Anda di halaman 1dari 8

BAB IV

HASIL PRAKTEK KERJA DAN PEMBAHASAN

4.1 Penyebab terjadinya kredit macet pada Kredit Usaha Rakyat (KUR)

pada PT. Bank Pembangunan Daerah Bank Jabar dan Banten (persero)

Tbk. Kantor Cabang Ciamis.

1. Faktor debitur yang menjadi penyebab timbulnya kredit bermasalah yaitu:

a. Menurunnya sikap kooperatif debitur.

Menurunnya hubungan baik yang sebabnya bersumber pada pihak

debitur akan mempersulit bank melanjutkan tugasnya memonitoring

perkembangan mutu kredit. Seringkali penurunan hubungan baik dari

pihak debitur menjadi salah satu tanda bakal munculnya kredit

bermasalah. Sikap kurang kooperatif debitur dapat berbentuk keengganan

mereka dalam menyampaikan informasi keuangan dan usaha bisnis yang

sedang di hadapi termasuk menunda penyerahan laporan keuangan

bulanan atau tahunan. Dikarenakan mereka malu dengan situasi

perusahaan yang kurang baik sehingga debitur mempunyai rasa takut yang

menyebabkan sulit untuk di berikan kredit kembali oleh penyedia uang.

b. Kredit yang diterima tidak digunakan untuk tujuan yang seharusnya

sebagaimana yang diperjanjikan dengan bank.

Penyebab ini dikarenakan nasabah meminjam uang terhadap bank

tidak sesuai dengan tujuannya. Dimana debitur menggunakan sebagian

pinjaman tersebut untuk digunakan untuk keperluan yang lain, sehingga

44
45

tidak sepenuhnya pinjaman tersebut untuk digunakan dalam usahanya. Hal

ini mengakibatkan usaha debitur mengalami kekurangan modal untuk

mengembangkan usahanya yang akibatnya usaha tersebut tidak berjalan

dan menjadi salah satu tanda bakal munculnya kredit bermasalah.

c. Penurunan Usaha

Penurunan disebabkan karena munculnya pesaing baru dalam sektor

usahanya sehingga mengakibatkan usahanya mengalami penurunan dalam

segi omset sehingga penghasilannya hanya cukup untuk memenuhi

kebutuhan sehari-hari dan ini merupakan salah satu tanda bakal munculnya

kredit bermasalah.

2. Faktor internal yang menjadi penyebab timbulnya kredit bermasalah yaitu:

a. Rendahnya kemampuan bank dalam melakukan analisis kelayakan

permintaan kredit yang di ajukan oleh calon debitur.

Analis kredit tidak dibekali dengan teknik dan pengetahuan analisa

kredit yang memadai dan terlalu cepat mengambil keputusan dalam

pemberian kredit kepada calon debitur.

b. Penyimpangan dalam pelaksanaan prosedur perkreditan.

Terjadinya penyimpangan dari petugas bank adanya rekayasa analisa

kredit oleh petugas dikarenakan adanya kedekatan dengan debitur

sehingga permintaan yang diajukan oleh calon debitur diterima begitu saja.
46

4.2 Cara Penyelesaian Kredit Macet pada krediet Usaha Rakyet (KUR)

pada PT.Bank Pembangunan Daerah Bank Jabar dan Banten (Persero)

Tbk. Kantor Cabang Ciamis.

1. Penyelamatan Kredit

Sebelum menyita aset atau jaminan yang memiliki nilai sejumlah dari

utang yang dibuat oleh debitur, maka pihak bank akan melihat terlebih dahulu

lamanya keterlambatan dari pembayaran cicilan kredit dan juga jatuh

temponya. Jika dalam hari tanggal jatuh tempo pembayaran sudah melewati

batas yang di berikan namun pihak debitur masih belum melunasinya, maka

akan keluar laporan atas keterlambatan pembayaran dari seseorang yang

belum melakukan pelunasan untuk bulan itu dari komputer admin, laporan

tersebut diserahkan menuju bagian marketing dan pihak bank akan segera

menindaklanjuti permasalahan tersebut dengan penyelamatan kredit.

LANCAR
Kolektabilitas 1

0 SP 1
Kolektabilitas 2 A Beberapa alternatif
penyelamatan kredit
1-30 HARI bermasalah:
SP 2
Kolektabilitas 2 B 1. RESCHEDULING
(PENJADWALAN
31-60 HARI KEMBALI)
SP 3 2. RESTRUCTURING
Kolektabilitas 2 C (PENATAAN
KEMBALI)
61-90 HARI

Gambar 4.2

Penyelamatan Kredit
47

Penjelasannya :

1. KOL 1 : Nasabah yang melakukan pinjaman terhadap bank dikatakan

lancar dalam pembayaran utang tidak tidak terdapat tunggakan angsuran

pokok maupun bunga.

2. KOL 2 A : Di berikanannya SURAT PERINGATAN 1 , Dimana bank

memberikan SURAT PERINGATAN PENAGIHAN angsuran untuk

nasabah yang mengalami tunggakan selama 1-30 hari . SURAT

PERINGATAN 1 ini berisi :

a. Jumlah tunggakan

b. Jumlah hari keterlambatan

c. Denda atas tunggakan

Hanya sebatas teguran untuk mengingatkan kepada debitur atas

kewajibannya dalam pembayaran utang untuk segera dilunasi.

3. KOL 2 B : Apabila surat yang diberikan oleh bank terhadap debitur masih

belum adanya respon yang baik dari pihak debitur maka pihak bank

memberikan SURAT PERINGATAN ke-2, Dimana bank memberikan

SURAT PERINGATAN PENAGIHAN angsuran untuk nasabah yang

mengalami tunggakan selama 31 - 60 hari. SURAT PERINGATAN ke-2

ini berisi :

a. Jumlah tunggakan

b. Jumlah hari keterlambatan

c. Denda atas tunggakan


48

d. Adanya pendekatan pihak bank terhadap nasabah untuk menganalisa

penyebab keterlambatannya pembayaran dan memberikan solusi

terhadap nasabahnya berupa (Rescheduling, Restructuring) dalam

upaya mengantisipasi kredit macet.

Akan tetapi bank tidak begitu saja dalam pemberian solusi berupa

Rescheduling dan Restructuring, melainkan pihak bank akan melakukan

pertimbangan terhadap nasabah apakah layak nasabah di berikan berupa

penyelamatan kredit Rescheduling maupun Restructuring. Adapun

beberapa syarat dalam mengajukan Rescheduling dan Restructuring

diantaranya:

1. Rescheduling yaitu perubahan syarat kredit hanya menyangkut jadwal

pembayaran, jangka waktu dan perubahan besarnya angsuran kredit.

Syarat Rescheduling :

a. Usaha debitur memiliki prospek untuk bangkit kembali

b. Agunan yang dikuasai bank cukup mengcover

c. Debitur menunjukan itikad baik, yaitu memiliki keinginan untuk

membayar.

2. Restructuring yaitu upaya penyelamatan dengan melakukan perubahan

syarat kredit yang menyangkut penambahan dana bank.

Syarat Restructuring :

a. Adanya pemasaran produk nasabah yang masih baik.

b. Kondisi mesin atau sarana produksi yang masih berfungsi baik dan

masih bisa di gunakan dengan layak.


49

c. Dikelolanya usaha nasabah oleh manajemen yang baik.

4. KOL 2 C : Apabila solusi yang diberikan pihak bank masih belum juga

bisa memperbaiki masalah dalam pelunasan utangnya maka pihak bank

akan memberikan SURAT PERINGATAN ke-3, Dimana bank

memberikan SURAT PERINGATAN PENAGIHAN angsuran untuk

nasabah yang mengalami tunggakan selama 61-90 hari, Hal ini harus

melakukan kunjungan lebih intensif untuk mengecek lebih lanjut

keberadaan si peminjam. SURAT PERINGATAN ke-3 ini berisi :

a. Jumlah tunggakan

b. Jumlah hari keterlambatan

c. Denda atas tunggakan

d. Serta peringatan terhadap debitur apabila tidak segera membayar

angsuran atau menyelesaikan pembayaran, maka pihak bank akan

melakukan lelang atas jaminan yang telah diagunkan debitur

2. Penyelesaian Kredit

Apabila semua surat yang diberikan oleh bank terhadap debitur masih

belum adanya respon yang baik dari pihak debitur maka, pihak bank tidak

akan lagi memberikan surat ataupun peringatan terhadap debitur melainkan

pihak bank akan melakukan tindakan tegas berupa penagihan aktif dan

penyitaan jaminan debitur yang akan di jadikan sebagai penyelesaian kredit.


50

Kolektabilitas 3 1.PENAGIHAN AKTIF


2.PENJUALAN AGUNAN SUKARELA
91-120 HARI
PENYELESAIAN
KREDIT
SECARA DAMAI

Kolektabilitas 4 1. PENAGIHAN AKTIF


2.CEK KELENGKAPAN BERKAS AGUNAN

121-180 HARI atau


LEBIH

Kolektabilitas 5 LELANG PENYELESAIAN


KREDIT SECARA
≥ 270 HARI HUKUM

Gambar 4.3

Penyelesaian Kredit

Penjelasannya :

1. KOL 3 : dalam tahapan ini nasabah sudah tergolong kedalam KREDIT

TIDAK LANCAR, karena nasabah mengalami tunggakan selama 91-120

hari, sehingga pihak bank akan melakukan penagihan aktif yang mana

bank langsung mengunjungi keberadaan nasabah untuk melakukan

penjualan agunan atau barang yang bisa melunasi tunggakan selama jatuh

tempo tersebut secara sukarela.

2. KOL 4 : dalam tahapan ini nasabah sudah tergolong kedalam KREDIT

YANG DIRAGUKAN, karena nasabah mengalami tunggakan selama 121-


51

180 hari atau lebih, sehingga pihak bank akan melakukan penagihan aktif

yang mana bank langsung mengunjungi keberadaan nasabah untuk

melakukan pengecekan kelengkapan berkas agunan dan memberikan

kesempatan kepada nasabah untuk menawarkan atau menjual agunannya

sendiri.

3. KOL 5 : dalam tahapan ini nasabah sudah tergolong kedalam KREDIT

MACET, Pada dasarnya, kreditur (dalam hal ini Bank) sebagai pemegang

jaminan kebendaan mempunyai hak untuk mengeksekusi barang jaminan

untuk dijual secara lelang melalui Kepala kantor Pelayanan Kekayaan

Negara dan Lelang (KPKNL) yang merupakan intansi pemerintah yang

berada di bawah Direktorat Jendral Kekayaan Negara pada Kementrian

Keuangan. Ditetapkan sebagaimana tercantum bahwadebitur tergolong

kriteria kredit macet yang mengalami tunggakan

Anda mungkin juga menyukai