Anda di halaman 1dari 2

Jakarta

23 Desember 2010

PRESS RELEASE

“Proteksionisme keruh” adalah sebuah kekhawatiran bagi


prospek kawasan perdagangan”

23 December 2010 | Bangkok - Menurut Laporan PBB terbaru, di Asia Pasifik ekspor dilakukan dengan bentuk
V dalam memulihkan pertumbuhan perekonomian di kawasan Asia Pasifik dengan melalui pertumbuhan ganda
baik di segi ekspor maupun impor.

Laporan Investasi Asia-Pasifik 2010 yang diluncurkan pada hari Kamis (24/12) oleh Komisi Ekonomi dan Sosial
untuk Asia dan Pasifik (ESCAP) menyatakan bahwa pada tahun 2010, perkembangan ekonomi di kawasan
menunjukkan adanya pertumbuhan untuk ekspor dan impor, dengan 19,3 persen dan 20,2 persen. Ekspor
diharapkan tumbuh dengan rata-rata 10,5 persen di tahun 2011, yang dipimpin oleh Cina, India, Turki dan
Malaysia.

"Sementara stimulasi permintaan domestik dan investasi juga telah memainkan peran penting dalam
menghidupkan kembali berbagai perekonomian, kita menemukan bahwa ekspor terus menjadi mesin utama
pertumbuhan di kawasan ini" kata Ravi Ratnayake, Direktur Divisi Perdagangan dan Investasi dari ESCAP.
"Akibatnya, porsi Asia dalam ekspor dunia terus meningkat."

Laporan ini menekankan bahwa kinerja baik ekspor dan perdagangan secara umum, adalah hasil dari negara
Cina yang mengimpor barang setengah jadi dari seluruh Asia dan mengekspor produk jadi kepada dunia.
Perdagangan intraregional meningkat tetapi sebagian besar masih terfokus pada barang setengah jadi,
sedangkan ekspor barang jadi dan jasa masih tergantung pada pasar terutama pasar Barat.

"Di pasar negara maju ekspor Asia-Pasifik sering dihadang oleh tindakan proteksi dengan alasan kesehatan atau
tujuan melindungi lingkungan, namun tindakan tersembunyi sebenarnya adalah untuk melindungi industri dalam
negeri," kata Ratnayake.

Laporan ini mengidentifikasi beberapa risiko penurunan lainnya untuk perdagangan di wilayah Asia-Pasifik,
termasuk stagnasi yang terus menerus atas permintaan konsumen di Eropa, Jepang dan Amerika Serikat
ditambah dengan pelaksanaan program konservasi di berbagai negara, hutang dan krisis mata uang euro di
Eropa, risiko perang kurs mata uang ditingkat regional, dan ketidakpastian dalam aturan perdagangan
internasional.

Laporan ini memperingatkan bahwa sementara perundingan Doha telah terhenti, jumlah perjanjian perdagangan
bebas di wilayah ini terus meningkat, sehingga transparansi kurang dalam aturan perdagangan. Saat ini, sekitar
35 persen dari semua perdagangan melalui ekonomi Asia-Pasifik terjadi dalam kerangka perjanjian tersebut.

UN Information Centre in Jakarta I Menara Thamrin Building, 3A floor, Jalan MH Thamrin kav. 3, Jakarta 10250 – INDONESIA
(+6221) 3983-1011, 3983-1013, Fax (+6221) 3983-1014, Email: unic-jakarta@unic-jakarta.org I
Website: http://www.unic-jakarta.org
Sementara banyak negara di kawasan ini melakukan perdagangan, hanya beberapa yang melakukan
perdagangan secara efisien, menurut laporan. Cina telah melakukan kemajuan yang menakjubkan dalam
mengurangi biaya perdagangan internasionalnya, kini sejajar dengan Jerman dan Malaysia sebagai salah satu
negara dengan biaya perdagangan internasional terendah. Ratnayake menyatakan bahwa masih banyak yang
harus dilakukan dalam mengarusutamakan dan mempermudah prosedur di kawasan. “Prosedur masih
memerlukan waktu tiga kali lebih lama untuk menyelesaikan prosedur perdagangan di kawasan pembangunan
ekonomi Asia-Pasifik bila dibandingkan dengan Australia, Jepang dan Selandsia Baru yang ekonominya telah
maju.

Seiring dengan pertumbuhan ekspor, arus masuk investasi asing langsung ke daerah juga meningkat menurut
laporan tersebut, namun belum mencapai tingkat pra-krisis. Pada saat yang sama, kawasan Asia Pasifik hampir
dua kali lipat dalam bagiannya di FDI global menjadi 27 persen pada tahun 2009 dengan pangsa aliran
meningkat diarahkan ke dalam daerah itu sendiri.

Laporan ini bisa didapatkan di: http://www.unescap.org/tid/publication/asia-pacific-trade-and-investment-report-


2010.pdf

Untuk keterangan lebih, silakan hubungi:


Mr. Marc Proksch, Trade and Investment Division, UNESCAP,
Mobile: 081-9027332,
e-mail: proksch.unescap@un.org

atau

Ms. Mia Mikic, Trade and Investment Division,


Mobile: 081-7203706
e-mail: mikic@un.org

UN Information Centre in Jakarta I Menara Thamrin Building, 3A floor, Jalan MH Thamrin kav. 3, Jakarta 10250 – INDONESIA
(+6221) 3983-1011, 3983-1013, Fax (+6221) 3983-1014, Email: unic-jakarta@unic-jakarta.org I
Website: http://www.unic-jakarta.org

Anda mungkin juga menyukai