2. Jelaskan secara singkat apa yang dimaksud dengan putusan Mahkamah Konstitusi
adalah bersifat final and binding dan jelaskan juga apa perbedaan antara yudicial
review dengan legislative review!
PEMBAHASAN
A. Putusan Mahkamah Konstitusi Adalah Bersifat Final And Binding
Putusan Final pada putusan Mahkamah Konstitusi (MK), artinya putusan
langsung memperoleh kekuatan hukum tetap sejak diucapkan. Akibat hukumnya
secara umum, tidak ada upaya hukum yang dapat ditempuh terhadap putusan
tersebut. Sifat final dalam putusan MK ini mencakup pula kekuatan hukum
mengikat (final and binding). Jadi, akibat hukumnya secara umum, tidak ada
upaya hukum lain yang dapat ditempuh terhadap putusan tersebut.
MK berwenang mengadili pada tingkat pertama dan terakhir yang
putusannya bersifat final untuk :
a. menguji undang-undang terhadap Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945;
b. memutus sengketa kewenangan lembaga negara yang
kewenangannya diberikan oleh Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945;
c. memutus pembubaran partai politik; dan
d. memutus perselisihan tentang hasil pemilihan umum.
Sedangkan arti Putusan Binding (mengikat) dalam Putusan MK
yaitu putusan tidak hanya berlaku bagi para pihak tetapi bagi seluruh masyarakat
Indonesia.
3. Sebutkan judul paper Saudara dan bagaimana rumusan masalahnya dan juga
bagaimana kesimpulan dari Paper Saudara tersebut!
PEMBAHASAN
A. JUDUL PAPER
“Mekanisme Prosedural dalam Pemilihan Hakim Mahkamah Konstitusi”
B. RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana pengaturan dalam hal mekanisme procedural dalam pemilihan
hakim mahkamah konstitusi?
2. Bagaimana mekanisme prosedural dalam pemilihan hakim mahkamah
konstitusi?
C. KESIMPULAN
Mengenai tatacara pembentukan Hakim Mahkamah Konstitusi, telah
tertuang di dalam Undang-Undang Nomor 8 tahun 2011 tentang Perubahan Atas
Undang-Undang Nomor 24 tahun 2003 tentang Mahkamah Konstitusi. Mahkamah
Konstitusi mempunyai 9 (sembilan) orang anggota Hakim konstitusi yang ditetapkan
dengan Keputusan Presiden. Susunan Mahkamah Konstitusi terdiri atas seorang
ketua merangkap anggota, seorang Wakil Ketua merangkap anggota, dan 7 (tujuh)
orang anggota Hakim konstitusi. Ketua dan Wakil Ketua 6 dipilih dari dan oleh
anggota setiap 2 (dua) tahun 6 (enam) bulan sekali. Lebih lanjut, mengenai Pemilihan
Ketua dan Wakil Ketua Mahkamah diatur di dalam Peraturan Mahkamah Konstitusi
Republik Indonesia Nomor 03/PMK/2012 tentang Tatacara Pemilihan Ketua dan
Wakil Ketua Mahkamah Konstitusi.