STRATEGI PENYELENGGARAAN
PENYULUHAN PERTANIAN
Intensitas Pelatihan
Data penelitian menunjukkan sebagian besar (71 persen) penyuluh mengakui
jarang dipanggil mengikuti pelatihan, baik yang dilaksanakan oleh kantor BP4K
maupun oleh lembaga-lembaga diklat lain. Minimnya anggaran yang dikelola institusi
penyuluhan berdampak pada kuantitas dan kualitas pelatihan. Dalam satu tahun
anggaran yang tersedia di institusi penyuluhan hanya melaksanakan satu kali kegiatan
kegiatan pelatihan, selebihnya merupakan kegiatan forum-forum penyuluhan biasa
yang bersifat koordinasi antar instansi teknis lingkup pertanian.
84
melalui upaya peningkatan terhadap tiga aspek penting yaitu; (1) peningkatan peran
organisasi penyelenggaraan penyuluhan pertanian; (2) jenjang karier dan
kesejahteraan penyuluh pertanian, dan (3) peningkatan peran lembaga pendukung
penyuluhan pertanian. Gambaran tentang kondisi ketiga aspek tersebut dapat dibaca
pada bab kinerja penyuluh dan faktor yang mempengaruhi.
pertanian agar dapat lebih menjanjikan, misalnya dengan kegiatan sertifikasi profesi
penyuluh.
Peningkatan jenjang karier penyuluh secara teratur dan tepat waktu akan
berdampak pada peningkatan kesejahteraan penyuluh. Kenyataan yang selama
dialami oleh penyuluh adalah masalah Inpassing bagi penyuluh-penyuluh baru dan
keterlambatan SK kenaikan pangkat regular dengan penyesuaian tunjangan jabatan
fungsional. Kondisi tersebut secara tindak langsung sangat mengganggu aktivitas
penyuluh di lapangan. Di satu sisi pemerintah daerah menginginkan kinerja penyuluh
meningkat, tetapi disisi yang lain kesejahteraan penyuluh tidak diperhatikan.
Sertifikasi profesi penyuluh pertanian menjadi suatu keharusan karena di
dalam Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2006 tentang Sistem Penyuluhan Pertanian,
Perikanan dan Kehutanan (SP3K) disebutkan bahwa penyuluh pertanian adalah suatu
profesi. Secara umum sertifikasi penyuluh pertanian bertujuan untuk meningkatkan
mutu dan proses penyuluhan pertanian serta meningkatkan profesionalisme penyuluh
pertanian.
Sertifikasi penyuluh pertanian sangat penting karena mempunyai manfaat
dalam melindungi profesi penyuluh pertanian dari praktek-praktek yang tidak
kompeten yang dapat merusak citra penyuluh pertanian dan melindungi masyarakat
dari praktek-praktek penyuluhan pertanian yang tidak bertanggungjawab serta
menjamin mutu penyelenggaraaan penyuluhan pertanian. Sebagai sebuah profesi
maka penyuluh pertanian harus mempunyai suatu standard kompetensi sebagaimana
dengan profesi lainya.
Jumlah penyuluh PNS di Kota Tidore Kepulauan saat ini berjumlah 67 orang
yang tersebar di 72 wilayah binaan (desa/kelurahan). Dari jumlah tersebut baru 3
orang penyuluh (4 persen) yang memiliki kinerja tinggi berdasarkan standar
kompetensi kerja nasional Indonesia (SKKNI). Terhadap ketiganya Kementrian
Pertanian melalui lembaga sertifikasi telah diikutkan pada kegiatan pelatihan seleksi
sertifikasi profesi penyuluh pertanian.
menentukan kinerja penyuluh. Secara sosial budaya/ kultur, sikap ramah masyarakat
dalam menerima kehadiran seorang penyuluh mungkin masih baik, akan tetapi jika
kehadirannya hanya untuk mengeksploitasi hak-hak masyarakat yang berkaitan
dengan pengamanan-pengamanan program pemerintah yang ditetapkan secara top
down, justru membuat masyarakat semakin jauh dari penyuluh.
Strategi ke depan yang harus dilakukan seorang penyuluh dalam
meningkatkan peran masyarakat (kelompok tani) adalah pemerintah harus
memberikan keleluasaan kepada masyarakat untuk berusaha. Untuk mewujudkan hal
tersebut, maka masyarakat harus dilibatkan dalam proses perencanaan program
pembangunan pertanian. Minimnya anggaran yang dikelola institusi penyuluhan
menyebabkan kegiatan penyusunan programa penyuluhan selama ini hanya bisa
dilakukan di tingkat Kota. Seharusnya kegiatan tersebut harus dilakukan secara
bertahap dan dimulai dari tingkat wilayah kerja penyuluh, sehingga keterlibatan
masyarakat (kelompok tani) bisa lebih besar.