Anda di halaman 1dari 20

BAB V

KRITERIA DESAIN UNIT PENGOLAHAN

5.1 Perhitungan
Bangunan yang digunakan adalah Bar Screen, Bak Pengendapan Awal, Bak
Rotating Biological Contactor (RBC), Bak pengendapan akhir dan Bak khlorinasi.
Perhitungan dimensi dari bangunan pengolahan diatas adalah sebagai berikut:

5.1.1 Bar Screen / Saluran Pembawa


Langkah pertama dalam pengolahan air buangan adalah meremoval partikel-
partikel besar yang terapung dan tersuspensi dengan menggunakan “Bar Screen”.
a. Kriteria Desain
Tabel 5.1. Kriteria Desain Saringan Sampah dari Pembersihan Manual dan Pembersihan
Mekanik
No. Parameter Simbol Satuan Besaran Sumber
1 Kecepatan saluran penyaring v m/det >0,6
2 Kecepatan melalui bar screen v bar m/det 0,6–1
3 Head loss maksimum hL m 0,8
4 Kemiringan dari horizontal  derajat 60–85 Qasim,
5 Lebar batang w mm 0,8–1,0 1985
6 Space (jarak) batang b mm 1,0–5,0
7 Kedalaman d mm 5,0–7,5
Sumber: (Dijen Cipta Karya, SPALD-T/2018 )

Tabel 5.2. Koefisien Jenis dan Bentuk Saringan ()

No. Tipe Batang Nilai 


1 Persegi Panjang 2,42
2 Persegi dengan semi persegi di sisi muka 1,83
3 Lingkaran (Circular) 1,79
4 Persegi dengan semi persegi di sisi muka dan belakang 1,67
5 Tear Shape 0,67
Sumber: (Dijen Cipta Karya, SPALD-T/2018 )

16
b. Direncanakan
 Space (jarak) batang (b) : 1 mm =
0,001 m
 Lebar batang (w) : 4 mm =
0,004 m
 Bentuk Saringan () : 2,42 (Persegi
Panjang)
 Kemiringan batang dari horizontal(): 60o
 Lebar saluran (B) :1m
 Tinggi saluran :1m
 Head loss maksimum(hL) : 0,8 m
 Kedalaman(d) : 5 cm = 0,05 m

 Q : 1,820 m3/detik

c. Perhitungan
 Saluran Pembawa
V =Q × td
60 detik
V =1,820 m 3 /dt × 1menit × =109,2 m3
1menit
 Luas Saluran
volume 109,2 m3 2
A= = =109,2 m
h 1m
 Dimensi Saluran
Bentuk persegi panjang
A =PxLP:L=2:1
21,48 = 2L x L
21,48 = (2L)2

109,2m2
L=
√ 2
=54,6 m

P = 2×L
P = 2×54,6 m = 109,2 m
17
P = 109,2 m dan L = 54,6 m
 Debit Air Limbah Sebesar 1,820 m3/det
 Jumlah Kisi
B = (n×w) + (n + 1)b
1m = (n×0,004 m) + (n + 1) 0,001 m
1m = 0,004 m×n + 0,001 m×n + 0,001 m
0,999 m = 0,005 m×n
0,999m
n= =199,8 buah
0,005m
n=200 buah
 Jumlah Bukaan Total (s)
S=n+1
S = 200 buah + 1
S = 201 buah
 Lebar bukaan
LT = (n + 1). 0,001 m
LT = (200 + 1) .0,001 m
LT = 0,201 m
 Panjang batang terendam
H 1
LB = = =1,16 m
sinθ sin 60°
 Kecepatan aliran melalui bukaan
Q
Vs=
Lb × LT

1,820 m3 /dt
Vs=
1,16 × 0,201
Vs=7,81m/dt
 Headloss Velocity
Vs 2
Hv=
2g
(7,81 m3 /dt )2
Hv= =0 ,796 m/dt
2× 9.81
18
 Headloss Saat Screen Dalam Keadaan Bersih
H L=β ¿
H L=2,42 ¿
 Cek Lebar Saluran
Lebar Saluran = (n x w) + LT
= (200 x 0,004 m) + 0,201 m
= 1,001 m
 Kecepatan aliran pada saat kisi tersumbat 50 %
Vs1 = 2 .Vs
= 2 x 7,81 m/dtk = 15,62 m/dt

5.1.2 Bak Pengendap Awal


19
a. Kriteria Desain
Tabel 5.3. Kriteria Desain Bak Pengendap Pertama
(Primary Sedimentation)
N Parameter Simbol Satuan Besaran Sumber
o
1 Overflow rate
Debit rata-rata OR 30–50 m3/m2.hari Qasim, 1985
Debit Puncak 70–130
2 Waktu Detensi 1–2 Qasim, 1985
td jam
1,5–2,5 Metcalf & Eddy, 1991
3 Beban Permukaan
124–496 m3/m2.hari Metcalf & Eddy, 1991
(Weir Loading)
Dimemsi
4 Bentuk kotak (rectangular)
Panjang p l 10–100 m
Lebar h 6–24
Kedalaman 2,5–5 m
1–7,5D Qasim, 1985
Rasio p dan l
Rasio p dan t 4–2–25 m
5 Bentuk lingkaran (circular)
Diameter d 3–60 m
Kedalaman h 3–6 m
6 Penyisihan SS 50–70 %
Metcalf & Eddy, 1991
7 Penyisihan BOD 25–40 %
8 Kemiringan Dasar S 1–2 % Qasim, 1985

Sumber: (Dijen Cipta Karya, SPALD-T/2018)

b. Direncanakan
Karakteristik influen
 Debit air limbah Qin = 1,820 m3/dtk = 157248 m3/hari
 Debit puncak, Qpeak = 1,763 m3/dtk = 152323,2 m3/hari
 COD = 287,16 mg/l
 BOD = 145,51mg/l
 TSS = 102,25 mg/l
 Specific gravity lumpur = 1,03
 Solid dalam lumpur = 6%
20
Kriteria desain digunakan Bak sedimentasi primer dirancang berbentuk persegi
panjang dengan arah aliran horizontal.
 Beban solid = 35 kg/m2.hari
 Waktu detensi = 1 jam = 0,04 hari

c. Perhitungan desain
 Tahap A: Menghitung dimensi bak
 Q Tiap Bak = Qin / Jumlah Bak
= 1,820 m3/dtk / 4 bak (yang di buat)
= 0,455 m3/dtk
= 1638 m3/jam
= 39312 m3/hari
1. Volume tiap bak sedimentasi dibutuhkan
= Qin x waktu detensi
= 39312 m3/hari x 0,04 hari = 1572,48 m3
2. Dimensi bak sedimentasi
Kedalaman aktif = 3 m
Tinggi freeboard = 0,5 m
volume bak 1572,48m 3
Luas permukaan = = = 424,16 m2
kedalaman aktif 3m
- Rasio panjang :
lebar = 2:1 (2L)(L) = 4 m2
2L2 = 4 m2
L = 15 m
P = 50 m
A’ = 50 m x 15 m = 750 m2
- Volume aktif = 750 m2 x 50 m = 37.500 m3

21
 Tahap B: Menghitung jumlah timbulan lumpur
1. Produksi lumpur
- Konsentrasi SS (medium) = 102,25 mg/L
efisiensi penyisihan TSS = 60%
Berat dry solid yang teremovel per Liter
Dry solid = (0,6) (102,25 mg/L) (1 L)
= 61,35 mg/L
- Volume sludge, yang dihasilkan
Spesific gravity = 1,03
Dengan konsentrasi 6 % solid
Volume sludge = 61,35 / (1,03) (0,06) (1000 mg/L)
= 0,99 L
2. Dimensi pengumpul lumpur (sludge hopper) Sludge hopper didesain
berbentuk prisma trapesium
- Lebar atas = 1 m (⅓ panjang tangki)
- Lebar bawah = 0,8 m
- Panjang = 1,5 (sama dengan lebar tangki)
- Kedalaman = 1 m (Disarankan 1-2 m)
- Volume hopper = [½ x 1 m x (1 m + 0,8 m)] x 1,5 m = 1,35 m3
3. Efisiensi unit pengolahan Persentase penyisihan BOD5 dan padatan
tersuspensi (SS) dalam bak pengendap primer dapat diestimasi
menggunakan grafik persentase penyisihan BOD5 dan TSS berdasarkan
laju waktu detensi pada Gambar 4.3 di bawah ini.

22
Gambar 5.1. Efisiensi Penyisihan BOD5 dan TSS berdasarkan Laju
Overflow Waktu Detensi dalam Bak Pengendap Primer
Sumber: Qasim, 1999

Efisiensi penyisihan BOD5 dan TSS dengan waktu detensi selama 2,1 jam
masing-masing sebesar 32% dan 60%.
1. BOD5
- Estimasi efisiensi penyisihan = 32%
- BOD5 efluen = (1-0,32) x 145,51 mg/l = 98,95 mg/l 2.
2. COD
- Estimasi efisiensi penyisihan = 38%
- COD efluen = (1-0,38) x 287,16 mg/l = 178,04 mg/l 3.
3. TSS
- Estimasi efisiensi penyisihan = 60%
- TSS efluen = (1-0,6) x 102,25 mg/l = 40,9 mg/l

5.1.3 Bak Rotating Biological Contactor (RBC)


a. Kriteria Desain

23
Perencanaan RBC di laksanakan berdasarkan kriteria desain berikut ini:
Tabel 5.4 Kriteria Desain Bak Kontak Media

Sumber: (PERMEN Pekerjaan Umum Dan Perumahan Rakyat NO.04/PRT/M/2017)

Tabel 5.5 Kriteria Desain Bak Pengendap Kedua

Sumber: (PERMEN Pekerjaan Umum Dan Perumahan Rakyat NO.04/PRT/M/2017)

Tabel. 5.5 Kriteria Desain Rotating Biological Contactor

24
Penyisihan
Penyisiha Pemisahan
BOD dan
No. Parameter nitrifikasi Satuan Sumber
BOD nitrifikasi
0,08– m3/m2.har
1 Beban Hidrolik 0,03–0,08 0,04–0,10
0,16 i
Beban Organik gr BOD/
2 8–20 5–16 1–2
Loading m2.hari
Maks. tahap pertama gr BOD/
3 24–30 24–30 - Tchobanoglous
beban organik m2.hari et al., 2003
gr N/
4 Beban NH3 0,75–1,5
m2.hari
5 Waktu detensi 0,7–1,5 1,5–4 1,2–3 Jam
6 Efluen BOD 15–39 7–15 7–15 mg/L
7 Efluen NH4-N <2 1–2 mg/L
Sumber: (Dijen Cipta Karya, SPALD-T/2018 )

b. Direncanakan
Perencanaan RBC dilaksanakan dengan menggunakan formulasi berikut ini:
 Beban permukaan BOD = 10 gram/ m2 . hari
 Beban hidrolis = 50 liter / m2 / hari
 Jarak antara piringan = 2 cm
 Diameter piringan = 1,5 m
 Waktu detensi = 4 jam
 Kecepatan putaran cakram = 2 rpm
 Diameter cakram = 4 m
 Kedalaman bak = 40% dari diameter cakram
 Temperatur pengoperasian = 20o
 Debit air limbah Qin = 1,820 m3/dtk = 6552 m3/jam = 157248 m3/hari
 COD = 287,16 mg/l
 BOD = 145,51 mg/l ; target effluent = 16 mg/L
 TSS = 102,25 mg/l

c. Perhitungan
25
 Perhitungan Jumlah RBC Shaft pada Setiap Stage
1. Menghitung Beban sBOD
Beban sBOD = sBOD × Q
= 145,51 mg/l x 157248 m3/hari
= 22.881.156,5 g/hari
2. Menghitung Luas Cakram
sBOD gr /hari
A cakram =
sBOD loading rate(gr /m 2. hari)
22.881.156,5 gr /hari
= = 1144057,83 m2
20 gr /m 2. hari
3. Menentukan Jumlah Shaft
- Standard disk density 9300 m2/shaft
A cakram m 2
Jumlah shaft/train (n) =
luas per shaft ( m2/shaft )
1144057,83 m2
= = 123,02 ≈ 123 buah Shaft
9.300 m2/ shaft
4. Menghitung Luas Area per Cakram
diameter cakram 2
Luas Area 2 sisi Cakram = 2 × 3,14 × ( )
2
4 2
Luas Area 2 sisi Cakram = 2 × 3,14 ×( ¿ = 25.12 𝑚2
2
5. Menentukan jumlah cakram
luas per shaft
Jumlah cakram =
luasarea per cakram
9.300 m2/ shaft
Jumlah cakram = = 370 buah
25,12m 2
6. Menghitung panjang filter
Panjang filter = jumlah cakram x asusmsi jarak antar cakram
Panjang filter = 370 x 2 cm = 740 cm ≈ 7,5 m
7. Menghitung volume filter
diameter cakram 2
Volume filter = 3,14 x( ) x panjang filter
2
4 2
Volume filter = 3,14 x ( ¿ x 7,5 m = 94,20 m3
2
26
8. Menghitung volume tanki
Volume tanki = volume filter x koef. Volume tank
Volume tanki = 94,20 m3 x 2,41 = 201,6 m3
9. Menghitung volume tangki keseluruhan untuk 1 stage
Volume tanki 1 stage = 201,6 m3 x 30 = 6.048 m3
 Perhitungan Jumlah Trains, Dimensi Unit RBC, dan Tahapan (Stage)
Diketahui bahwa jumlah shaft pada satu stage adalah sebanyak 123 buah.
Dalam hal ini banyaknya shaft juga akan sama dengan banyaknya susunan
train dalam satu unit RBC. Sehingga dapat diambil kesimpulan bahwa jumlah
train sama dengan jumlah shaft untuk satu stage yaitu sebanyak 6 buah trains.
Sementara total shaft pada satu unit RBC berarti sama dengan banyaknya
jumlah shaft per stage dikali dengan banyaknya jumlah stage.
Jumlah shaft dalam 1 unit RBC = 123 shaft per stage x 3 stage
Jumlah shaft dalam 1 unit RBC = 369 shaft

1. Menghitung Debit per Train


157248m 3/hari
𝑄/𝑡𝑟𝑎𝑖𝑛 = = 1278,44 m3/hari
123trains
2. Menghitung lebar 1 bak RBC
Pajang shaft = 8,23 m (Metcalf & Eddy, hal 936)
Lebar 1 bak RBC = panjang shaft + (2 x jarak cakram)
Lebar 1 bak RBC = 8,23 m + (2 x 0,25 m) = 9 m
3. Menghitung panjang 1 bak RBC
panjang 1 bak RBC = Diameter cakram + (2 x jarak cakram) + (2 x tebal As)
Tebal as diasumsikan sebesar 0,3 m
sehingga 𝑃𝑎𝑛𝑗𝑎𝑛𝑔 1 𝑏𝑎𝑘 𝑅𝐵𝐶 = 4 𝑚 + (2 × 0,3 𝑚) + (2 × 0,3 𝑚) = 5,2 m
4. Menghitung total panjang 1 train
Panjang 1 train = Panjang 1 bak RBC x 2 bak
Panjang 1 train = 5,2 m x 2 bak = 10,4 m
27
Jumlah 3 bak disini sama dengan banyaknya jumlah stage pada 1 unit RBC
yang diasumsikan yaitu sebanyak 2 stage, hal ini kemudian sesuai dengan
perhitungan selanjutnya mengenai konsentrasi sBOD untuk setiap stage. Pada
perhitungan nanti akan didapatkan alasan mengapa digunakan 2 stage dalam 1
unit RBC.
5. Menghitung Luas Train
𝐿𝑢𝑎𝑠 1 𝑇𝑟𝑎𝑖𝑛 = 𝑃𝑎𝑛𝑗𝑎𝑛𝑔 1 𝑇𝑟𝑎𝑖𝑛 × 𝐿𝑒𝑏𝑎𝑟 1 𝑏𝑎𝑘 𝐿𝑢𝑎𝑠
1 𝑇𝑟𝑎𝑖𝑛 = 10,4 × 9 = 94 𝑚2
6. Menghitung Luas Lahan untuk 1 Unit RBC
𝐿𝑢𝑎𝑠 𝑙𝑎ℎ𝑎𝑛 1 𝑢𝑛𝑖𝑡 𝑅𝐵𝐶 = 𝐿𝑢𝑎𝑠1 𝑇𝑟𝑎𝑖𝑛 × 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑇𝑟𝑎𝑖𝑛
𝐿𝑢𝑎𝑠 𝑙𝑎ℎ𝑎𝑛 1 𝑢𝑛𝑖𝑡 𝑅𝐵𝐶 = 94 × 6 = 564 𝑚2
 Perhitungan Konsentrasi sBOD Pada Setiap Tahapan (Stage)
1. Menghitung BOD effluent air limbah setelah melewati 1 stage RBC
As luas per shaft 9.300 m2
= = = 1,77 m/hari
Q Q/train 5241,6
−1+ √1+(4 )(0.00974)( As/Q)( So)
𝑆1𝑠t =
(2)(0.00974)( As/Q)
−1+ √1+(4 )(0.00974)(1,77 m/hari)(145,51 mg/l)
𝑆1𝑠t = = 67,34 mg/l
( 2)(0.00974 )( 1,77 m/hari)
Target effluent seperti yang diperhitungkan pada gambar 4.1 diatas adalah
sebesar 16 mg/l. Karena BOD effluent pada stage pertama sebesar 67,34 mg/l
dan belum memenuhi target maka perlu ditambahkan stage (tahapan) lagi
untuk mengurangi kandungan BOD pada air limbah tersebut
2. Menghitung BOD effluent air limbah setelah melewati stage RBC kedua
−1+ √1+(4 )(0.00974)( As/Q)( So)
𝑆1𝑠t =
(2)(0.00974)( As/Q)
−1+ √1+(4 )(0.00974)(1,77 m/hari)( 67,34 mg/l)
𝑆1𝑠t = = 39,90 mg/l
(2)(0.00974)(1,77 m/hari)
Setelah melewati stage ke dua akhirnya BOD effluent telah memenuhi
target dan berada di bawah target. Dari perhitungan inilah maka ditetapkan

28
bahwa banyaknya stage untuk satu unit RBC agar memenuhi kriteria adalah
sebanyak 2 stage
 Perhitungan Beban Organik dan Hidrolik serta Nitrifikasi pada RBC
1. Menghitung Organic Loading sBOD (First Stage)
Q x sBOD
Lorg =
jumlah shaft x luas per shaft
157248m 3/hari x 145,51 mg/l
Lorg = = 20 g sBOD/m2 . Hari
123 stage x 9.300 m2/ shaft
Memenuhi Kritera Desain L org sBOD yakni 24 – 30 g sBOD/m2 . Hari
2. Menghitung Organic Loading BOD Keseluruhan
Q x sBOD
Lorg =
jumlah shaft x jumlah sahft ( per stage) x luas per shaft
157248 m3 /hari x 145,51mg/l
Lorg = = 10 g sBOD/m2 . Hari
2 stage x 123 stage x 9.300 m2/shaft
Memenuhi Kritera Desain L org BOD yakni 5 – 16 g sBOD/m2.hari
3. Menghitung Hydraulic Loading Rate
Q
HLR =
jumlah shaft x jumlah sahft ( per stage) x luas per shaft
157248 m3/hari
HLR = = 0,06 m3/m2.hari
2 stage x 123 stage x 9.300 m2/shaft
Memenuhi kriteria desain HLR yakni 0.03 – 0.08 m3/m2.hari

 Perhitungan Jumlah Timbulan Lumpur


1. Menghitung Produksi Padatan
𝑃𝑟𝑜𝑑𝑢𝑘𝑠𝑖 𝑝𝑎𝑑𝑎𝑡𝑎𝑛 = 𝑄 × 𝑇𝑆𝑆 × 86.400 × 10−6
𝑃𝑟𝑜𝑑𝑢𝑘𝑠𝑖 𝑝𝑎𝑑𝑎𝑡𝑎n = 368 l/dtk x 102,25 mg/l x 86.400 dtk/hari x 10−6 kg/mg
= 3251,06 kg/hari

 Tahap B: Menghitung jumlah timbulan lumpur


1. Produksi lumpur
- Konsentrasi SS (medium) = 102,25 mg/L
efisiensi penyisihan TSS = 70 %
29
Berat dry solid yang teremovel per Liter
Dry solid = (0,7) (102,25 mg/L) (1 L)
= 71,57 mg/L
- Volume sludge, yang dihasilkan
Spesific gravity = 1,03
Dengan konsentrasi 6 % solid
Volume sludge = 71,57 / (1,03) (0,06) (1000 mg/L)
= 0,86 L

Padatan yang dihasilkan diasumsikan 70% mengendap dan menjadi padatan,


sehingga
𝑃𝑟𝑜𝑑𝑢𝑘𝑠𝑖 𝑝𝑎𝑑𝑎𝑡𝑎𝑛 = 70% × 3251,06 𝑘𝑔/ℎ𝑎𝑟𝑖 = 2.275,74 𝑘𝑔/ℎ𝑎𝑟i
2. Menghitung Debit Lumpur
Kadar lumpur diasumsikan sebesar 6%
produksi padatan
Debit lumpur =
berat jenis lumpur x 0,06
2. 275 , 74 kg /hari
Debit lumpur = = 36,82 m3/hari
1030 kg/m3 x 0,06
3. Menghitung Kapasitas Penampungan Lumpur untuk waktu 5 hari
𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑡𝑎𝑚𝑝𝑢𝑛𝑔𝑎𝑛 = 𝑑𝑒𝑏𝑖𝑡 𝑙𝑢𝑚𝑝𝑢𝑟 × 𝑝𝑒𝑟𝑖𝑜𝑑𝑒
𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑡𝑎𝑚𝑝𝑢𝑛𝑔𝑎𝑛 = 36,82 𝑚3/ℎ𝑎𝑟𝑖 × 5 ℎ𝑎𝑟𝑖 = 184,1 ≈ 185 𝑚3
4. Menghitung Dimensi Ruang Lumpur
Panjang bak RBC = panjang ruang lumpur = 10,4 m
Lebar = 0.25 x Panjang ruang lumpur = 2,6 m
Volume ruang lumpur 185 m3
Hlu = = =7m
panjang x lebar 10,4 m x 2,6 m

30
5.1.4 Bak Pengendap Akhir
a. Kriteria Desain
Adapun kriteria desain unit pengendalan kedua dapat dilihat pada tabel berikut ini

Tabel 5.6 Kriteria Desain Clarifier

Parameter Satuan Besaran Sumber


Overflow Rate (OR) m3/m2 hari 12–32 Metcalf &Edy, 1991
Solid Loading kg/m2 hari 15–150 Qasim, 1985
Radius m 3–60 Qasim, 1985
Kedalaman Bak m 3,5–5,0 Metcalf &Edy, 1991
Sumber: (Dijen Cipta Karya, SPALD-T/2018)

b. Direncanakan
Debit masuk (Qin) = 157248m3/hari = 1820 L/s
Waktu masuk limbah = 8 jam
Waktu tinggal (td) = 1 jam = 0,04 hari
Volume Bak (Vbak) = ( td / 24 ) x Qin
= 0,01 hari x 39312 m3/hari
= 393,12 m3
Lebar bak (Lbak) =6m
Tinggi air (Hair) = 2,5 m

Luas Permukaan Bak (As1) = Vbak / Hair


= 393,12 m3/ 2,5 m = 157,25 m2
Panjang bak (Pbak) = As1 / Lbak = 157,25 /6 = 20,21 m

 Menghitung jumlah timbulan lumpur

31
1. Produksi lumpur
- Konsentrasi SS (medium) = 102,25 mg/L
efisiensi penyisihan TSS = 85 %
Berat dry solid yang teremovel per Liter
Dry solid = (0,85) (102,25 mg/L) (1 L)
= 86,91 mg/L
- Volume sludge, yang dihasilkan
Spesific gravity = 1,03
Dengan konsentrasi 6 % solid
Volume sludge = 86,91 / (1,03) (0,06) (1000 mg/L)
= 1,40 L
2. Dimensi pengumpul lumpur (sludge hopper) Sludge hopper didesain
berbentuk prisma trapesium
- Lebar atas = 1 m (⅓ panjang tangki)
- Lebar bawah = 0,8 m
- Panjang = 1,5 (sama dengan lebar tangki)
- Kedalaman = 1 m (Disarankan 1-2 m)
- Volume hopper = [½ x 1 m x (1 m + 0,8 m)] x 1,5 m = 1,35 m3
3. Efisiensi unit pengolahan
1. BOD5
- Estimasi efisiensi penyisihan = 85%
- BOD5 efluen = (1-0,85) x 145,51mg/l = 21,82 mg/l 2.
2. COD
- Estimasi efisiensi penyisihan = 83%
- COD efluen = (1-0,83) x 287,16 mg/l = 48,81 mg/l 3.
3. TSS
- Estimasi efisiensi penyisihan = 85%
- TSS efluen = (1-0,85) x 102,25 mg/l = 15,33 mg/l

32
5.1.5 Bak Klorinasi, kriteria desain bak klorinasi sebagai berikut (Fair dkk.,
1968):
 Konsentrasi klor dalam kaporit Ca(OCl)2 = 70% Daya pengikat klor (DPC)
selama 30 menit untuk air limbah = 2,5 mg/l (Komariyah dan Sugito, 2011)
 Sisa klor yang diharapkan = 0,5 mg/l
 Waktu detensi (td) = 30-120 menit
 Kedalaman (h) = 1 m, freeboard = 0,3 m, dan rasio P:L = 2:1
 Persamaan yang dipergunakan untuk menghitung dimensi bak klorinasi yaitu:
a. Kebutuhan klor Klor = DPC + Sisa klor
= 2,5 mg/l + 0,5 mg/l
= 3 mg/l
b. Kebutuhan kaporit Kaporit
= Q x % Klor dalam kaporit x Kebutuhan klor
= 157248m3/hari x 70% x 3 mg/l
= 330220,8 mg/l .hari
c. Volume bak klorinasi (V)
V = Q x td
= 6552 m3/jam × 2 jam
= 13104 m3
d. Luas permukaan bak (A)
A = V/h e.
= 13104 m3 / 1m x 0,3m = 3931,2 m2
e. Dimensi bak klorinasi
L = (A/2)0,5
= (3931,2 m2 /2) 0,5
= 982,8 m
P = 2L
33
= 2 x 982,8 m = 1.965,6 m
5.1.6 Bak pengering lumpur/Sludge drying bed (SDB)
a. Kriteria Desain
Tabel 5.7 Kriteria Desain Sludge drying bed

No Parameter Nilai Satuan Sumber


1 Tebal Pasir 23–30 cm
2 Tebal kerikil 20–30 cm
3 Sludge loading rate 100–300 kg/m2.tahun
4 Tebal bed 20–30 cm
5 Lebar bed 5–8 m
6 Panjang bed 6–30 m
Qasim, (1985)
7 Waktu pengeringan 10–15 hari
8 Uniformity coefficient <4
9 Effective size 0,3–0,75 mm
10 V air dalam inlet 0,75 m/detik
11 V air dalam drain 0,75 m/detik
Sumber: (Dijen Cipta Karya, SPALD-T/2018 )

b. Direncanakan
Kriteria desain digunakan
 Waktu Pengeringan : 14 hari
 Ketebalan Lumpur : 20 cm
c. Perhitungan
 Perhitungan Volume SDB
Volume = V.S. P1 + Vol S. RBC + Vol.S P2
= 0,99 m3 + 0,86 m3 + 1,40 m3
= 3,25 m3
v
Q =
t
3,25 m3
=
14 hari
= 23,21 m3/hari

34
 Perhitungan Luas Permukaan SDB
Volume
Luas =
Ketebalan
3,25 m3
= = 16,25 m2
0,2m
 Dimensi Kolam
Luas = 16,25 m2
L = 5,2 m
P =6m
 Volume = p x l x h
3,25 = 6 x 5,2 x h
3,25
h =
√ 16,25
= 0,2 m

 Sludge Loading Rate


Q
=
A
23,21m 3/hari
=
16,25 m2
= 1,42 m3/m2.hari
= 1420 kg/m2. hari

35

Anda mungkin juga menyukai