sudutnya yaitu:


 y  1.47 
  tan  1    tan  1    76o
x  0.37 

Dan tinggi menurut pengamat di bumi

h  x 2  y 2  0.37 2  1.47 2  1.52 m


Contoh Dilatasi Waktu
Berapa kelajuan pesawat ruang angkasa yang bergerak relatif terhadap bumi
supaya 2 jam didalam pesawat sama dengan 1 jam di bumi.
Jawab:
Diketahui: t’ = 1 jam dan t = 2 jam
Kelajuan pesawat dapat dicari dengan menggunakan rumus
to
t= t '  t   t ' 
1  u 2 / c2
Maka:
1 jam
2 jam 
1  u 2 / c2
Atau:
u2 3
  v  0,86c
c2 4

Contoh Penjumlahan kecepatan Lorentz


Pada tahun 2300, segerombolan penjahat melarikan diri dengan menggunakan
mobil super cepat dengan laju 3/4c, polisi mengejar mereka dengan mobilnya
dengan laju 1/2c,dan polisi menembakkankan peluru ke arah penjahat dengan
laju1/3c relatif terhadap pistol. Pertanyaan: Apakah peluru mengenai targetnya
a) menurut Galileo?
b) menurut Einstein?

17
vpg = laju polisi terhadap tanah
vbp = laju peluru terhadap polisi
vog = laju penjahat terhadap tanah
Solusi-a: Transformasi kecepatan Galileo
Untuk menentukan apakah penjahat tertembak atau tidak, kita harus mencari:
kecepatan peluru terhadap tanah (vbg) dan membandingkannya dengan kecepatan
penjahat terhadap tanah (vog)
Dalam transformasi Galileo, masing-masing kecepatan tinggal dijumlahkan saja
vbg  vbp  v pg  vbg  13 c  12 c  65 c
sehingga, 5
6
c  34 c  hukum telah ditegakkan!

Solusi-b:Transformasi kecepatan Lorentz (Einstein)


Karena kecepatan tiga benda ini sangat tinggi, maka kecepatan harus ditambah
secara relativistik! Tambahkan kecepatan polisi dengan kecepatan peluru menjadi:

ux  v vbp  v pg
ux  vbg 
1  u x v c 2 1  vbp v pg c 2

1
c  12 c
 vbg  3
 5c
1  1
3 c   12 c  / c 2 7

5
7
c  34 c  Perlu mobil polisi yg lebihcanggihlagi

18
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
1. Lahirnya transfomasi Lorentz karena transformasi Galileo mengenai
koordinat, waktu, dan kecepatan tidak taat asas dengan kedua postulat
Einstein. Transformasi Galileo tidaklah memberikan hasil yang sesuai dengan
berbagai percobaan pada laju tinggi. Oleh karena itu, kita memerlukan
seperangkat persamaan transformasi baru yang dapat meramalkan berbagai
efek relativistik.

2. Persamaan Transformasi Lorent, yaitu :


vx
t
t' c2
1  v2 / c2
yang menunjukkan bahwa rumusan dasar dari keelegtromagnetan sama dalam
semua kerangka acuan yang dipakai.

3. Akibat-akibat Transformasi Lorentz yaitu relativitas simultan, kontraksi


panjang Lorentz, dilatasi waktu dan penjumlahan kecepatan Lorentz

3.2 Saran

19
Makalah ini masih banyak kekurangan, kritik dan saran diharapkan agar
terciptanya makalah yang sempurna agar bisa bermanfaaat untuk semua.

DAFTAR PUSTAKA

Anisa, dkk. (2017). Transformasi Lorentz dan Kontraksi Lorentz. Program Studi
Pendidikan Fisika Universitas Bengkulu

Beiser, A. (1992). (Trans: The How Liong). Konsep Fisika Modern Edisi
Keempat. Jakarta: Erlangga

Effendi. (2015). Diktat Mata Kuliah Fisika Modern. Program Studi Pendidikan
Fisika, Sekolah Tinggi Keguruan Dan Ilmu Pendidikan (STKIP), Nurul
Huda, Sukaraja Oku Timur Sumatera Selatan

Gautreau, R. & Savin, W. (2006). Teori dan Soal-soal Fisika Modern Edisi
Kedua. Jakarta: Erlangga

Hasibuan, Marlan. (2013). Transormasi Lorentz.(PDF). (Online),


https://www.scribd.com/doc/132634899/Transformasi-Lorentz, diakses
tanggal 18 April 2020

Nitriani, Nengah. (2016). Bahan Ajar Fisika Modern. Program Studi Pendidikan
Fisika Universitas Tadulako

Sumadi Hadi. (2020). Modul VIII Fisika Modern Transformasi Lorentz. (PDF).
(Online) https://adoc.tips/modul-viii-fisika-modern-transformasi-
lorentz.html, diakses tanggal 18 April 2020

20

Anda mungkin juga menyukai