Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN STATISTIKA REKAYASA

Semesta Reaksi dan Momen Maksimal serta Peluang Kegagalan Struktur

Dosen Pembimbing
Prof. Daniel M. Rosyid PhD, M.RINA

Disusun oleh
1. Alfian Solih Wicaksono 04311740000018
2. M. Ilham Hidayat 04311740000027
3. Andreas Anthoni W 04311740000038
4. Gandhi Wisnu H.M 04311740000050
5. Abhista Danis Wara 04311740000057

DEPARTEMEN TEKNIK KELAUTAN


FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
2018
Statistika Rekayasa
St
MO184301

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Stastistika adalah ilmu yang mempelajari bagaimana merencanakan,
mengumpulkan, menganalisis, menginterpretasi, dan mempresentasikan data.
Singkatnya, statistika adalah ilmu yang berkenaan dengan data. Istilah 'statistika'
(bahasa Inggris: statistics) berbeda dengan 'statistik' (statistic). Statistika merupakan
ilmu yang berkenaan dengan data, sedang statistik adalah data, informasi, atau hasil
penerapan algoritme statistika pada suatu data. Dari kumpulan data, statistika dapat
digunakan untuk menyimpulkan atau mendeskripsikan data; ini dinamakan statistika
deskriptif. Sebagian besar konsep dasar statistika mengasumsikan teori probabilitas.
Beberapa istilah statistika antara lain: populasi, sampel, unit sampel, dan probabilitas.

1.2 Rumusan Masalah 


Di dalam laporan ini penulis akan membahas mengenai :
1. Bagaimana menyelesaikan reaksi semesta suatu struktur ?
2. Bagaimana menentukan semesta momen maksimal disuatu titik dalam sebuah
struktur?
3. Bagaimana menentukan peluang kegagalan suatu struktur ?

1.3 Tujuan
Tujuan yang ingin didaptkan dari laporan ini sebagai berikut:
1. Mampu menyelesaikan reaksi semesta suatu struktur
2. Mampu menentukan semesta momen maksimal di suatu titik dalam sebuah struktur
3. Mampu menentukan peluang kegagalan suatu struktur

Page 1
Statistika Rekayasa
St
MO184301

BAB II
DASAR TEORI

2.1 Tumpuan
Tumpuan ialah tempat perletakan konstruksi  atau dukungan bagi konstruksi dalam
meneruskan gaya-gaya yang bekerja ke pondasi.

Dalam ilmu analisa struktur dikenal 3 jenis tumpuan yaitu tumpuan sendi, tumpuan rol
dan tumpuan jepit.

a.  Tumpuan Sendi


Tumpuan sendi sering disebut juga sebagai tumpuan engsel, karena cara kerjanya
mirip dengan engsel. Tumpuan mampu memberikan reaksi gaya horizontal dan
vertikal, artinya tumpuan sendi dapat menahan gaya vertikal maupun gaya horizontal
dan tidak dapat menahan momen.

b. Tumpuan Rol

Page 2
Statistika Rekayasa
St
MO184301

Tumpuan rol adalah tumpuan yang dapat bergeser kea rah horizontal sehingga
tumpuan ini tidak dapat menahan gaya horizontal. Pada tumpuan rol terdapat roda
yang dapat bergeser yang gunanya untuk mengakomodir pemuaian pada konstruksi
sehingga konstruksi tidak rusak. Tumpuan rol hanya mampu memberikan reaksi arah
vertikal saja, artinya tumpuan rol hanya bias menahan gaya secara vertikal saja dan
tidak bias menahan gaya horizontal dan momen.

c. Tumpuan Jepit
Tumpuan jepit ialah merupakan tumpuan  berupa balok yang terjepit pada tiang atau
kolom. Pada tumpuan ini mampu memberikan reaksi terhadap gaya vertikal,
horizontal bahkan mampu memberikan reaksi  terhadap putaran momen.

2.2 Formulasi Reaksi Struktur Balok


Agar suatu sistem (dalam hal ini balok dan portal sederhana) dalam keadaan
statis/tidak bergerak, harus ada beberapa perletakan pada sistem tersebut agar gaya-gaya
luar dilawan/diimbangi oleh perletakan.  Besaran gaya-gaya reaksi perletakan juga dapat
dihitung

Di dalam statika ada tiga syarat statis yang harus dipenuhi:

ΣV = 0
ΣH = 0
ΣM = 0

Page 3
Statistika Rekayasa
St
MO184301

2.3 Gaya Momen


Momen terjadi apabila sebuah gaya bekerja mempunyai jarak tertentu dari titik
yang akan menahan momen tersebut dan besarnya momen tersebut adalah besarnya yang
dikalikan dengan jaraknya. Satuan untuk momen ialah (N/m, Kg/m ,  Kg/cm, Ton/m, ).

Page 4
Statistika Rekayasa
St
MO184301

2.4 Peluang
Peluang adalah Kejadian atau peristiwa merupakan himpunan bagian dari ruang
sampel definisi peluang : Peluang suatu kejadian yang diinginkan adalah perbandingan
banyaknya titik sampel kejadian yang diinginkan itu dengan banyaknya anggota ruang
sampel kejadian tersebut. Peluang disebut juga dengan nilai kemungkinan. 

Contoh :

Pada percobaan melempar sebuah dadu bermata 6, pada ruang sampelnya terdapat
sebanyak 6 titik sampel, yaitu munculnya sisi dadu bermata 1, 2, 3, 4, 5, dan 6. Kejadian-
kejadian yang mungkin terjadi misalnya : 
 Munculnya mata dadu ganjil
 Munculnya mata dadu genap
 Munculnya mata dadu prima

Jika pada percobaan tersebut diinginkan kejadian munculnya mata dadu prima, maka
mata dadu yang diharapkan adalah munculnya mata dadu 2, 3, dan 5, atau sebanyak 3
titik sampel. Sedang banyaknya ruang sampel adalah 6, maka peluang kejadian
munculnya mata dadu prima adalah 3/6
Atau: Menyatakan nilai peluang suatu kejadian pada suatu percobaan dapat dinyatakan
dengan menggunakan cara :

Contoh:

Pada percobaan melempar sebuah koin bersisi angka (A) dan gambar (G) dengan sebuah
dadu bermata 1 sampai 6 bersama-sama sebanyak satu kali. Berapa peluang munculnya
pasangan koin sisi gambar dan dadu mata ganjil ?
Banyaknya kejadian munculnya pasangan gambar dan mata dadu ganjil ada 3, yaitu
(G,1), (G,3) dan (G,5). Peluang kejadian munculnya pasangan gambar dan mata dadu
ganjil adalah 3 

Page 5
Statistika Rekayasa
St
MO184301

Batas-Batas Nilai Peluang


Nilai peluang suatu kejadian (P) memenuhi sifat, yang berarti Jika P = 0, maka
kejadian tersebut tidak pernah terjadi atau suatu kemustahilan 
Jika P = 1, maka kejadian tersebut merupakan kepastian.

2.5 Himpunan Semesta


Himpunan semesta disebut juga semesta pembicaraan. Himpunan semesta atau
semesta pembicaraan adalah himpunan yang memuat semua anggota atau objek
himpunan yang dibicarakan. Himpunan semesta (semesta pembicaraan) biasanya
dinyatakan dengan notasi S.

1. Himpunan bagian ( ⊂ )
Himpunan bagian adalah himpunan yang menjadi anggota himpunan lainnya
yang masih merupakan bagian dari semesta pembicaraan. Contohnya himpunan
bagian adalah: Jika S = {P, A, B}, P = {A, B}, dan B = {A} atau bisa juga di
tuliskan A ⊂ B ⊂ P ⊂ S. Dengan diagram Venn contoh soal di atas dapat
digambarkan seperti pada gambar disamping.

2. Irisan Himpunan ( \cap )

Irisan himpunan atau intersection adalah anggota suatu himpunan yang


juga menjadi anggota himpunan lain. Contoh irisan himpunan adalah: jika
S = {A, B} A = {1, 2, 3, 4, 5} dan B = {2, 4, 6, 8, 10 } atau bisa di tuliskan
dengan notasi pembentuk himpunan S = {A, B} dan B \cap A = {2, 4}.
Dengan diagram Venn Irisan himpunan dapat digambarkan seperti pada
gambar disamping. Irisan himpunan adalah daerah yang berwarna kelabu.

3. Gabungan Himpunan ( \cup )

Gabungan Himpunan adalah pengabungan dua himpunan yang berbeda


karena memiliki anggota yang sama. Contohnya: Jika S = {P, Q} P =
{ p, i, s, a, u} Q = { s, i, p, a, u} karena memiliki anggota yang sama
maka kedua himpunan tadi dapat dituliskan dengan notasi P \cup Q,
dapat digambarkan dengan diagram venn seperti disamping ini.

BAB III
Page 6
Statistika Rekayasa
St
MO184301

METODOLOGI PENULISAN

Mulai

Kumpulkan data

Buat Free Body Diagram


dan hitung persamaan
reaksi

Hitung momen maksimal


dengan menggambar diagram
momen

Buat himpunan semesta


peluang kegagalan

Hitung peluang kegagalan

Selesai

BAB IV
Page 7
Statistika Rekayasa
St
MO184301

PEMBAHASAN
4.1

 Persamaan momen menggunakan metode methode of section

 Untuk P = 3 kN

a) 0 ≤ x < 1
M1

Ax
Ay

+∑ M = 0

Ay.x – M1 =0

M1 = Ay.x

= 2.25 x

b) 1 ≤ x < 4

+∑ M = 0

Ay X – 3 (X-1) – M2 =0

M2 = Ay X – 3 (X-1)

= 2.25 X – 3X + 3

= -0.75 X + 3

P = 3 kN
M2

AX
AY

Page 8
Statistika Rekayasa
St
MO184301

Gambar Diagram Momen

Sehingga dapat
disimpulkan bahwa
y (kN) momen maksimum di titik
c sebesar 2.25 kNm

2.25

x (m)
1 4
 Untuk P = 5 kN

a) 0 ≤ X < 1
M1

Ax
Ay

+∑ M = 0

Ay.x – M1 =0

M1 = Ay.x

= 3.75 x

Page 9
Statistika Rekayasa
St
MO184301

b. 1 ≤ X < 4

P = 5 kN
M2

AX
AY

+∑M=0

AyX – 5(x-1) – M2 = 0

M2 = AyX – 5(x-1)

= 3,75x – 5x + 5

y
(kN)

3.75

Gambar 2.2 Diagram

x
Dari grafik tersebut dapat disimpulkan bahwa momen maksimum adalah 3,75 kNm
1 4
(m)

 Untuk P = 7 kN

a. 0 ≤ x < 1
+∑M= 0
M1 AyX – M1 = 0

AX M1 = AyX

=5,25X
AY

Page 10
Statistika Rekayasa
St
MO184301

b. 1 ≤ x < 4

P = 3 kN
+∑M= 0
M2
AyX – 7(x-1) – M2 = 0
AX M1 = AyX – 7(x-1)
AY =5,25X - 7X + 7

= -1,75x + 7
 Untuk P = 5 kN

+Ma =0
Ay (0) + 5 (1) – By (4) =0
5 – 4 By =0
4 By =5
5
By = kN
4
By = 1,25 Kn ( )

+Mb =0
By (0) - 5 (3) + Ay (4) =0
-15 + 4 Ay =0
4 Ay = 15
15
Ay = kN
4
Ay = 3,75 Kn ( )

 Untuk P = 7 kN

+Ma =0
Ay (0) + 7 (1) – By (4) =0
7 – 4 By =0
4 By =7
7
By = kN
4
By = 1,75 Kn ( )

+Mb =0
By (0) - 7 (3) + Ay (4) =0
-21 + 4 Ay =0
4 Ay = 21

Page 11
Statistika Rekayasa
St
MO184301

21
Ay = kN
4
Ay = 5,25 Kn ( )
Gambar diagram momen

y (kN)

5.25
Sehingga dapat disimpulkan bahwa
momen maksimum di titik c sebesar
5,25 kNm

4.5 Himpuan Semesta


x (m)
1
Berikut 4 kegagalan:
adalah hasil himunan semesta peluang

Ssss A
sss

 2.25 kNm
 5.75  3.75 kNm

4.6 Peluang Kegagalan Struktur


Untuk melakukan perhitungan peluang kegagalan struktur, kami menggunakan
formulasi sebagai berikut:
n( A)
P=
n(S)
Dimana:
P = Peluang gagal

Page 12
Statistika Rekayasa
St
MO184301

n(A) = Banyak percobaan gagal


n(S) = Banyak sampel

Dengan hasil perhitungan momen maksimal :

Beban (kN) Momen Maksimal (kNm)


3 2.25
5 3.75
7 5.75

Berdasarkan data di atas, dapat diketahui bahwa nilai K = 1, karena beban momen
maksimal struktur = 5 kNm dan ada beban yang membebani momen lebih besar dari kekuatan
angkat struktur, dan S = 3, ditilik dari jumlah beban, maka peluang kegagalan:

1
P=
3

Page 13
Statistika Rekayasa
St
MO184301

BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Dari data yang kita peroleh yang kemudian kami lakukan perhitungan dapat
kami simpulkan beberapa hal yaitu,
1. Besar beban mempengaruhi momen maksimal dari suatu struktur
2. Peletakan posisi beban mempengaruhi besar momen maksimal dari sutu stuktu
3. Semakin Panjang bentang suatu struktur maka momen reaksi semakin besar dan
berdampak pada meningkatnya peluang kegagalan struktur.
4. Semakin besar peluang kegagalan suatu struktur mengindikasikan bahwa struktur itu
tidak layak untuk di aplikasikan

5.2 Saran
1. Perlu dilakukan perhitungan secara teliti agar tidak terjadi kekeliruan
2. Perlu dilakukan studi lebih lanjut terkait momen struktur untuk memperkecil
kekeliruan

Page 14

Anda mungkin juga menyukai