Anda di halaman 1dari 23

MAKALAH

ASUHAN KEBIDANAN NEONATUS & BALITA


“ASUHAN BAYI MUDA & BALITA DENGAN MENGGUNAKAN MTBM
DAN MTBS”

DOSEN PENGAMPUH :
Lydia Febri K, M.Keb
Rohuna, SKM, M.Pd
Dini Fitri Damayanti, S.SiT, M.Kes
Desy Rosita, S.St, M.Pd

Disusun Oleh :
Kelompok 17
Evarifani Palino (20185123019)
Nurhaya Sarah Syafa Namira (20185123043)
Juen Lie Wewe (20175123023)

POLTEKKES KEMENKES PONTIANAK


JURUSAN KEBIDANAN PRODI DIII KEBIDANAN
TAHUN 2019/2020
KATA PENGANTAR

Puji Syukur Alhamdullilah penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena telah
melimpahkan rahmat-Nya berupa kesempatan dan pengetahuan sehingga makalah ini bias selesai
pada waktunya.

Terima kasih juga penulis ucapkan kepada teman-teman yang telah berkontribusi dengan
memberikan ide-ide sehingga makalah ini bisa disusun dengan baik dan rapi.

Penulis berharap semoga makalah ini bias menambah pengetahuan para pembaca. Namun
terlepas dari itu, kami memahami bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna, sehingga
penulis sangat mengharapkan kritik serta saran yang bersifat membangun demi tercapainya
makalah selanjutnya yang lebih baik lagi.

Pontianak, 10 September 2019

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.....................................................................................................i

DAFTAR ISI....................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang......................................................................................................1
B. Rumusan Masalah.................................................................................................1
C. Tujuan Masalah.....................................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN MATERI2

A. Manajemen Terpadu Bayi Muda (MTBM)...........................................................2


B. Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS)...........................................................10

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan............................................................................................................19
B. Saran......................................................................................................................19

DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................iii

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
. Manajemen Terpadu Bayi Muda (MTBM) sudah terintergrasi di dalam pendekatan
Manajemen terpadu Balita Sakit (MTBS), maka bagan MTBM menjadi bagian dari bagan
MTBS. MTBM dan MTBS sudah diterapkan di seluruh provinsi di Indonesia sehingga sudah
menjadi milik masyarakat. Banyaknya permintaan bagan MTBS (termasuk bagan MTBM)
oleh Dinas Kesehatan provinsi/kabupaten perlu dipenuhi sehingga perkembangan
penerapannya di lapangan tidak tersendat. Oleh karena itu masyarakat dan tenaga kesehata
yang memerlukan dapat memperbanyak bagan ini untuk meningkatkan kelancaran
implementasi penerpnnya di Puskesmas, Polindes, Poskesdes, Klinik Swasta, Rumah Sakit,
dan lain-lainnya.
Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS) adalah set modul yang menjelaskan secara
rinci cara menerapkan proses keterpaduan pelayanan dalam menangani balita sakit yang
datang ke fasilitas rawat jalan. Proses manajemen kusus menguraikan cara penanganan anak
sakit mulai dari datang untuk berobat sampai konseling bagi ibu. Pelayanan selanjutnya yaitu
memberi pedoman untuk menentukan apakah anak yang sakit berat perlu dirujuk.

B. Rumusan Masalah
1. Menjelaskan apa yang dimaksud denga Manajemen Terpadu Bayi Muda (MTBM).
2. Menjelaskan apa yang dimaksud dengan Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS)

C. Tujuan
1. Mahasiswi diharapkan dapat mengetahui apa yang dimaksud dengan Manajemen
Terpadu Bayi Muda (MTBM).
3. Mahasiswi diharapkan dapat mengetahui apa yang dimaksud dengan Manajemen
Terpadu Balita Sakit (MTBS).

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Manajemen Terpadu Bayi Muda (MTBM)

Manajemen Terpadu Bayi Muda (MTBM) merupakan suatu pendekatan yang


terpadu dalam tatalaksana bayi umur 1 hari – 2 bulan, baik yang sehat maupun yang sakit,
baik yang datang ke fasilitas rawat jalan maupun yang dikunjungi oleg tenaga kesehatan
dalam manajemen terpadu bayi muda atau yang dikenal dengan MTBM. Manajemen
standar pada bayi muda dilakukan minimal 3 kali pada 6 – 24 jam, 3 – 7 hari, dan 8 – 28
hari setelah melahirkan. Sebagian besar bayi hanya memerlukan perawatan sederhana pada
saat dilahirkan, yaitu diberikan kehangatan, jalan napas dibersihkan, dikeringkan, dan
dinilai warna untuk menentukan kondisi serta perlu tidaknya dilakukan rujukan.
Manajemen Terpadu Bayi Muda (MTBM) sudah terintergrasi di dalam pendekatan
Manajemen terpadu Balita Sakit (MTBS), maka bagan MTBM menjadi bagian dari bagan
MTBS. MTBM dan MTBS sudah diterapkan di seluruh provinsi di Indonesia sehingga
sudah menjadi milik masyarakat. Banyaknya permintaan bagan MTBS (termasuk bagan
MTBM) oleh Dinas Kesehatan provinsi/kabupaten perlu dipenuhi sehingga perkembangan
penerapannya di lapangan tidak tersendat. Oleh karena itu masyarakat dan tenaga kesehata
yang memerlukan dapat memperbanyak bagan ini untuk meningkatkan kelancaran
implementasi penerpnnya di Puskesmas, Polindes, Poskesdes, Klinik Swasta, Rumah Sakit,
dan lain-lainnya.

1. Tanda Bahaya Pada Bayi Baru Lahir atau Bayi Muda


Tanda dan gejala adanya penyakit atau gangguan pada bayi baru lahir dan bayi
muda sering tidak spesifik. Tanda ini bisa dijumpai pada saat atau sesudah bayi lahir, saat
bayi baru lahir datang atau saat peraawatan di rumh sakit. Berikut adalah beberapa tanda
yang dikategorikan bahaya jika ditemukan bayi baru lahir ataupun bayi muda:
a. Tidak bisa menyusui
b. Kejang
c. Mengantuk atau tidak sadar
d. Frekuensi napas < 20 kali/menit atau pernapasan berhenti selama > 15 detik
e. Frekuensi napas > 60 kali/menit

2
f. Merintih dan terlihat tarikan dada bawah ke dalam yang kuat
g. Sianosis sentral

Pada bayi muda, dianjurkan untuk melakukan kunjugan atau control ke fasilitas
pelayanan kesehatan minimal 3 kali (6-24 jam, 3-7 hari, dan 8-28 hari setelah
melahirkan). Pada tiap kunjungan bayi muda ke rumah sakit perlu dilakukan beberapa
pemeriksaan. Pada kunjungan yang pertama biasanya dilakukan pemeriksaan yang
dilakukan saat kunjungan bayi muda ke fasilitas pelayanan kesehatan:

1) Periksa kemungkinan adanya penyakit sangat berat atau infeksi bakteri, untuk
kemudian diklasifikasi sesuai tanda dan gejalanya

Tanda atau Gejala Klasifikasi


 Tidak mau minum atau PENYAKIT SANGAT BERAT ATAU
memuntahkan semua ATAU INFEKSI BAKTERI BERAT
 Riwayat kejang ATAU
 Bergerak hanya jika distimulasi
ATAU
 Napas cepat ATAU
 Napas lambat ATAU
 Tarikan dinding dada ke dalam
yang kuat ATAU
 Merintih ATAU
 Demam ( >37,4oC) ATAU
 Hipotermi (<35,5oC) ATAU
 Nanah yang banya di mata ATAU
 Pusar kemerahan meluas sampai
dinding perut
 Pustul kulit ATAU INFEKSI BAKTERI LOKAL
 Mata bernanah ATAU
 Pusat kemerahan atau bernanah
 Tidak terdapat salah satu tanda MUNGKIN BUKAN INFEKSI
diatas

3
2) Menanyakan ibu apakah bayi muda mengalami diare dan tentukan derajat
dehidrasinya

Tanda dan Gejala Klasifikasi


Terdapat 2 atau lebih tanda berikut: DIARE DEHIDRASI BERAT
 Letargis atau tidak sadar
 Mata Cekung
 Cubitan kulit perut kembalinya
sangat lambat
Terdapat 2 atau lebih tanda berikut: DIARE DEHIDRASI RINGAN /
 Gelisah atau rewel SEDANG
 Mata cekung
 Cubitan kulit perut kembali lambat
Tidak cukup tanda dehidrasi berat atau DIARE TANPA DEHIDRASI
ringan / sedang

3) Periksa adanya icterus pada bayi, menggunakan metode KRAMER


a) Kramer 1 : Kuning pada daerah kepala dan leher
b) Kramer 2 : Kuning sampai badan bagian atas (dari pusar ke atas)
c) Kramer 3 : Kuning sampai badan bagian bawah hingga lutut atau siku
d) Kramer 4 : Kuning sampai pergelangan tangan dan kaki
e) Kramer5 : Kuning sampai daerah tangan dan kaki

Tanda dan Gejala Klasifikasi


 Timbul kuning pada hari IKTERUS BERAT
pertama (> 24 jam) ATAU
 Kuning ditemukan pada umur
lebih dari 14 hari ATAU
 Kuning sampai telapak
tangan/telapak kaki ATAU
 Tinja berwarna pucat
 Timbul kuning pada umur > 24 IKTERUS

4
jam sampai < 14 hari dan tidak
sampai telapak tangan/kaki
 Tidak kuning TIDAK ADA IKTERUS

4) Periksa adanya kemungkinan berat badan rendah atau masalah pemberian ASI. Bila
ditemukan bayi memiliki verat vadan rendah, langsung lakukan penanganan atau
rujuk tanpa melihat ada tidaknya masalah pada pemberian ASI.
5) Tanyakan dan tentuka status imunisasi bayi muda, serta status pemberian Vit, K1,
Imunisasi pertama kali yang harusnya didapatkan oleh bayi muda adalah Hb 0 pada
hari 0-7 kelahiran. Selain itu bayi juga harus mendapatkan imunisasi BCG dan polio
setelah lahir.
6) Tanyaklan adanya masalah lain seperti kelainan kongenital, trauma lahir, araupun
perdarahan tali pusat.
7) Tanyakan adanya keluhan atau penyakit bayi yang disadari oleh ibu.

2. Tatalaksana Kedaruratan Tanda bahaya


Identifikasi tindakan dan pengobatan dengan menentukan tindakan dan
mengobati, yaitu memberikan tindakan pengobatan di fasilitas kesehatan, membuat resep,
serta mengajari ibu tentang obat serta tindakan yang harus dilakukan di rumah.
a. Tindakan/pengobatan pada bayi muda sakit berdasarkan klasifikasi “kemungkinan
Penyakit Berat/Infeksi Bakteri” yang dibagi dalam tiga kelompok klasifikasi berikut,
yaitu:
1) Tindakan/pengobatan pada bayi muda sakit berdasarkan klasifikasi “Penyakit
sangat berat atau Infeksi Berat”, meliputi:
a) Lakukan penanganan kejang terlebih dahulu, apabila terdapat kejang
b) Lakukan pencegahan agar gula darah tidak turun
c) Lakuan penanganan gangguan napas, apabila terdapat gangguan napas
d) Lakukan penanganan hipotermia, apabila terdapat hipotermia
e) Lakukan pemberian dosis pertama antibiotic intramuskuler
f) Berikan nasihat kepada ibu tentang cara menjaga bayi agar tetap
hangat selama perjalanan

5
g) Lakukan rujukan dengan segera
2) Tindakan/pengobatan pada bayi muda sakit berdasarkan klasifikasi “Infeksi
Bakteri Lokal”, meliputi:
a) Lakukan pemberian antibiotic oral, apabila terdapat pustule kulit atau
pusar bernanah
b) Lakukan pemberian salep/tetes mata antibiotic, apabila terdapat nanah
di mata
c) Lakukan pemberian asuhan dasar bayi muda
d) Berikan nasihat kepada ibu mengenai kapan kembali segera
e) Beriyahukan kepada ibu untuk kunjungan ulang 2 hari
3) Tindakan/pengobatan pada bayi muda sakit berdasarkan klasifikasi “Mungkin
bukan infeksi”, meliputi:
a) Ajarkan kepada ibu tentang cara merawat bayi dirumah
b) Lakukan pemberian asuhan dasar bayi muda
b. Tindakan/pengobatan pada bayi muda sakit berdasarkan klasifikasi “Diare untuk
Dehidrasi” yang dibagi dalam tiga kelompok klasifikasi, antara lain:
1) Tindakan/pengobatan pada bayi muda sakit berdasarkan klasifikasi
“Dehidrasi Berat”, meliputi:
a) Lakukan penanganan sesuai Rencana terapi C

6
b) Apabila bayi juga memiliki klasifikasi lain yang memerlukan rujukan
segera, maka lakukan hal-hal berikut ini:
 Setelah memenuhi syarat rujukan, maka lakukan rujukan
dengan segera dan berikan larutan oralit sedikit demi sedikit
selama dalam perjalanan ke tempat rujukan
 Apabila memungkinkan, berikan nasihat kepada ibu untuk
tetap memberikan ASI
 Lakukan pencegahan agar gula darah tidak turun
 Berikan nasihat kepada ibu tentang cara menjaga bayi agar
tetap hangat selama perjalanan ke tempat rujukan
2) Tindakan/pengobatan pada bayi muda sakit berdasarkan klasifikasi “Diare
dehidrasi ringan/sedang” meliputi:
a) Lakukan penanganan sesuai dengan Rencana terapi B, apabila bayi
tidak mempunyai klasifikasi berat lainnya
b) Apabila bayi juga memiliki klasifikasi lain, maka lakukan hal-hal
berikut ini:

7
 Lakukan rujukan dengan segera dan berikan larutan oralit
sedikit demi sedikit selama dalam perjalanan ke tempat
rujukan
 Apabila memunginkan, berikan nasihat kepada ibu untuk tetap
memberikan ASI
 Lakukan pencegahan agar gula darah tidak turun
 Berikan nasihat kapada ibu tentang cara menjaga bayi agar
tetap hangat selama perjalanan ke tempat rujukan
3) Tindakan/pengobatan pada bayi muda sakit berdasarkan klasifikasi “Diare
tanpa dehidrasi” meliputi:
a) Lakukan penanganan sesuai Rencana Terapi A
b) Berikan nasihat kepada ibu tentang kapan kembali segera
c) Lakukan pemberian asuhan dasar bayi muda
d) Beritahukan kepada ibu untuk kunjungan ulang 2 hari

8
c. Tindakan/pengobatan pada bayi muda sakit berdasarkan klasifikasi “Ikterus” yang dibagi
dalam tiga kelompok klasifikasi berikut ini:
1) Tindakan/pengobatan pada bayi muda sakit berdasarkan klasifikasi “Ikterus
berat”, meliputi:
a) Lakukan pencegahan agar gula darah tidak turun
b) Berikan nasihat kepada ibu tentang cara menjaga bayi agar tetap
hangat
c) Lakukan rujukan dengan segera
2) Tindakan/pengobatan pada bayi muda sakit berdasarkan klasifikasi “Ikterus”,
meliputi:
a) Lakukan pemberian asuhan dasar bayi muda
b) Anjurkan kepada ibu untuk menyusui lebih sering
c) Berikan nasihat kappa ibu kapan kembali segera
d) Beritahukan kepada ibu untuk kunjungan ulang 2 hari
3) Tindakan/pengobatan pada bayi muda sakit berdasarkan klasifikasi “Tidak
ada ikterus”, yaitu lakukan pemberian asuhan dasar bayi muda
d. Tindakan/pengobatan pada bayi muda sakit berdasarkan klasifikasi ‘Berat Badan
Menurut Umur dan/atau Masalah Pemberian ASI” yang dibagi dalam dua kelompok
klasifikasi berikut ini:
1) Tindakan/pengobatan pada bayi muda sakit berdasarkan klasifikasi “Berat
badan rendah menurut umur dan/atau masalah pemberian ASI”, meliputi:
a) Lakukan asuhan dasar bayi muda
b) Berikan nasihat pada ibu untuk menjaga bayinya agar tetap hangat
c) Ajarkan kepada ibu tentang pemberian ASI dengan benar
d) Berikan ASI lebih sering, apabila bayi sudah mendapatkan
makanan/minuman
e) Apanila bayi tidak mendapatkan ASI, lakukan rujukan agar
mendapatkan konseling Laktasi dan agar bayi berkemungkinan
dapat/mau menyusui lagi
f) Berikan nasihat pada ibu tentang alternative pemberian minum
g) Berikan konseling bagi ibu dan keluarga

9
h) Barikan nasihat pada ibu tentang kapan harus kembali segera
i) Beritahukan kepada ibu agar melakukan kunjungan ulang 2 hari untuk
gangguan pemberian ASI dan trush/ruam pada mulut bayi
j) Beritahukan juga kepada ibu agar melakukan kunjungan ulang 14 hari
untuk masalah berat badan rendah bayi menurut umur
2) Tindakan/pengobatan pada bayi muda sakit berdasarkan klasifikasi “Berat
badan tidak rendah dan tidak ada masalah pemberian ASI”, meliputi
memberikan pujian kepada ibu karena ibu telah memberikan ASI
kepadabayinya dengan benar.
Rujukan dilakukan berdasarkan status warna pada kondisi bayi sebelumnya. Jika
termasuk warna merah atau kondisi berat bisa langsung dilakukan prtujukan ila tidak tersedia
pengobatan di fasilitas kesehatan sebelumnya. Selain itu, rujukan biasanya dilakukan jika kasus
yang dijumpai berupa keracunan dengan penurunan kesadaran, luka bakar di mulut dan
tenggorokan, sesak napas berat, sianosis, dan gagal jantung.
B. Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS)
Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS) atau Integrated Management of Childhood
Illnes (IMCI) adalah suatu pendekatan yang terintegrasi atau terpadu dalam tatalaksana balita
sakit dengan focus pada kesehatan anak usia 0-59 bulan (balita) secara menyeluruh. Konsep
pendekatan MTBS yang pertama kali diperkenalkan oleh organisasi kesehatan dunia WHO
(World Health Organizations) merupakan suatu bentuk strategi upaya pelayanan kesehatan
yang ditujukan untuk menurunkan angka kematian, kesakitan, dan kecacatan bayi dan anak
balita di negara-negara berkembang. Manajemen terpadu balita sakit (MTBS) adalah suatu
pendekatan yang digagas oleh WHO dan UNICEF untuk menyiapkan kesehatan melakukan
penilaian, membuat klasifikasi serta memberikan tindakan kepada anak terhadap penyakit-
penyakit yang umumnya mengancam jiwa. MTBS bertujuan untuk meningkatkan keterampilan
petugas, memperkuat sistem kesehatan serta menigkatkan kemampuan perawatan oleh keluarga
dan masyarakat. Proses manajemen kusus menguraikan cara penanganan anak sakit mulai dari
datang untuk berobat sampai konseling bagi ibu. Pelayanan selanjutnya yaitu memberi
pedoman untuk menentukan apakah anak yang sakit berat perlu dirujuk. Tiga unsur penunjang
keberhasilan MTBS yaitu:

10
1. Meningkatnya perawatan, penyediaan pelayanan dan informasi yang terjangkau dan
memadai.
2. Membaiknya kemitraan antara fasilitas kesehatan dan masyarakat yang dilayani.
3. Promosi yang terintegrasi.

1. Proses Manajemen:
a) Menilai anak umur 2 bulan sampai 5 tahun atau bayi muda usia 1 minggu sampai 2 bulan
dan melakukan anamnesis dan pemeriksaan fisik.
b) Membuat klasifikasi kategori untuk menentukan tindakan.
c) Menentukan tindakan.
d) Mengobati dan membuat resep, cara memberi obat dan tindakan yang lain yang perlu
dilakukan.
e) Memberi konseling bagi ibu.
f) Memberikan pelayanan tindak lanjut.

Datang MTBS

DIRUJUK TIDAK
DIRUJUK

TINDAKAN
PRERUJUKAN TINDAKAN
LANJUTAN

2. Tanda Bahaya pada Balita Sakit


Penilaian kasus balita sakit usia 2 bulan sampai 5 tahun:
a. Batuk atau sukar bernafas (Pneumonia)

Gejala Klasifikasi Tindakan/Pengobatan


 Tarikan dinding dada PNEUMONIA BERAT  Beri Oksigen maksimal 2-3 liter per menit
atau PENYAKIT
11
ke dalam ATAU SANGAT BERAT  Beri dosis pertama antibiotik yang sesuai
 Saturasi Oksigen <  RUJUK SEGERA
90%
• Napas cepat. PNEUMONIA  Beri Amoksisilin 2x sehari selama 3 hari
 Beri pelega tenggorokan dan pereda batuk
yang aman
 Obati wheezing bila ada
 Apabila batuk > 14 hari atau wheezing
berulang, RUJUK untuk pemeriksaan
lanjutan
 Nasihati kapan kembali segera
 Kunjungan ulang 3 hari
• Tidak ada tandatanda BATUK : BUKAN  Beri peleda tenggorokan dan pereda batuk
pneumonia atau penyakit PNEUMONIA yang aman
sangat berat.  Obati wheezing bila ada
 Apabila batuk > 14 hari atau wheezing
berulang, RUJUK untuk pemeriksaan
lanjutan
 Nasihati kapan kembali segera
 Kunjungan ulang 5 hari jika tidak ada
perbaikan

b. Diare

Gejala Klasifikasi Tindakan/Pengobatan


 Letargis atau tidak sadar DIARE DEHIDRASI  Beri cairan untuk dehidrasi berat dan
 Mata Cekung. BERAT tablet Zinc sesuai rencana terapi C
 Tidak bisa minum atau malas minum.  Jika anak juga mempunyai
 Cubitan kulit perut kembali sangat klasifikasi berat lain : RUJUK
lambat. SEGERA
 Jika masih bisa minum, berikan ASI
dan larutan oralit selama perjalanan.

12
 Jika anak >2 Tahun dan ada kolera
di daerah tersebut, beri antibiotik
untuk kolera.
 Gelisah, rewel / mudah marah. DIARE DEHIDRASI  Beri cairan, tablet Zinc dan makanan
 Mat4a cekung. RINGAN/ SEDANG sesuai Rencana Terapi B
 Haus, minum dengan lahap.  Jika terdapat klasifikasi berat lain :
 Cubitan kulit perut kembali lambat RUJUK SEGERA ke Rumah Sakit,
Jika masih bisa minum, berikan ASI
dan larutan oralit selama perjalanan.
 Nasihati kapan kembali segera.
 Kunjungan ulang 3 hari jika tidak
ada perbaikan.
Tidak cukup tanda-tanda untuk DIARE TANPA  Beri cairan, tablet Zinc dan makanan
diklasifikasikan sebagai diare dehidrasi DEHIDRASI sesuai Rencana Terapi A
berat atau ringan/sedang.  Nasihati kapan kembali segera.
 Kunjungan ulang 3 hari jika tidak
ada perbaikan

c. Demam/Malaria

Gejala Klasifikasi Tindakan/Pengobatan


 Ada tanda bahaya ATAU PENYAKIT BERAT  Beri dosis pertama artemeter injeksi
 Kaku kuduk (leher) DENGAN DEMAM atau kinin injeksi untuk malaria
berat
 Beri dosis pertama antibiotik yang
sesuai
 Cegah agar gula darah tidak turun
 Berikan satu dosis parasetamol
untuk demam ≥ 38,5 °C
 RUJUK SEGERA
 Demam (pada anamnesis atau teraba MALARIA  Beri obat anti malaria oral pilihan
panas atau suhu ≥ 37,5 °C DAN pertama
 Mikroskopis RDT positif  Beri satu dosis parasetamol untuk
13
demam ≥ 38,5 °C
 Nasihati ibu kapan kembali segera
 Kunjungan ulang 3 hari jika tetap
demam
 Jika demam berlanjut lebih dari 7
hari,
 RUJUK untuk penilaian lebih lanjut.
 RDT negatif, ATAU DEMAM MUNGKIN  Beri satu dosis parasetamol untuk
 Ditemukan penyebab demam lainnya BUKAN MALARIA demam ≥ 38,5 °C
 Beri antibiotik yang sesuai untuk
penyebab lain dari demam yang
ditemukan
 Nasihati ibu kapan harus kembali
 Kunjungan ulang dalam 3 hari jika
tetap demam
 Jika demam berlanjut lebih dari 7
hari,
 RUJUK untuk penilaian lebih
lanjut

d. Masalah Telinga

Gejala Klasifikasi Tindakan/Pengobatan


 Pembengkakan yang nyeri di belakang MASTOIDITIS  Beri dosis pertama antibiotik yang
telinga sesuai
 Beri dosis pertama parasetamol
untuk mengatasi nyeri
 RUJUK SEGERA
 Nyeri telinga, ATAU INFEKSI TELINGA  Beri antibiotik yang sesuai selama 5
 Rasa penuh di telinga dan dapat keluar AKUT hari
cairan dari telinga selama kurang dari 14  Beri parasetamol untuk mengatasi
hari nyeri

14
 Keringkan telinga dengan bahan
penyerap setelah dicuci dengan
H2O2 3%
 Kunjungan ulang 5 hari
 Tampak cairan/nanah keluar dari telinga INFEKSI TELINGA  Keringkan telinga dengan
dan telah terjadi selama 14 hari atau KRONIS kain/kertas penyerap setelah dicuci
lebih dengan H2O2 3%
 Beri tetes telinga yang sesuai
 Kunjungan ulang 5 hari
 Tidak ada nyeri telinga DAN tidak ada TIDAK ADA INFEKSI  Tidak perlu tindakan tambahan
nanah keluar dari telinga TELINGA

e. Status Gizi dan Anemia

Gejala Klasifikasi Tindakan?Pengobatan


 Terlihat sangat kurus ATAU GIZI BURUK  Beri dosis pertama antibiotic yang
 Edema pada kedua kaki ATAU DENGAN sesuai
 BB/PB (TB) < - 3 SD KOMPLIKAS  Tangani anak untuk mencegah
 ATAU LiLA <11,5 cm DAN salah satu dari : turunnya kadar gula darah
-ada tanda bahaya umum atau ada  Hangatkan badan
klasifikasi berat atau ada masalah pemberian  RUJUK SEGERA
ASI
 Terlihat sangat kurus GIZI BURUK TANPA  Beri antibiotik yang sesuai selama
 Edema minimal (kedua punggung KOMPLIKASI 5 hari
tangan/kaki) atau tidak tampak edema  Tangani anak untuk mencegah
 BB/PB (TB) < - 3 SD ATAU turunnya kadar gula darah
 LiLA < 11,5 cm DAN tidak ada komplikasi  Hangatkan badan
medis  Berikan makanan
rehabilitasi/pemulihan gizi sesuai
kebutuhan anak gizi buruk yaitu
150-220 kkal/kgBB/hr, protein 4-
6 g/kgBB/hr

15
 Lakukan pemeriksaan
kemungkinan adanya penyakit
penyerta (misalnya TB, malaria,
HIV, cacingan dll)
 Nasihati kapan kembali segera
 Kunjungan ulang 7 hari
 BB/PB (TB) ≥ - 3 SD - < - 2 SD ATAU GIZI KURANG  Lakukan Penilaian Pemberian
LiLA antara 11,5 cm <12,5 cm Makan pada anak dan nasihati
sesuai “Anjuran Makan Untuk
Anak Sehat Maupun Sakit”. Bila
ada masalah pemberian makan,
kunjungan ulang 7 hari.
 Lakukan penilaian kemungkinan
infeksi TB.
 Kunjungan ulang 30 hari
 BB/PB (TB) antara - 2 SD - + 2 SD ATAU GIZI BAIK Jika anak berumur kurang dari 2
LiLA ≥ 12,5 cm tahun, lakukan penilaian pemberian
makan dan nasihati sesuai “anjuran
Makan Untuk Anak sehat Maupun
Sakit”.Bila ada masalah pemberian
makan kunjungan ulang 7 hari

Gejala Klasifikasi Tindakan/Pengobatan


Telapak tangan sangat pucat ANEMIA BERAT  Bila masih menyusu, teruskan
pemberian ASI
 RUJUK SEGERA

16
Telapak tangan agak pucat ANEMIA  Lakukan Penilaian Pemberian
Makan pada anak. Bila ada masalah,
beri konseling pemberian makan dan
kunjungan ulang 7 hari
 Beri zat besi
 Beri obat cacingan jika anak ≥ 1
tahun dan belum mendapatkan obat
dalam 6 bulan terakhir
 Jika daerah Risiko Tinggi Malaria:
beri antimalaria oral
 Nasihati kapan kembali segera
 Kunjungan ulang 14 hari
Tidak ditemukan tanda kepucatan pada TIDAK ANEMIA Jika anak < 2 tahun, nilai pemberian
telapak tangan makanan pada anak. Jika ada
masalah pemberian makan, kunjungan
ulang 7 hari

f. Status Imunisasi dan pemberian vitamin A dan masalah/keluhan lainnya


1) Memeriksa Status Imunisasi
Umur Jenis Vaksin
0-7 hari HB 0
1 bulan BCG, Polio 1*
2 bulan DPT-HB-Hib 1, Polio 2
Imunisasi Dasar **
3 bulan DPT-HB-Hib2, Polio 3
DPT-HB-Hib 3, Polio 4
4 bulan
Jadwal Imunisa IPV
9 bulan Campak
18 bulan DPT-HB-Hib
Imunisasi Lanjutan
24 bulan Campak

* Bayi lahir di fasilitas kesehatan, imunisasi BCG dan Polio 1 diberikan sebelu
dipulangkan
** Jika anak sehat atau sakit ringan dan belum lengkap imunisasi dasarnya maka segera
lengkapi imunisasi dasarnya, KECUALI ANAK AKAN DIRUJUK SEGERA
Nasehati ibu kapan harus kembali untuk mendapat imunisasi berikutnya

17
2) Pemberian Vitamin A
 Umur 6 bulan sampai 11 bulan : 100.000 IU (kapsul biru)
 Umur 12 bulan sampai 59 bulan : 200.000 IU (kapsul merah)
 Jika seorang anak belum mendapatkannya dalam 6 bulan terakhir, berikan
satu dosis sesuai umur
3) Masalah/keluhan lainnya
Pastikan bahwa setiap anak dengan Tanda Bahaya Umum apapun harus dirujuk
setelah mendapatkan dosis pertama antibiotik dan tindakan pra rujukan lainnya.

BAB III
PENUTUP

18
A. Kesimpulan
Manajemen Terpadu Bayi Muda (MTBM) merupakan suatu pendekatan yang
terpadu dalam tatalaksana bayi umur 1 hari – 2 bulan, baik yang sehat maupun yang sakit,
baik yang datang ke fasilitas rawat jalan maupun yang dikunjungi oleg tenaga kesehatan
dalam manajemen terpadu bayi muda atau yang dikenal dengan MTBM. Manajemen standar
pada bayi muda dilakukan minimal 3 kali pada 6 – 24 jam, 3 – 7 hari, dan 8 – 28 hari setelah
melahirkan. Sebagian besar bayi hanya memerlukan perawatan sederhana pada saat
dilahirkan, yaitu diberikan kehangatan, jalan napas dibersihkan, dikeringkan, dan dinilai
warna untuk menentukan kondisi serta perlu tidaknya dilakukan rujukan. Sedangkan
Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS) adalah set modul yang menjelaskan secara rinci
cara menerapkan proses keterpaduan pelayanan dalam menangani balita sakit yang datang ke
fasilitas rawat jalan. Proses manajemen kusus menguraikan cara penanganan anak sakit mulai
dari datang untuk berobat sampai konseling bagi ibu. Pelayanan selanjutnya yaitu memberi
pedoman untuk menentukan apakah anak yang sakit berat perlu dirujuk.

B. Saran
Demikianlah makalah ini kami buat, mudah-mudahan apa yang kami paparkan
diatas bisa menjadi tambahan pengetahuan bagi mahasiswi untuk mengenal dan
mengetahui tentang “Asuhan Bayi muda dan balita denga menggunakan MTBM dan
MTBS”. Kami menyadari bahwa apa yang kami paparkan diatas masih belum sesuai apa
yang diharapkan. Kami berharap mahasiswi memberikan masukkan yang lebih banyak
lagi serta dosen pembimbing kami.

19
DAFTAR ISI

Depkes RI (2015). Buku Bagan Manajemen Terpadu Balita Sakit. Jakarta: Depertemen
Kesehata RI

Maryunani, Anik. 2014. Pengenalan Praktis MTBS (Manajemen Terpadu Balita Sakit)
untuk Paramedis. Bogor: In Media

Permenkes RI No.70. 2013. Manajemen Terpadu Balita Sakit Berbasis Masyarakat.

Pusdiatuti, Ratna Dewi. 2011. BUKU AJAR KEBIDANAN KOMUNIS: TEORI DAN
APLIKASI DILENGKAPI CONTOH ASKEB. Jakarta: Nuha Medika.

iii

Anda mungkin juga menyukai