1. Amok
Amok adalah keadaan gaduh-gelisah yang timbul mendadak dan dipengaruhi oleh faktor-
faktor sosiobudaya. Karena itu PPDGJ-III (Pedoman Penggolongan Diagnosa Gangguan Jiwa
ke-III di Indonesia) memasukkannya ke dalam kelompok “Fenomena dan Sindrom yang
Berkaitan dengan Faktor Sosial Budaya di Indonesia” (“culture bound phenomena”). Efek
“malu” (pengaruh sosibudaya) memegang peranan penting. Biasanya seorang pria, sesudah
periode “meditasi” atau tindakan ritualistic, maka mendadak ia bangkit dan mulai mengamuk. Ia
menjadi agresif dan destruktif, mungkin mula-mula terhadap yang menyebabkan ia malu,tetapi
kemudian terhadap siapa saja dan apa saja yang dirasakan menghalanginya. Kesadaran menurun
atau berkabut (seperti dalam keadaan trance). Sesudahnya terdapat amnesia total atau sebagian.
Amok sering berakhir karena individu itu dibuat tidak berdaya oleh orang lain, karena kehabisan
tenaga atau karena ia melukai diri sendiri, dan mungkin sampai ia menemui ajalnya(Maramis dan
Maramis, 2009).
Tatalaksana
a. Bila seorang dalam keadaan gaduh gelisah dibawa kepada kita, penting sekali kita
harus bersikap tenang. DAgar evaluasi dapat dilanjutkan sampai didapat suatu
kesimpulan akhir
Obat-obatan yang sering digunakan adalah:
a. Low-dose High-potency antipsychotics seperti haloperidol, trifluoperazine,
perphenazine dsb
b. Atypical antipsychotics, seperti risperidone, quetiapine, olanzapine.
c. Injeksi benzodiazepine. Kombinasi benzodiazepine dan antipsikotik kadang sangat
efektif.