Anda di halaman 1dari 10

Uji pada Sampel Tanah Kebun

Perlakuan awal yaitu memanaskan cawan porselen kosong yang sebelumnya telah dibersihkan ke
dalam oven. Cawan porselen dipanaskan selama kurang lebih 15 menit. Fungsi dari pemanasan
cawan tersebut adalah agar cawan bebas dari zat pengotor, dan untuk menstrerilkan cawan dari zat-
zat yang mungkin akan menempel pada cawan tersebut. Lalu cawan tersebut kita dinginkan. Setelah
itu cawan ditimbang di neraca analitik. Diperoleh beratnya sebesar 43.96 gram.

Kemudan di masukkan sampel tanah kebun sebanyak 5 gram, sehinggan berat cawan dan tanah
kebun tersebut naik menjadi 48.96 gram. Lalu dilakukan pemanasan kembali didalam oven pada
suhu 105oC selama 30 menit. Setelah dipanaskan, sampel tanah kebun tersebut menjadi kering.
Dilakukan penimbangan kembali terhadap cawan dan sampel tanah kebun tersebut, dan di peroleh
hasil sebesar 48.63 gram. Nilai berat cawan tersebut nantinya digunakan dalam perhitungan persen
berat hilang sampel tanah kebun. Persen berat hilang sampel tanah kebun diperoleh dari
pengurangan berat cawan+tanah sebelum pemanasan dan sesudah pemanasan, kemudian
membaginya dengan berat sampel awal dan mengalikannya dengan 100% (dipersenkan). Hasil
persen berat hilang sampel tanah kebun yang di peroleh yaitu 6.6%. Terjadi pengurangan berat pada
sampel, hal itu disebabkan karna pada saat proses pemanasan, air yang terkandung dalam sampel
tanah kebun tersebut menguap oleh proses pemanasan. Setelah itu, sampel tanah dibagi menjadi 2
bagian dan dimasukkan ke dalam 2 gelas kimia. Terdapat 2 perlakuan. Sampel tanah kebun dalam
gelas kimia pertama ditambahkan dengan NaOH 6M. Tujuannya untuk mengetahui reaksi yang
terjadi pada tanah dalam suasana basa. Karena tanah merupakan zat anorganic, maka dapat larut
dalam air dan pelarut organic. Hasil yang diperoleh yaitu terlihat dari warna larutannya yang agak
memudar dari warna asli tanah. Pada tanah, biasanya terdapat kandungan logam. Umumnya logam
yang terkandung pada tanah yaitu logam Al3+ dan Ca2+ Berikut reaksi kimia yang terjadi :

13

Kemudan di masukkan sampel tanah kebun sebanyak 5 gram, sehinggan berat cawan dan tanah
kebun tersebut naik menjadi 48.96 gram. Lalu dilakukan pemanasan kembali didalam oven pada
suhu 105

C selama 30 menit. Setelah dipanaskan, sampel tanah kebun tersebut menjadi kering. Dilakukan
penimbangan kembali terhadap cawan dan sampel tanah kebun tersebut, dan di peroleh hasil
sebesar 48.63 gram. Nilai berat cawan tersebut nantinya digunakan dalam perhitungan persen berat
hilang sampel tanah kebun. Persen berat hilang sampel tanah kebun diperoleh dari pengurangan
berat cawan+tanah sebelum pemanasan dan sesudah pemanasan, kemudian membaginya dengan
berat sampel awal dan mengalikannya dengan 100% (dipersenkan). Hasil persen berat hilang sampel
tanah kebun yang di peroleh yaitu 6.6%. Terjadi pengurangan berat pada sampel, hal itu disebabkan
karna pada saat proses pemanasan, air yang terkandung dalam sampel tanah kebun tersebut
menguap oleh proses pemanasan. Setelah itu, sampel tanah dibagi menjadi 2 bagian dan
dimasukkan ke dalam 2 gelas kimia. Terdapat 2 perlakuan. Sampel tanah kebun dalam gelas kimia
pertama ditambahkan dengan NaOH 6M. Tujuannya untuk mengetahui reaksi yang terjadi pada
tanah dalam suasana basa. Karena tanah merupakan zat anorganic, maka dapat larut dalam air dan
pelarut organic. Hasil yang diperoleh yaitu terlihat dari warna larutannya yang agak memudar dari
warna asli tanah. Pada tanah, biasanya terdapat kandungan logam. Umumnya logam yang
terkandung pada tanah yaitu logam Al

3+

dan Ca

2+

. Berikut reaksi kimia yang terjadi : Logam + NaOH

”logam”OH

+ Na

Ca

2+

+ NaOH

Ca(OH)

+ Na

Al

3+

+ NaOH

Al(OH)

+ Na

Sampel tanah kebun dalam gelas kimia kedua ditambahkan dengan H

SO

4
6M. Tujuannya untuk mengetahui reaksi yang terjadi pada tanah dalam suasana asam. Hasil yang
diperoleh yaitu terlihat dari warna larutannya yang lebih pekat dari warna asli tanah.

2.

Uji Pada Beberapa Sampel Air

Pada percobaan ini dilakukan pengujian pada beberapa sampel air, yaitu sampel air sumur, sampel
air hujan, sampel air sungai tidak tercemar, sampel air danau, sampel air sungai tercemar, dan
sampel air PDAM. Perlakuan pertama yang dilakukan yaitu mengukur pH dari masing sampel air
tersebut.

pH menyatakan intensitas keasaman dan alkalinitas dari suatu cairan encer,

14

dan mewakili konsentrasi hidrogen ionnnya. pH tidak mengukur seluruh kemasaman atau alkalinitas.

Diperoleh hasil, pH sampel air sumur = 6.7, pH sampel air hujan = 6.3, pH sampel air sungai tidak
tercemar = 7.6, pH sampel air danau = 7, pH sampel air sungai tercemar 8.3, dan pH sampel air
PDAM 7.3. Dapat diketahui bahwa sampel dengan Kualitas air yang baik berada di rentang pH 7
(netral) yaitu air danau. Dikatakan berkualitas baik karena sifatnya netral, yang berarti sampel air
danau tersebut tidak tercemar, tidak terkontaminasi zat pengotor baik pengotor yang bersifat asam
maupun bersifat basa. Selain itu, jika air bersifat netral berarti tidak mengandung alkali, karena
junlak ion hidrogennya sebanding dengan jumlah ion hidroksil. Sedangkan sampel air dengan pH di
atas 7 bersifat basa. Sampel air tersebut yaitu air sungai tidak tercemar, air sungai tercemar, dan air
PDAM. Air yang tidak bersifat asam (basa) dapat dipastikan

mengandung alkali, karena kekurangan ion hydrogen. Untuk sampel air dengan pH di bawah 7
bersifat asam.

Sampel air tersebut yaitu air sumur dan air hujan. Jika air bersifat asam, berarti di dalam kandungan
air tersebut kelebihan ion hydrogen. Jadi, konsentrasi ion hydrogen merupakan petunjuk mengenai
reaksi air.

Air adalah bahan pelarut yang baik sekali, maka jika dengan pH yang tidak netral dapat melarutkan
berbagai elemen kimia yang dilaluinya, sehingga dapat merusak kualitas air.

Perlakuan selanjutnya adalah mengidentifikasi air dengan berbagai reagen. Reagen yang digunakan
yaitu NaOH 6 M, HCl 6M, Na

CO

6M, NH

6M, Na
2

SO

6M. Masing-masing reagen tersebut mempunyai fungsi tersendiri. NaOH 6 M berfungsi untuk uji
kebasaan , HCl 6M berfungsi untuk uji keasaman, Na

CO

6M berfungsi untuk uji kesadahan (karena mengandung senyawa karbonat, dimana air yang
mempunyai sadah mengandung CaCO

yang tinggi, maka dari itu harus di uji dengan reagen yang mengandung senyawa karbonat pula), NH

6M berfungsi untuk uji kandungan ammonium (NH

+, karena reaksi antara H

O dengan NH

akan membentuk NH

4+

dan OH

), Na

SO

6M berfungsi untuk uji kation yang terkandung dalam air.

Untuk sampel air sumur ketika ditambahkan reagen-reagen tersebut, tidak terjadi perubahan yang
signifikan. Hanya saja ketika ditambahkan reagen NaOH, terdapat gelembung dan sedikit endapan
putih. Untuk sampel air hujan, terjadi perubahan pada sampel air tersebut ketika di tambahkan
beberapa reagen. Ketika ditambahkan NaOH, terdapat gelembung kecil. Ketika ditambahkan Na
2

SO

terdapat gelembung-gelembung kecil dengan jumlah yang cukup banyak serta terdapat endapan
putih.

15

Untuk sampel air sungai tidak tercemar, terjadi perubahan pada sampel air tersebut ketika di
tambahkan beberapa reagen. Ketika ditambahkan NaOH, terdapat gelembung kecil dengan jumlah
yang cukup banyak. Ketika ditambahkan Na

SO

terdapat gelembung-gelembung kecil dengan jumlah yang cukup banyak serta terdapat sedikit
endapan putih. Untuk sampel air danau, terjadi perubahan pada sampel air tersebut Ketika
ditambahkan Na

SO

4,

yaitu terdapat sedikit gelembung. Pada sampel air sungai tercemar, warna airnya keruh kehitaman,
terdapat kotoran-kotoran hitam, disertai dengan bau yang tidak sedap (berbau busuk).

Warna dapat berasal dari buangan industri. Warna dalam air dapat disebabkan oleh adanya ion-ion
metal alam (besi dan mangan), hunus, plankton, tanaman air dan buangan industry.

Untuk sampel air sungai tidak tercemar, terjadi perubahan pada sampel air tersebut ketika di
tambahkan beberapa reagen. Ketika ditambahkan NaOH, terdapat gelembung kecil didinding
tabung. Ketika ditambahkan HCl, kotoran hitam menghilang. Ketika ditambahkan Na

CO

, endapan hitam bertambah banyak. Endapat tersebut dimungkinkan CaCO

. Ketika ditambahkan Na

SO
4

, endapan hitam sedikit bertambah. Endapan tersebut dimungkinkan ion kation yang mengendap.
Berikut adalah persamaan reaksi yang terjadi antara sampel air dengan beberapa reagen: H

(l)

+ NaOH

(aq)

Na

+ OH

+H

OH

(l)

+ HCl

(aq)

+ Cl

2H
2

(l)

+ Na

CO

3(aq)

(l)

+ CO

2 (g)

+ 2NaOH

(aq)

(l)

+ NH

NH

4+

+ OH

2H

2
O

(l)

+ Na

SO

4(aq)

2NaOH

(aq)

+H

SO

4(aq)

Untuk sampel air PDAM, terjadi perubahan pada sampel air tersebut ketika di tambahkan beberapa
reagen. Ketika ditambahkan NaOH, warna air berubah menjadi keruh. Ketika ditambahkan HCl,
terdapat gelembung gas di tabung reaksi. Ketika ditambahkan Na

SO

terdapat zat yang mengapung diatas permukaan air.

Perlakuan selanjutnya adalah menguapkan semua sampel air sampai kering. Tujuannya adalah untuk
mengetahui terbentuk atau tidaknya endapan dalam sampel air tersebut. Yang terdapat endapan
hanya pada sampel air hujan (endapan warna putih), air sungai tidak tercemar (endapan warna
putih), air sungai tercemar (endapan warna hitam). Endapan tersebut terbentuk karena didalam
sampel air tersebut mengandung unsur-unsur anorganik yang tidak ikut menguap pada saat
diuapkan. Unsur-unsur tersebut tidak ikut menguap karena perbedaan titik lebur. Pada saat
diuapkan, hanya di panaskan dengan api yang tidak terlalu panas.

3.

Uji Pada Udara dengan menggunakan lampu spiritus dan plastisin

16
Perlakuan pertama yaitu menimbang berat lampu spiritus yang telah diisi spiritus. Didapat hasil
sebesar 177.11 gram. Kemudian dibuat dudukan untuk lampu spiritus tersebut dengan
menggunakan plastisin. Kemudian lampu spirtus di nyalakan, dan segera ditutup dengan
menggunakan gelas kimia 1 L, bersamaan dengan itu, stopwatch dinyalakan untuk mengetahui pada
menit ke berapa api yang menyala pada lampu spiritus tersebut padam. Pada menit ke 9 detik ke 50,
api tersebut padam, dan cairan spirtus berkurang, serta plastisin meleleh. Api padam disebabkan
karena oksigen/udara yang berada di dalam gelas kimia tersebut sudah habis. Plastisin meleleh
karena posisi plastisin tersebut tepat di bawah lampu spirtus, yang artinya sangat dekat dengan
sumber panas (api), maka semakin cepat pula plastisin tersebut menerima suhu panas, sehingga
plastisin yang berada di dekat api akan cepat meleleh. Perambatan panas dimulai dari jarak yang
terdekat. Cairan spirtus berkurang karena menguap pada saat api menyala. Hal tersebut
menyebabkan berat lampu spirtus berkurang.

Nama : Rini Nuraeni NIM : 1127040061 Kelas :

ESIMPULAN

Pada sampel tanah, di dalam tanah terdapat logam. Karena setelah dipanaskan larut dalam NaOH
dan H

SO

Pada sampel air, di peroleh hasil pH. Yang bernilai netral (pH 7) hanya sampel air danau. Itu
menunjukkan bahwa tidak terdapat bahan pencemar di dalamnya. Kandungan ion hydrogen dan
hidroksilpun seimbang jumlahnya. Untuk sampel air tanah yang bersifat basa yaitu air sungai tidak
tercemar, air sungai tercemar, dan air PDAM. Untuk sampel air yang bersifat asam yaitu air sumur
dan air hujan. Jika air bersifat asam, berarti di dalam kandungan air tersebut kelebihan ion hydrogen.

Pada sampel air, yang paling tidak aman untuk dikonsumsi adalah air sungai tercemar sebab airnya
kotor dan berbau serta terdapat banyak endapan berwarna hitam. Tingkat kesadahannya tinggi.


Pada udara, menunjukkan bahwa tanpa udara yang masuk ke beaker gelas, lampu spirtus menjadi
mati dan berat lampu spirtus mengalami penurunan dari

Anda mungkin juga menyukai