Anda di halaman 1dari 41

Jumat, 28 September 2012

STATUS GIZI (Makalah Ilmu Gizi)

BAB I

PENDAHULUAN

SEBUAH.    Latar Belakang

Ilmu gizi adalah ilmu yang membahas tentang hubungan makanan dan minuman terhadapa
kesehatan manusia agar tidak memperburuk masalah gizi, sedangkan gangguan gizi sendiri adalah
suatu zat penyaklit yang diakibatkan oleh zat gizi yang diperlukan tubuh kita untuk memperbaiki gizi.

Penyakit gangguan gizi yang pertama kali ditemukan adalah scorbut pada tahun 1497 atau
lebih populer kita kenal dengan penyakit sariawan. Baru pada awal abad XX para ahli kedokteran
dapat memastikan bahwa ini disebabkan karena kekurangan vitamin C. (http://wikipedia.org)

Penyakit Gizi juga terjadi baru-baru ini di Indonesia. Penyakit tersebut kurang gizi. Penyakit
ini menyerang sebagian besar anak balita. Gizi buruk adalah keadaan kekurangan energi dan protein
(KEP) tingkat berat akibat kurang mengonsumsi bergizi dan atau menderita sakit dalam jangka waktu
lama. Ditandai dengan status gizi sangat kurus (menurut BB terhadap TB).
(http://www.puskelblogspot.com)

 Seperti mengakui seorang Kepala Seksi Gizi Dinas Kesehatan Kabupaten Nganjuk, Guruh
Hariwibowo, mengakui kondisi anak-anak yang mengalami gizi buruk yang memang
mengkhawatirkan."Selain badan mereka kurus, mereka juga menderita penyakit bawaan," katanya,
Jumat (16/9). (sumber: Republika.co.id)

Berdasarkan hal ini, perlu kiranya kita mengetahui tentang status gizi yang mana Status gizi
adalah ukuran keberhasilan dalam pemenuhan gizi untuk anak yang diindikasikan oleh badan yang
tinggi dan badan yang tinggi. Status gizi juga ditentukan sebagai status kesehatan yang dihasilkan
oleh keseimbangan antara kebutuhan dan masukan nutrisi. Penelitian status gizi merupakan
pengukuran yang didasarkan pada data antropometri dan biokimia dan publikasi diit (Beck, 2000: 1)

B.     Rumusan Masalah

1.      Apakah pengertian status gizi?

2.      Apakah faktor-faktor yang mempengaruhi status gizi?

3.      Bagaimanaakah status gizi?

C.    Tujuan

1.      Untuk mengetahui pengertian status gizi

2.      Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi status gizi.

3.      Untuk mengetahui status gizi.

D. Batasan Masalah
Makalah kami terbatas untuk membahas tentang status gizi, faktor yang mempengaruhi status gizi,
dan status gizi.

BAB II

PEMBAHASAN

SEBUAH.    Pengertian Status Gizi (Status Gizi)

Status gizi adalah keadaan keseimbangan dalam bentuk variabel tertentu atau perwujudan
dari nutrisi (keadaan gizi) dalam bentuk variabel tertentu. Contoh: Gondok endemik merupakan
keadaaan tidak seimbangnya dimasukkan dan ditambahkan yodium dalam tubuh.
Tak satu pun jenis makanan yang mengandung semua zat gizi, yang mampu membuat orang
untuk hidup sehat, tumbuh kembang dan produktif.Oleh karena itu, setiap orang perlu
mengonsumsi anekaragam makanan;Kecuali bayi berumur 0-4 bulan yang cukup mengonsumsi Air
Susu Ibu (ASI) saja. Bagi bayi 0-4 bulan, ASI adalah satu-satunya makanan tunggal yang penting
dalam proses tumbuh kembang sendiri sepenuhnya masuk akal dan sehat.

Makan makanan yang beragam sangat bermanfaat bagi kesehatan.Makanan yang beraneka
ragam yaitu makanan yang mengandung unsur non-gizi yang dibutuhkan kualitas yang baik serta
kuantintasnya, dalam ilmu gizi yang disebut triguna makanan yaitu, makanan yang mengandung zat
tenaga, pembangun dan zat pengatur. Jika terjadi kekurangan atas kelengkapan salah satu zat gizi
tertentu pada satu jenis makanan, akan dilengkapi oleh zat gizi.Jadi makan makanan yang beraneka
ragam akan menjamin terpenuhinya sumber daya tenaga, zat pembangun dan zat pengatur.

Makanan sumber zat tenaga antara lain: beras, jagung, gandum, ubi kayu, ubi jalar, kentang,
sagu, roti dan mi. Minyak, margarin dan santan yang mengandung lemak juga dapat menghasilkan
tenaga. Makanan sumber zat tenaga menunjang aktivitas sehari-hari.

Makanan sumber zat pembangun yang berasal dari bahan makanan nabati adalah kacang-
kacangan, tempe, tahu. Sementara itu, dari telur, ikan, ayam, daging, susu dan hasil olahan, seperti
keju. Zat pembangun peran sangat penting bagi pertumbuhan dan perkembangan kecerdasan
seseorang.

Makanan sumber zat pengatur adalah semua sayur-sayuran dan buah-buahan. Makanan ini
mengandung berbagai vitamin dan mineral, yang membantu melancarkan bekerjanya fungsi organ-
organ tubuh.Beberapa Pengertian Penting terkait status gizi:

1)      Proses gizi (nutrisi): proses dari zat dalam menggunakan bahan makanan melalui proses pencernaan,
pengangkutan, transportasi, penyimpanan, metabolisme penggunaan zat zat untuk pemeliharaan
hidup ,, pertumbuhan ,, fungsi organ tubuh dan produksi energi ..

2)      Keadaan Gizi ((Nutriture)) :: keadaan yang diakibatkan oleh keseimbangan antara konsumsi dan gizi
yang disai oleh negara dan penggunaan oleh pihak dipain llain ,, atau kondisi fisiologik akiibat darii
ttersedianya zat gizi dalam jaringan seluler.

3)      Status gizi ((Status Gizi)) :: ttanda - ttanda atau penampilan yang diakibatkan dari gizi yang dilihat
melalui variabel ttertentu (iindikator status gizi)) seperti berat ,, tinggi dll.

B. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Status Gizi

1.      Gizi Daur Kehidupan

Perserikatan Bangsa-Bangsa (Januari, 2000) memfokuskan usaha perbaikan gizi dalam


mendorongnya dengan upaya meningkatkan SDM pada seluruh kelompok umur, dengan mengikuti
siklus kehidupan.Terdapat kelompok penduduk yang perlu mendapat perhatian pada perbaikan gizi
dan diperlihatkan kesehatan yang tidak memadai, penyakit infeksi, pola asuh, konsumsi makanan
yang kurang, dan lain-lain yang akhirnya tercapai pada kematian.

2. Permasalahan Gizi Masyarakat

UNICEF (1988) telah berhasil mengembangkan konsep makro sebagai salah satu strategi
untuk menanggulangi masalah kurang gizi.Terkait masalah ini, masalah gizi

Sebuah.      Penyebab langsung

Makanan dan penyakit dapat langsung menyebabkan gizi kurang.Timbulnya gizi tidak hanya
disebabkan asupan makanan yang kurang, tetapi juga penyakit. Anak-anak yang mendapat cukup
makanan yang menderita sakit parah, pada akhirnya bisa menderita gizi kurang. Demikian pula pada
anak yang tidak cukup makan, maka daya tahan akan menurun dan mudah terserang penyakit.

b.      Penyebab tidak langsung

Ada 3 penyebab tidak langsung yang menyebabkan kurang gizi yaitu:

¨      Ketahanan makanan keluarga yang kurang memadai. Setiap keluarga diharapkan mampu memenuhi
kebutuhan pangan seluruh keluarga dalam jumlah yang cukup baik dalam jumlah yang banyak.

¨      Pola pengasuhan anak kurang memadai. Setiap keluarga dan masyarakat diharapkan dapat
menyediakan waktu, perhatian, dan dukungan terhadap anak agar dapat tumbuh kembang dengan
baik fisik, mental dan sosial.

¨      Pelayanan kesehatan dan lingkungan kurang memadai.Layanan kesehatan yang diharapkan dapat
menyediakan air bersih dan layanan kesehatan yang terjangkau oleh setiap keluarga yang
membutuhkan.

¨      Faktor ketiga terkait dengan pendidikan, pengetahuan dan ketrampilan keluarga. Makin tinggi
tingkat pendidikan, pengetahuan dan ketrampilan, semakin baik tingkat ketahanan keluarga,
semakin baik pola pengasuhan maka akan semakin banyak keluarga yang menggunakan pelayanan
kesehatan.

3. Pokok Masalah Di Masyarakat

Berhasil memberdayakan keluarga dan menghabiskan sumber daya masyarakat terkait


dengan faktor-faktor langsung atau tidak langsung.

4. Akar Masalah

Berkurangnya pemberdayaan perempuan dan keluarga serta meningkatkan sumber daya


masyarakat terkait dengan pertolongan, pengorbanan dan pengentasan yang disebabkan oleh krisis
ekonomi, politik dan keresahan sosial yang menimpa Indonesia sejak tahun 1997. makanan keluarga
yang tidak memadai.
Masalah gizi terbagi menjadi masalah gizi makro dan mikro.Masalah gizi makro adalah
masalah yang berkaitan dengan kekurangan atau ketidakseimbangan asupan energi dan
protein. Manifestasi dari masalah gizi jika terjadi pada wanita usia subur dan ibu hamil yang Kurang
Energi Kronis (KEK) adalah berat badan bayi baru lahir yang rendah (BBLR). Bila terjadi pada anak
balita akan terjadi marasmus, kwashiorkor atau marasmic-kwashiorkor dan selanjutnya akan terjadi
gangguan pertumbuhan pada anak usia sekolah. Anak balita yang sehat atau kurang gizi mudah
dibandingkan dengan berat badan sesuai umur atau berat badan tinggi, cocok sesuai dengan standar
anak disebut Gizi Baik. Jika sedikit di bawah standar disebut Gizi Kurang, sedangkan jika jauh di
bawah standar disebut Gizi Buruk. Bila gizi buruk diberikan dengan tandatanda klinis seperti; wajah
sangat kurus, muka seperti orang tua, perut cekung, kulit keriput disebut Marasmus, dan jika ada
bengkak lebih pada kaki, wajah membulat dan sembab disebut Kwashiorkor. Marasmus dan
Kwashiorkor atau Marasmus Kwashiorkor dikenal di masyarakat sebagai "busung lapar". Gizi mikro
(khususnya Kurang Vitamin A, Anemia Gizi Besi, dan Gangguan Akibat Kurang Yodium).

Menurut Hadi (2005), Indonesia mengeluarkan dua kali lipat gizi yang lebih banyak yang
kekurangan gizi, tetapi di sisi lain terjadi gizi lebih.

5. Solusi Permasalahan Gizi Masyarakat

Peran Pemerintah dan Wakil Rakyat (DPRD / DPR). Kabupaten kota membuat kebijakan yang
berpihak pada rakyat, mengeluarkan kebijakan yang memiliki filosofi yang baik “menolong bayi dan
keluarga miskin agar tidak kekurangan gizi dengan menyediakan Makanan Pendamping (MP) ASI.

Peran Perguruan Tinggi. Peran perguruan tinggi juga sangat penting dalam memberikan
kritik atau saran bagi pemerintah agar dapat meningkatkan kesehatan dan menyangkal masalah
yang ada di tengah-tengah masyarakat, mengambil peran dalam pembaharuan ahli gizi Indonesia
dan memformulasikannya dalam bentuk pendidikan yang dapat mendukung Tanggap zaman.

Menurut Azwar (2004).  Solusi yang dapat dilakukan adalah:

Upaya perbaikan gizi akan lebih efektif jika merupakan bagian dari kebijakan penangulangan
kemiskinan dan pembangunan SDM.Membebaskan penduduk yang menderita masalah kurang gizi
akan mengalami kesulitan mencapai tujuan pembangunan dalam hal Pemulihan
Kemiskinan. Berbagai pihak terkait perlu memecahkan masalah gizi dan dampak yang ditimbulkan
begitu juga sebaliknya, bagaimana pembangunan berbagai sektor memberi masukan bagi perbaikan
status gizi. Oleh karena itu tujuan pembangunan bersama target yang ditentukan di bidang
perbaikan gizi yang dibutuhkan seluruh sektor terkait.

Dibutuhkan Kehadiran khusus untuk Meningkatkan percepatan Peningkatan status


gizi. Dengan peningkatan status gizi masyarakat diharapkan kecerdasan, ketahanan fisik dan
peningkatan kerja, sehingga peningkatan ekonomi dapat diminimalkan.
Program pelaksanaan gizi dilaksanakan berdasarkan kajian 'praktik terbaik' (efektif dan
efisien) dan spesifik lokal. Intervensi yang dipilih dengan mempertimbangkan beberapa aspek
penting seperti: target yang spesifik tetapi membawa manfaat yang besar, waktu yang tepat
pemberian bantuan Yodium pada wanita hamil di daerah endemis beratPada keluarga miskin,
pemenuhan gizi diupayakan melalui pembiayaan publik.

Pengambil keputusan di setiap tingkat menggunakan informasi yang akurat dan basis bukti
dalam menentukan kebijakannya. Diperlukan sistem informasi yang baik, waktu yang tepat dan
akurat. Disamping pelaksanaan pemantauan dan evaluasi yang baik dan kajian intervensi melalui
kaidah-kaidah yang dapat dipertanggung jawabkan.

Mengembangkan kemampuan (peningkatan kapasitas) dalam upaya penanggulangan


masalah gizi, baik kemampuan teknis maupun kemampuan manajemen. Gizi bukan satu-satunya
faktor yang mendukung pembangunan sumber daya manusia, oleh karena itu diperlukan beberapa
aspek yang saling mendukung yang saling mendukung sinergi, misalnya kesehatan, pertanian,
pendidikan diintegrasikan dalam beberapa kelompok masyarakat yang paling membutuhkan.

Meningkatkan upaya penggalian dan mobilisasi sumber daya untuk melakukan perbaikan
gizi yang lebih efektif melalui kemitraan dengan swasta, LSM dan masyarakat.

C.      Penilaian Status Gizi

Status gizi

1.      Penilaian status gizi secara langsung

Penilaian status gizi secara langsung dapat dibagi menjadi empat arah yaitu antropometri,
klinis, biokimia dan biofisik.

Sebuah.      Antropometri

1) Pengertian

Ukuran umum manusia.Ditinjau dari sudut pandang gizi, maka antropometri gizi berkaitan
dengan berbagai macam dimensi tubuh dan komposisi tubuh dari berbagai tingkat umur dan tingkat
gizi.

2) Penggunaan

Antropometri digunakan secara umum untuk melihat ketidakseimbangan asupan protein


dan energi.Ketidakseimbangan ini terlihat pada pola pertumbuhan fisik dan proporsi jaringan tubuh
seperti lemak, otot dan jumlah udara dalam tubuh.

3) Indeks Massa Tubuh (IMT) atau Indeks Massa Tubuh (BMI)


Salah satu contoh Menilai ststus gizi dengan antropometri adalah Indeks Massa
Tubuh.Indeks Massa Tubuh (IMT) atau Indeks Massa Tubuh (BMI) merupakan alat atau cara yang
sederhana untuk mengatur status gizi orang dewasa, khususnya yang berkaitan dengan kekurangan
dan kelebihan berat badan. Berat badan kurang dapat meningkatkan risiko terhadap penyakit
infeksi, sedangkan berat badan lebih tinggi akan meningkatkan risiko terhadap penyakit
degeneratif. Oleh karena itu, mempertahankan berat badan normal dapat membuat seseorang
mencapai usia harapan hidup yang lebih panjang.

Pedoman ini memberikan penjelasan tentang cara-cara yang direkomendasikan untuk


mencapai berat badan normal berdasarkan IMT dengan menerapkan hidangan sehari-hari yang lebih
lengkap dan cara lain yang sehat.

Untuk memantau indeks masa tubuh orang dewasa digunakan timbangan berat badan dan
pengukur tinggi badan. Penggunaan IMT hanya untuk orang dewasa berumur > 18 tahun dan tidak
dapat diterapkan pada bayi, anak, remaja, ibu hamil, dan olahragawan.

Untuk mengetahui nilai IMT ini, dapat dihitung dengan rumus berikut:

Berat Badan (Kg)

IMT = -------------------------------------------------------

Tinggi Badan (m) X Tinggi Badan (m)

Pada akhirnya diambil kesimpulan, batas ambang IMT untuk Indonesia adalah sebagai
berikut:

Kategori IMT

Kekurangan berat badan tingkat


Kurus <> 
berat

Kekurangan berat badan tingkat


Kurus sekali 17,0 – 18,4
ringan

Normal Normal 18,5 – 25,0

Kelebihan berat badan tingkat


Gemuk 25,1 – 27,0
ringan

Kelebihan berat badan tingkat


Obesitas    > 27,0
berat
Untuk mengukur status gizi anak baru lahir adalah dengan menimbang berat badannya yaitu
: jika ≤ 2500 gram maka dikategorikan BBLR (Berat Badan Lahir Rendah) jika 2500 – 3900 gram
Normal dan jika ≥ 4000 gram dianggap gizi lebih.

Untuk Wanita hamil jika LILA (LLA) atau Lingkar lengan atas <>

b. Klinis           

1) Pengertian

Pemeriksaan klinis adalah metode yang sangat penting untuk menilai status gizi masyarakat.
Metode ini didasarkan atas perubahan-perubahan yang terjadi yang dihubungkan dengan
ketidakcukupan zat gizi. Hal ini dapat dilihat pada jaringan epitel (supervicial epithelial tissues)
seperti kulit, mata, rambut dan mukosa oral atau pada organ-organ yang dekat dengan permukaan
tubuh seperti kelenjar tiroid.

2) Penggunaan

Penggunaan metode ini umumnya untuk survei klinis secara cepat (rapid clinical surveys).
Survei ini dirancang untuk mendeteksi secara cepat tanda-tanda klinis umum dari kekurangan salah
satu atau lebih zat gizi. Di samping itu digunakan untuk mengetahui tingkat status gizi seseorang
dengan melakukan pemeriksaan fifik yaitu tanda (sign) dan gejala (Symptom) atau riwayat penyakit.

c. Biokimia

1) Pengertian

Penilaian status gizi dengan biokimia adalah pemeriksaan spesimen yang diuji secara
laboratoris yang dilakukan pada berbagai macam jaringan tubuh. Jaringan tubuh yang digunakan
antara lain : darah, urine, tinja dan juga beberapa jaringan tubuh seperti hati dan otot.

2) Penggunaan

Metode ini digunakan untuk suata peringatan bahwa kemungkinan akan terjadi keadaan
malnutrisi yang lebih parah lagi. Banyak gejala klinis yang kurang spesifik, maka penentuan kimia
faali dapat lebih banyak menolong untuk menentukan kekurangan gizi yang spesifik.

d. Biofisik

1) Pengertian

Penentuan status gizi secara biofisik adalah metode penentuan status gizi dengan melihat
kemampuan fungsi (khususnya jaringan) dan melihat perubahan struktur dari jaringan.

2) Penggunaan
Umumnya dapat digunaakan dalam situasi tertentu seperti kejadian buta senja epidemik
(epidemic of night blindnes). Cara yang digunakan adalah tes adaptasi gelap.

2.      Penilaian gizi secara tidak langsung

Penilaian status gizi secara tidak langsung dapat dibagi tiga yaitu : Survei Konsumsi makanan,
statistik vital dan faktor ekologi.

a. Survei Konsumsi Makanan

1) Pengertian

Survei konsumsi makanan adalah metode penentuan status gizi tidak langsung dengan
melihat jumlah dan jenis zat gizi yang dikonsumsi.

2) Penggunaan

Pengumpulan data konsumsi makanan dapat disajikan tentang konsumsi berbagai zat gizi
pada masyarakat, keluarga dan individu. Survei ini dapat mengidentifikasikan kelebihan dan
kekurangan zat gizi.

b.  Statistik Vital

1) Pengertian

Pengukuran status gizi dengan statistik vital adalah dengan menganalisis dan beberapa
statistik kesehatan seperti angka kematian berdasarkan umur, angka kesakitan dan kematian akibat
tertentu dan data lain yang berhubungan.

2) Penggunaan

Penggunaannya sebagai bagian dari indikator tidak langsung diukur status gizi masyarakat.

c.  Faktor Ekologi

1) Pengertian

Bengoa mengungkapkan bahwa malnutrisi merupakan masalah ekologi sebagai hasil


interaksi beberapa faktor fisik, biologis dan lingkungan budaya.Jumlah makanan yang tersedia sangat
tergantung dari kondisi ekologi seperti ekosistem, tanah, irigasi dll.

2) Penggunaan

Pengukuran faktor ekologi sangat penting untuk mengetahui penyebab malnutrisi di


masyarakat sebagai dasar untuk melakukan program intervensi gizi.
BAB III

PENUTUP

Kesimpulan

Status gizi adalah keadaan keseimbangan dalam bentuk variabel tertentu atau perwujudan
dari nutrisi (keadaan gizi) dalam bentuk variabel tertentu. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi
status gizi adalah faktor eksternal (pendapatan, pendidikan, pekerjaan, budaya) dan faktor internal
(usia, fisik, dan infeksi). Status gizi seseorang dapat diketahui secara langsung (antropometri, klinis,
biokimia, dan biofisik,)  dan secara tidak langsung (survei konsumsi makanan, statistik vital, dan
faktor ekologi).

DAFTAR PUSTAKA
Supariasa. et.al. 2001. Penilaian Status Gizi. Jakarta: EGC.

Atmarita, Tatang S. Fallah. 2004.Analisis Situasi Gizi dan Kesehatan Masyarakat.  Makalah pada Widyakarya

Nasional Pangan dan Gizi VIII, Jakarta 17-19 Mei 2004

Hadi, Hamam (2005). Beban Ganda Masalah Gizi Dan Implikasinya Terhadap Kebijakan Pembangunan

Kesehatan Nasional: Pidato Pengukuhan Jabatan Guru Besar Pada Fakultas Kedokteran Universitas

Gadjah Mada , 5 Februari 2005.

Azwar. 2004. Kecenderungan Masalah Gizi Dan Tantangan Di Masa Datang;  Makalah pada Pertemuan

Advokasi Program Perbaikan Gizi Menuju Keluarga Sadar Gizi, di Hotel Sahid Jaya, Jakarta, 27

September 2004

Rizal Suhardi Eksakta pada pukul 01:26


Bagikan

Tidak ada komentar:


Tulis komentar


Rumah

Lihat versi web

Didukung oleh Blogger .
makalah

1.
JAN

29

MAKALAH GIZI PADA BAYI DAN BALITA

BAB I

PENDAHULUAN

A.      Latar Belakang
Konsumsi gizi yang baik dan cukup seringkali tidak bisa dipenuhi oleh  seorang anak
karena faktor eksternal maupun intaernal. Faktor eksternal menyangkut keterbatasan ekonomi
keluarga sehingga uang yang tersedia tidak cukup untuk membeli makanan. Sedangkan faktor
internal adalah faktor yang terdapat di dalam diri anak yang secara psikologis muncul sebagai
problema makan pada anak.
Anak balita memang sudah bisa makan apa saja seperti halnya orang dewasa. Tetapi
mereka pun bisa menolak makanan yang disajikan tidak memenuhi selera mereka. Oleh
karena itu sebagai orang tua kita juga harus berlaku demokratis untuk sekali-kali
menghidangkan makanan yang memang menjadi kegemaran si anak.
Intake gizi yang baik berperan penting didalam mencapai pertumbuhan badan yang
optimal. Dan pertumbuhan badan yang optimal ini mencakup pula pertumbuhan otak yang
sangat menentukan kecerdasan seseorang.
Faktor yang paling terluhat pada lingkungan masyarakat adalah kurangnya
pengetahuan ibu mengenai gizi-gizi yang harus dipenuhi anak pada masa pertumbuhan. Ibu
biasanya memberikan makan yang enak kepada anaknya tanpa tahu apakah makanan tersebut
mengandung gizi-gizi yang cukup atau tidak, dan tidak mengimbanginya dengan makanan
sehat yang mengandung banyak gizi.

B.       Rumusan Masalah
1.      Apakah definisi bayi itu sendiri?
2.      Sebutkan macam-macam  makanan bagi bayi!
3.      Apa saja prinsip gizi seimbang bagi bayi?
4.      Bagaimana cara pengelolaan makanan untuk bayi?
5.      Sebutkan faktor-faktor yang mempengaruhi pemberian makanan pada bayi!
6.      Apa pengaruh status gizi seimbang bagi bayi?
7.      Bagaimana sistem pencernaan bayi?
8.      Apa saja dampak kekurangan dan kelebihan gizi pada bayi?

C.      Tujuan Penulisan
      kuliah gizi kesehatan reproduksi serta untuk mengetahui tentang gizi seimbang bagi
bayi.
D.      Batasan Masalah
Agar penulisan ini sesuai dengan yang diinginkan, perlu adanya batasan masalah guna
terarahnya dan tidak terjadi penyimpangan pada makalah ini. Makalah ini membahas  tentang
gizi seimbang bagi bayi .
Makalah ini ditujukan kepada mahasiswa kesehatan, tenaga medis serta masyarakat
umum agar dapat memperluas wawasannya mengenai gizi seimbang bagi bayi.

E.       Metode penulisan
Adapun metode yang digunakan dalam penulisan karya ilmiah ini adalah : browsing
adalah metode yang dilakukan dengan cara mencari bahan-bahan  yang berkaitan dengan
judul karya tulis melalui akses internet. Dan kajian pustaka  adalah mencari bahan – bahan
materi dari buku .

BAB II
PEMBAHASAN

A.      Definisi Bayi
Bayi adalah masa tahapan pertama kehidupan seorang manusia setelah terlahir dari
rahim seorang ibu. Pada masa ini, perkembangan otak dan fisik bayi selalu menjadi perhatian
utama, terutama pada bayi yang terlahir prematur maupun bayi yang terlahir cukup bulan
namun memiliki berat badan rendah. Baik ibu maupun bapak dan orang-orang terdekat si
bayi juga harus selalu mengawasi serta memberikan perawatan yang terbaik bagi bayi sampai
bayi berumur 1 tahun. Sedangkan pengertian bayi baru lahir  adalah bayi yang lahir dengan
umur kehamilan 37 minggu sampai 42 minggu, memiliki berat lahir 2500 gram sampai 4000
gram. Bayi baru lahir dapat dilahirkan melalui 2 cara, secara normal melalui vagina atau
melalui operasi cesar. Bayi baru lahir harus mampu beradaptasi dengan lingkungan yang baru
karena setelah plasentanya dipotong maka tidak ada lagi asupan makanan  dari ibu selain itu
kondisi bayi baru lahir masih rentan terhadap penyakit. Karena itulah bayi
memerlukan perawatan yang insentif. Jagalah kebersihan bayi dan berikan nutrisi yang cukup
kepada bayi melalui ASI.
Selain pengertian bayi baru lahir, akan diberikan ciri-ciri bayi baru lahir normal dan
sehat. Berikut ini ciri-ciri bayi baru lahir sehat:
1.      Berat badan 2500 – 4000 gram
2.      Panjang badan 48 – 52 cm
3.      Lingkar dada 30 – 38 cm
4.      Lingkar kepala 33 – 35 cm
5.      Frekuensi jantung 120 – 160 kali/menit
6.      Pernafasan ±  60 - 40 kali/menit
7.      Genitalia, pada bayi perempuan labia mayora sudah menutupi labia minora sedangkan pada
bayi laki-laki testis sudah turun dan skrotum sudah ada
8.      Memiliki 3 gerak reflek bayi yaitu : reflek hisap dan menelan, reflek morrow atau gerak
memeluk bila dikagetkan dan reflek graps atau menggenggam.

B.       Prinsip Gizi Seimbang Bagi Bayi


Makanan terbaik bagi bayi adalah ASI. Namun, dengan bertambahnya umur bayi dan
tumbuh kembang, bayi memerlukan energi dan zat-zat gizi yang melebihi jumlah ASI. Bayi
harus mendapat makanan Makanan tambahan/ pendamping ASI. Banyaknya ASI yang
dihasilkan ibu tergantung dari status gizi ibu, makanan tambahan sewaktu hamil/menyusui,
stress mental dan sebagainya. Dianjurkan untuk memberi 100-110 Kkal energi tiap kgBB/
hari. Oleh karena itu, susu bayi mengandung kurang lebih 67 Kkal tiap 100 cc. Maka bayi
diberikan 150-160 cc susu tiap kgBB. Tetapi tidak semua bayi memerlukan jumlah energi
tersebut.

C.      Macam – Macam  Makanan Bagi Bayi


Makanan bayi beraneka ragam macamnya yaitu :
1.      ASI (Air Susu Ibu)
Yang paling baik untuk bayi baru lahir adalah ASI. ASI mempunyai keunggulan baik
ditinjau segi gizi, daya kekebalan tubuh, psikologi, ekonomi dan sebagainya.
a.       Manfaat ASI
1)      Bagi Ibu
·         Aspek kesehatan ibu : isapan bayi akan merangsang terbentuknya oksitosin oleh kelenjar
hipofisis. Oksitosin akan membantu involusi uterus dan mencegah terjadi perdarahan post
partum. Penundaan haid dan berkurangnya perdarahan post partum mengurangi prevalensi
anemia zat besi. Selain itu, mengurangi angka kejadian karsinoma mammae.
·         Aspek keluarga berencana : merupakan KB alami, sehingga dapat menjarangkan kehamilan.
Menurut penelitian, rerata jarak kehamilan pada ibu yang menyusui adalah 24 bulan,
sedangkan yang tidak 11 bulan.
·         Aspek psikologis : ibu akan merasa bangga dan diperlukan oleh bayinya karena dapat
menyusui.
2)      Bagi Bayi
·         Nutrien (zat gizi) yang sesuai untuk bayi : mengandung lemak, karbohidrat, protein, garam
dan mineral serta vitamin.
·         Mengandung zat protektif : terdapat zat protektif berupa laktobasilus bifidus,laktoferin,
lisozim, komplemen C3 dan C4, faktor antistreptokokus, antibodi, imunitas seluler dan tidak
menimbulkan alergi.
·         Mempunyai efek psikologis yang menguntungkan : sewaktu menyusui kulit bayi akan
menempel pada kulit ibu, sehingga akan memberikan manfaat untuk tumbuh kembang bayi
kelak. Interaksi tersebut akan menimbulkan rasa aman dan kasih sayang.
·         Menyebabkan pertumbuhan yang baik : bayi yang mendapat ASI akan mengalami kenaikan
berat badan yang baik setelah lahir, pertumbuhan setelah periode perinatal baik dan
mengurangi obesitas.
·         Mengurangi kejadian karies dentis : insiden karies dentis pada bayi yang mendapat susu
formula lebih tinggi dibanding yang mendapat ASI, karena menyusui dengan botol dan dot
pada waktu tidur akan menyebabkan gigi lebih lama kontak dengan sisa susu formula dan
menyebabkan gigi menjadi asam sehingga merusak gigi.
·         Mengurangi kejadian maloklusi : penyebab maloklusi rahang adalah kebiasaan lidah yang
mendorong ke depan akibat menyusu dengan botol dan dot. 
3)      Bagi Keluarga
Aspek ekonomi : ASI tidak perlu dibeli dan karena ASI bayi jarang sakit sehingga dapat
mengurangi biaya berobat.
Aspek psikologis : kelahiran jarang sehingga kebahagiaan keluarga bertambah dan
mendekatkan hubungan bayi dengan keluarga.
Aspek kemudahan : menyusui sangat praktis sehingga dapat diberikan dimana saja dan kapan
saja serta tidak merepotkan orang lain
4)      Bagi Negara
·         Menurunkan angka kesakitan dan kematian anak.
Adanya faktor protektif dan nutrien yang sesuai dalam ASI menjamin status gizi bayi baik
serta angka kesakitan dan kematian menurun. Beberapa penelitian epidemiologis menyatakan
bahwa ASI melindungi bayi dan anak dari penyakit infeksi, seperti diare, otitis media, dan
infeksi saluran pernafasan bagian bawah.
·         Mengurangi subsidi untuk rumah sakit.
Dengan adanya rawat gabung maka akan memperpendek lama rawat inap ibu dan bayi,
mengurangi komplikasi persalinan dan infeksi nosokomial serta mengurangi biaya perawatan
anak sakit.
·         Mengurangi devisa untuk membeli susu formula.
ASI dapat dianggap sebagai kekayaan nasional. Jika semua ibu menyusui, diperkirakan akan
menghemat devisa sebesar Rp 8,6 milyar untuk membeli susu formula.
·         Meningkatkan kualitas generasi penerus bangsa.
Anak yang dapat ASI dapat tumbuh kembang secara optimal, sehingga kualitas generasi
penerus bangsa akan terjamin.
b.      Komposisi ASI
Komposisi ASI tidak sama dari waktu ke waktu, hal ini berdasarkan pada stadium laktasi.
Komposisi ASI dibedakan menjadi 3 macam yaitu :
1)      Kolostrum      : ASI yang dihasilkan pada hari pertama sampai hari ketiga setelah bayi lahir.
2)      ASI transisi    : ASI yang dihasilkan mulai hari keempat sampai hari ke sepuluh.
3)      ASI mature    : ASI yang dihasilkan mulai hari kesepuluh sampai dengan seterusnya.

c.       Kecukupan ASI
Untuk mengetahui kecukupan ASI dapat dilihat dari :
1)      Berat badan waktu lahir telah tercapai sekurang-kurangnya akhir  minggu setelah lahir dan
selama itu tidak terjadi penurunan berat badan lebih 10 %.
2)      Kurve pertumbuhan berat badan memuaskan, yaitu menunjukkan berat badan pada :
a)      Triwulan ke 1  : 150-250 gr setiap minggu,
b)      Triwulan ke 2  : 500-600 gr setiap bulan,
c)      Triwulan ke 3  : 350-450 gr setiap bulan,
d)     Triwulan ke 4  : 250-350 gr setiap bulan atau berat badan naik 2 kali lipat berat badan waktu
lahir pada umur 4-5 bulan dan 3 kali lipat pada umur satu tahun.
3)      Bayi lebih banyak ngompol, sampai 6 kali atau lebih dalam sehari.
4)      Setiap kali menyusui, bayi menyusu dengan rakus, kemudian melemah dan tertidur.
5)      Payudara ibu terasa lunak setelah menyusui.

2.      MP ASI (Makanan Pendamping ASI)


Makanan pendamping ASI (MPASI) diberikan setelah bayi berumur 6 bulan.
Jenis MP ASI diantaranya :
a.       Buah-buahan yang dihaluskan/ dalam bentuk sari buah. Misalnya pisang Ambon, pepaya ,
jeruk, tomat.
b.      Makanan lunak dan lembek. Misal bubur susu, nasi tim.
c.       Makanan bayi yang dikemas dalam kaleng/ karton/ sachet.

Tujuan pemberian makanan tambahan pendamping ASI adalah :


a.       Melengkapi zat gizi ASI yang sudah berkurang.
b.      Mengembangkan kemampuan bayi untuk menerima bermacam-macam makanan dengan
berbagai rasa dan bentuk.
c.       Mengembangkan kemampuan bayi untuk mengunyah dan menelan.
d.      Mencoba adaptasi terhadap makanan yang mengandung kadar energi tinggi.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pemberian MP ASI :
a.       Perhatikan kebersihan alat makan.
b.      Membuat makanan secukupnya.
c.       Berikan makanan dengan sebaik-baiknya.
d.      Membuat variasi makanan.
e.       Ajak makan bersama anggota keluarga lain
f.       Jangan memberi makanan dekat dengan waktu makan
g.      Makanan berlemak menyebabkan rasa kenyang yang lama.

D.      Cara Pengelolaan Makanan Bayi


Bayi setelah lahir sebaiknya diberikan ASI, namun seiring dengan tumbuh kembang
diperlukan makanan pendamping ASI.
Berikut cara pengolahan makanan bagi bayi usia 6 bulan
1.      Karbohidrat
Jangan terpaku pada nasi putih saja. Biasakan anak konsumsi beragam sumber karbohidarat,
seperti beras merah, kentang, ubi, singkong, mi, bihun maupun jagung.
Cara memasak: 
a.       Beras putih, ditanak atau ditim, yang penting, beras dimasak sampai matang dengan air
secukuppnya agar tergelatinasi sempurna (pulen).
b.      Beras merah sebaiknya dicampur dengan beras putih agar pulen, karen beras merah lebih
keras.
c.       Jagung direbus dengan sedikit air sekitar 10 menit, kemudian diolesi mentega, garam dan
gula.
d.      Ubi, dikukus dan dibuat pure (dihaluskan).

2.      Protein
Bisa didapat dari daging-dagingan, ikan-ikanan, hati, udang, kerang, tempe dan tahu. Pilih
sumber protein yang mudah, murah, enak maupun berkualitas tinggi seperti telur.
Cara memasak:
a.       Telur
Saat menggoreng jangan sampai warnanya kecokelatan karena kadar gizinya akan berkurang.
Yang terbaik, telur direbus sampai matang (7-8 menit) atau masak cepat menggunakan
sedikit minyak dan bisa dicampur dengan sayuran yang diiris halus.
b.      Ayam
Cara terbaik adalah dikukus untuk campuran soto, ditumis sebagai campuran cap cay, disup,
digoreng sebentar setelah dibumbui (diungkep) atau digoreng sejenak menjadi ayam pop.
Jangan lupa, buang kulit ayam karena mengandung minyak jenuh.
c.       Daging-dagingan Protein pada daging justru harus dimasak dengan baik. Namun agar zat
besi tidak terbuang, jangan masak daging terlalu lama. Sebaiknya ditim atau ditumis, karena
itu potong tipis-tipis atau cincang. Berbagai olahan daging seperti bakso dan sosis, proteinnya
tidak sebaik daging segar.  Selain itu juga mengandung zat aditif sehingga jangan terlalu
sering dikonsumsi. Memasak bakso dan sosis sebaiknya ditumis, disup atau sebagai
campuran cap cay dan bihun goreng. Jangan digoreng karena akan menambah kadar lemak
yang sudah tinggi.

3.      Vitamin Dan Mineral


Banyak terdapat pada sayuran dan buah-buahan. Semakin hijau waran sayuran, makin banyak
vitaminya. Semakin kuning, merah, atau biru warna daging buah, vitaminya semakin kaya. 
Cara memasak sayur :
a.       Vitamin A,D,E,K (terdapat pada bayam, wortel, daun singkong, kangkung, kacang panjang,
katuk, sawi, jagung) larut dalam lemak. Jika dimasak bersama minyak goreng, seperti
ditumis, jangan terlalu lama sebab vitaminnya akan habis.
b.      Vitamin C, B1, B2, B5, B12 (terdapat pada daun singkong, katuk, melinjo, sawi, kentang,
seledri, kucai, kacang panjang, kol. Tomat) larut dalam air, karena itu jika direbus atau disup,
jangan terlalu lama sebab vitamin akan habis.
c.       Rahasia merebus sayuran: masukkan sayur saat air sudah mendidih, bubuhi garam, angkat.
d.      Direbus maupun ditumis, pastikan sayur masih berwarna hijau, segar dan batangnya masih
renyah.
e.       Hampir semua sayuran, khususnya bayam, harus langsung dimakan setelah dimasak. Jangan
tunda lebih dari 2 jam. Selain vitaminnya rusak, dikhawatirkan ada reaksi kimia yang
menyebabkan sayur tidak layak dimakan.

4.      Cara mengolah buah:


a.       Agar vitamin utuh sebaiknya buah dimakan langsung. Jika dijus, seratnya akan hilang, jika
disetup, vitamin berkurang saat dipanaskan. Diolah menjadi es buah baik, tetapi kadar gula
menjadi tinggi.
b.      Beberapa buah akan lebih banyak vitaminnya jika dimakan dengan kulitnya, seperti apel, pir
dan anggur. Tetapi jika Anda khawatir terhadap sisa pestisida pada kulit apel, sebaiknya
dikupas saja.

E.         Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pemberian Makanan Pada Bayi


Hal-hal yang perlu diperhatikan supaya pengaturan makan untuk bayi dan anak dapat
berhasil dengan baik adalah sebagai berikut :
1.      Kerjasama ibu dan anak.
Dimulai pada saat kelahiran bayi dilanjutkan sampai dengan anak mampu makan sendiri.
Makanan hendaknya menyenangkan bagi anak dan ibu. Ibu yang tegang, cemas, mudah
marah merupakan suatu kecenderungan untuk menimbulkan kesulitan makan pada anak.
2.      Memulai pemberian makan sedini mungkin.
Pemberian makan sedini mungkin mempunyai tujuan menunjang proses metabolisme yang
normal, untuk pertumbuhan, menciptakan hubungan lekat ibu dan anak, mengurangi resiko
terjadinya hipoglikemia, hiperkalemi, hiperbilirubinemia dan azotemia.
3.      Mengatur sendiri.
Pada awal kehidupannya, seharusnya bayi sendiri yang mengatur keperluan akan makanan.
Keuntungannya untuk mengatur dirinya sendiri akan kebutuhan zat gizi yang diperlukan.
4.      Peran ayah dan anggota keluarga lain.
5.      Menentukan jadwal pemberian makanan bayi.
6.      Umur.
7.      Berat badan.
8.      Diagnosis dari penyakit dan stadium (keadaan).
9.      Keadaan mulut sebagai alat penerima makanan.
10.  Kebiasaan makan (kesukaan, ketidaksukaan dan acceptability dari jenis  makanan dan
toleransi daripada anak terhadap makanan yang diberikan).
11.  Gaya hidup orang tua
12.  Kemiskinan

Faktor penyebab masalah gizi pada bayi


Sylva, Lestari (2015). Dalam penelitianya Ia menyatakan bahwa ada pengaruh tentang pendapatan
kepala keluarga dengan  asupan makan dan status gizi pada balita.
Masalah gizi merupakan akibat dari berbagai faktor yang saling terkait. Terdapat dua
faktor langsung yang mempengaruhi status gizi individu, yaitu faktor makanan dan penyakit
infeksi, keduanya saling mempengaruhi. Faktor penyebab langsung pertama adalah konsumsi
makanan yang tidak memenuhi prinsip gizi seimbang. Faktor penyebab langsung kedua
adalah penyakit infeksi yang terkait dengan tingginya kejadian penyakit menular dan
buruknya kesehatan lingkungan. 
Faktor penyebab langsung pertama adalah konsumsi makanan yang tidak memenuhi
jumlah dan komposisi zat gizi yang memenuhi syarat gizi seimbang yaitu beragam, sesuai
kebutuhan, bersih, dan aman, misalnya bayi tidak memperoleh ASI eksklusif. Faktor
penyebab langsung kedua adalah penyakit infeksi yang berkaitan dengan tingginya kejadian
penyakit menular terutama diare dan penyakit pernapasan akut (ISPA). Faktor ini banyak
terkait mutu pelayanan kesehatan dasar khususnya imunisasi, kualitas lingkungan hidup dan
perilaku hidup sehat. Kualitas lingkungan hidup terutama adalah ketersediaan air bersih,
sarana sanitasi dan perilaku hidup sehat seperti kebiasaan cuci tangan dengan sabun, buang
air besar di jamban, tidak merokok , sirkulasi udara dalam rumah dan sebagainya.
Faktor lain yang juga berpengaruh yaitu ketersediaan pangan di keluarga, khususnya
pangan untuk bayi 0-6 bulan (ASI eksklusif) dan 6-23 bulan (MP-ASI), dan pangan yang
bergizi seimbang khususnya bagi ibu hamil. Semuanya itu terkait pada kualitas pola asuh
anak. Pola asuh, sanitasi lingkungan, akses pangan keluarga, dan pelayanan kesehatan,
dipengaruhi oleh tingkat pendidikan, pendapatan, dan akses informasi terutama tentang gizi
dan kesehatan.
Selain itu, Indonesia merupakan negara yang cukup rawan terjadi bencana, dimana
bayi dan ibu hamil termasuk korban bencana yang rentan terhadap masalah gizi. Masalah gizi
yang biasa timbul adalah kurang gizi pada bayi dan anak berumur di bawah dua tahun
(baduta), bayi tidak mendapatkan air susu ibu karena terpisah dari ibunya, dan semakin
memburuknya status gizi kelompok masyarakat yang sebelum bencana memang dalam
kondisi bermasalah. Kondisi ini diperburuk dengan bantuan makanan yang sering terlambat,
tidak berkesinambungan, serta terbatasnya ketersediaan pangan lokal. Masalah tersebut
diperburuk lagi dengan kurangnya pengetahuan dalam penyiapan makanan buatan lokal
khususnya untuk bayi dan baduta.
Anak usia 0-12 bulan merupakan kelompok yang rawan ketika harus mengalami
situasi darurat, mengingat kelompok anak ini sangat rentan dengan perubahan konsumsi
makanan dan kondisi lingkungan yang terjadi tiba-tiba.
Intervensi gizi terhadap bayi yang menjadi korban bencana dapat dilakukan dengan
cara bayi tetap diberi ASI. Apabila bayi piatu, bayi terpisah dari ibunya atau ibu tidak dapat
memberikan ASI, upayakan bayi mendapat bantuan ibu susu/donor. Apabila tidak
memungkinkan bayi mendapat ibu susu/donor, bayi diberikan susu formula dengan
pengawasan atau didampingi oleh petugas kesehatan.

F.       Pengaruh Status Gizi Seimbang Bagi Bayi


Tumbuh kembang anak selain dipengaruhi oleh faktor keturunan juga dipengaruhi oleh
faktor lingkungan. Adapun faktor lingkungan yang berpengaruh adalah masukan makanan
(diet), sinar matahari, lingkungan yang bersih, latihan jasmani dan keadaan kesehatan.
Pemberian makanan yang berkualitas dan kuantitasnya baik menunjang tumbuh kembang,
sehingga bayi dapat tumbuh normal dan sehat/ terbebas dari penyakit.
Makanan yang diberikan pada bayi dan anak akan digunakan untuk pertumbuhan badan,
karena itu status gizi dan pertumbuhan dapat dipakai sebagai ukuran untuk memantau
kecukupan gizi bayi dan anak. Kecukupan makanan dan ASI dapat dipantau dengan
menggunakan KMS. Daerah diatas garis merah dibentuk oleh pita warna kuning, hijau muda,
hijau tua, hijau muda dan kuning. Setiap pita mempunyai nilai 5 % perubahan baku. Diatas
kurve 100 % adalah status gizi lebih. Diatas 80 % sampai dengan batas 100 % adalah status
gizi normal, yang digambarkan oleh pita warna hijau muda sampai hijau tua.

G.      Sistem Pencernaan Bayi


Selama periode intrauterine janin “di beri makan” melalui sirkulasi plasenta
memindahkan semua nutrient dari darah ibu langsung masuk ke sirkulasi janin, berupa bahan
makanan yang siap untuk langsung digunakan. Sehingga janin tidak perlu mencerna dan
mengabsorbsi, begitu pula dengan sistem pembuangan belum diperlukan kerena bahan sisa
yang terbentuk, semua akan kembali ke dalam sirkulasi darah ibu.
Menjelang bayi dilahirkan, fungsi-fungsi saluran cerna dan ginjal berkembang sangat
cepat. Pada akhir masa kehamilan janin menunjukan gerakan-gerekan menelan dan meminum
cairan amonion begitu pula untuk kemampuan memproduksi dan mengkekskresi urine,
walaupun ginjal janin masih berkembang dan belum memainkan peran vital.
Setelah bayi lahir, bayi harus memasukan makanan dari mulut, mencerna dan
mengabsorbasinya, memfungsikan ginjal untuk mengeluarkan limbah metabolic,
mempertahankan air dan hemeostatis elektrolit. Namun karena alat pencernaan dan sistem
ekskresi belum berkembang sempurna, sehingga batas toleransi terhadap air, mineral
keseluruhan dan spesifik sangat sempit dibandingkan dengan bayi yang berusia lebih tua,
karena pada saat lahir sampai dengan beberapa bulan ginjal belum mampu
mengkonsentersikan urine untuk mengeluarkan mineral yang memadai.
Pada saat bayi yang normal sanggup menghisap ASI. Bayi dapat menempatkan ASI di
mulut bagian belakang dan kemudian menelannya. Fungsi menghisap dan menelan
merupakan kemampuan yang vital bagi neonatus dan bayi selama bulan – bulan pertama
kehidupannya. Jika makanan padat atau semi padat dimasukan kedalam mulut bayi biasanya
secara sepontan akan ditolak. Sampai usia 4 -6 bulan gerakan lidah yang mendorong atau
efleks menjulurkan lidah telah hilang dan bayi sudah dapat mengatur makanan semi padat.
Selanjutnya usia 7 -9 bulan, gerakan gigitan yang ritmis mulai terlihat dan pada sat
bersamaan dengan pertubuhan gigi pertama shehingga perkemangan kemampuan mengunyah
dimualai.
Jadi, usia 4 -6 bulan pertama dalam kehidupan bayi normal merupakan tingkat
perkembangan fungsional yang memberikan kesempatan pada bayi untuk dapat menerima
diet yang esensial yang berbentuk cair, yang merupakan priode transisi dari diet janin dalam
kandungan menuju makanan dewasa.
Pencernaan Hidrat Arang. Proses pencernaan makanan dimulai dari mulut ; selama
mengunyah makanan bercampur dengan saliva yang memberikan kesempatan Amilase untuk
mencerna pati. Meskipun amilase ditemukan pada saliva bayi. Tetapi tidak ada proses
pencernaan hidrat arang dalam mulut atau esophagus selama bulan –bulan kehidupan.
Diperkirakan bayi yang lahir cukup bulan mempuyai aktivitas amilase 10% amilase
orang dewasa, dan agaknya ini adalah aktivitas utama glukoamilase. Informasi sampai saat
ini mengatakan bahwa amilase dari pangkereas tidak disekresi selama 3 bulan pertama usia
bayi ; juga ditemukan hanya dalam kadar sangat rendah atau tidak ada sama sekali, sampai
bayi berusia enam bulan. Namun terdap bukti bahwa bayi dapat mencerna pati sebelum usia 3
bulan, ini mungkin disebabkan oleh glukomilase, yang pada saat itu tidak aktif, namu dapat
diaktifasikan oleh keberadaan dan sifat bahan makanan atau cairan enzim yang bekerja
padanya. Walaupun belum terdapat bukti pencernaan pati dimungkinkan oleh amilase dari
pancreas dari diproduksi karena adanya pati dalam usus halus.
Bayi muda membutuhkan suatu proses adaptasi untuk dapat mencerna pati, dan ini
dapat berlangsung beberapa hari atau beberapa minggu dan proses tersebut mungin dapat
menjelaskan mengapa terjadi gangguan pencernaan yang sering timbul terutama diare yang
sering diderita oleh bayi muda yang diberi makan yang mengandung pati.
Diid pati dalam proporsi besar menyebabkan adanya pati yang tidak dapat dicerna,
yang dapat mengakibatkan gangguan nutrien-nutrien lainya dan kemudian bayi mengalami
gangguan pertumbuhan. Pada saat bayi lahir aktivitas disakaridase telah berkembang penuh.
Ada 2 disakaridase, yaitu Delta Glukosidase yang menghidrolisis sukrosa dan maltosa dan
Beta Glukosidase yang menghidrolisis laktosa yang pada saat lahir mempunyai kadar aktvitas
yang sama dengan kadar pada bayi yang berusia lebih tua. Dengan demikian, pada usia itu
tidak ada masalah bagi bayi dalam pencernaan dan pemanfaatan gula yang terkandung dalam
susu.
Protein. Sekresi asam hidroklorat dan pepsin lambung berkembang baik pada neonatus
cukup bulan, tetapi konsenterasi masih rendah dan akan cepat meningkat pada bulan - bulan
pertama kehidupannya. Pencernaan utama protein adalah berlangsung di usus halus, tetapi
karena bayi muda mempunyai beberapa kesulitan dalam mencerna protein, seperti kasien,
aktivitas lambung bisa menjadi sangat penting sebagai sarana untuk memulai pencernaan
karena kapasitas bayi untuk mencerna protein, sebenarnya telah berkembang sempurna sejak
lahir. Sekalipun demikian masukan protein tinggi harus dihindari terutama bayi premature
dan yang masih sangat muda, karena beban ginjal terhadap kepekatan cairan (Renal Solute
Lood) yang sangat berlebihan akan menyebabkan gangguan keseimbangan asam – basa dan
menyebabkan Asidoses Metabolic.
Lemak. Selama priode intrauterine, glukosa merupakan sumber utama untuk
perkembanggan janin. Tetapi setelah lahir lemak menjadi sumber energy utama yang sangat
penting, dekitar 40 – 50 % energy yang terkandung dalam ASI terbentuk sebagai lemak. Pada
bayi baru lahir yang cukup bulan fungsi pangkreas dan fungsi hati belum berkembang dengan
sempurna. Oleh kerena itu konsenterasi lipase pancreas dan garam empedu masih sangat
rendah. Namun bayi muda sanggup mengasorbsi lemak cukup adekwat, terutama dari ASI.
Pencernaan dan penyerapan lemak pada bayi muda ini dipacu oleh adanya aktivitas lipase
lingual dan aktivitas lipase yang terdapat dalam ASI.
Lipase lingual disekresi oleh papil-papil pada bagian posterior lidah yang mulai
bekerja jika sudah dilambung dan produk lipopisisnya (asam lemak dan monogliserida) akan
berperan dalam emulsifikasi campuran lemak tersebut sehingga bayi dapat mengimbangi
keadaan garam empedu yang tersedian masih rendah. Lipopisis praduodenal pada bayi muda
akan dilengkapi oleh lipase yang terdapat dalam ASI. Lipase dalam ASI juga mempunyai
aktivitas esterase, hal ini sangat vital untuk memanfaatkan viatamin A yang berupa ester-ester
retinol, yang terdapat dalam ASI.
Jadi meskipun fungsi hati dan pankreas belum matang, bayi muda telah dilengkapi
dengan kemampuan untuk dapat memanfaatkan, baik lemak dalam ASI, maupun komponen-
komponen ASI yang larut dalam lemak, tetapi pemanfaatan lemak akan kurang efisien jika
susu sapi dan lemak lainnya yang diperkenalkan pada diet bayi muda.
Vitamin dan Mineral. Dalam kehidupan awal bayi tampaknya tidak ada masalah yang
besar dalam pemanfaatan vitamin dan mineral. Absorbsi vitamin yang larut dalam lemak
berhubungan erat dengan absorbsi lemak.
Zat besi absorbsinya jauh lebih tinngi pada bayi dari pada anak dan orang dewasa. Ini
berhubungan erat dengan kebutuhan mineral yang lebih banyak pada awal kehidupan. Nilai
biologis zat besi pada ASI jauh lebih dari pada susu sapi atau zat besi yang ditambahkan
dalam makanan. Nilai biologis zat besi dalam ASI akan menurun dengan drastis apabila
makanan pelengkap yang padat dan yang berasal dari sayur – sayuran diberikan pada bayi
yang mendapat ASI.

H.      Dampak Kekurangan Dan Kelebihan Gizi Pada Bayi


Makanan yang ideal harus mengandung cukup energi dan zat esensial sesuai dengan
kebutuhan sehari-hari. Pemberian makanan yang kelebihan akan energi mengakibatkan
obesitas, sedang kelebihan zat gizi esensial dalam jangka waktu lama akan menimbulkan
penimbunan zat gizi tersebut dan menjadi racun bagi tubuh. Misalnya hipervitaminosis A,
hipervitaminosis D dan hiperkalemi.
Sebaliknya kekurangan energi dalam jangka waktu lama berakibat menghambat
pertumbuhan dan mengurangi cadangan energi dalam tubuh sehingga terjadi marasmus (gizi
kurang/buruk). Kekurangan zat esensial mengakibatkan defisiensi zat gizi tersebut. Misalnya
xeroftalmia (kekurangan vit.A), Rakhitis (kekurangan vit.D).
Jika dikaji secara mendalam penyakit kekurangan gizi disebabkan karena tubuh
mengalami kekurangan satu atau lebih zat-zat gisi esensial. Selain itu, adanya
ketidakseimbangan asupan zat-zat gizi, faktor penyakit pencernaan, absorbsi, dan penyakit
infeksi. Dampak dari penyebab semua ini akan berlanjut pada penyakit akut maupun kronik.
 

Adapun penyakit yang dimaksud adalah:

1.      Berat bayi lahir rendah (BBLR)


Kelompok masyarakat yang paling menderita akibat dampak krisis ekonomi terhadap
kesehatan adalah ibu. Kesehatan ibu ini akhirnya akan mempengaruhi kualitas bayi yang
dilahirkan dan anak yang dibesarkan. Bayi dengan berat lahir rendah merupakan salah satu
dampak dari ibu hamil yang menderita kurang energi kronis dan akan mempunyai statuz gizi
buruk. BBLR berkaitan dengan tingginya angka kematian bayi dan balita, juga berdampak
serius terhadap kualitas generasi mendatang yaitu akan memperlambat pertumbuhan dan
perkembangan mental anak,serta berpengaruh pada penurunan IQ.
2.      Gangguan pertumbuhan
Telah disebutkan diatas bahwa status gizi yang buruk akan menyebabkan gangguan
pertumbuhan. Dalam teori pertumbuhan ada banyak jenis yang perlu dibahas seperti mental,
fisik, sosial, spritual, dan budaya. Sehingga jika status gizi buruk tidak ditangani secara
intensif maka generasi akan cenderung mengalami gangguan mental, fisik, sosial, spritual,
dan budaya. Tapi yang paling berpengaruh adalah gangguan perilaku dan fungsi otak.
Generasi akan mengalami kebodohan dan isolasi sosial hingga akhirnya bunuh diri.

3.      Kurang Energi Kronis (KEK)


KEK adalah keadaan ibu yang menderita keadaan kekurangan makanan yang
berlangsung menahun (kronis) sehingga mengakibatkan timbulnya gangguan kesehatan pada
ibu. KEK dapat terjadi pada wanita usia subur (WUS) dan Ibu hamil (bumil). Tentunya
selang waktu dari KEK ini cukup lama. Karena mulai dari usia subur dengan status gizi buruk
akan berdampak pada rahimnya kemudian berdampak pada kehamilannya dan akhirnya
berdampak pada janinnya, masa persalinan sampai bayi dan anaknya yang akan tumbuh
secara terus menerus dengan disertai gangguan dan hambatan.
4.      Gangguan pertahanan tubuh
Status gizi yang kurang menyebabkan daya tahan tubuh terhadap tekanan atau stres
menurun. Sistem imunitas dan antibodi berkurang, sehingga seseorang mudah terserang
infeksi seperti pilek, batuk, diare,. Pada usia balita, keadaan ini akan mengakibatkan
kematian.

I.                   Pemenuhan Gizi Pada Balita


1.      Pengertian Balita
Balita adalah kelompok anak yang berumur dibawah lima tahun. Kelompok anak ini
menjadi istimewa karena menuntut curahan perhatian yang intensif untuk mengoptimalkan
pertumbuhan dan perkembangannya.  Lima tahun pertama dari kehidupan seorang manusia
adalah fondasi bagi seluruh kehidupan di dunia. Sumber daya manusia yang berkualitas baik
fisik, psikis, maupun intelegensianya berawal dari balita yang sehat. Balita adalah anak usia
dibawah lima tahun yang berumur 0-4 tahun 11 bulan.
Konsep terjadinya keadaan gizi mempunyai faktor dimensi yang sangat kompleks.
Faktor-faktor yang mempengaruhi keadaan gizi yaitu konsumsi makanan dan tingkat
kesehatan. Konsumsi makanan dipengaruhi oleh pendapatan, makanan, dan tersedianya
bahan makanan.
Masalah gizi anak secara garis besar merupakan dampak dari ketidakseimbangan
antara asupan dan keluaran zat gizi (nutritional imbalance), yaitu asupan yang melebihi
keluaran atau sebaliknya, di samping kesalahan dalam memilih bahan makanan untuk
disantap.

2.      Karakteristik Balita
Anak usia 1-3 tahun merupakan konsumen pasif, artinya anak menerima makanan
dari apa yang disediakan ibunya. Dengan kondisi demikian, sebaiknya anak balita
diperkenalkan dengan berbagai bahan makanan. Laju pertumbuhan masa batita lebih besar
dari masa usia prasekolah sehingga diperlukan jumlah makanan yang relatif lebih besar.
Namun, perut yang masih lebih kecil menyebabkan jumlah makanan yang mampu
diterimanya dalam sekali makan lebih kecil daripada anak yang usianya lebih besar. Oleh
karena itu, pola makan yang diberikan adalah porsi kecil dengan frekuensi sering.

3.      Karakteristik Usia Prasekolah


Pada usia prasekolah, anak menjadi konsumen aktif, yaitu mereka sudah dapat
memilih makanan yang disukainya. Masa ini juga sering dikenal sebagai “ masa keras kepala
“. Akibat pergaulan dengan lingkungannya terutama dengan anak-anak yang lebih besar,
anak mulai senang jajan. Jika hal ini dibiarkan, jajanan yang dipilih dapat mengurangi asupan
zat gizi yang diperlukan bagi tubuhnya sehingga anak kurang gizi.
Perilaku makan sangat dipengaruhi oleh kedaan psikologis, kesehatan, dan sosial
anak. Oleh karena itu, kedaan lingkungan dan sikap keluarga merupakan hal yang sangat
penting dalam pemberian makan pada anak agar anak tidak cemas dan khawatir terhadap
makanannya. Seperti pada orang dewasa, suasana yang menyenangkan dapat membangkitkan
selera makan anak.

4.      Peran Makanan Bagi Balita


a.         Makanan sebagai sumber zat gizi
Didalam makanan terdapat enam jenis zat gizi, yaitu karbohidrat, lemak, protein,
vitamin, mineral, dan air. Zat gizi ini diperlukan bagi balita sebagai zat tenaga, zat
pembangun , dan zat pengatur.
1)      Zat tenaga
Zat gizi yang menghasilkan tenaga atau energi adalah karbohidrat , lemak, dan
protein. Bagi balita, tenaga diperlukan untuk melakukan aktivitasnya serta pertumbuhan dan
perkembangannya. Oleh karena itu, kebutuhan zat gizi sumber tenaga balita relatif lebih besar
daripada orang dewasa.
2)      Zat Pembangun
Protein sebagai zat pembangun bukan hanya untuk pertumbuhan fisik dan
perkembangan organ-organ tubuh balita, tetapi juga menggantikan jaringan yang aus atau
rusak.

3)      Zat pengatur
Zat pengatur berfungsi agar faal organ-organ dan jaringan tubuh termasuk otak dapat
berjalan seperti yang diharapkan. Berikut ini zat yang berperan sebagai zat pengatur.
a)      Vitamin, baik yang larut air ( vitamin B kompleks dan vitamin C ) maupun yang larut dalam
lemak ( vitamin A, D, E, dan K ).
b)      Berbagai mineral, seperti kalsium, zat besi, iodium, dan flour.
c)      Air, sebagai alat pengatur vital kehidupan sel-sel tubuh.

5.      Kebutuhan Gizi Balita


Kebutuhan gizi seseorang adalah jumlah yang diperkirakan cukup untuk memelihara
kesehatan pada umumnya. Secara garis besar, kebutuhan gizi ditentukan oleh usia, jenis
kelamin, aktivitas, berat badan, dan tinggi badan. Antara asupan zat gizi dan pengeluarannya
harus ada keseimbangan sehingga diperoleh status gizi yang baik. Status gizi balita dapat
dipantau dengan menimbang anak setiap bulan dan dicocokkan dengan Kartu Menuju Sehat
(KMS).
a.       Kebutuhan Energi
Kebutuhan energi bayi dan balita relatif besar dibandingkan dengan orang dewasa,
sebab pada usia tersebut pertumbuhannya masih sangat pesat. Kecukupannya akan semakin
menurun seiring dengan bertambahnya usia.
b.      Kebutuhan zat pembangun
Secara fisiologis, balita sedang dalam masa pertumbuhan sehingga kebutuhannya
relatif lebih besar daripada orang dewasa. Namun, jika dibandingkan dengan bayi yang
usianya kurang dari satu tahun, kebutuhannya relatif lebih kecil.
c.        Kebutuhan zat pengatur
Kebutuhan air bayi dan balita dalam sehari berfluktuasi seiring dengan bertambahnya
usia.

6.      Beberapa Hal Yang Mendorong Terjadinya Gangguan Gizi


Ada beberapa hal yang sering merupakan penyebab terjadinya gangguan gizi, baik
secara langsung maupun tidak langsung. Sebagai penyebab langsung gangguan gizi,
khususnya gangguan gizi pada bayi dan anak usia dibawah lima tahun (balita) adalah tidak
sesuainya jumlah gizi yang mereka peroleh dari makanan dengan kebutuhan tubuh mereka.
Berbagai faktor yang secara tidak langsung mendorong terjadinya gangguan gizi
terutama pada anak Balita antara lain sebagai berikut:

a.       Ketidaktahuan akan hubungan makanan dan kesehatan


Dalam kehidupan masyarakat sehari-hari sering terlihat keluarga yang sungguhpun
berpenghasilan cukup akan tetapi makanan yang dihidangkan seadanya saja. Dengan
demikian, kejadian gangguan gizi tidak hanya ditemukan pada keluarga yang berpenghasilan
kurang akan tetapi juga pada keluarga yang berpenghasilan relatif baik (cukup). Keadaan ini
menunjukkan bahwa ketidaktahuan akan faedah makanan bagi kesehatan tubuh mempunyai
sebab buruknya mutu gizi makanan keluarga, khususnya makanan anak balita.
Menurut Dr. Soegeng Santoso, M.pd, 1999, masalah gizi Karena kurang pengetahuan
dan keterampilan dibidang memasak menurunkan komsumsi anak, keragaman bahan dan
keragaman jenis masakan yang mempengaruhi kejiwaan misalnya kebosanan.

b.      Prasangka buruk terhadap bahan makanan tertentu


Banyak bahan makanan yang sesungguhnya bernilai gizi tinggi tetapi tidak digunakan
atau hanya digunakan secara terbatas akibat adanya prasangka yang tidak baik terhadap
bahan makanan itu. Penggunaan bahan makanan itu dianggap dapae menurunkan harkat
keluarga. Jenis sayuran seperti genjer, daun turi, bahkan daun ubi kayu yang kaya akan zat
besi, vitamin A dan protein dibeberapa daerah masih dianggap sebagai makanan yang dapat
menurunkan harkat keluarga.

c.       Adanya kebiasaan atau pantangan yang merugikan


Berbagai kebiasaan yang bertalian dengan pantang makan makanan tertentu masih
sering kita jumpai terutama di daerah pedesaan. Larangan terhadap anak untuk makan telur,
ikan, ataupun daging hanya berdasarkan kebiasaan yang tidak ada datanya dan hanya diwarisi
secara dogmatis turun temurun, padahal anak itu sendiri sangat memerlukan bahan makanan
seperti itu guna keperluan pertumbuhan tubuhnya.
Kadang-kadang kepercayaan orang akan sesuatu makanan anak kecil membuat anak
sulit mendapat cukup protein. Beberapa orang tua beranggap ikan, telur, ayam, dan jenis
makanan protein lainnya memberi pengaruh buruk untuk anak kecil. Anak yang terkena diare
malah dipuasakan (tidak diberi makanan). Cara pengobatan seperti ini akan memperburuk
gizi anak.

d.      Kesukaan yang berlebihan terhadap jenis makanan tertentu


Kesukaan yang berlebihan terhadap suatu jenis makanan tertentu atau disebut sebagai
faddisme makanan akan mengakibatkan tubuh tidak memperoleh semua zat gizi yang
diperlukan.

e.       Jarak kelahiran yang terlalu rapat


Banyak hasil penelitian yang membuktikan bahwa banyak anak yang menderita
gangguan gizi oleh karena ibunya sedang hamil lagi atau adiknya yang baru telah lahir,
sehingga ibunya tidak dapat merawatnya secara baik.
Anak yang dibawah usia 2 tahun masih sangat memerlukan perawatan ibunya, baik
perawatan makanan maupun perawatan kesehatan dan kasih sayang, jika dalam masa 2 tahun
itu ibu sudah hamil lagi, maka bukan saja perhatian ibu terhadap anak akan menjadi
berkurang.akan tetapi air susu ibu ( ASI ) yang masih sangat dibutuhkan anak akan berhenti
keluar.
Anak yang belum dipersiapkan secara baik untuk menerima makanan pengganti ASI,
yang kadang-kadang mutu gizi makanan tersebut juga sangat rendah, dengan penghentian
pemberian ASI karena produksi ASI berhenti, akan lebih cepat mendorong anak ke jurang
malapetaka yang menderita gizi buruk, yang apabila tidak segera diperbaiki maka akan
menyebabkan kematian. Karena alasan inilah dalam usaha meningkatkan kesejahteraan
keluarga, disamping memperbaiki gizi juga perlu dilakukan usaha untuk mengatur jarak
kelahiran dan kehamilan.

f.       Sosial Ekonomi
Keterbatasan penghasilan keluarga turut menentukan mutu makanan yang disajikan.
Tidak dapat disangkal bahwa penghasilan keluarga akan turut menentukan hidangan yang
disajikan untuk keluarga sehari-hari, baik kualitas maupun jumlah makanan.

g.      Penyakit infeksi
Infeksi dapat menyebabkan anak tidak merasa lapar dan tidak mau makan. Penyakit
ini juga menghabiskan sejumlah protein dan kalori yang seharusnya dipakai untuk
pertumbuhan. Diare dan muntah dapat menghalangi penyerapan makanan.
Penyakit-penyakit umum yang memperburuk keadaan gizi adalah: diare, infeksi
saluran pernapasan atas, tuberculosis, campak, batuk rejan, malaria kronis, cacingan.
7.      Akibat Gizi yang Tidak Seimbang
a.       Kekurangan Energi dan Protein (KEP)
Berikut ini sebab-sebab kurangnya asupan energi dan protein.
1)      Makanan yang tersedia kurang mengandung energy
2)      Nafsu makan anak terganggu sehingga tidak mau makan.
3)      Gangguan dalam saluran pencernaan sehingga penyerapan sari makanan dalam usus
terganggu
4)      Kebutuhan yang meningkat, misalnya karena penyakit infeksi yang tidak diimbangi dengan
asupan yang memadai.

Kekurangan energi dan protein mengakibatkan pertumbuhan dan perkembangan balita


terganggu.Gangguan asupan gizi yang bersifat akut menyebabkan anak kurus kering yang
disebut dengan wasting. Wasting, yaitu berat badan anak tidak sebanding dengan tinggi
badannya. Jika kekurangna ini bersifat menahun ( kronik), artinya sedikit demi sedikit, tetapi
dalam jangka waktu yang lama maka akan terjadi kedaan stunting. Stunting , yaitu anak
menjadi pendek dan tinggi badan tidak sesuai dengan usianya walaupun secara sekilas anak
tidak kurus.

Berdasarkan penampilan yang ditunjukkan, KEP akut derajat berat dapat dibedakan menjadi
tiga bentuk.

1)      Marasmus
 kasus marasmus, anak terlihat kurus kering sehingga wajahnya seperti orang
tua.Bentuk ini dikarenakan kekurangan energi yang dominan.

2)      Kwashiorkor
Anak terlihat gemuk semu akibat edema, yaitu penumpukan cairan di sela- sela sel
dalam jaringan. Walaupun terlihat gemuk, tetapi otot-otot tubuhnya mengalami pengurusan
( wasting ) . Edema dikarenakan kekurangan asupan protein secara akut ( mendadak ),
misalnya karena penyakit infeksi padahal cadangan protein dalam tubuh sudah habis.

3)      Marasmik-kwashiorkor
Bentuk ini merupakan kombinasi antara marasmus dan kwashiorkor. Kejadian ini
dikarenakan kebutuhan energi dan protein yang meningkat tidak dapat terpenuhi dari
asupannya.

b.      Obesitas
Timbulnya Obesitas dipengaruhi berbagai faktor, diantaranya faktor keturunan dan
lingkungan. Tentu saja, faktor utama adalah asupan energi yang tidak sesuai dengan
penggunaan. Obesitas sering ditemui pada anak-anak sebagai berikut:

1)      Anak yang setiap menangis sejak bayi diberi susu botol.


2)      Bayi yang terlalu dini diperkenalkan dengan makanan padat.
3)      Anak dari ibu yang terlalu takut anaknya kekurangan gizi.
4)      Anak yang selalu mendapat hadiah cookie atau gula-gula jika ia berbuat sesuai keinginan
orangtua.
5)      Anak yang malas untuk beraktivitas fisik.

J.      Menu Makanan Balita


Makanan memegang peranan penting dalam pertumbuhan fisik dan kecerdasan anak.
Oleh karenanya, pola makan yang baik dan teratur perlu diperkenalkan sejak dini, antara lain
dengan pengenalan jam-jam makan dan variasi makanan.
Gizi seimbang dapat dapat dipenuhi dengan pemberian makanan sebagai berikut :
·         Agar kebutuhan gizi seimbang anak terpenuhi, makanan sehari-hari sebaiknya terdiri atas
ketiga golongan bahan makanan tersebut.
·         Kebutuhan bahan makanan itu perlu diatur, sehingga anak mendapatkan asupan gizi yang
diperlukannya secara utuh dalam satu hari. Waktu-waktu yang disarankan adalah:
o   Pagi hari waktu sarapan.
o   Pukul 10.00 sebagai selingan. Tambahkan susu.
o   Pukul 12.00 pada waktu makan siang.
o   Pukul 16.00 sebagai selingan
o   Pukul 18.00 pada waktu makan malam.
o   Sebelum tidur malam, tambahkan susu.
o   Jangan lupa kumur-kumur dengan air putih atau gosok gigi.

·         Makanan Selingan Balita


Pada usia balita juga membutuhkan gizi seimbang yaitu makanan yang mengandung
zat-zat gizi yang dibutuhkan oleh tubuh sesuai umur. Makanan seimbang pada usia ini perlu
diterapkan karena akan mempengaruhi kualitas pada usia dewasa sampai lanjut.
Gizi makanan sangat mempengaruhi pertumbuhan termasuk pertumbuhan sel otak
sehingga dapat tumbuh optimal dan cerdas, untuk ini makanan perlu diperhatikan
keseimbangan gizinya sejak janin melalui makanan ibu hamil. Pertum-buhan sel otak akan
berhenti pada usia 3-4 tahun.
Pemberian makanan balita sebaiknya beraneka ragam, menggunakan makanan yang
telah dikenalkan sejak bayi usia enam bulan yang telah diterima oleh bayi, dan dikembangkan
lagi dengan bahan makanan sesuai makanan keluarga.
Pembentukan pola makan perlu diterapkan sesuai pola makan keluarga. Peranan
orangtua sangat dibutuhkan untuk membentuk perilaku makan yang sehat. Seorang ibu dalam
hal ini harus mengetahui, mau, dan mampu menerapkan makan yang seimbang atau sehat
dalam keluarga karena anak akan meniru perilaku makan dari orangtua dan orang-orang di
sekelilingnya dalam keluarga.
Makanan selingan tidak kalah pentingnya yang diberikan pada jam di antara makan
pokoknya. Makanan selingan dapat membantu jika anak tidak cukup menerima porsi makan
karena anak susah makan. Namun, pemberian yang berlebihan pada makanan selingan pun
tidak baik karena akan mengganggu nafsu makannya.
Jenis makanan selingan yang baik adalah yang mengandung zat gizi lengkap yaitu
sumber karbohidrat, protein, vitamin dan mineral, seperti arem-arem nasi isi daging sayuran,
tahu isi daging sayuran, roti isi ragout ayam sayuran, piza, dan lain-lain.
Fungsi makanan selingan adalah :
1.      Memperkenalkan aneka jenis bahan makanan yang terdapat dalam bahan makanan selingan.
2.      Melengkapi zat-zat gizi yang mungkin kurang dalam makanan utamanya (pagi, siang dan
malam).
3.      Mengisi kekurangan kalori akibat banyaknya aktivitas anak pada usia balita.
BAB III
PENUTUP

A.    Simpulan 
Makanan terbaik bagi bayi adalah ASI. Namun, dengan bertambahnya umur bayi dan
tumbuh kembang, bayi memerlukan energi dan zat-zat gizi yang melebihi jumlah ASI. Untuk
itu bayi yang berumur 6 bulan di anjurkan untuk mengkonsumsi bubur tim dengan cara
pengolahan dan ragam sayuran/buah yang telah disebutkan di atas.
Pada usia balita juga membutuhkan gizi seimbang yaitu makanan yang mengandung
zat-zat gizi yang dibutuhkan oleh tubuh sesuai umur. Makanan seimbang pada usia ini perlu
diterapkan karena akan mempengaruhi kualitas pada usia dewasa sampai lanjut.
Gizi makanan sangat mempengaruhi pertumbuhan termasuk pertumbuhan sel otak
sehingga dapat tumbuh optimal dan cerdas, untuk ini makanan perlu diperhatikan
keseimbangan gizinya sejak janin melalui makanan ibu hamil. Pertum-buhan sel otak akan
berhenti pada usia 3-4 tahun.

B.     Saran
1.      Mahasiswa diharapkan agar mengetahui tentang penyelesaian masalah bidan terhadap
intranatal care.
2.      Mahasiswa diharapkan dapat melakukan tindakan secara aman dan mandiri pada saat
menghadapi intranatal care .

Diposting 29th January 2016 oleh Anonymous


 

Lihat komentar

1.

Anonymous14 September 2016 19.11

aTiket Pesawat Murah Online, dapatkan segera di SELL TIKET Klik disini:
selltiket.com
Booking di SELLTIKET.COM aja!!!
CEPAT,….TEPAT,….DAN HARGA TERJANGKAU!!!

Ingin usaha menjadi agen tiket pesawat??


Yang memiliki potensi penghasilan tanpa batas.
Bergabung segera di agen.selltiket.com

INFO LEBIH LANJUT HUBUNGI :


No handphone : 085365566333
PIN : 5A298D36

Segera Mendaftar Sebelum Terlambat. !!!


Balas

2.

Wahyu4 Desember 2018 04.13

terimaksaih sangat bermanfaat


Balas

3.

Anonymous28 Januari 2019 21.29

Makasih bgt bro info nya, sangat bermanfaat buat saya. hehe
Yang lagi nyari kerjaan, Jangan Lupa mampir ke blog Lowongan Kerja
Terbaru : http://expocpnsbumn.blogspot.co.id/ yaaaa, ingat hanya
di expocpnsbumn.blogspot.co.id
Balas

4.

Slamet Purwanto26 Februari 2019 08.45

Salah satu merk produk komersial yang membantu perbaikan sistem imun
adalah Stimuno untuk balita/anak dan forte untuk dewasa. Sebagai
imunomudulator, stimuno memiliki Kontraindikasi, yakni stimuno jangan (tidak
boleh) diminum oleh wanita hamil, ibu menyusui, pasien dengan hipersensitivitas
terhadap tanaman meniran (Phyllanthus niruri) dan pasien yang menderita
penyakit autoimun.
Balas

5.

olivia14 Agustus 2019 15.19


Agen Judi 
Agen Togel 
Agen Euro
Balas
Memuat

MAKALAH II
Sabtu, 07 Juni 2014

MAKALAH PENDIDIKAN KESEHATAN DAN GIZI


ANAK USIA DINI

MAKALAH 
MASALAH GIZI ANAK USIA DINI 

A.    Pengertian Gizi

Kata “gizi” berasal dari bahasa Arabghidza, yg berarti “makanan”. Sedangkan dari bahasa
Inggris kata “gizi” berasal dari kata ‘nutrition”, artinya sesuatu yang mempengaruhi proses
perubahan semua jenis makanan yang masuk ke dalam tubuh, yang dapat mempertahankan
kehidupan.

Dalam arti luas, Gizi adalah elemen atau unsur yang terkandung dalam makanan, dimana
unsur-unsur itu dapat memberikan manfaat secara langsung  bagi tubuh yang mengkonsumsinya
sehingga menjadi sehat. Seperti halnya karbohidrat, protein, lemak, vitamin, mineral, dan air.

Gizi merupakan salah satu unsur penting yang harus dicukupi bagi tubuh.Gizi yang seimbang
dibutuhkan oleh tubuh, terlebih pada anak usia dini yang masih dalam masa pertumbuhan.
Kekurangan gizi, terutama pada usia dini akan berdampak pada tumbuh kembang anak. Anak yang
kurang gizi akan tumbuh kecil, kurus, dan pendek. Gizi kurang pada anak usia dini juga berdampak
pada rendahnya kemampuan kognitif dan kecerdasan anak (otak), fisik, serta berpengaruh terhadap
menurunnya produktivitas anak.

B.     Karakteristik Makanan Bergizi

Pada anak usia dini perlu dilatih dan diajarkan bagaimana memilih makanan yang baik dan
tidak. Orang tua dan guru mengajarkan anak untuk melihat dan mengenali berbagai macam
makanan yang bergizi dan tidak. Gizi yang baik dikombinasikan dengan kebiasaan makan yang sehat
selama masa balita akan menjadi dasar bagi kesehatan yang bagus di masa yang akan datang.
Karakteristik makanan yang bergizi yaitu mengandung berbagai unsur-unsur terpenting yang di
butuhkan di dalam tubuh, seperti karbohidrat, mineral, protein, vitamin, lemak, dan air serta
makanan yang berasal secara alami, tidak adanya  bahan kimia atau bahan lainnya yang dapat
membahayakan tubuh. Berikut ini makanan bergizi yang diperlukan oleh tubuh:

Kandungan yang terdapat pada makanan yang sehat dan bergizi harus cukup karbohidrat,
protein, lemak, vitamin dan mineral, serta harus memiliki perbandingan yang baik antara protein,
lemak, dan karbohidrat. Berikut ini penjelasannya:

1.      Karbonhidrat

Karbohidrat atau istilah kimianya ‘sakarida’ merupakan zat yang sangat penting untuk
makhluk hidup. Zat ini digunakan oleh tubuh untuk bahan bakar, cadangan makanan, serta
bahan/materi pembangun. Jenis makanan yang mengandung karbohidrat antara lain nasi, jagung,
ubi, ketela, gandum, sagu, kentang. 

2.      Protein

Protein memiliki peran yang sangat penting pada fungsi dan struktur seluruh sel makhluk
hidup. Hal ini dikarenakan molekul protein memiliki kandungan oksigen, karbon, nitrogen, hydrogen,
dan sulfur. Sebagian protein juga menagndung fosfor. Jenis makanan yang mengandung protein
yaitu telur, daging, ikan.

3.      Lemak

Asam lemak esensial dalam tubuh berperan melenturkan sel membrane sehingga sel
mampu menyerap gizi lebih baik, mempermudah pengeluaran sisa metabolisme dari sel. Kualitas sel
membran lebih baik dan tidak mudah rusak. Asam lemak esensial adalah asam lemak omega-3 dan
omega-6 yang dapat diperoleh dari makanan laut dalam (ikan salmon, tuna, tenggiri, tongkol), ikan
kembung, kacang-kacangan seperti kedelai dan almond; biji-bijian seperti minyak dari biji bunga
matahari, minyak jagung, dan juga telur (yang ayamnya diberi pakan khusus).
4.      Vitamin dan mineral

Vitamin adalah suatu zat senyawa kompleks yang sangat dibutuhkan oleh tubuh kita yang
berfungsiuntuk mambantu pengaturan atau proses kegiatan tubuh. Tanpa vitamin manusia, hewan
dan makhluk hidup lainnya tidak akan dapat melakukan aktifitas hidup dan kekurangan vitamin
dapat menyebabkanmemperbesar peluang terkena penyakit pada tubuh kita.Vitamin berdasarkan
kelarutannya di dalam air :- Vitamin yang larut di dalam air : Vitamin B dan Vitamin C- Vitamin yang
tidak larut di dalam air : Vitamin A, D, E, dan K atau disingkat Vitamin ADEK.  Mineral adalah senyawa
alami yang terbentuk melalui proses geologis.mineral termasuk dalam komposisi unsur murni dan
garam sederhana.

Dalam penelitian yang dilakukan Ernesto Pollitt dkk (1993) menyatakan bahwa pemberian
makanan yang sehat dan protein, akan mempengaruhi perkembangan kognitif selanjutnya. Selain
itu, apa yang anak makan juga ikut mempengaruhi irama pertumbuhan, ukuran badan dan
ketahanan terhadap penyakit (Brom dkk, 2005 dalam Santrock, 2007).
Seperti yang dinyatakan dalam penelitian Pollitt dkk, bahwa gizi sangat mempengaruhi
perkembangan kognitif anak.

C.    Kebutuhan Gizi Anak

Kebutuhan makan untuk anak usia dini tidak sama dengan orang dewasa. Kebutuhan sehari-hari
anak akan energi (kalori) dan zat gizi lainnya sangat tinggi, terutama sewaktu si kecil sudah mulai
berjalan. Di masa ini ia menjadi lebih aktif dan tumbuh dengan pesat. Namun, karena perut anak
masih kecil, anak tidak dapat makan dalam jumlah besar dalam sekali makan. Porsi makan untuk
anak usia dini biasanya sepertiga sampai setengah dari porsi orang dewasa. Berikut ini tabel
kecakupan gizi yang anak:

Kecakupan Gizi Rata-rata anak Prasekolah (Widya Karya Pangan 2004)

Umur Berat Tinggi Kalori/En Protein

1-3 tahun 12 kg 89 cm 1220 kkal 23 gr

4-6 tahun 18 kg 108 cm 1720 kkal 32 gr

7-9 tahun 23.5 kg 120 cm 1860 kkal 36 gr

Kebutuhan kalori anak:

Ø  1 tahun pertama: 100 kkal/kgBB

Ø  1-3 tahun: 90-100 kkal/kgBB

Ø  3-5 tahun:80-95 kkal/kgBB


D.     Makanan Sehat dan Bergizi untuk Anak

Anak usia dini 0-6 tahun, merupakan masa-masa titik tumbuh otak yang sangat pesat sekali.
Perkembangan otak anak menunjukkan betapa pentingnya membentuk syaraf-syaraf anak usia dini.
Gizi yang diperoleh seorang anak melalui konsumsi makanan setiap hari berperan besar untuk
kehidupan anak. Seorang anak juga dapat mengalami defisiensi zat gizi yang berakibat pada berbagai
aspek fisik maupun mental. Menyusun hidangan untuk anak, perlu diperhatikan kebutuhan zat gizi
untuk hidup sehat dan bertumbuh kembang. Kecukupan zat gizi ini berpengaruh terhadap kesehatan
dan kecerdasan anak. Anak memerlukan makanan dengan gizi seimbang yaitu makanan yang
mengandung karbohidrat, protein, lemak, vitamin dan mineral dengan kadar yang sesuai dengan
kebutuhan tubuh anak.

Pola makan sehat bermanfaat untuk menyeimbangkan tingkat energi, mengasah pola pikir
bahkan suasana hati anak. Anak-anak, terutama yang berumur antar 5 sampai 12 tahun sudah bisa
mengembangkan pilihannya masing-masing secara alami berdasarkan makanan yang mereka
nikmati. Saat televisi berlomba-lomba menayangkan bermacam-macam makanan instan, ada
beberapa cara yang bisa lakukan sebagai orangtua agar anak tetap memilih makanan sehat. Oleh
karena itu orang tua harus mampu membuat makanan sehat ini menjadi lebih menarik.Cara
membuat anak suka makanan yang sehat :

1)      Jadwalkan acara makan bersama.

Berikan waktu untuk satu keluarga bisa makan bersama, misalnya saat sarapan merupakan
waktu yang tepat untuk acara makan bersama keluarga, terutama karena anak-anak yang makan
sarapan cenderung lebih berprestasi di sekolah.

2)      Masak makanan lebih sering di rumah.

Makanan yang dimasak di rumah lebih sehat bagi seluruh keluarga dan memberikan contoh
yang bagus untuk anak-anak tentang pentingnya makanan sehat. Makanan restoran cenderung
memiliki lebih banyak lemak, gula, dan garam. Simpan acara makan di luar untuk acara-acara khusus.

3)      Libatkan anak-anak dalam menyiapkan makanan sehat.

Anak-anak menikmati membantu orang dewasa, dalam hal ini berbelanja bahan makanan,
memilih apa yang akan mereka makan dan menyiapkan makan malam. Ini juga merupakan
kesempatan bagi Anda untuk mengajarkan mereka tentang nilai-nilai gizi dari makanan yang
berbeda, dan cara membaca label makanan bagi anak-anak yang lebit tua.

4)      Buat berbagai camilan sehat dengan gizi seimbang.

Gunakan banyak buah, sayuran, makanan ringan gandum, dan minuman sehat (air, susu, jus
buah murni) dan permudah akses sehingga anak-anak terbiasa meraih camilan sehat bukan
makanan ringan kalori kosong seperti soda, keripik, atau kue kering.

5)      Buat bekal yang menarik untuk dimakan anak dan bergizi.

Bekal yang menarik dan bergizi mengurangi anak untuk jajan disekolah. Selain sehat dan
dimasak sendiri anak juga akan terhindar dari zat-zat kimia dari makanan.

Unknown di 23.44
Berbagi

Tidak ada komentar:


Posting Komentar
Beranda

Lihat versi web


Mengenai Saya
Unknown

Lihat profil lengkapku

Diberdayakan oleh Blogger.

Hasmidar
Selasa, 13 November 2012

pendidikan kesehatan dan gizi


TUGAS Pendidikan Kesehatan dan Gizi
Nama dosen    : Drs. Lutfi B, M.Kes.

Gizi dan Tri guna Makanan


Disusun Oleh :

Nama        : Hasmidar


Kelas        : B23

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN


UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR
2011/2012

BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar belakang
Pendidikan kesehatan dan gizi merupakan salah satu mata kuliah wajib bagi seorang calon guru.
Sehubungan dengan mata kuliah ini saya ditugaskan oleh bapak dosen Drs. Lutfi B, M.Kes. untuk
membuat makalah mengenai gizi dan tri guna makanan.
 Sebagaimana yang kita ketahui bersama bahwa masih banyak orang yang masih kurang perduli
dengan asupan gizi yang mereka konsumsi , mereka hanya makan sekadar mengisi perut saja tanpa
memperhatikan asupan gizi yang terkandung di dalam makanan tersebut. Ada banyak alasan untuk
membenarkan hal ini salah satunya yaitu dengan alasan ekonomi sehingga mereka dengan terpaksa
hanya memakan makanan yang kurang kandungan gizinya alahsil mereka akan kekurangan gizi.
Dan ada pula orang yang memakan “segala yang ada di hadapannya” karena mereka “rakus” dan
tidak memperdulikan kandungan gizi dari makanan tersebut  alhasil mereka akan kelebihan gizi.
Kekurangan dan kelebihan gizi mempunyai dampak masing-masing bagi kesehatan kita, maka dari
itu mulai dari sekarang kita harus lebih memperhatikan lagi kandungan gizi dari makanan yang kita
konsumsi sehari-hari.

B.    Tujuan Penulisan


1.    Mengetahui defenisi gizi.
2.    Mengetahui tentang gizi seimbang.
3.    Mengetahui tentang gizi buruk.
4.    Mengetahui tentang gizi lebih.
C.    Manfaat penulisan
1.    Dengan makalah ini kita dapat mengetahui lebih jauh mengenai  defenisi gizi.
2.    Dengan makalah ini kita dapat mengetahui lebih jauh mengenai  gizi seimbang.
3.    Dengan makalah ini kita dapat mengetahui lebih jauh mengenai  gizi buruk.
4.    Dengan makalah ini kita dapat mengetahui lebih jauh mengenai  gizi lebih.
5.    Makalah ini bisa menjadi referensi guna memulai hidup sehat dengan memperhatikan asupan
gizi yang kita konsumsi.

BAB II
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN GIZI
Gizi adalah elemen yang terdapat dalam makanan dan dapat dimanfaatkan secara langsung oleh
tubuh seperti halnya karbohidrat, protein, lemak, vitamin, mineral, dan air. 
Gizi yang seimbang dibutuhkan oleh tubuh,terlebih pada balita yang masih dalam masa
pertumbuhan. Dimasa tumbuh kembang balita yang berlangsung secara cepat dibutuhkan makanan
dengan kualitas dan kuantitas yang tepat dan seimbang.
Berikut ini adalah pengertian dan definisi gizi:
# LIONI ELLIS H
Gizi merupakan komponen penting yang diperlukan tubuh untuk tumbuh dan
Berkembang.
# ASEP KURNIA NENGGALA
Gizi merupakan zat hara dalam makanan yang bernilai dan diperlukan
makhluk hidup untuk pertumbuhan, pemeliharaan, dan kegiatan hidupnya.
# CHAIRINNIZA K. GRAHA
Gizi adalah unsur yang terkandung dalam makanan, dimana unsur-unsur itu
dapat memberikan manfaat bagi tubuh yang mengkonsumsinya sehingga menjadi
sehat.
Dari beberapa pengertian gizi di atas saya (Hasmidar) dapat menarik kesimpulan bahwa Gizi
merupakan zat-zat yang terkandung di dalam makanan dan sangat dibutuhkan oleh tubuh untuk
dapat tumbuh dan berkembang sebagaimana mestinya.
Tak satu pun jenis makanan yang mengandung semua zat gizi, yang mampu membuat seseorang
untuk hidup sehat, tumbuh kembang dan produktif. Oleh karena itu, setiap orang perlu
mengkonsumsi anekaragam makanan; kecuali bayi umur 0-4 bulan yang cukup mengkonsumsi Air
Susu Ibu (ASI) saja. Bagi bayi 0-4 bulan, ASI adalah satu-satunya makanan tunggal yang penting
dalam proses tumbuh kembang dirinya secara wajar dan sehat.
Makan makanan yang beranekaragam sangat bermanfaat bagi kesehatan. Makanan yang beraneka
ragam yaitu makanan yang mengandung unsur-unsur zat gizi yang diperlukan tubuh baik kualitas
maupun kuantintasnya, dalam pelajaran ilmu gizi biasa disebut triguna makanan yaitu, makanan
yang mengandung zat tenaga, pembangun dan zat pengatur. Apabila terjadi kekurangan atas
kelengkapan salah satu zat gizi tertentu pada satu jenis makanan, akan dilengkapi oleh zat gizi
serupa dari makanan yang lain. Jadi makan makanan yang beraneka ragam akan menjamin
terpenuhinya kecukupan sumber zat tenaga, zat pembangun dan zat pengatur.
Makanan sumber zat tenaga antara lain: beras, jagung, gandum, ubi kayu, ubi jalar, kentang, sagu,
roti dan mi. Minyak, margarin dan santan yang mengandung lemak juga dapat menghasilkan tenaga.
Makanan sumber zat tenaga menunjang aktivitas sehari-hari.
Makanan sumber zat pembangun yang berasal dari bahan makanan nabati adalah kacang-kacangan,
tempe, tahu. Sedangkan yang berasal dari hewan adalah telur, ikan, ayam, daging, susu serta hasil
olahan, seperti keju. Zat pembangun berperan sangat penting untuk pertumbuhan dan
perkembangan kecerdasan seseorang.
Makanan sumber  zat pengatur adalah semua sayur-sayuran dan buah-buahan. Makanan ini
mengandung berbagai vitamin dan mineral, yang berperan untuk melancarkan bekerjanya fungsi
organ-organ tubuh.

B. GIZI SEIMBANG
Gizi seimbang adalah susunan makanan sehari-hari yang mengandung zat gizi dalam jenis dan
jumlah yang sesuai dengan kebutuhan tubuh, dengan memerhatikan prinsip keanekaragaman atau
variasi makanan, aktivitas fisik, kebersihan, dan berat badan (BB) ideal.
     Untuk membantu setiap orang memilih makanan dengan jenis dan jumlah yang tepat, kebutuhan
asupan gizi divisualisasikan dalam bentuk Tumpeng Gizi Seimbang (TGS), yang terdiri atas potongan-
potongan tumpeng. Luasnya potongan menunjukkan porsi yang harus dikonsumsi setiap hari. TGS
dialasi air putih, artinya air putih merupakan bagian terbesar dari zat gizi esensial bagi kehidupan
untuk hidup sehat dan aktif.  
Pada bagian bawah tumpeng terdapat prinsip gizi seimbang yang lain, seperti manjalankan pola
hidup bersih, aktivitas fisik dan olahraga teratur serta senantiasa menjaga dan memantau berat
badan.
•    PEDOMAN UMUM GIZI SEIMBANG
     PUSG merupakan salah satu bahan KIE bagi setiap individu untuk mencapai status gizi yang baik
dan berperilaku gizi yang baik dan benar. Konferensi Gizi Internasional yang dilakukan di Roma pada
tahun 1992 merekomendasikan agar setiap negara menyusun Pedoman Gizi Seimbang (PGS) untuk
mencapai dan memeliharan kesehatan dan kesejahteraan gizi (nutritional well-being). Indonesia saat
itu menghadiri dan menandatangani rekomendasi tersebut. Jadilah Indonesia menyusun PGS
tersebut dan menjabarkannya sebagai 13 pesan dasar yang disebut Pedoman Umum Gizi Seimbang
(PUGS). Kemudian PUGS ini dikeluarkan oleh Direktorat Gizi, Depkes pada tahun 1995.
Ketigabelas pesan dasar gizi seimbang tersebut adalah:
1. Makanlah aneka ragam makanan,
2. Makanlah makanan untuk memenuhi kebutuhan energy,
3. Makanlah makanan sumber karbohidrat, setengah dari kebutuhan energy,
4. Batasi konsumsi lemak dan minyak sampai seperempat dari kecukupan energy,
5. Gunakan garam beriodium untuk mencegah timbulnya Gangguan Akibat Kekurangan Iodium, 6.
Makanlah makanan sumber zat besi untuk mencegah anemia,
7. Berikan ASI saja kepada bayi sampai berumur 4 bulan,
8. Biasakan makan pagi (sarapan),
9. Minumlah air bersih, aman dan cukup jumlahnya,
10. Lakukan kegiatan fisik dan olah raga secara teratur,
11. Hindari minum minuman beralkohol,
12. Makanlah makanan yang aman bagi kesehatan,
13. Bacalah label pada makanan yang dikemas.

C. GIZI BURUK
Gizi buruk adalah keadaan kekurangan zat gizi tingkat berat akibat kurang makan dan atau
menderita sakit dalam waktu lama.
        Gizi buruk terjadi karena tubuh kekurangan asupan makanan yang bergizi dalam waktu yang
lama. Hal ini bisa disebabkan factor ekonomi, atau anak menderita penyakit tertentu sehingga
asupan makanan tidak dapat dicerna dengan baik.
o    Tanda Tanda gizi Buruk
* Anak sangat kurus,
* Wajah seperti orang tua atau bulat dan sembab,
* Cengeng dan rewel,
* Tidak berekasi terhadap rangsangan (apatis),
* Rambut tipis, jarang, kusam, warna rambut jagung dan bila dicabut tidak sakit,
* Kulit keriput,
* Tulang iga tampak jelas (iga gambang),
* Pantat kendur dan keriput,
* Perut cekung atau buncit,
* Bengkak pada punggung kaki yang berisi cairan(edema) dan bila ditekan lama kembali,,
* Bercak merah kehitaman ditungkai dan pantat.
•    FAKTOR PENYEBAB GIZI BURUK
1. Penyebab langsung
     Makanan dan penyakit dapat secara langsung menyebabkan gizi kurang. Timbulnya gizi kurang
tidak hanya dikarenakan asupan makanan yang kurang, tetapi juga penyakit. Anak yang mendapat
cukup makanan tetapi sering menderita sakit, pada akhirnya dapat menderita gizi kurang. Demikian
pula pada anak yang tidak memperoleh cukup makan, maka daya tahan tubuhnya akan melemah
dan akan mudah terserang penyakit.
2. Penyebab tidak langsung
     Ada 3 penyebab tidak langsung yang menyebabkan gizi kurang yaitu : 
- Ketahanan pangan keluarga yang kurang memadai. Setiap keluarga diharapkan mampu untuk
memenuhi kebutuhan pangan seluruh anggota keluarganya dalam jumlah yang cukup baik jumlah
maupun mutu gizinya. 
- Pola pengasuhan anak kurang memadai. Setiap keluarga dan mayarakat diharapkan dapat
menyediakan waktu, perhatian, dan dukungan terhadap anak agar dapat tumbuh kembang dengan
baik baik fisik, mental dan sosial.
- Pelayanan kesehatan dan lingkungan kurang memadai. Sistim pelayanan kesehatan yang ada
diharapkan dapat menjamin penyediaan air bersih dan sarana pelayanan kesehatan dasar yang
terjangkau oleh setiap keluarga yang membutuhkan.
3. Pokok masalah di masyarakat
     Kurangnya pemberdayaan keluarga dan kurangnya pemanfaatan sumber daya masyarakat
berkaitan dengan berbagai faktor langsung maupun tidak langsung.
4. Akar masalah
     Kurangnya pemberdayaan wanita dan keluarga serta kurangnya pemanfaatan sumber daya
masyarakat terkait dengan meningkatnya pengangguran, inflasi dan kemiskinan yang disebabkan
oleh krisis ekonomi, politik dan keresahan sosial yang menimpa Indonesia sejak tahun 1997.
Keadaan tersebut teleh memicu munculnya kasus-kasus gizi buruk akibat kemiskinan dan ketahanan
pangan keluarga yang tidak memadai. 
D. GIZI LEBIH
Gizi lebih terjadi jika terdapat ketidakseimbangan antara konsumsi energi dan pengeluaran energi.
Asupan energi yang berlebihan secara kronis akan menimbulkan kenaikan berat badan, berat badan
lebih (overweight) dan obesitas. Makanan dengan kepadatan energi yang tinggi (banyak
mengandung lemak atau gula yang ditambahkan dan kurang mengandung serat) turut menyebabkan
sebagian besar keseimbangan energi yang positif ini. selanjutnya penurunan pengeluaran energi
akan meningkatkan keseimbangan energi yang positif (Gibney et al,2008 yang dikutip langsung oleh
http://kesmas-unsoed.blogspot.com/2011/03/makalah-gizi-lebih-tugas-mata-kuliah.html).
•    Faktor penyebab :
1. Efek toksis yang membahayakan 
2. Kelebihan energI
3. Kurang gerak
4. Kemajuan ekonomi
5. Kurang pengetahuan akan gizi seimbang
6. Aktivitas fisik golongan masyarakat rendah
7. Tekanan hidup/ stress

•    Akibat Kelebihan Gizi :


1. Obesitas/ kegemukan. Energy disimpan dalam bentuk lemak.
2. Penyakit degenerative: hipertensi, diabetes, jantung koroner hepatitis, empedu.
3. Usia harapan hidup semakin menurun.

•    Penanggulangan Masalah Gizi Lebih


         Masalah gizi lebih disebabkan oleh kebanyakan masukan energi dibandingkan dengan  keluaran
energi. Penanggulangannya antara lain:
1. Menyeimbangkan masukan dan keluaran energi melalui pengurangan makan dan penambahan
latihan fisik atau olahraga serta menghindari tekanan hidup/stress.
2. Membatasi konsumsi karbohidrat dan lemak serta menghindari konsumsi alkohol.
3. Penyuluhan ke masyarakat luas.
4. Peningkatan teknologi pengolahan makanan tradisional Indonesia siap santap, sehingga
 makanan tradisional yang lebih sehat ini disajikan dengan cara-cara dan kemasan yang dapat
menyaingi cara penyajian dan kemasan makanan Barat (Almatsier,2009 yang dikutip langsung  oleh
http://kesmas-unsoed.blogspot.com/2011/03/makalah-gizi-lebih-tugas-mata-kuliah.html )

•    Solusi Permasalahan Gizi Masyarakat


(Menurut Hadi (2005) yang dikutip langsung oleh http://ajago.blogspot.com/2007/12/gizi-
kesehatan-masyarakat.html), solusi yang bisa kita lakukan adalah berperan bersama-sama.
     Peran Pemerintah dan Wakil Rakyat (DPRD/DPR). Kabupaten Kota daerah membuat kebijakan
yang berpihak pada rakyat, misalnya kebijakan yang mempunyai filosofi yang baik “menolong bayi
dan keluarga miskin agar tidak kekurangan gizi dengan memberikan Makanan Pendamping (MP) ASI.
     Peran Perguruan Tinggi. Peran perguruan tinggi juga sangat penting dalam memberikan kritik
maupun saran bagi pemerintah agar supaya pembangunan kesehatan tidak menyimpang dan
tuntutan masalah yang riil berada di tengah-tengah masyarakat, mengambil peranan dalam
mendefinisikan ulang kompetensi ahli gizi Indonesia dan memformulasikannya dalam bentuk
kurikulum pendidikan tinggi yang dapat memenuhi tuntutan zaman.
     (Menurut Azwar (2004) yang dikutip langsung oleh http://ajago.blogspot.com/2007/12/gizi-
kesehatan-masyarakat.html). Solusi yang bisa dilakukan adalah :
1.    Upaya perbaikan gizi akan lebih efektif jika merupakan bagian dari kebijakan penangulangan
kemiskinan dan pembangunan SDM. Membiarkan penduduk menderita masalah kurang gizi akan
menghambat pencapaian tujuan pembangunan dalam hal pengurangan kemiskinan. Berbagai pihak
terkait perlu memahami problem masalah gizi dan dampak yang ditimbulkan begitu juga sebaliknya,
bagaimana pembangunan berbagai sektor memberi dampak kepada perbaikan status gizi. Oleh
karena itu tujuan pembangunan beserta target yang ditetapkan di bidang perbaikan gizi memerlukan
keterlibatan seluruh sektor terkait.
2.    Dibutuhkan adanya kebijakan khusus untuk mempercepat laju percepatan peningkatan status
gizi. Dengan peningkatan status gizi masyarakat diharapkan kecerdasan, ketahanan fisik dan
produktivitas kerja meningkat, sehingga hambatan peningkatan ekonomi dapat diminimalkan.
3.    Pelaksanaan program gizi hendaknya berdasarkan kajian ‘best practice’ (efektif dan efisien) dan
lokal spesifik. Intervensi yang dipilih dengan mempertimbangkan beberapa aspek penting seperti:
target yang spesifik tetapi membawa manfaat yang besar, waktu yang tepat misalnya pemberian
Yodium pada wanita hamil di daerah endemis berat GAKY dapat mencegah cacat permanen baik
pada fisik maupun intelektual bagi bayi yang dilahirkan. Pada keluarga miskin upaya pemenuhan gizi
diupayakan melalui pembiayaan publik.
4.    Pengambil keputusan di setiap tingkat menggunakan informasi yang akurat dan evidence base
dalam menentukan kebijakannya. Diperlukan sistem informasi yang baik, tepat waktu dan akurat.
Disamping pelaksanaan monitoring dan evaluasi yang baik dan kajian-kajian intervensi melalui
kaidah-kaidah yang dapat dipertanggung jawabkan.
5.    Mengembangkan kemampuan (capacity building) dalam upaya penanggulangan masalah gizi,
baik kemampuan teknis maupun kemampuan manajemen. Gizi bukan satu-satunya faktor yang
berperan untuk pembangunan sumber daya manusia, oleh karena itu diperlukan beberapa aspek
yang saling mendukung sehingga terjadi integrasi yang saling sinergi, misalnya kesehatan, pertanian,
pendidikan diintegrasikan dalam suatu kelompok masyarakat yang paling membutuhkan.
 Meningkatkan upaya penggalian dan mobilisasi sumber daya untuk melaksanakan upaya perbaikan
gizi yang lebih efektif melalui kemitraan dengan swasta, LSM dan masyarakat.

BAB III
PENUTUP
A.    Kesimpulan    
Gizi adalah elemen yang terdapat dalam makanan dan dapat dimanfaatkan secara langsung oleh
tubuh seperti halnya karbohidrat, protein, lemak, vitamin, mineral, dan air. Gizi yang seimbang
dibutuhkan oleh tubuh,terlebih pada balita yang masih dalam masa pertumbuhan. Dimasa tumbuh
kembang balita yang berlangsung secara cepat dibutuhkan makanan dengan kualitas dan kuantitas
yang tepat dan seimbang.
Gizi seimbang adalah susunan makanan sehari-hari yang mengandung zat gizi dalam jenis dan
jumlah yang sesuai dengan kebutuhan tubuh, dengan memerhatikan prinsip keanekaragaman atau
variasi makanan, aktivitas fisik, kebersihan, dan berat badan (BB) ideal.
Gizi buruk adalah keadaan kekurangan zat gizi tingkat berat akibat kurang makan dan atau
menderita sakit dalam waktu lama. Gizi buruk terjadi karena tubuh kekurangan asupan makanan
yang bergizi dalam waktu yang lama. Hal ini bisa disebabkan factor ekonomi, atau anak menderita
penyakit tertentu sehingga asupan makanan tidak dapat dicerna dengan baik.
     Gizi lebih terjadi jika terdapat ketidakseimbangan antara konsumsi energi dan pengeluaran
energi. Asupan energi yang berlebihan secara kronis akan menimbulkan kenaikan berat badan, berat
badan lebih (overweight) dan obesitas. Makanan dengan kepadatan energi yang tinggi (banyak
mengandung lemak atau gula yang ditambahkan dan kurang mengandung serat) turut menyebabkan
sebagian besar keseimbangan energi yang positif ini. selanjutnya penurunan pengeluaran energi
akan meningkatkan keseimbangan energi yang positif (Gibney et al,2008 yang dikutip langsung oleh
http://kesmas-unsoed.blogspot.com/2011/03/makalah-gizi-lebih-tugas-mata-kuliah.html ).
B.     Saran – saran
    Diharapakan dengan tugas makalah ini kita semua dapat lebih memperhatikan dan mengatur
asupan gizi yang kita konsumsi  yaitu dengan mengonsumsi makanan menu seimbang  agar asupan
gizi kita seimbang dan juga berolahraga dengan teratur.

DAFTAR PUSTAKA
http://kesehatan.kompasiana.com/makanan/2011/01/26/gizi-buruk/  (diakses pada tanggal 1
oktober 2012 pukul 19.00 WITA)
http://www.kompas.com/kesehatan/news/senior/gizi/0212/19/gizi4.htm / (diakses pada tanggal 1
oktober 2012 pukul 19.00 WITA)
http://carapedia.com/pengertian_definisi_gizi_info2106.html (diakses pada tanggal 1 oktober 2012
pukul 20.00 WITA)
http://geasy.wordpress.com/2007/05/10/pedoman-umum-gizi-seimbang-apaan-tuh/ (diakses pada
tanggal 1 oktober 2012 pukul 21.00 WITA)
http://www.danonenutrindo.org/tentang_gizi_seimbang.php (diakses pada tanggal 1 oktober 2012
pukul 19.00 WITA)
http://kesmas-unsoed.blogspot.com/2011/03/makalah-gizi-lebih-tugas-mata-kuliah.html (diakses
pada tanggal 1 oktober 2012 pukul 22.00 WITA)
http://ajago.blogspot.com/2007/12/gizi-kesehatan-masyarakat.html (diakses pada tanggal 1 oktober
2012 pukul 22.00 WITA)

Hasmidar di 12.43.00
Berbagi

Tidak ada komentar:

Posting Komentar


Beranda

Lihat versi web

About Me

Hasmidar
Lihat profil lengkapku
Diberdayakan oleh Blogger.

Anda mungkin juga menyukai