Neonatus
Neonatus
DOSEN PENGAMPUH :
Lydia Febri K, M.Keb
Rohuna, SKM, M.Pd
Dini Fitri Damayanti, S.SiT, M.Kes
Desy Rosita, S.St, M.Pd
Disusun Oleh :
Kelompok 17
Evarifani Palino (20185123019)
Nurhaya Sarah Syafa Namira (20185123043)
Juen Lie Wewe (20175123023)
Puji Syukur Alhamdullilah penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena telah
melimpahkan rahmat-Nya berupa kesempatan dan pengetahuan sehingga makalah ini bias selesai
pada waktunya.
Terima kasih juga penulis ucapkan kepada teman-teman yang telah berkontribusi dengan
memberikan ide-ide sehingga makalah ini bisa disusun dengan baik dan rapi.
Penulis berharap semoga makalah ini bias menambah pengetahuan para pembaca. Namun
terlepas dari itu, kami memahami bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna, sehingga
penulis sangat mengharapkan kritik serta saran yang bersifat membangun demi tercapainya
makalah selanjutnya yang lebih baik lagi.
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.....................................................................................................i
DAFTAR ISI....................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang......................................................................................................1
B. Rumusan Masalah.................................................................................................1
C. Tujuan Masalah.....................................................................................................1
A. Kesimpulan............................................................................................................19
B. Saran......................................................................................................................19
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................iii
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
. Manajemen Terpadu Bayi Muda (MTBM) sudah terintergrasi di dalam pendekatan
Manajemen terpadu Balita Sakit (MTBS), maka bagan MTBM menjadi bagian dari bagan
MTBS. MTBM dan MTBS sudah diterapkan di seluruh provinsi di Indonesia sehingga sudah
menjadi milik masyarakat. Banyaknya permintaan bagan MTBS (termasuk bagan MTBM)
oleh Dinas Kesehatan provinsi/kabupaten perlu dipenuhi sehingga perkembangan
penerapannya di lapangan tidak tersendat. Oleh karena itu masyarakat dan tenaga kesehata
yang memerlukan dapat memperbanyak bagan ini untuk meningkatkan kelancaran
implementasi penerpnnya di Puskesmas, Polindes, Poskesdes, Klinik Swasta, Rumah Sakit,
dan lain-lainnya.
Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS) adalah set modul yang menjelaskan secara
rinci cara menerapkan proses keterpaduan pelayanan dalam menangani balita sakit yang
datang ke fasilitas rawat jalan. Proses manajemen kusus menguraikan cara penanganan anak
sakit mulai dari datang untuk berobat sampai konseling bagi ibu. Pelayanan selanjutnya yaitu
memberi pedoman untuk menentukan apakah anak yang sakit berat perlu dirujuk.
B. Rumusan Masalah
1. Menjelaskan apa yang dimaksud denga Manajemen Terpadu Bayi Muda (MTBM).
2. Menjelaskan apa yang dimaksud dengan Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS)
C. Tujuan
1. Mahasiswi diharapkan dapat mengetahui apa yang dimaksud dengan Manajemen
Terpadu Bayi Muda (MTBM).
3. Mahasiswi diharapkan dapat mengetahui apa yang dimaksud dengan Manajemen
Terpadu Balita Sakit (MTBS).
1
BAB II
PEMBAHASAN
2
f. Merintih dan terlihat tarikan dada bawah ke dalam yang kuat
g. Sianosis sentral
Pada bayi muda, dianjurkan untuk melakukan kunjugan atau control ke fasilitas
pelayanan kesehatan minimal 3 kali (6-24 jam, 3-7 hari, dan 8-28 hari setelah
melahirkan). Pada tiap kunjungan bayi muda ke rumah sakit perlu dilakukan beberapa
pemeriksaan. Pada kunjungan yang pertama biasanya dilakukan pemeriksaan yang
dilakukan saat kunjungan bayi muda ke fasilitas pelayanan kesehatan:
1) Periksa kemungkinan adanya penyakit sangat berat atau infeksi bakteri, untuk
kemudian diklasifikasi sesuai tanda dan gejalanya
3
2) Menanyakan ibu apakah bayi muda mengalami diare dan tentukan derajat
dehidrasinya
4
jam sampai < 14 hari dan tidak
sampai telapak tangan/kaki
Tidak kuning TIDAK ADA IKTERUS
4) Periksa adanya kemungkinan berat badan rendah atau masalah pemberian ASI. Bila
ditemukan bayi memiliki verat vadan rendah, langsung lakukan penanganan atau
rujuk tanpa melihat ada tidaknya masalah pada pemberian ASI.
5) Tanyakan dan tentuka status imunisasi bayi muda, serta status pemberian Vit, K1,
Imunisasi pertama kali yang harusnya didapatkan oleh bayi muda adalah Hb 0 pada
hari 0-7 kelahiran. Selain itu bayi juga harus mendapatkan imunisasi BCG dan polio
setelah lahir.
6) Tanyaklan adanya masalah lain seperti kelainan kongenital, trauma lahir, araupun
perdarahan tali pusat.
7) Tanyakan adanya keluhan atau penyakit bayi yang disadari oleh ibu.
5
g) Lakukan rujukan dengan segera
2) Tindakan/pengobatan pada bayi muda sakit berdasarkan klasifikasi “Infeksi
Bakteri Lokal”, meliputi:
a) Lakukan pemberian antibiotic oral, apabila terdapat pustule kulit atau
pusar bernanah
b) Lakukan pemberian salep/tetes mata antibiotic, apabila terdapat nanah
di mata
c) Lakukan pemberian asuhan dasar bayi muda
d) Berikan nasihat kepada ibu mengenai kapan kembali segera
e) Beriyahukan kepada ibu untuk kunjungan ulang 2 hari
3) Tindakan/pengobatan pada bayi muda sakit berdasarkan klasifikasi “Mungkin
bukan infeksi”, meliputi:
a) Ajarkan kepada ibu tentang cara merawat bayi dirumah
b) Lakukan pemberian asuhan dasar bayi muda
b. Tindakan/pengobatan pada bayi muda sakit berdasarkan klasifikasi “Diare untuk
Dehidrasi” yang dibagi dalam tiga kelompok klasifikasi, antara lain:
1) Tindakan/pengobatan pada bayi muda sakit berdasarkan klasifikasi
“Dehidrasi Berat”, meliputi:
a) Lakukan penanganan sesuai Rencana terapi C
6
b) Apabila bayi juga memiliki klasifikasi lain yang memerlukan rujukan
segera, maka lakukan hal-hal berikut ini:
Setelah memenuhi syarat rujukan, maka lakukan rujukan
dengan segera dan berikan larutan oralit sedikit demi sedikit
selama dalam perjalanan ke tempat rujukan
Apabila memungkinkan, berikan nasihat kepada ibu untuk
tetap memberikan ASI
Lakukan pencegahan agar gula darah tidak turun
Berikan nasihat kepada ibu tentang cara menjaga bayi agar
tetap hangat selama perjalanan ke tempat rujukan
2) Tindakan/pengobatan pada bayi muda sakit berdasarkan klasifikasi “Diare
dehidrasi ringan/sedang” meliputi:
a) Lakukan penanganan sesuai dengan Rencana terapi B, apabila bayi
tidak mempunyai klasifikasi berat lainnya
b) Apabila bayi juga memiliki klasifikasi lain, maka lakukan hal-hal
berikut ini:
7
Lakukan rujukan dengan segera dan berikan larutan oralit
sedikit demi sedikit selama dalam perjalanan ke tempat
rujukan
Apabila memunginkan, berikan nasihat kepada ibu untuk tetap
memberikan ASI
Lakukan pencegahan agar gula darah tidak turun
Berikan nasihat kapada ibu tentang cara menjaga bayi agar
tetap hangat selama perjalanan ke tempat rujukan
3) Tindakan/pengobatan pada bayi muda sakit berdasarkan klasifikasi “Diare
tanpa dehidrasi” meliputi:
a) Lakukan penanganan sesuai Rencana Terapi A
b) Berikan nasihat kepada ibu tentang kapan kembali segera
c) Lakukan pemberian asuhan dasar bayi muda
d) Beritahukan kepada ibu untuk kunjungan ulang 2 hari
8
c. Tindakan/pengobatan pada bayi muda sakit berdasarkan klasifikasi “Ikterus” yang dibagi
dalam tiga kelompok klasifikasi berikut ini:
1) Tindakan/pengobatan pada bayi muda sakit berdasarkan klasifikasi “Ikterus
berat”, meliputi:
a) Lakukan pencegahan agar gula darah tidak turun
b) Berikan nasihat kepada ibu tentang cara menjaga bayi agar tetap
hangat
c) Lakukan rujukan dengan segera
2) Tindakan/pengobatan pada bayi muda sakit berdasarkan klasifikasi “Ikterus”,
meliputi:
a) Lakukan pemberian asuhan dasar bayi muda
b) Anjurkan kepada ibu untuk menyusui lebih sering
c) Berikan nasihat kappa ibu kapan kembali segera
d) Beritahukan kepada ibu untuk kunjungan ulang 2 hari
3) Tindakan/pengobatan pada bayi muda sakit berdasarkan klasifikasi “Tidak
ada ikterus”, yaitu lakukan pemberian asuhan dasar bayi muda
d. Tindakan/pengobatan pada bayi muda sakit berdasarkan klasifikasi ‘Berat Badan
Menurut Umur dan/atau Masalah Pemberian ASI” yang dibagi dalam dua kelompok
klasifikasi berikut ini:
1) Tindakan/pengobatan pada bayi muda sakit berdasarkan klasifikasi “Berat
badan rendah menurut umur dan/atau masalah pemberian ASI”, meliputi:
a) Lakukan asuhan dasar bayi muda
b) Berikan nasihat pada ibu untuk menjaga bayinya agar tetap hangat
c) Ajarkan kepada ibu tentang pemberian ASI dengan benar
d) Berikan ASI lebih sering, apabila bayi sudah mendapatkan
makanan/minuman
e) Apanila bayi tidak mendapatkan ASI, lakukan rujukan agar
mendapatkan konseling Laktasi dan agar bayi berkemungkinan
dapat/mau menyusui lagi
f) Berikan nasihat pada ibu tentang alternative pemberian minum
g) Berikan konseling bagi ibu dan keluarga
9
h) Barikan nasihat pada ibu tentang kapan harus kembali segera
i) Beritahukan kepada ibu agar melakukan kunjungan ulang 2 hari untuk
gangguan pemberian ASI dan trush/ruam pada mulut bayi
j) Beritahukan juga kepada ibu agar melakukan kunjungan ulang 14 hari
untuk masalah berat badan rendah bayi menurut umur
2) Tindakan/pengobatan pada bayi muda sakit berdasarkan klasifikasi “Berat
badan tidak rendah dan tidak ada masalah pemberian ASI”, meliputi
memberikan pujian kepada ibu karena ibu telah memberikan ASI
kepadabayinya dengan benar.
Rujukan dilakukan berdasarkan status warna pada kondisi bayi sebelumnya. Jika
termasuk warna merah atau kondisi berat bisa langsung dilakukan prtujukan ila tidak tersedia
pengobatan di fasilitas kesehatan sebelumnya. Selain itu, rujukan biasanya dilakukan jika kasus
yang dijumpai berupa keracunan dengan penurunan kesadaran, luka bakar di mulut dan
tenggorokan, sesak napas berat, sianosis, dan gagal jantung.
B. Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS)
Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS) atau Integrated Management of Childhood
Illnes (IMCI) adalah suatu pendekatan yang terintegrasi atau terpadu dalam tatalaksana balita
sakit dengan focus pada kesehatan anak usia 0-59 bulan (balita) secara menyeluruh. Konsep
pendekatan MTBS yang pertama kali diperkenalkan oleh organisasi kesehatan dunia WHO
(World Health Organizations) merupakan suatu bentuk strategi upaya pelayanan kesehatan
yang ditujukan untuk menurunkan angka kematian, kesakitan, dan kecacatan bayi dan anak
balita di negara-negara berkembang. Manajemen terpadu balita sakit (MTBS) adalah suatu
pendekatan yang digagas oleh WHO dan UNICEF untuk menyiapkan kesehatan melakukan
penilaian, membuat klasifikasi serta memberikan tindakan kepada anak terhadap penyakit-
penyakit yang umumnya mengancam jiwa. MTBS bertujuan untuk meningkatkan keterampilan
petugas, memperkuat sistem kesehatan serta menigkatkan kemampuan perawatan oleh keluarga
dan masyarakat. Proses manajemen kusus menguraikan cara penanganan anak sakit mulai dari
datang untuk berobat sampai konseling bagi ibu. Pelayanan selanjutnya yaitu memberi
pedoman untuk menentukan apakah anak yang sakit berat perlu dirujuk. Tiga unsur penunjang
keberhasilan MTBS yaitu:
10
1. Meningkatnya perawatan, penyediaan pelayanan dan informasi yang terjangkau dan
memadai.
2. Membaiknya kemitraan antara fasilitas kesehatan dan masyarakat yang dilayani.
3. Promosi yang terintegrasi.
1. Proses Manajemen:
a) Menilai anak umur 2 bulan sampai 5 tahun atau bayi muda usia 1 minggu sampai 2 bulan
dan melakukan anamnesis dan pemeriksaan fisik.
b) Membuat klasifikasi kategori untuk menentukan tindakan.
c) Menentukan tindakan.
d) Mengobati dan membuat resep, cara memberi obat dan tindakan yang lain yang perlu
dilakukan.
e) Memberi konseling bagi ibu.
f) Memberikan pelayanan tindak lanjut.
Datang MTBS
DIRUJUK TIDAK
DIRUJUK
TINDAKAN
PRERUJUKAN TINDAKAN
LANJUTAN
b. Diare
12
Jika anak >2 Tahun dan ada kolera
di daerah tersebut, beri antibiotik
untuk kolera.
Gelisah, rewel / mudah marah. DIARE DEHIDRASI Beri cairan, tablet Zinc dan makanan
Mat4a cekung. RINGAN/ SEDANG sesuai Rencana Terapi B
Haus, minum dengan lahap. Jika terdapat klasifikasi berat lain :
Cubitan kulit perut kembali lambat RUJUK SEGERA ke Rumah Sakit,
Jika masih bisa minum, berikan ASI
dan larutan oralit selama perjalanan.
Nasihati kapan kembali segera.
Kunjungan ulang 3 hari jika tidak
ada perbaikan.
Tidak cukup tanda-tanda untuk DIARE TANPA Beri cairan, tablet Zinc dan makanan
diklasifikasikan sebagai diare dehidrasi DEHIDRASI sesuai Rencana Terapi A
berat atau ringan/sedang. Nasihati kapan kembali segera.
Kunjungan ulang 3 hari jika tidak
ada perbaikan
c. Demam/Malaria
d. Masalah Telinga
14
Keringkan telinga dengan bahan
penyerap setelah dicuci dengan
H2O2 3%
Kunjungan ulang 5 hari
Tampak cairan/nanah keluar dari telinga INFEKSI TELINGA Keringkan telinga dengan
dan telah terjadi selama 14 hari atau KRONIS kain/kertas penyerap setelah dicuci
lebih dengan H2O2 3%
Beri tetes telinga yang sesuai
Kunjungan ulang 5 hari
Tidak ada nyeri telinga DAN tidak ada TIDAK ADA INFEKSI Tidak perlu tindakan tambahan
nanah keluar dari telinga TELINGA
15
Lakukan pemeriksaan
kemungkinan adanya penyakit
penyerta (misalnya TB, malaria,
HIV, cacingan dll)
Nasihati kapan kembali segera
Kunjungan ulang 7 hari
BB/PB (TB) ≥ - 3 SD - < - 2 SD ATAU GIZI KURANG Lakukan Penilaian Pemberian
LiLA antara 11,5 cm <12,5 cm Makan pada anak dan nasihati
sesuai “Anjuran Makan Untuk
Anak Sehat Maupun Sakit”. Bila
ada masalah pemberian makan,
kunjungan ulang 7 hari.
Lakukan penilaian kemungkinan
infeksi TB.
Kunjungan ulang 30 hari
BB/PB (TB) antara - 2 SD - + 2 SD ATAU GIZI BAIK Jika anak berumur kurang dari 2
LiLA ≥ 12,5 cm tahun, lakukan penilaian pemberian
makan dan nasihati sesuai “anjuran
Makan Untuk Anak sehat Maupun
Sakit”.Bila ada masalah pemberian
makan kunjungan ulang 7 hari
16
Telapak tangan agak pucat ANEMIA Lakukan Penilaian Pemberian
Makan pada anak. Bila ada masalah,
beri konseling pemberian makan dan
kunjungan ulang 7 hari
Beri zat besi
Beri obat cacingan jika anak ≥ 1
tahun dan belum mendapatkan obat
dalam 6 bulan terakhir
Jika daerah Risiko Tinggi Malaria:
beri antimalaria oral
Nasihati kapan kembali segera
Kunjungan ulang 14 hari
Tidak ditemukan tanda kepucatan pada TIDAK ANEMIA Jika anak < 2 tahun, nilai pemberian
telapak tangan makanan pada anak. Jika ada
masalah pemberian makan, kunjungan
ulang 7 hari
* Bayi lahir di fasilitas kesehatan, imunisasi BCG dan Polio 1 diberikan sebelu
dipulangkan
** Jika anak sehat atau sakit ringan dan belum lengkap imunisasi dasarnya maka segera
lengkapi imunisasi dasarnya, KECUALI ANAK AKAN DIRUJUK SEGERA
Nasehati ibu kapan harus kembali untuk mendapat imunisasi berikutnya
17
2) Pemberian Vitamin A
Umur 6 bulan sampai 11 bulan : 100.000 IU (kapsul biru)
Umur 12 bulan sampai 59 bulan : 200.000 IU (kapsul merah)
Jika seorang anak belum mendapatkannya dalam 6 bulan terakhir, berikan
satu dosis sesuai umur
3) Masalah/keluhan lainnya
Pastikan bahwa setiap anak dengan Tanda Bahaya Umum apapun harus dirujuk
setelah mendapatkan dosis pertama antibiotik dan tindakan pra rujukan lainnya.
BAB III
PENUTUP
18
A. Kesimpulan
Manajemen Terpadu Bayi Muda (MTBM) merupakan suatu pendekatan yang
terpadu dalam tatalaksana bayi umur 1 hari – 2 bulan, baik yang sehat maupun yang sakit,
baik yang datang ke fasilitas rawat jalan maupun yang dikunjungi oleg tenaga kesehatan
dalam manajemen terpadu bayi muda atau yang dikenal dengan MTBM. Manajemen standar
pada bayi muda dilakukan minimal 3 kali pada 6 – 24 jam, 3 – 7 hari, dan 8 – 28 hari setelah
melahirkan. Sebagian besar bayi hanya memerlukan perawatan sederhana pada saat
dilahirkan, yaitu diberikan kehangatan, jalan napas dibersihkan, dikeringkan, dan dinilai
warna untuk menentukan kondisi serta perlu tidaknya dilakukan rujukan. Sedangkan
Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS) adalah set modul yang menjelaskan secara rinci
cara menerapkan proses keterpaduan pelayanan dalam menangani balita sakit yang datang ke
fasilitas rawat jalan. Proses manajemen kusus menguraikan cara penanganan anak sakit mulai
dari datang untuk berobat sampai konseling bagi ibu. Pelayanan selanjutnya yaitu memberi
pedoman untuk menentukan apakah anak yang sakit berat perlu dirujuk.
B. Saran
Demikianlah makalah ini kami buat, mudah-mudahan apa yang kami paparkan
diatas bisa menjadi tambahan pengetahuan bagi mahasiswi untuk mengenal dan
mengetahui tentang “Asuhan Bayi muda dan balita denga menggunakan MTBM dan
MTBS”. Kami menyadari bahwa apa yang kami paparkan diatas masih belum sesuai apa
yang diharapkan. Kami berharap mahasiswi memberikan masukkan yang lebih banyak
lagi serta dosen pembimbing kami.
19
DAFTAR ISI
Depkes RI (2015). Buku Bagan Manajemen Terpadu Balita Sakit. Jakarta: Depertemen
Kesehata RI
Maryunani, Anik. 2014. Pengenalan Praktis MTBS (Manajemen Terpadu Balita Sakit)
untuk Paramedis. Bogor: In Media
Pusdiatuti, Ratna Dewi. 2011. BUKU AJAR KEBIDANAN KOMUNIS: TEORI DAN
APLIKASI DILENGKAPI CONTOH ASKEB. Jakarta: Nuha Medika.
iii