Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

MAGANG I
KULTUR SEKOLAH

Disusun oleh :
Kelompok 2

ADLSYAH YUDHA PRAWIRA 170631100072


MAYANG PUSPITASARI 170631100074
ACHMAD FAIZAL ILMI 170631100081
DEDDI DORES 170631100092
DEFRY NATALIE NAOMY P. 170631100097

UNIVERSITAS TRUNOJOYO MADURA


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
PENDIDIKAN INFORMATIKA
2019
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI.............................................................................................................i

BAB I. PENDAHULUAN......................................................................................1

1.1 Latar belakang.....................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah...............................................................................1

1.3 Tujuan..................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN........................................................................................3

2.1 Pengertian Kultur Sekolah..................................................................3

2.1.1 Peran Kultur Sekolah.................................................................4

2.2 Pengertian Tata Tertib ........................................................................6

2.2.1 Tujuan TataTertib Sekolah.........................................................6

2.2.2 Pentingnya Tata Tertib Sekolah.................................................7

2.3 Peran Lingkungan Dalam Pendidikan Karakter..................................8

2.3.1 Manfaat Peran Lingkungan Dalam Pendidikan Karakter..........8

2.4 Kehidupan Bearagama......................................................................10

BAB III PENUTUP..............................................................................................12

3.1 Kesimpulan..........................................................................................12

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................13
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pendidikan merupakan jembatan masa depan bagi setiap insan di muka bumi,
pentingnya Pendidikan sangat berpengaruh pada kehidupan manusia untuk mampu
melaju ke arah jalan hidup menuju hal positif. Pendidikan di era globalisasi
menghadapi berbagai tantangan yang semakin berat. Cepatnya perubahan yang
terjadi dalam berbagai bidang kehidupan di masyarakat, di satu sisi dapat membawa
kemajuan, namun juga sekaligus melahirkan kegelisahan pada masyarakat. Salah satu
hal yang menggelisahkan adalah persoalan moral. Orang sepertinya tidak lagi memiliki
pegangan akan norma-norma kebaikan. Dalam situasi ini, terutama dalam
pendidikan, dibutuhkan sikap yang jelas arahnya dan norma-norma kebenaran yang
dapat dipertanggungjawabkan.

Pendidikan tidak hanya dituntut untuk mengikuti dan menyesuaikan dengan


perubahan sosial yang ada, namun lebih dari itu, pendidikan juga dituntut untuk
mampu mengantisipasi perubahan dalam menyiapkan generasi muda untuk
mengarungi kehidupannya di masa yang akan datang. Salah satu tantangan pendidikan
masa depan adalah tetap berlangsungnya pendidikan nilai, supaya nilai-nilai luhur yang
menjadi acuan dalam perilaku, dapat ditransformasikan dari generasi ke generasi,
khususnya dalam rangka menepis berbagai dampak negatif dari perubahan sosial.

Sekolah sebagai sebuah institusi pendidikan mempunyai budaya (culture) tidak


tertulis yang mendefinisikan standar-standar perilaku yang dapat diterima secara
baik, yang tersirat dalam budaya dominan sekolah. Setiap sekolah merupakan suatu
sistem yang khas, mempunyai kepribadian dan jati diri sendiri, sehinga memiliki
kultur atau budaya yang khas pula. Budaya sekolah bisa merupakan bagian atau
subkultur dari kuktur masyarakat atau bahkan budaya bangsa dan negara.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa yang dimaksud kultur sekolah?
2. Apa saja tata tertib yang baik di sekolah ?.
3. Bagaimana Peran lingkungan dalam pembentukan karakter?.
4. Bagaimana kehidupan beragama di sekolah?
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian kultur sekolah
2. Untuk mengetahui dan tata tertib sekolah
3. Untuk Mengetahui peran lingkungan dalam pembentukan karakter
4. Untuk mengetahui kehidupan beragama
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Kultur Sekolah
Sekolah sebagai salah satu institusi pendidikan yang sangat pentingdan
memiliki fungsi strategis dalam mewujudkan tujuan pendidikan. Dalam mengusung
visi misinya sebagai lembaga layanan publik untukmencerdaskan generasi bangsa,
maka diperlukan langkah yang kongkretuntuk pelaksanaan program sekolah tersebut.

Kultur merupakan pandangan hidup yang diakui bersama oleh suatu kelompok
masyarakat, yang mencakup cara berfikir, perilaku, sikap, nilai yang tercermin baik
dalam ujud fisik maupun abstrak. Kultur ini juga dapat dilihat sebagai suatu perilaku,
nilai-nilai, sikap hidup, dan cara hidup untuk melakukan penyesuaian dengan
lingkungan, dan sekaligus cara untuk memandang persoalan dan memecahkannya.
Oleh karena itu, suatu kultur secara alami akan diwariskan oleh satu generasi kepada
generasi berikutnya. Sekolah merupakan lembaga utama yang yang didesain untuk
memperlancar proses transmisi kultural antar generasi tersebut.

Kultur sekolah menjadi salah satu daya tarik konsumen untuk menggunakan
jasa pendidikan yang ditawarkan sekolah. Semakin positif kultur sebuah sebuah, maka
konsumen pendidikan akan semakin tertarik kepada sekolah tersebut. Dan yang
terpenting, kultur sekolah merupakan landasan dari tercapainya semua bentuk prestasi
warga sekolah.

Kultur sekolah adalah serangkaian keyakinan, harapan, nilai-nilai, norma, tata aturan,
dan rutinitas kerja yang diinternalisasi warga sekolah sehingga mempengaruhi
hubungan sejawat dan kinerja warga sekolah dalam upaya mencapai tujuan sekolah.
Kultur inilah yang menjadi pembeda antara sekolah satu dengan lainnya.

Kultur sekolah sangat mempengaruhi perubahan sikap maupunperilaku dari warga


sekolah. Kultur sekolah sendiri dibedakan menjadi tigamacam yaitu kultur sekolah
yang positif, kultur sekolah yang negatif dankultur sekolah yang netral (Farida
Hanum, 2013:206).

a. Kultur sekolah positif meliputi kegiatan-kegiatan yang mendukung(pro) pada


peningkatan kualitas pendidikan, terdiri dari:
 Ada ambisi untuk meraih prestasi, pemberian penghargaan pada yang
berprestasi.
 Hidup semangat menegakkan sportivitas, jujur, mengakui keunggulan
pihak lain.
 Saling menghargai perbedaan.
 Trust (saling percaya)
b. Kultur sekolah negatif meliputi kegiatan-kegiatan yang tidak mendukung
(kontra) pada peningkatan kualitas pendidikan, terdiri dari:
 Banyak jam kosong dan absen dari tugas.
 Terlalu permisif terhadap pelanggaran nilai-nilai moral.
 Adanya friksi yang mengarah pada perpecahan, terbentuknya
kelompok yang saling menjatuhkan.
 Penekanan pada nilai pelajaran bukan pada kemampuan.
c. Kultur sekolah netral kegiatan yang kurang berpengaruh positif maupun
negatif pada peningkatan kualitas pendidikan, terdiri dari:
 Seragam guru.
 Kegiatan arisan sekolah, jumlah fasilitas sekolah dan sebagainya.

2.1.1 Peran Kultur Sekolah


Kultur sekolah memiliki peran sangat penting dalam sekolah tersebut.
Peran kultur sekolah antara lain untuk menghasilkan kinerja dan sumber daya
manusia yang baik untuk masing-masing individu,sekelompok manusia, suatu
lingkungan sekolah, meneruskan atau melestarikan budaya sekolah yang telah
ada. Kultur sekolah hendaknya mencakup salah satu dari lingkungan pendidikan
yaitu lingkungan budaya yang terdiri dari bahasa, seni, ekonomi, politik,
pandangan hidup, keagamaan dan lainnya. Menurut Dr. Jemari M. (2004), peran
kultur sekolah antara lain membangun komitmen sekolah, memperbaiki kinerja
sekolah, membuat suasana kekeluargaan, kolaborasi , ketahanan belajar dan
semangat terus maju, dorongan bekerja keras dan tidak mudah mengeluh.
Sedangkan menurut John Goodlad peran kultur sekolah adalah untuk
membangun mutu sekolah. Ada beberapa factor yang dapat mempengaruhi kultur
sekolah antara lain guru-guru yang berkualitas, murid-murid yang atau masukan
yang baik serta budaya dan sarana dan prasarana yang baik. oleh karena itu kultur
sekolah menjadi sangat penting.
2.2 Pengertian Tata Tertib
Menurut Depdikbud (1989) tata tertib sekolah adalah aturan atau peraturan
yang baik dan merupakan hasil yang konsisten dari peraturan yang ada.Menurut
Mulyono (2000) tata tertib adalah kumpulan aturan-aturan yang dibuat secara tertulis
dan mengikat anggota masyarakat.Aturan-aturan ketertiban dan keteraturan terhadap
tata tertib sekolah,meliputi kewajiban,keharusan dan larangan-larangan. Apa yang
dapat terjadi jika seorang siswa tidak memiliki sikap disiplin baik dalam belajar
maupun bertingkah laku sehari-hari? Dalam setiap sekolah pasti ada peraturan dan
peraturan tersebut tidak semua siswa mematuhinya, banyak siswa yang masih
melanggar tata tertib sekolahnya hanya karena sering terlambat atau tidak masuk
sekolah tanpa keterangan, atau melanggar peraturan-peraturan lainnya.

2.2.1 Tujuan Tata Tertib Sekolah


Untuk menegakkan disiplin di sekolah perlu ditunjang oleh seperangkat
peraturan oleh ketentuan yang secara organisasi mengikat setiap komponen sekolah
baik siswa, guru maupun kepala sekolahdalam rangka mencapai tujuan yang telah
ditetapkan. Seperangkat peraturan atau ketentuan dimaksud disebut dengan tata tertib.
Menegakkan disiplin dan tata tertib di sekolah haruslah dimulai dan unsur &
kelompok sekolah itu sendiri, yakni kepala sekolah, guru dan siswa serta unsur formal
lainnya. Disiplin dan tata tertib merupakan dua hal yang saling terkait, sebab tata
tertib pada dasarnya perangkat untuk menegakkan disiplin.
  Tujuan tata tertib sekolah sangat penting. Secara umum dibuatnya tata tertib
sekolah mempunyai tujuan utama agar semua warga sekolah mengetahui apa tugas,
hak dan kewajiban serta melaksanakan dengan baik sehingga kegiatan sekolah dapat
berjalan dengan lancar. Prinsip tata tertib sekolah adalah diharuskan, dianjurkan dan
ada yang tidak boleh dilakukan dalam pergaulan di lingkungan sekolah. Tata tertib
sekolah harus ada sanksi atau hukuman bagi yang melanggarnya. Menjatuhkan
hukuman sebagai jalan keluar terakhir, harus dipertimbangkan perkembangan siswa.
Sehingga perkembangan jiwa siswa tidak dan jangan sampai dirugikan.Tata tertib
sekolah dibuat dengan tujuan sebagai berikut: 
1. Agar siswa mengetahui tugas, hak dan kewajibannya. 
2. Agar siswa mengetahui hal–hal yang diperbolehkan dan kreatifitas
meningkat serta terhindar dari masalah–masalah yang dapat menyulitkan
dirinya. 
3. Agar siswa mengetahui dan melaksanakan dengan baik dan sungguh–
sungguh seluruh kegiatan.

2.2.2 Pentingnya Tata Tertib Sekolah


Kedisiplinan sebagai alat pendidikan yang dimaksud adalah suatu tindakan,
perbuatan yang dengan sengaja diterapkan untuk kepentingan pendidikan di
sekolah. Tindakan atau perbuatan tersebut dapat berupa perintah, nasehat,
larangan, harapan, dan hukuman atau sanksi. Kedisiplinan sebagai alat
pendidikan diterapkan dalam rangka proses pembentukan, pembinaan dan
pengembangan sikap dan tingkah laku yang baik. Sikap dan tingkah laku yang
baik tersebut dapat berupa rajin, berbudi pekerti luhur, patuh, hormat, tenggang
rasa dan berdisiplin.
Tata tertib sekolah harus dipatuhi bersama-sama agar terbentuknya suasana
aman dan nyaman dalam proses belajar mengajar. Para guru dapat memberikan
contoh dan mengingatkan kepada siswa-siswinya untuk menjaga kerapihan
berseragam, dan juga sesekali juga guru memberi pengarahan dan teguran pada
siswa yang melanggar tata tertib sekolah.
2.3 Peran Lingkungan Dalam Pendidikan Karakter
Pendidikan karakter adalah sebuah kegiatan untuk mendidik para generasi
penerus agar bisa menyempurnakan diri sebagai individu dan terus melatih
kemampuan diri untuk mendapatkan arah hidup yang jauh lebih baik.

Pendidikan karakter merupakan usaha yang dilakukan dengan sadar dan terencana
untuk memperoleh situasi dan proses memberdayakan potensi dan juga individu
supaya bisa membangun karakter pribadi atau kelompok yang unik sebagai warga
negara seperti macam macam tingkah laku dalam psikologi.

Fungsi dari pendidikan karakter sendiri adalah untuk mengembangkan potensi


seseorang khususnya anak supaya bisa memiliki hati yang baik, perilaku baik dan
juga cara berpikir yang baik. Dengan begitu besarnya fungsi dari pendidikan karakter
ini, maka dibutuhkan banyak peran dari orang orang sekitar khususnya peran
lingkungan dalam pendidikan karakter.

Tripusat Pendidikan ialah Lingkungan pendidikan yang sangat berperan


penting dalam pendidikan manusia, diantara lingkungan tersebut keluarga, sekolah,
dan masyarakat. Semua Lingkungan tersebut mempunyai fungsi atau peran dan
tanggung jawab masing-masing dalam pendidikan manusia.
Semua lingkungan pendidikan tersebut mempunyai hubungan timbal balik antara
satu dengan lainnya, diantaranya:
1. Hubungan antara keluarga dan sekolah
2. Pengaruh sekolah terhadap masyarakat
3. Pengaruh masyarakat dan sekolah

2.3.1 Manfaat Peran Lingkungan Dalam Pendidikan Karakter


Kegiatan pengenalan lingkungan diharapkan membawa dampak yang
signifikan dan permanen terhadap pembentukan karakter anak berupa peduli
lingkungan dan numbuhkan empati dan kesadaran pada diri sebagai makhluk
sosial.
Terdapat empat manfaat lingkungan dalam Pendidikan karakter, sebagai berikut:
1. Lingkungan keluarga merupakan faktor yang paling penting dalam
pembentukan karakter. Karena dari sanalah dasarnya. Proses mulai lahir
hingga dewasa, memperoleh didikan dari keluarga. Pentingnya pengaruh
keluarga akan menjadi dasar bagaimana kita kelak berperilaku setelah terjun di
masyarakat. Hubungan keluarga penuh konflik, akan berpengaruh terhadap
psikologis anak di masa depan.
2. Lingkungan sekolah. Pembentukan karakter menjadi lebih luas. Di sekolah,
dilatih untuk belajar mandiri, berinteraksi, dan bersosialisasi. Dalam hal ini
peran pendidik dan tenaga pendidik sangat dibutuhkan. Sekolah bukan hanya
tempat mencetak siswa yang unggul dan berprestasi atau sekadar tempat
transfer pengetahuan. Sekolah harus juga berperan untuk pembelajaran yang
berorientasi pada nilai-nilai moral. Pembelajaran untuk siap terjun ke
lingkungan masyarakat yang beragam.
3. Lingkungan masyarakat. Saat mengintegrasikan diri di tengah masyarakat,
perilaku pun berangsur-angsur bisa berubah sesuai dengan kondisi lingkungan
masyarakat. Perlu dicermati sebelum memutuskan lingkungan masyarakat
tempat bersosialisasi.
4. Lingkungan alam. Salah satu faktor penting untuk melatih anak bertanggung
jawab. Dengan mencintai alam, anak dituntut untuk memelihara dan
merawatnya. Tanpa itu, lingkungan akan rusak dan berdampak pada
kehidupan manusia.
Manusia memiliki kesadaran, bahwa dirinya menjadi bagian yang tidak terpisah dari
lingkungan sekaligus berusaha untuk berbuat sebaik mungkin bagi lingkungannya.
Manusia merupakan makhluk sosial. Ia hidup dan menjadi bagian tidak terpisah dari
lingkungan. Karenanya, manusia tidak bisa sepenuhnya egois dan beranggapan kalau
dirinya bisa hidup sendiri tanpa peran serta orang lain. Selain tidak logis, sikap egois
semacam ini juga membawa implikasi kurang baik bagi tatanan sosial.
2.4 Kehidupan Beragama
Agar manusia dapat melandaskan cara hidupnya pada aturan agama, maka perlu
adanya penanaman akan paham agama sejak dini. Pengajaran agama sejak dini akan
membentuk pribadi yang mempunyai pemahaman agama dengan baik, sehingga ia
akan mendasari hidupnya dengan aturan yang sesuai dengan agamanya. Ketika
remaja, anak akan sangat rentan dengan pengaruh buruk, misalnya kenakalan remaja
jaman sekarang. Beberapa remaja juga mengalami akibat pergaulan bebas di
kalangan pelajar. Peran keluarga adalah untuk mendidik anak secara agama, supaya
hal – hal tersebut akan bisa dihindari. Nilai -nilai dasar dari agama yang perlu
ditanamkan dalam keluarga adalah:

 Mempunyai Iman Yang Kuat , beriman yaitu mempercayai bahwa ada


Tuhan Yang Maha Esa dan mengamalkan semua ajaranNya.
 Bertaqwa, yaitu menghindari segala sesuatu yang dilarang, dan mengerjakan
semua anjuran dan aturan dalam agama.
 Nilai Kejujuran, selalu berkata benar dalam menyampaikan segala sesuatu.
 Toleransi, memiliki rasa tenggang rasa kepada setiap perbedaan, orang, dan
situasi.
 Sikap Rajin, menyediakan waktu serta tenaga yang cukup untuk
menjalankan tugas – tugasnya demi mendapatkan hasil yang baik.
 Saleh, orang yang saleh memiliki nilai dan pandangan moral yang tinggi dan
konsisten melakukan hal yang benar. Kesalehan akan menjadi cara
menghindari pergaulan bebas.
 Taat, berarti selalu senang hati dalam melaksanakan tugas serta tanggung
jawabnya.
 Disiplin, yaitu mematuhi aturan dan waktu yang telah ditetapkan.
Membentuk disiplin dalam beragama berawal dari pendidikan keluarga.
 Sopan Santun, orang yang beragama akan berperilaku sesuai norma agama
yang dipelajarinya dan mempunyai sopan santun. Peran keluarga dalam
pendidikan agama akan mengajarkan caranya bersopan santun yang pantas.
 Sabar dan Ikhlas, dengan beragama, seseorang bisa mendapatkan keyakinan
diri yang lebih, sehingga ia akan lebih sabar dan ikhlas.
 Kasih Sayang, Agama mengajarkan kasih sayang kepada sesama. Orang
yang beragama akan tahu bagaimana caranya memperlakukan sesama dengan
kasih sayang.

Pendidikan yang paling mendasar untuk anak – anak dalam keluarga adalah
pendidikan agama. Karena keluarga adalah lingkungan yang terdekat dengan seorang
anak, maka sudah jelas bahwa keluarga mempunyai pengaruh yang besar kepada
seorang anak. Apabila anak mendapatkan bimbingan agama yang benar, maka hal itu
juga akan turut membentuk pribadinya ke arah yang positif. Maka itu sangat penting
untuk menanamkan pendidikan agama dalam keluarga.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dalam membangun budaya atau kultur yang kondusif bagi pembelajaran harus ada
kemauan dari semua pihak. Lembaga sekolah harus melakukan berbagai pendekatan agar
terjadi komunikasi yang baik antara sekolah dengan warga sekolah. Pendekatan yang
dilakukan bisa dalam bentuk massal maupun personal. Dalam pendekatan itu sekolah
wajib menyadarkan warga sekolah akan kebutuhan terhadap perubahan itu sendiri,
dilakukan sosialisasi, pelatihan dan sebagainya. Disamping itu peraturan yang sudah
dibuat harus ditegakkan dengan tegas
DAFTAR PUSAKA

http://www.scribd.com/doc/52326739/kultur-sekolah
http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/Membangun%20Kultur%20Sekolah%20Berbasis
%20Karakter.pdf

Anda mungkin juga menyukai