Anda di halaman 1dari 7

PORTAL BERITA

Pemerintah Provinsi Jawa Tengah

Ketik untuk mencari..

Forum Konsultasi Publik Penyusunan Dokumen RKPD

04 Febyandip prov jatengNo Comments

Tegal – Wali Kota Tegal, Drs. H.M. Nursholeh M.MPd membuka secara langsung Forum Konsultasi Publik
Penyusunan Dokumen Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kota Tegal tahun 2020, Senin
(4/2/2019) di Gedung Adipura Komplek Balaikota Tegal.

Kegiatan ini merupakan rangkaian tahapan yang dilaksanakan dalam penyusunan perencanaan
pembangunan sebelum perumusan rancangan akhir RKPD, maksud diselenggarakannya Forum
Konsultasi Publik (FKP) ini adalah penyampaian program prioritas pembangunan beserta tema
pembangunan Kota Tegal tahun 2020 sebagai salah satu panduan dalam menyamakan persepsi dan
pemahaman bersama tentang pedoman pembangunan tahun 2019.

Disampaikan oleh Wali Kota Tegal, Drs. H.M. Nursholeh M.MPd bahwa berdasarkan Peraturan Menteri
Dalam Negeri Nomor 86 tahun 2017 tentang tata cara perencanaan, pengendalian dan evaluasi
pembangunan daerah, tata cara evaluasi Raperda tentang RPJPD dan RPJMD, serta tata cara perubahan
RPJPD, RPJMD, dan RKPD mengamanatkan kepada kita untuk tertib dalam melaksanakan penyusunan
perencanaan pembangunan di daerah.

PORTAL BERITA

Pemerintah Provinsi Jawa Tengah

Ketik untuk mencari..


Forum Konsultasi Publik Penyusunan Dokumen RKPD

04 Febyandip prov jatengNo Comments

Tegal – Wali Kota Tegal, Drs. H.M. Nursholeh M.MPd membuka secara langsung Forum Konsultasi Publik
Penyusunan Dokumen Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kota Tegal tahun 2020, Senin
(4/2/2019) di Gedung Adipura Komplek Balaikota Tegal.

Kegiatan ini merupakan rangkaian tahapan yang dilaksanakan dalam penyusunan perencanaan
pembangunan sebelum perumusan rancangan akhir RKPD, maksud diselenggarakannya Forum
Konsultasi Publik (FKP) ini adalah penyampaian program prioritas pembangunan beserta tema
pembangunan Kota Tegal tahun 2020 sebagai salah satu panduan dalam menyamakan persepsi dan
pemahaman bersama tentang pedoman pembangunan tahun 2019.

Disampaikan oleh Wali Kota Tegal, Drs. H.M. Nursholeh M.MPd bahwa berdasarkan Peraturan Menteri
Dalam Negeri Nomor 86 tahun 2017 tentang tata cara perencanaan, pengendalian dan evaluasi
pembangunan daerah, tata cara evaluasi Raperda tentang RPJPD dan RPJMD, serta tata cara perubahan
RPJPD, RPJMD, dan RKPD mengamanatkan kepada kita untuk tertib dalam melaksanakan penyusunan
perencanaan pembangunan di daerah.

Walikota juga menambahkan bila di tahun 2019 merupakan tahun peralihan kepala daerah Kota Tegal
periode 2014-2019 yang akan berakhir pada tanggal 23 Maret 2019, ke kepala daerah periode 2019-
2024.

“Pada tahun 2019 ini kita berkewajiban menyusun RKPD tahun 2020 yang didahului dengan penyusunan
rancangan awal RKPD tahun 2020. Guna penyempurnaan rancangan awal RKPD 2020 ini maka perlu
dilakukan konsultasi publik ranwal RKPD tahun 2020,” ucap Walikota.

“Dengan memahami tahapan proses penyusunan perencanaan yang sesuai dengan peraturan, kita
dapat menyadari arti penting mengapa forum konsultasi public pada hari ini kita laksanakan,” ujar
Walikota.
Sementara itu disampaikan oleh Sekretaris Badan Perencanaan Pembangunan, Penelitian dan
Pengembangan Daerah Kota Tegal, Kelik Haryono, S.Pi. bahwa tujuan dilaksanakannya konsultasi public
rancangan awal RKPD Kota Tegal ini adalah untuk mendapatkan masukan penting Rancangan Awal RKPD
yang lebih menitik beratkan pada aspek teknokratis serta guna penyempurnaan atas rancangan awal
RKPD Kota Tegal tahun 2020 dengan menghimpun aspirasi atau harapan masyarakat terhadap tujuan,
sasaran dan program pembangunan daerah yang akan dilaksanakan di tahun 2020.

“Pelaksanaan Forum Konsultasi Publik ini diharapkan dapat menjadi media pembentukan komitment
seluruh stakeholder pembangunan dalam keterkaitan dan konsistensi antara perencanaan,
penganggaran, pelaksanaan dan pengawasan serta merupakan bagian yang tidak terpisahkan dalam
tahapan penyusunan Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (RAPBD),” ucap Kelik.

Kelik juga menambahkan bahwa target peserta kegiatan ini sebanyak 100 orang yang terdiri dari unsure
DPRD Kota Tegal, Staf Ahli Walikota, Asisten Sekda, seluruh perangkat daerah dan kelurahan di
lingkungan Pemkot Tegal, Organisasi Masyarakat, Organisasi Kepemudaan, Perguruan Tinggi, Akademisi,
Tokoh masyarakat dan lainnya.,

Konsultasi publik merupakan instrumen kunci dalam proses pengaturan (regulatory process). Tujuannya
adalah untuk meningkatkan transparansi, efisiensi dan efektifitas dari peraturan dan meningkatkan
akuntabilitas.

Tahapan penyusunan dokumen RPKD, diawali dengan tahapan persiapan yaitu pembentukan tim
penyusun RKPD dengan Surat Keputusan (SK) Kepala Daerah. Selanjutnya tim yang sudah dibentuk,
mulai melakukan penyiapan-penyiapan data dan informasi pembangunan daerah yang akan digunakan
sebagai bahan untuk menyusun rancangan awal RKPD yang akan dimulai pada minggu ke dua bulan
desember. Penyusunan rancangan awal RKPD Kabupaten/Kota berpedoman pada RPJMD
Kabupaten/kota, rancangan awal RKPD Provinsi, RKP, Program strategis nasional, dan pedoman
penyusunan RKPD.

Dalam rancangan awal yang disusun mencakup antara lain : a. Analisis gambaran umum daerah, b.
Analisis rancangan kerangka ekonomi daerah, c. Analisis kapasitas riil keuangan daerah, d. Penelaahan
rancangan awal renja perangkat daerah, e. Perumusan permasalahan pembangunan daerah, f.
Penelaahan terhadap sasaran RPJMD, g. Penelaahan terhadap arah kebijakan RPJMD, h. Penelaahan
terhadap kebijakan pemerintah pada RKP dan program strategis nasional, i. Penelaahan pokok-pokok
pikiran DPRD, j. Perumusan prioritas pembangunan daerah, dan k. Perumusan rencana kerja program
dan pendanaan.

Rancangan awal RKPD yang disusun oleh tim, kemudian dibahas bersama kepala perangkat daerah dan
pemangku kepentingan melalui forum konsultasi publik untuk memperoleh masukan dan saran
penyempurnaan. Selanjutnya hasil dari konsultasi publik tersebut oleh Bappeda dijadikan bahan untuk
menyempurnakan rancangan awal RKPD, yang selanjutnya akan disampaikan kepada Kepala daerah dan
menjadi pedoman awal bagi perangkat daerah untuk menyusun rancangan awal renja kerja (Renja)
masing-masing perangkat daerah.

Tahapan selanjutnya adalah pelaksanaan musyawarah perencanaan pembangunan (musrenbang) yang


diawali dari musrenbang tingkat desa, kecamatan sampai meurenbang kabupaten/kota. Musrenbang
tersebut, dimaksudkan untuk membahas rancangan awal RKPD yang telah disusun dengan bahasan
diantaranya : 1. Menyepakati permasalahan pembangunan daerah, 2. Menyepakati prioritas
pembangunan daerah, 3. Menyepakati program, kegiatan, pagu indikatif, indikator dan target kinerja
serta lokasi, 4. Penyelarasan program dan kegiatan pembangunan daerah dengan sasaran dan prioritas
pembangunan provinsi, 5. Klarifikasi program dan kegiatan yang merupakan kewenangan daerah
Kabupaten/kota dengan program dan kegiatan desa yang diusulkan berdasarkan musrenbang
kecamatan.

Hasil-hasil musrenbang tersebut, kemudian dijadikan bahan untuk merumuskan rancangan akhir RKPD
yang selanjutnya akan dibahas bersama dengan kepala perangkat daerah. Setalah dilakukan
pembahasan dengan seluruh perangkat daerah, hasil pembahasan tersebut kemudian menjadi masukan
untuk penyempurnaan rancangan akhir RKPD.

Selanjutnya rancangan akhir RKPD dituangkan ke dalam rancangan Peraturan Kepala daerah (Perkada)
tentang RKPD, yang selanjutnya disampaikan kepada Gubernur untuk memperoleh riview dan masukan.
Tahapan selanjutnya adalah proses penetapan Perkada tentang RPJMD. Bagi Pemerintah
Kabupaten/Kota penetapan Perkada tentang RKPD dilakukan satu (1) minggu setelah ditetapkannya
RKPD Provinsi.

Selanjutnya dokumen RKPD ini akan menjadi acuan bagi perangkat daerah untuk menyusun rencana
kerja (renja), yang pada proses berikutnya RKPD yang telah ditetapkan ini akan menjadi pedoman bagi
pemerintah daerah dalam menyusun dokumen penganggaran, yaitu Kebijakan Umum Anggaran (KUA)
dan Platfon Prioritas Anggaran Sementara (PPAS) dan RKA perangkat daerah sampai pada penyusunan
Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD).

RKPD sediri disusun sebagai pedoman pelaksanaan pembangunan pemerintah daerah selama satu
tahun, dan juga untuk menjamin konsistensi antara perencanaan pembangunan dan penganggaran
daerah. Apa yang direncanakan melalui dokumen RPJMD dan RKPD, selanjutnya akan dituangkan dalam
kebijakan anggaran daerah. Konsistensi ini cukup penting agar pengelolaan sumberdaya menjadi efektif
untuk mencapai tujuan pembangunan yang telah ditetapkan.

Berdasarkan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan


Nasional, telah mengamanatkan disusunnya dokumen perencanaan yang terintegrasi mulai dari
Pemerintah Pusat hingga ke daerah disusun secara berjangka meliputi Rencana Pembangunan Jangka
Panjang (RPJP) untuk jangka waktu 20 tahun, Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) untuk
jangka waktu 5 tahun, dan Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD). Pengertian RKPD adalah dokumen
perencanaan tahunan sebagai implementasi dari dokumen RPJM. RKPD ini memuat rancangan kerangka
ekonomi daerah, prioritas pembangunan daerah, rencana kerja yang terukur dan pendanaannya, baik
yang dilaksanakan langsung oleh pemerintah daerah maupun yang ditempuh dengan keikutsertaan
masyarakat untuk kesejahteraan rakyat.

RKPD ini adalah rencana program/kegiatan yang merupakan hasil persandingan usulan dari masyarakat
dengan usulan dari tingkat Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) yang mengacu kepada RPJMD melalui
forum Musyawarah Perencanaan Pembangunan Daerah (Musrenbang).

Sebagai suatu dokumen resmi Pemerintah Daerah, RKPD mempunyai kedudukan yang strategis, proses
penyusunan RKPD dilakukan secara sistematis, terarah, terpadu dan tanggap terhadap perubahan yang
penyusunannya dilaksanakan untuk mewujudkan sinergitas antara perencanaan, penganggaran,
pelaksanaan dan pengawasan pembangunan, serta mewujudkan efisiensi dan alokasi sumberdaya
dalam pembangunan daerah.

Selanjutnya RKPD tersebut menjadi bahan bagi penyusunan Kebijakan Umum Anggaran (KUA) serta
Prioritas dan Plafon Anggaran Sementara (PPAS). KUA-PPAS harus mendapat persetujuan dari Legislatif.
PPA yang telah menjadi kesepatakan antara Pemerintah Kabupaten/Kota dengan DPRD selanjutnya
menjadi pedoman bagi setiap SKPD untuk menyusun Rencana Kerja dan Anggaran (RKA), yang menjadi
bahan masukan dalam penyusunan RAPBD. Sehingga melalui pembahasan sidang DPRD ditetapkanlah
APBD. Seperti terlihat pada diagram di bawah ini.

Sebagaimana diagaram di atas, langkah-langkah untuk menyusun APBD, kepala daerah menyusun RKPD
yang merupakan penjabaran dari RPJMD dengan menggunakan instrumen dari Rencana Kerja (Renja)
SKPD untuk jangka waktu 1 (satu) tahun yang mengacu kepada Rencana Kerja Pemerintah. RKPD disusun
dengan tujuan untuk menjamin keterkaitan dan konsistensi antara perencanaan, penganggaran,
pelaksanaan, dan pengawasan. Konsistensi program dan kegiatan yang tertuang dalam rancangan akhir
RKPD menjadi dasar penyusunan dan pembahasan KUA & PPAS yang akan disepakati Kepala Daerah
bersama DPRD. KUA-PPAS ini merupakan pedoman bagi SKPD untuk menyusun program dan kegiatan
yang dituangkan dalam bentuk RKA-SKPD yang menjadi tanggung jawab SKPD yang pada akhirnya
menjadi bahan untuk penjabaran APBD.

Prinsip Penyusunan RKPD

Proses penyusunan RKPD dilaksanakan melalui mekanisme/tahapan yang diawali dari Musrenbang
tingkat Kelurahan, Kecamatan, Forum Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) dan Musrenbang tingkat
Kota dengan melibatkan seluruh pemangku kepentingan pembangunan. Dalam penyusunannya,
Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) harus memenuhi tiga prinsip sebagai berikut:

Participative, yaitu rakyat harus harus turut serta dalam prosesnya. Karena secara langsung masyarakat
akan menikmati keuntungan dari hasil perencanaan jika mereka ikut andal dalam prosesnya.
Sustainable, artinya perencanaan tidak hanya terdiri atas satu tahap akan tetapi harus berlanjut atau
berkesinambungan sehingga menjamin adanya kemajuan terus-menerus dalam kesejahteraan
masyarakat, dan jangan sampai terjadi kemunduran. Prinsip sustainbale ini juga diartikan perlunya
evaluasi dan pengawasan dalam pelaksanaannya sehingga secara terus-menerus dapat diadakan koreksi
dan perbaikan selama perencanaan dijalankan.

Holistic, sesuai dengan artinya "menyeluruh", prinsip ini menunjukkan bahwa masalah dalam
perencanaan pelaksanaannya tidak dapat hanya dilihat dari satu sisi atau unsur tetapi harus dilihat dari
seluruh aspek, dan dalam keutuhan suatu konsep. Dalam konsep tersebut juga harus mengandung unsur
yang dapat berkembang serta terbuka dan demokratis.

Dengan demikian dengan adanya konsistensi antara RKPD dengan APBD dalam sistem perencanaan
pembangunan nasional, maka akan terwujud sinergitas antara perencanaan dengan penganggaran
untuk mencapai efisiensi dan efektifitas pemanfaatan sumberdaya dalam penyelenggaraan urusan
pemerintahan daerah. Harapannya, Pemerintah Daerah bersama para pemangku kepentingan
(stakeholders) menjalankan peran dan kewenangannya masing-masing yang terintegrasi dengan
rencana tata ruang dan dilaksanakan berdasarkan kondisi dan potensi yang dimiliki daerah, sesuai
dinamika perkembangan daerah dan nasional.

Anda mungkin juga menyukai