PEMANFAATAN TEKNOLOGI INTERNET OF THINGS UNTUK

PEMANTAUAN LAHAN GAMBUT DALAM UPAYA MENDETEKSI

KEBAKARAN HUTAN DALAM MUSIM KEMARAU

Disusun oleh
HAIRUL QALAM HAKIM
D121171305

ZULKIFLI AL-AMIN LOTHIAN

D121171511

DEPARTEMEN TEKNIK INFORMATIKA

FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2020

BAB 1
 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kebakaran hutan merupakan salah satu peristiwa atau bencana yang sering terjadi di
inonesia. Kebakaran hutan dapat disebabkan oleh faktor alam maupun karena campur
tangan manusia di dalamnya. Pembakaran hutan dijadikan cara efisien oleh pengusaha
kayu, bahkan perusahaan-perusahaan besar dalam membuka lahan baru yang akan
digunakan untuk perkebunan,perumahan, dan pertambangan.

Seringkali dalam prakteknya, kebakaran hutan menjadi tidak terkendali dan wilayah
yang terkena dampak pun menjadi meluas. Sehingga pemerintah melarang keras praktek
pembukaan lahan melalui pembakaran hutan. Walaupun demikian, masih terdapat oknum-
oknum tertentu yang melakukan hal tersebut.

Kebakaran hutan juga dapat terjadi karena faktor alam, di antaranya kekeringan,musim
panas yang berkepanjangan, sambaran petir dan bahkan akibat angin yang kencang lahan
gambut yang mengalami perubahan akan menyulut api kecil sehingga menjadi awal mula
munculnya kebakaran hutan.

Berdasarkan penulusuran WRI (World Resources Institue) Sebagian besar peringatan

titik api NASA berada di dalam Provinsi Riau, dan terutama dalam batas-batas hutan
tanaman industri dan konsesi kelapa sawit. Sekitar 52 persen dari total titik api terjadi di
dalam daerah-daerah konsesi. Peringatan titik api yang berada di hutan lindung atau
konsesi untuk penebangan selektif jumlahnya jauh lebih sedikit pada tahun 2014, kemudian
Kalimantan Tengah sebanyak 1000 titik api, dan terakhir adalah Sumatera Selatan yang
terdeteksi lebih dari 500 titik api.

Salah satu penyebab kebakaran hutan yang seringkali meluas adalah lambannya
pendeteksian titik-titik api. Sehingga kebakaran yang pada awalnya hanya terjadi pada
areal yang sempit, menjadi meluas karena terlambat terdeteksi