Bias Jangkar
Bias jangkar (anchoring bias) adalah kecenderungan untuk sangat tertarik dengan informasi
awal. Setelah ditentukan, kemudian kita gagal menyesuaikan diri dengan baik untuk informasi
yang berikutnya. Bias jangkar terjadi karena pikiran kita muncul untuk memberikan sejumlah
penekanan yang tidak seimbang terhadap informasi awal yang diterima. Jadi, kesan, ide,
imbalan, dan perkiraan awal membawa bobot yang tidak semestinya sehubungan dengan
informasi yang akan diterima nantinya.
Bias Konfirmasi
Bias konfirmasi (confirmation bias) mewakili sebuah kasus persepsi selektif. Kita mencari
informasi yang menguatkan pilihan-pilihan kita di masa lalu, dan hal ini mengabaikan informasi
yang bertentangan dengan penilaian-penilaian masa lalu. Kita juga cenderung begitu saja
menerima informasi yang menguatkan pandangan-pandangan yang telah terbentuk sebelumnya.
Oleh karena itu, informasi yang kita kumpulkan biasanya cenderung mendukung pandangan-
pandangan yang telah kita miliki.
Bias Ketersediaan
Bias ketersediaan (availability bias), yaitu kecenderungan individu mendasar penilaian mereka
pada informasi yang sudah tersedia bagi mereka. Peristiwa-peristiwa yang memicu emosi, yang
sangat nyata, atau yang terjadi baru-baru ini cenderung lebih berada dalam ingatan kita.
Akibatnya, kita cenderung manksir terlalu tinggi peristiwa-peristiwa yang kurang mungkin
terjadi, seperti kecelakaan pesawat terbang.
Bias Representatif
Bias representatif adalah menilai kemungkinan suatu kejadian dengan menganggap situasi saat
ini sama seperti situasi di masa lalu. Adakalanya kita semua salah dan jatuh ke dalam bias
representative. Misalnya, para manajer sering kali memprediksikan kinerja sebuah produk baru
dengan mengaitkannya dengan keberhasilan produk sebelumnya. Atau apabila tiga lulusan dari
perguruan tinggi yang sama dipekerjakan dan akhirnya mereka adalah pekerja-pekerja yang
buruk, para manajer mungkin memprediksi bahwa pelamar kerja saat ini yang berasal dari
perguruan tinggi yang sama tidak akan menjadi seorang karyawan yang baik.
Peningkatan Komitmen
Peningkatan komitmen (escalation of commitment) merujuk pada sikap mempertahankan
sebuah keputusan meskipun terdapat bukti nyata bahwa keputusan tersebut salah. Peningkatan
komitmen juga sesuai dengan bukti bahwa individu berusaha terlihat konsisten dalam apa yang
mereka katakana dan lakukan. Komitmen yang semakin tinggi terhadap tindakan-tindakan yang
sebelumnya mendatangkan konsistensi.
Kutukan Pemenang
Kutukan pemenang (winner’s curse) adalah proses pembuatan keputusan yang memperlihatkan
bahwa partisipan yang menang dalam sebuah lelang biasanya membayar terlalu tinggi untuk
barang yang dimenangkan. Kutukan pemenang muncul dalam tawar-menawar yang kompetitif.
Beberapa pembeli akan merendahkan nilai sebuah barang dan individu lain meninggikannya, dan
penawar tertinggi (pemenang) akan menjadi individu yang menaksir paling tinggi. Logika
memprediksi bahwa kutukan pemenang menjadi lebih kuat ketika jumlah penawar meningkat.
Ini karena semakin banyak penawar, semakin besar kemungkinan beberapa dari mereka sangat
meninggikan nilai barang tersebut.
Intuisi
Pembuatan keputusan yang intuitif (intuitive decision making) adalah sebuah proses tidak
sadar yang berasal dari pengalaman yang disaring. Proses ini tidak selalu terlepas dari analisis
rasional. Sebaliknya, keduanya saling melengkapi, dan yang penting, intuisi bisa menjadi suatu
kekuatan yang sangat kuat dalam pembuatan keputusan.
Hamper selama abad kedua puluh, para ahli percaya bahwa penggunaan intuisi oleh para
pembuat keputusan adalah irasional atau tidak efektif. Hal tersebut tidak lagi menjadi
permasalahan. Terdapat semakin banyak pengakuan bahwa analisis rasional telah diberi
penekanan yang berlebih dan bahwa dalam hal-hal tertentu, mengandalkan intuisi bisa
meningkatkan pembuatan keputusan.
Kapankah individu cenderung menggunakan pembuatan keputusan intuitif?
Telah diidentifikasi delapan kondisi:
(1) Ketika terdapat tingkat ketidakpastian yang tinggi;
(2) Ketika hanya terdapat sedikit teladan yang bisa digunakan;
(3) Ketika variabel-variabelnya kurang bisa diprediksi secara ilmiah;
(4) Ketika fakta-fakta dibatasi;
(5) Ketika fakta-fakta tidak menunjukkan jalan dengan jelas;
(6) Ketika hanya digunakan sedikit data analisis;
(7) Ketika terdapat beberapa solusi alternatif masuk akal yang bisa dipilih, di mana setiap
solusi memiliki penjelasan yang baik; dan
(8) Ketika waktu yang ada sangat terbatas dan terdapat tekanan untuk membuat keputusan
yang tepat.