Anda di halaman 1dari 14

TUGAS

MAKALAH WAWASAN PENDIDIKAN


“PENGERTIAN PENDIDIKAN DITINJAU DARI PENGERTIAN KLASIK DAN
MODERN”

Dosen Pengampu : P. Wayan Arta Suyasa, S.Pd, M.Pd.

OLEH :
KELOMPOK 2
GEDE SUPANDITA NIM. 1615051100
PUTU SASTRA KRISNA YANA NIM. 1915051084
BASOKA AKBAR MANURUNG NIM. 1915051068
RAPELDA U. MADA IBPA BR TARIGAN NIM. 1915051046
NI KADEK TAMARA AGUSTINI NIM. 1915051016
PUTU WIDYA PRATIWI NIM. 1915051038
I MADE BHISMA PUTRA NUGRAHA NIM. 1915051063

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK INFORMATIKA


JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA
FAKULTAS TEKNIK DAN KEJURUAN
UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA
SINGARAJA
2020
Kata Pengantar

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmatNYA sehingga
makalah ini dapat tersusun hingga selesai. Tidak lupa kami juga mengucapkan banyak
terimakasih atas bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan
baik materi maupun pikirannya. Dan harapan kami semoga makalah ini dapat menambah
pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca, Untuk ke depannya dapat memperbaiki
bentuk maupun menambah isi makalah agar menjadi lebih baik lagi.
Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami, Kami yakin masih banyak
kekurangan dalam makalah ini, Oleh karena itu kami sangat mengharapkan saran dan kritik
yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Singaraja, Maret 2020

Penyusun

ii
Daftar Isi

Halaman Judul ............................................................................................................i


Kata Pengantar ............................................................................................................ii
Daftar Isi ......................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN ..............................................................................................1
1.1 Latar Belakang .......................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah ...................................................................................................1
1.3 Tujuan Penulisan .....................................................................................................1
1.4 Manfaat Penulisan ...................................................................................................2
1.5 Metode Penulisan ...................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN ..............................................................................................3
2.1 Pengertian Pendidikan Ditinjau Dari Pengertian Klasik ........................................3
2.2 Pengertian Pendidikan Ditinjau Dari Pengertian Modern ........................................5
2.3 Perbedaan Pendidikan Klasik dan Modern ...............................................................9
BAB III PENUTUP .....................................................................................................10
3.1 Kesimpulan ...............................................................................................................10
3.2 Saran ........................................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Secara umum, pengertian pendidikan adalah proses perubahan atau pendewasaan
manusia, berawal dari tidak tahu menjadi tahu, dari tidak biasa menjadi biasa, dari tidak paham
menjadi paham dan sebagainya. Pendidikan itu bisa didapatkan dan dilakukan dimana saja,
bisa di lingkungan sekolah, masyarakat dan keluarga, dan yang penting untuk diperhatikan
adalah bagaimana memberikan atau mendapat pendidikan dengan baik dan benar, agar manusia
tidak terjerumus dalam kehidupan yang negatif. Pendidikan mempunyai peranan yang sangat
penting dalam menjamin kelangsungan hidup negara, karena pendidikan merupakan sarana
untuk meningkatkan dan mengembangkan kualitas sumber daya manusia. Dengan pendidikan
kehidupan manusia menjadi terarah.
Manusia merupakan makhluk yang memiliki rasa yang tidak puas dan cenderung
melakukan hal-hal yang mungkin bisa merugikan orang lain. Melihat keadaan saat ini banyak
demo-demo, tawuran, dan tindakan kriminal yang sebagian besar adalah anak-anak. Mereka
membutuhkan perhatian khusus sehingga dapat menjadi manusia yang bermoral melalui
pendidikan. Melalui pendidikan, diri manusia akan tertanam tiga ranah yaitu: 1) kognitif (ilmu
pengetahuan), 2) afektif (sikap), dan 3) psikomotor, ( keterampilan). Ada beberapa definisi
mengenai pendidikan, jika ditinjau dari pengertian pendidikan secara klasik dan modern, pada
makalah ini nantinya akan dibahas mengenai pengertian tersebut, agar pembaca dapat
mengetahui perbedaan dari setiap pengertian pendidikannya, baik itu pengertian klasik atau
modern.

1.2 Rumusan Masalah


Adapun rumusan masalah mengenai pengertian pendidikan ditijau dari pengertian
klasik dan modern adalah sebagai berikut.
a) Menjelaskan mengenai pengertian pendidikan ditinjau dari pengertian klasik
b) Menjelaskan mengenai pengertian pendidikan ditinjau dari pengertian modern

1.3 Tujuan Penulisan


Adapun tujuan mengenai penulisan mengenai pengertian pendidikan ditinjau dari
pengertian klasik dan modern adalah sebagai berikut.
a) Untuk mengetahui pengertian pendidikan ditinjau dari pengertian klasik
b) Untuk mengetahui pengertian pendidikan ditinjaud ari pengertian modern

1
c) Untuk membentuk suatu persepsi mengenai penjelasan pengertian pendidikan secara umum

1.4 Manfaat Penulisan


Penulisan makalah ini diharapkan dapat memberikan manfaat baik secara praktis
maupun secara teorotis antara lain sebagai berikut.
(1) Manfaat Teoretis
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran terhadap
pengembangan teori dan ilmu pengetahuan yang berkaitan dengan wawasan
pendidikan.
(2) Manfaat Praktis
Untuk pelajar dapat menambah wawasan tentang wawasan pendidikan dan untuk
masyarakat dapat mengetahui lebih dalam tentang apa itu perkembangan peserta
didik.

1.5 Metode Penulisan


Adapun metode dari pembutan makalah ini adalah metode pustaka. Metode pustaka
merupakan sumber data yang didapat dari internet dan buku, penukis menganalisi,
menyimpulkan serta memahami data-data yang ada sebagai bahan utama pembuatan makalah
sesuai dengan permasalahan yang penulis bahas dalam makalah ini.

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Pendidikan Ditinjau Dari Pengertian Klasik


Cikal bakal pendidikan klasik sebenarnya telah dibangun, bahkan sebelum Sokrates
berkeliaran di pasar Athena dan mengajukan pertanyaan pertanyaan cerdas yang memaksa
orang untuk berpikir. Zeno dari Elea (abad ke-5 SM) telah mulai mengganggu orang dengan
paradoks paradoksnya untuk memulai sebuah dialektika. Namun pendidikan klasik
dengan trivium dan quadrivium baru dibakukan pada abad pertengahan. Istilah liberal
arts sendiri pertama kali dipakai oleh Cassiodorus, seorang pejabat Roma pada abad ke-6. Ia
memakai istilah ini untuk menggambarkan ketujuh cabang liberal arts, yaitu trivium:
gramatika, dialektika dan retorika, dan quadrivium: aritmatika, geometri, musik dan astronomi.
Berikut adalah penjelasan mengenai trivilum dan quadrivium:

a) Trivium
Trivium sendiri berasal dari kata tri (Latin: tiga) dan via (Latin: jalan), sehingga dapat
diartikan “tiga jalan”. Tiga jalan (ungkapan yang lebih tepat adalah tiga tahap) yang
dimaksudkan di sini ialah tiga jalan menuju pengetahuan. Jalan-jalan ini bukanlah
pengetahuan, melainkan cara meraih pengetahuan. Tahap-tahap ini menggambarkan tahap-
tahap perkembangan manusia, dari bayi sampai dewasa, dalam meraih pengetahuan. Perlu
diingat bahwa trivium bukanlah mata pelajaran melainkan metodologi pembelajaran yang
menjadi jiwa dari pelajaran yang diberikan. Bisa dilihat di bagian berikutnya bahwa mata
pelajaran yang diberikan sesungguhnya tidak berbeda jauh dengan yang kita kenal.
Perbedaannya terletak pada cara pembelajarannya.

1. Tahap tahap trivium


▪ Tahap Gramatika/ tahap pengetahuan kongkrit
Pada masa ini manusia belajar dengan menghapal. Anak anak berada pada tahap ini,
sehingga kita dapat melihat mereka yang dengan mudah menghapalkan segala macam
hal-hal baru yang diberikan pada mereka. Kita dapat melihat bahwa bayi dapat dengan
mudah belajar bahasa yang diajarkan pada mereka. Tahap ini adalah tahap yang sangat
penting, karena disinilah manusia mengumpulkan segala macam dasar yang akan dipakai
pada tahap berikutnya.

3
▪ Tahap Dialekta/ logika
Jika pada tahap gramatika kita mempelajari fakta, pada tahap ini kita mulai
membuat hubungan antara satu fakta dengan yang lainnya. Hubungan-hubungan seperti
sebab akibat mulai dipelajari dan dipertanyakan. Tahap ini dimulai dengan mengajukan
pertanyaan “mengapa”. Kemampuan mengajukan pernyataan dan alasan serta menarik
kesimpulan mulai dikembangkan.Ditahap inilah kemampuan abstraksi mulai dikem
bangkan.

▪ Tahap Retorika/ kemampuan berkomunikasi dan berekspresi


Tahap ini kita belajar menyusun fakta-fakta dengan logika yang benar untuk
menyusun sebuah pemikiran. Pada tahap ini kemampuan abstraksi mencapai kemampuan
tertingginya. Kita bisa mulai merambah area abu-abu maupun daerah yang belum pernah
dieksporasi berbekal dengan pengetahuan yang telah diperoleh di tahap sebelumnya.
Bunga dari tahap sebelumnya akan berkembang menjadi buah-buah yang bisa dinikmati,
sebuah hasil perjuangan yang manis.

2. Tahap Tahap Quadrivium


▪ Tahap Gramatika

Dapat diberikan pada usia sekolah dasar, yaitu di usia 7-12 tahun. Yang pertama-
tama perlu diperhatikan ialah pengajaran bahasa, karena kemampuan berbahasalah yang
akan menyediakan medium untuk perkembangan ilmu yang lain. Bahasa ibu tentunya perlu
mendapatkan prioritas. Kemampuan menulis dasar seperti penulisan kalimat yang baik dan
membuat karangan sederhana juga perlu ditekankan. kemampuan matematika, yang akan
dijadikan dasar pijakan ilmu-ilmu pasti di kemudian hari. Kemampuan aritmatika tentunya
menjadi pilihan utama. Yang ketiga ialah pengembangan kesadaran, melalui pelajaran
sejarah dan geografi. Yang terakhir adalah pengembangan keingintahuan, melalui
pelajaran ilmu alam. Anak di sini diajak untuk menjadi seorang pengamat dan pencatat yang
baik.

▪ Tahap Dialekta

Dialektika adalah tahap di usia sekolah menengah pertama. Di tahap ini, logika
sebagai sebuah ilmu tersendiri perlu diperkenalkan. Subjek yang diberikan sebenarnya
masih sama dengan tahap gramatika. Yang membedakan adalah cara belajarnya.
Pertanyaan “mengapa” dan “bagaimana” harus ditumbuhkembangkan di tahap ini.

4
Matematika, misalnya, sudah bisa mulai memasukan aljabar dan geometri. Studi sejarah
dan geografi perlu melibatkan komparasi dan relasi, ketimbang sekedar kronologis
maupun spasial. Ilmu-ilmu sosial lain bisa mulai diperkenalkan sebagai kelanjutan
logisnya. Ilmu-ilmu alam diajarkan dengan pemahaman hukum-hukum alam dan
penjelasan logisnya. Metode ilmiah perlu diperkenalkan secara formal dalam menarik
kesimpulan. Anak didik juga perlu mulai diperkenalkan dengan literatur-literatur klasik,
baik lokal maupun dunia. Kemampuan menulis secara utuh juga mulai diajarkan, seperti
kemampuan menulis esai maupun fiksi dapat dijadikan sebagai sebuah tonggak
keberhasilan di tahap ini. Diskusi dan debat dapat dipakai selanjutnya untuk mengasah
kemampuan logika mereka

▪ Tahap Retorika

Di tahap retorika, tahap usia sekolah menengah atas, anak didik diharapkan sudah
mampu melakukan sistesis dari apa yang telah mereka sebelumnya. Matematika, ilmu
alam dan ilmu sosial bukan lagi pelajaran yang terpisah melainkan satu. Sejarah dan
geografi juga diintegrasikan untuk memberikan nilai humanisme. Ilmu filsafat sebagai
ibu dari semua ilmu sudah bisa diperkenalkan. Literatur-literatur tingkat lanjut
diharapkan dapat memperkaya wawasan mereka. Kemampuan memilah informasi, mana
yang penting dan tidak penting, mana yang relevan dan tidak relevan, menjadi kegiatan
sehari-hari. Kemampuan orasi dan menulis diharapkan telah mencapai tahap tertinggi.
Sebagai sebuah tonggak final, anak diharapkan dapat membuat sebuah tulisan
komprehensif mengenai sebuah topik, yang kemudian diujikan di depan pengajar.
Keberhasilan mempertahankan tulisannya akan menjadi tanda kelulusannya dari trivium.

2.2 Pengertian Pendidikan Ditinjau Dari Pengertian Modern


Pendidikan adalah berbagai usaha yang dilakukan oleh seseorang (pendidik) terhadap
seseorang (anak didik) agar tercapai perkembangan maksimal yang positif. Pendidikan juga
bisa diartikan sebagai usaha secara sengaja dari orang dewasa dengan pengaruhnya
meningkatkan si anak ke kedewasaan yang selalu diartikan mampu memikul tanggung jawab
moril dari segala perbuatannya. Pendidikan mempunyai tiga unsur yang tidak bisa dipisahkan
antara yang satu dengan yang lain, yaitu:
pengajar, pelajar atau anak didik dan realitas dunia. Pengajar dan pelajar merupakan subyek
sadar (cognitive), sedangkan realitas dunia merupakan obyek tersadar atau disadari
(cognizable).

5
Subyek sadar berarti orang yang dengan kesadarannya melakukan suatu pekerjaan
secara aktif, sedangkan obyek tersadar berarti sesuatu yang dikenai pekerjaan dan hanya
bersifat pasif. Dengan menjadi subyek berarti pelajar mempunyai peran aktif dalam
kegiatannya menuntut ilmu, bukannya hanya pasif sehingga seakan hanya menjadi obyek
pendidikan bagi gurunya. Sedangkan sistem pendidikan yang pernah ada dan mapan selama
ini seakan hanya menjadikan siswa sebagai obyek, bukan sebagai subyek yang mempunyai
wewenang dan tanggung jawab untuk menggali dan mengembangkan potensi yang ada pada
dirinya. Prinsip pendidikan modern muncul dikarenakan model pendidikan yang ada dan
mapan selama ini dirasakan sudah tidak sesuai lagi dengan perkembangan jaman yang sudah
semakin maju, sehingga apabila hal ini dibiarkan tanpa ada langkah konkret untuk merubahnya
maka dikhawatirkan kualitas anak didik yang menjadi generasi penerus bangsa akan semakin
menurun dan tidak mampu lagi bersaing dengan bangsa lain di era globalisasi.
Pendidikan di masa lalu dirasa sangat monoton, membosankan, tidak
mengembangkan daya kreatifitas anak didik, tidak menyenangkan dan kurang efisien, serta
hanya mengandalkan bakat alam. Hal ini berdampak pada kualitas anak didik secara umum
menjadi rendah yang akhirnya akan berdampak pula pada perkembangan dan kemajuan
bangsa. Berdasarkan fakta tersebut maka para pemikir pendidikan berusaha untuk
memperbaiki model-model pendidikan yang lama menjadi suatu sistem pendidikan yang
variatif (sesuai dengan tuntutan dan perkembangan jaman). Dengan adanya prinsip-prinsip
pendidikan yang semacam ini (modern), maka diharapkan mutu pendidikan akan naik dan
akhirnya akan berdampak bagi kemajuan bangsa dan negara. Pada dasarnya prinsip-prinsip
pendidikan modern sangatlah banyak, diantaranya: prinsip kesuksesan pendidikan dipengaruhi
oleh faktor Emotional Intelligence (EI/EQ) dan Spiritual Intelligence (SI/SQ), prinsip
kebebasan dalam berkembang, prinsip pendidikan berdasar padakebutuhan masyarakat, prinsip
minat dan perhatian dalam bekerja(belajar), prinsip cepat dan efektif, prinsip kesenangan dalam
belajar, dan lain-lain. Oleh karena itu prinsip prinsip pendidikan modern hanya dibatasi dengan
hanya empat prinsip, yaitu:

a) Emotional Intelligence (kecerdasan emosional)


Asasa Kecerdasan emosional merupakan kemampuan untuk memotivasi diri sendiri dan
bertahan menghadapi frustasi; mengendalikan dorongan hati dan tidak melebih-lebihkan
kesenangan, mengatur suasana hati dan menjaga agar beban stres tidak melumpuhkan
kemampuan berpikir, berempati dan berdoa. Dengan adanya kecerdasan emosional yang
tinggi, maka seseorang akan sanggup mengatasi segala permasalahan yang ada pada dirinya

6
untuk kemudian membuatnya menjadi suatu motivasi yang malah akan mampu mengangkat
kembali semangat yang ada dalam dirinya menjadi berlipat ganda sehingga akhirnya mampu
mengatasi permasalahan tersebut dengan baik. Oleh karena pentingnya kecerdasan emosional
ini, maka orang tidak bisa begitu saja mengabaikannya apabila menginginkan kesuksesan
dalam belajar, dan hanya mengandalkan IQ-nya secara sepenuhnya dengan mengabaikan peran
emosi yang ada pada dirinya.

b) Kesenangan dalam belajar.


Mereka mengartikan bahwasanya belajar adalah suatu kegiatan yang sangat tidak
menyenangkan sehingga akhirnya menjadikan kegiatan belajar sebagai sesuatu yang sangat
menyeramkan dan menakutkan. Belajar adalah kegiatan seumur hidup yang dapat dilakukan
dengan menyenangkan dan berhasil. Dengan adanya kesenangan dalam belajar, orang akan
menjadi tertarik dan akhirnya timbul minat dan motivasi yang kuat untuk belajar. Dalam hal
ini emosi yang ada dalam diri akan ikut tergugah, jika informasi baru disampaikan dengan cara
yang menyenangkan emosi secara positif, maka orang akan dapat belajar dan mengingat
dengan baik. Namun, ketika rasa takut atau emosi yang negatif hadir, otak tengah (otak
berpikir) mungkin akan merekam informasi yang datang, sehingga informasi tersebut akan
tersaring. Hal inilah yang menyebabkan belajar menjadi tidak efektif, mungkin tiba-tiba
seseorang baru sadar bahwa telah lama menatap satu halaman tanpa memahami apapun.
Yang menjadi persoalan sekarang ini adalah bagaimana caranya untuk membuat
belajar itu menjadi sesuatu yang menyenangkan dan mampu membangkitkan emosi positif
yang ada pada diri seseorang. Padahal tiap-tiap orang memiliki gaya belajaryang berbeda-beda
dan bisa menyesuaikan diri dengan gaya-gaya belajar itu supaya bisa mencapai audiens seluas
dan seefektif mungkin.

c) Cepat dan efektif


Belajar pada hakekatnya bisa dilakukan dengan cepat dan efektif akan tetapi hal ini
baru dapat dilakukan apabila dilakukan dengan gaya dan kekuatan masing-masing pribadi.24
Gaya belajar merupakan cara orang untuk menyerap dan menyimpan informasi baru dan sulit
dalam berpikir atau berkonsentrasi. Masing-masing orang mempunyai gaya yang cocok dengan
dirinya, dan tidak ada gaya yang superior atau lebih baik karena pada intinya setiap gaya dapat
menjadi efektif dengan caranya sendiri menurut kadar kecocokannya. Gaya belajar seseorang
adalah kombinasi dari bagaimana ia menyerap dan kemudian mengatur serta mengolah
informasi. Ada 3 gaya belajar yang dominan bagi masing-masing individu, antara lain:

7
▪ Visual
▪ Auditorial
▪ Kinestetik
Orang yang mempunyai kecenderungan gaya baca visual akan banyak mendapat
informasi dari membaca atau memperhatikan ilustrasi yang ditempel di papah tulis. Orang
auditorial lebih cenderung untuk mendengarkan, sedangkan orang kinestetik lebih condong
dengan memperagakannya secara langsung.

d) Kebebasan berkembang
Pendidikan mempunyai tiga unsur utama, antara lain, pengajar, pelajar dan realitas
dunia. Pada model pendidikan konvensional, pelajar hanya dijadikan sebagai obyek didik yang
hanya mempunyai peran DDCH (Duduk Dengar Catat Hafal) dan guru berperan sebagai
subyek yang menguasai jalannya pendidikan secara mutlak. Di sini siswa didesain untuk
menjadi prototipe gurunya, sehingga menimbulkan suatu anggapan bahwa mereka harus sama
persis seperti halnya gurunya secara keseluruhan karena figur guru merupakan suatu sosok
yang sempurna dan sangat patut untuk dijadikan idola. Hal ini didukung pula oleh pendapat
Paolo Freire yang menganut paham pendidikan pendidikan yang membebaskan, yaitu proses
dimana pendidik mengkondisikan siswa untuk mengenal dan mengungkap kehidupan yang
senyatanya secara kritis,37bukan hanya membuat peserta didik menjadi semacam obyek
pendidikan yang akhirnya akan mematikan kreativitas dan potensi yang ada pada diri setiap
orang (peserta didik) yang dianggap sebagai tindakan yang tidak memanusiakan manusia. Hal
ini dikarenakan telah menyalahi kodrat manusia sebagai makhluk yang mempunyai potensi dan
kreativitas yang bisa dikembangkan setinggi mungkin.
Keempat prinsip tersebut sekiranya cukup mewakili dari prinsip prinsip pendidikan
yang lain, dengan demikian cukup memberikan gambaran mengapa prinsip-prinsip pendidikan
modern tersebut menjadi begitu penting bagi para pelajar untuk meraih kesuksesan di dalam
menempuh pendidikan.

8
2.3 Perbedaan pendidikan klasik dan modern
No Faktor Pembanding Pendidikan klasik Pendidikan modern

1 Pendidikan formal Penanaman Humanisme dengan Penanaman Humanisme


menggunakan Kekerasan dalam dengan cara Anti
taraf wajar. Kekerasan

2 Fungsi guru Pusat segala aktivitas Sebagai Motivator dan


pendidikan baik di lingkungan Fasilitator.
sekolah maupun luar sekolah

3 Penerapan etika Wajib diterapkan di dalam Tergantung pada masing-


maupun luar lingkungan masing individu peserta
sekolah. didik.

4 Punishment and Berupa himbauan dan apresiasi berupa himbauan dan


reward sesuai dengan kompetensi apresiasi sesuai dengan
peserta didik. kompetensi peserta didik.

9
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Pendidikan merupakan proses perubahan atau pendewasaan manusia, berawal dari
tidak tahu menjadi tahu, dari tidak biasa menjadi biasa, dari tidak paham menjadi paham dan
sebagainya. Pendidikan itu bisa didapatkan dan dilakukan dimana saja, bisa di lingkungan
sekolah, masyarakat dan keluarga, dan yang penting untuk diperhatikan adalah bagaimana
memberikan atau mendapat pendidikan dengan baik dan benar, agar manusia tidak terjerumus
dalam kehidupan yang negatif. Pendidikan modern, merupakan terobosan dari pendidikan
klasik, yang diubah untuk memberikan keefktifan dari perkembangan peserta didik, sehingga
kualitas yang dimiliki jauh mempuni, tidak hanya skill, tapi prilaku dalam kehidupans ehari
hari.

3.2 Saran

Makalah ini belum sempurna dan masih terdapat banyak aspek yang dapat
dikembangkan untuk menyempurnakannya. Pada pengambilan sumber artikel makalah ini
masih mencari pada situs blog, dikarenakan situs yang standar minim informasi mengenai
aspek kepribadian. Walaupun demikian, semoga pembaca dengan makalah ini dapat
memberikan wawasan kembali mengenai pengertian pendidikan ditinjau dari pengertian klasik
dan modern.

10
DAFTAR PUSTAKA

Anonim.2010,”Pendidikan Klasik”, Tersedia pada: https://pendidikanklasik.wordpress.com /


esai/apakah-itu-pendidikan-klasik/ (diakses tanggal 2 Maret 2020).

Heru Setiawan, Dodik.2011,”Pendidikan Modern Atau Pendidikan Klasik”,Tersedia pada:


http://zonainfosemua.blogspot.co.id/2011/02/pendidikan-modern-atau-pendidikan.
Html (diakses tanggal 2 Maret 2020).

Aror Sahal.2015,”Makalah Aliran Pendidikan Klasik”, Tersedia pada: http://makalahpendi


dikan klasik.blogspot. co.id (diakses tanggal 2 Maret 2020).

Rizki Muhamad.2016,”Pendidikan Era Modern”, Tersedia pada: http://rizkimuhamadarif.


blogs.uny.ac.id/2016/09/03/hello-world/ (diakses tanggal 2 Maret 2020).

Kidam Jubaida.2014,”Pendidikan Modern”, Tersedia pada: http://edhakidam.blogspot.co.id


/2014/10/pendidikan-modern.html (diakses tanggal 2 Maret 2020)

Ilham.2010,”Pendidikan Klasik”, Tersedia pada: http://khairiilham.blogspot.co.id/2010/02/


pendidikan-klasik.html (diakses tanggal 2 Maret 2020).

Fitriani Siti.2014,”Perbedaan Pembelajaran Tradisonal dan Modern”, Tersedia pada:


http://fitrianahadi.blogspot.co.id/2014/12/perbedaan-pembelajaran-tradisional-
dan.html (diakses tanggal 2 Maret 2020).

Anonim.2011,”Makalah Belajar Klasik dan Modern”, Tersedia pada: http://www.buletinpillar.


org/artikel/menjadi-manusia-mengenal-pendidikan-klasik (diakses tanggal 2 Maret
2020).

Anonim.2017,”Pengertian Pendidikan Modern”, Tersedia pada: http://www.referensimakalah.


com/2012/11/pengertian-pendidikan-modern.html (diakses tanggal 2 Maret 2020).

Anda mungkin juga menyukai