(MEKANIKA)
“Transformasi Lorentz-Einstein”
Oleh Kelompok 3:
Lisna Dewi A 202 19 008
Merry Rosalin Handayani A 202 19 027
Nengah Nitriani A 202 19 029
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat
dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah ini. Makalah adalah salah
satu sarana untuk mengembangkan kreativitas mahasiswa juga pengetahuan yang
dimiliki mahasiswa. Makalah ini merupakan suatu sumbangan pikiran dari penulis
untuk dapat digunakan oleh pembaca.
Makalah ini disusun berdasarkan data-data dan sumber-sumber yang telah
diperoleh penulis. Penulis menyusun makalah ini dengan bahasa yang mudah
ditangkap oleh pembaca sehingga makalah ini dapat dengan mudah dimengerti
oleh pembaca. Pada akhirnya, penulis berharap makalah ini dapat bermanfaat
bagi pembaca dalam memahami persoalan transfomasi Lorentz-Einstein.
Kelompok 3
ii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL..................................................................................... i
KATA PENGANTAR.................................................................................. ii
DAFTAR ISI................................................................................................. iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang................................................................................ 1
1.2 Rumusan Masalah........................................................................... 3
1.3 Tujuan Penulisan............................................................................. 3
1.4 Manfaat Penulisan........................................................................... 3
1.5 Sistematika Penulisan..................................................................... 4
DAFTAR PUSTAKA................................................................................... 20
iii
BAB I
PENDAHULUAN
Cahaya dan gelombang elektromagnetik yang terlepas dari reaksi fusi dan
fisi bisa bergerak leluasa dalam media plasma, sehingga akhirnya tercerai-berai ke
segala penjuru yang salah satunya sampai ke bumi. Oleh pengamat di bumi,
panjang gelombang cahaya tampak ditangkap retina mata, sehingga tampaklah
benda langit itu bersinar.
1
diperkenalkan pada beberapa dekade sebelumnya oleh Woldemar Voigt, tetapi
versinya memiliki bentuk kuadrat pada persamaan dilatasi waktu. Tetapi,
persamaan dilatasi waktu kedua versi tersebut dapat ditunjukkan sebagai invarian
dalam persamaan Maxwell.
2
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah penulis uraikan, maka
penulis merasa tertarik untuk mengangkat masalah tersebut menjadi judul
makalah yaitu: “Transformasi Lorentz-Einstein”.
3
1.5 Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan makalah ini bersumber dari kajian pustaka yakni
dengan mengkaji buku-buku, jurnal atau referensi yang relevan sesuai dengan
topik-topik yang di bahas.
4
BAB II
PEMBAHASAN
5
transformasi ini linear maka hubungan transformasinya akan mengandung suatu
pengali γ yang disebut dengan tetapan atau konstanta Lorentz. Berpijak pada
postulat pertama relativitas khusus maka persamaan fisika harus berbentuk sama
dalam kerangka O dan Oꞌ.
Juga, karena kita mengetahui bahwa transformasi Galileo berlaku baik
pada laju rendah, transformasi baru ini haruslah memberikan hasil yang sama
seperti transformasi Galileo apabila laju relatif antara O dan Oꞌ adalah rendah.
Anggap ada dua inersial dengan satu kerangka dengan kecepatan bergerak
kecepatan v relative terhadap kerangka yang lain kearah sumbuh x. kita anggap
kerangka S diam dan kerangka S’ adalah kerangka yang bergerak dengan
kecepatan v relative terhadap kerangka S.
6
pengamat di S’. Agar seluruh koordinat mempunyai dimensi yang sama mari kita
kalikan koordinat waktu dengan c (kecepatan cahaya), sehingga penulisan
koordinat peristiwa itu menjadi (x,y,z,ct) untuk pengamat S dan (x’,y’,z’,ct’)
untuk pengamat di S’. Penulisan seperti ini sering dinamakan penulisan empat
dimensi.
Gambar 2.1
dengan a11, a12, a13, dan a14 adalah konstanta yang harus kita cari.
Mengapa hanya diambil suku yang linier dengan x,y,z dan ct? bagaimana
dengan suku x2, y2, z 2,. dst ?
Kita memang tidak memasukkan suku berorde lebih tinggi karena suku
berorde lebih tinggi ini akan mengakibatkan terjadinya ke tidak homogenan.
Maksudnya adalah sebagai berikut : misalkan hubungan antara x dan x’ adalah
x’= a.x2 dengan a adalah konstanta. Anggap anda mempunyai sebatang tongkat
yang panjangnya 1 satuan yang ujungnya diletakkan pada koordinat x1=1 dan x2=2
. Menurut pengamat di S’ posisi ujung yang satu adalah: x '1=a 12=a dan posis
ujung yang lain adalah x '2=a 22=4a sehingga panjang tongkat menurut pengamat di
7
menurut pengamat di S’ panjang tongkat menjadi l = x '2- x '1 = ax 22- ax 21 = a 42 – a 32
= 7a .
Ini tidak masuk akal bagaimana mungkin tongkat yang sama diletakkan
kerangka inersial yang sama (walupun pada koodinat yang berbeda) akan berubah
panjangnya? Jadi secara lengkap hubungan antara x’,y’,z’ dan ct’ dengan x,y,z
dan ct adalah:
Gambar 2.2
Karena A dan B system inersial, maka menurut postulat 1 A dan B akan melihat
1 2
benda yang jatuh dengan hukum yang sama yaitu rumus y= y 0− ¿ Jadi A
2
dan B senantiasa mencatat ketinggian yang sama dengan kata lain y = y’.
8
Kondisi y=y’ dan z=z’ akan memberikan
Perhatikan persamaan diatas Jika a42 tidak sama dengan nol maka jam yang
diletakkan pada posisi y dan -y akan mencatat hasil yang berbeda. Ini tidak logis
demikian juga jika koofisien a43 tidak nol maka jam yang diletakkan pada posisi z
dan –z akan mencatat waktu yang berbeda jadi dapat dituliskan bahwa:
a42 = 0
a43 = 0
Sekarang perhatikan persamaan pertama dari persamaan (2) Ketika system
S’ bergerak dengan kecepatan v, posisi sebuah titik pada x’=0 setelah waktu t
dalam system S adalah x= vt . Gunakan dua data ini ke persamaan pertama
dari persamaan 3 untuk memperoleh,
Karena t, y dan z tidak bergantungan maka persamaan diatas kan dipenuhi hanya
jika:
9
Untuk menentukan ketiga koofisien a 11, a 41 dan a44 kita gunakan postulat kedua
yang mengatakan bahwa kecepatan cahaya sama pada setiap kerangka inersial.
Gambar 2.3 a – b
dipancarkan ketika S dan S’ berimpit. Gelombang dari titik O’ (O) Gelombang ini
P(x’,y’,z’) . jika dalam kerangka bergerak ini kecepatan cahaya sama dengan c
10
dengan c.t.
vx
vx ( t−
c ) 2
'
( c ) 1− v
t =γ t− =
2 2
√ c2
11
Keterangan:
γ = konstanta Lorentz
ν = kelajuan atau kecepatan benda (m/s)
c = kecepatan cahaya (c = 3 x 108 m/s)
Di sini kita lihat bahwa relativitas Einstein, ruang dan waktu adalah relatif
sedangkan relativitas Newton, ruang dan waktu adalah mutlak. Transformasi
Lorentz akan tereduksi menjadi tambahan transformasi Galileo apabila kelajuan v
jauh lebih kecil dari kelajuan cahaya (v << c).
Contoh Soal
Seorang pengamat di S mencatat kejadian pada x=3 dan t=10s. system S’ bergerak
dengan kecepatan 0,5 c relative terhadap system S searah sumbuh X. Tentukan
koordinat yang dicatat oleh system pengamat di system S’? bandingkan hasil yang
diperoleh dengan transfomasi Galileo.
Penyelesaian :
Dalam soal ini kecepatan system sangat tinggi sekali karena itu tranformasi
Galileo tidak berlaku.
Koordinat menurut pengamat di S’ dapat dihitung dengan rumus (6) untuk
memudahkan kita hitung dulu γ
Kita tidak perlu menghitung y dan z karena kita boleh anggap ini sama dengan nol
Diketahui:
x = 3m
t = 10−8 s
v = 0,5c = 1,5 x 10−8 m/s
Ditanya: x ' dan t ' ?
12
Jawab:
Transformasi Galileo ;
kita lihat bahwa persamaan transformasi Lorentz yang berlaku untuk semua jenis
kecepatan meramalkan hasil yang sangat berbeda dengan apa yang diramalkan
oleh transformasi Galileo. Tetapi jika kecepatan cukup rendah maka kedua
transformasi Lorentz dan transformasi Galileo tetapi v = 90 km/jam =25 m/s.
vx '
vx ' ( t+
c )
'
2
( c ) 1− v
t=γ t +'
=
2 2
√ c2
13
keterangan:
ux = kecepatan benda relatif terhadap pengamat diam (m/s)
uꞌx = kecepatan benda relatif terhadap pengamat bergerak (m/s)
v = kecepatan pengamat bergerak (Oꞌ) relatif terhadap pengamat diam (O) (m/s)
c = kecepatan cahaya (3 × 108 m/s)
Contoh Soal
Setelah selesai mengeksplorasi planet mars, astrounot P kembali pulang kebumi
menggunakan Roket dengan kecepatan 0.8c .
a. Hitung posisi Planet mars menurut kerangka acuan bergerak roket setelah
roket bergerak 10 s menurut jam astronaut.(x’=0 km)
b. Hitung waktu yang berlalu menurut jam di stasiun mars dengan perubahan
posisi yang sama.
Jawab:
a. Planet mars menurut kerangka acuan bergerak roket
( x ' + v t' )
x=γ ( x ' + v t ' )=
v2
( 0+0.8 c x 10 s )
√ 1−
c2
8c s
x= = =13.33 3́ c s
( 0.8 )
2 0.6
√ 1−
c2
m
(
x=13.33 3́ 3 x 10 8
s )
s=40 x 108 m=4 x 106 km
14
vx
vx ' ( t−
c ) 2
( c ) 1− v
t=γ t + '
=2 2
√ c2
0.9 c x 0
t=
( 10+
c 2) = 10 =16.66 6́ s
(0.8 c)2 0.6
√ 1−
c2
2.3 Akibat-akibat Transformasi Lorentz
1. Relativitas Simultan
Jika dua peristiwa terjadi pada waktu yang sama dalam kerangka S, tetapi
pada kedudukan yang berbeda, maka dua peristiwa tersebut tidak terjadi pada
waktu yang sama di kerangka S’. Jika tA=tB maka Peristiwa-peristiwa yang
simultan pada salah satu system inersial, maka tidak simultan di kerangka inersial
yang lain.
v
t A ' t B ' ( xB x A )
c2
L'
L= L L ' 1 u 2 / c 2 Lo 1 u 2 / c 2
Karena g selalu lebih besar atau sama 1. Maka suatu objek yang bergerak selalu
lebih pendek (karena factor g) dari panjang objek dalam sistem dimana objek
15
tesebut dalam keadaan diam. Pengerutan panjang Lorentz ini hanya berlaku
sepanjang arah gerak.
3. Dilatasi Waktu
Misalkan jam pada kerangka S’ menunjukkan interval waktu T’, atau
untuk mudahnya, Jam tersebut berdetak dari t’=0 sampai t’=T’. Berapa lama
interval waktu ini diukur dalam kerangka S? . Karena mulainya pada saat t=0 dan
berakhir saat t’=T’ pada x’=0 maka t= gT’. Artinya jam yang ’bergerak’ berdetak
lebih lambat.
to
t= t ' t t '
1 u 2 / c2
4. Penjumlahan Kecepatan
Misalkan suatu partikel bergerak pada arah x dengan laju vx’ terhadap S’.
Berapakah laju u terhadap S? Partikel tersebut menempuh jarak Dx=g(Dx’+uDt’)
dalam selang waktu Dt = g(Dt’+(u/c2)Dx’), karena Dx/Dt=vx dan Dx’/Dt’=vx’ maka
vx ' u
vx
1 (v x ' u / c 2 )
1/ 1 u 2 / c 2 1/ 1 (0.9) 2 2.29
16
x' 0.85
x= x 0.37 m, y y ' 1.47
2.29
17
vpg = laju polisi terhadap tanah
vbp = laju peluru terhadap polisi
vog = laju penjahat terhadap tanah
Solusi-a: Transformasi kecepatan Galileo
Untuk menentukan apakah penjahat tertembak atau tidak, kita harus mencari:
kecepatan peluru terhadap tanah (vbg) dan membandingkannya dengan kecepatan
penjahat terhadap tanah (vog)
Dalam transformasi Galileo, masing-masing kecepatan tinggal dijumlahkan saja
vbg vbp v pg vbg 13 c 12 c 65 c
sehingga, 5
6
c 34 c hukum telah ditegakkan!
ux v vbp v pg
ux vbg
1 u x v c 2 1 vbp v pg c 2
1
c 12 c
vbg 3
5c
1 1
3 c 12 c / c 2 7
5
7
c 34 c Perlu mobil polisi yg lebihcanggihlagi
18
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
1. Lahirnya transfomasi Lorentz karena transformasi Galileo mengenai
koordinat, waktu, dan kecepatan tidak taat asas dengan kedua postulat
Einstein. Transformasi Galileo tidaklah memberikan hasil yang sesuai dengan
berbagai percobaan pada laju tinggi. Oleh karena itu, kita memerlukan
seperangkat persamaan transformasi baru yang dapat meramalkan berbagai
efek relativistik.
3.2 Saran
19
Makalah ini masih banyak kekurangan, kritik dan saran diharapkan agar
terciptanya makalah yang sempurna agar bisa bermanfaaat untuk semua.
DAFTAR PUSTAKA
Anisa, dkk. (2017). Transformasi Lorentz dan Kontraksi Lorentz. Program Studi
Pendidikan Fisika Universitas Bengkulu
Beiser, A. (1992). (Trans: The How Liong). Konsep Fisika Modern Edisi
Keempat. Jakarta: Erlangga
Effendi. (2015). Diktat Mata Kuliah Fisika Modern. Program Studi Pendidikan
Fisika, Sekolah Tinggi Keguruan Dan Ilmu Pendidikan (STKIP), Nurul
Huda, Sukaraja Oku Timur Sumatera Selatan
Gautreau, R. & Savin, W. (2006). Teori dan Soal-soal Fisika Modern Edisi
Kedua. Jakarta: Erlangga
Nitriani, Nengah. (2016). Bahan Ajar Fisika Modern. Program Studi Pendidikan
Fisika Universitas Tadulako
Sumadi Hadi. (2020). Modul VIII Fisika Modern Transformasi Lorentz. (PDF).
(Online) https://adoc.tips/modul-viii-fisika-modern-transformasi-
lorentz.html, diakses tanggal 18 April 2020
20