Anda di halaman 1dari 15

Lecture Note: Sosiologi dan Politik 2020 Derajad S.

Widhyharto
Ada tiga hal penting yang perlu kita tanyakan pada diri kita; Yakni: Kaitan Sosiologi dengan Ilmu Politik dan Ekonomi

1. Apa yang perlu kita ketahui dan pahami tentang Sosiologi dan Politik? Obyek : memahami hubungan manusia dalam melakukan kegiatan
2. Mengapa kita perlu mengetahui dan memahami Sosiologi dan Politik? ekonomi, sosial maupun politik dalam upaya memenuhi kebutuhan
3. Bagaimana cara kita mengetahui dan memahami sosiologi dan hidupnya.
politik?
Aktivitas: Kegiatan yang dilakukan tersebut berkaitan antara satu dengan
Pengertian/Definisi Politik yang lainnya Keberadaan kegiatan yang satu menjadi penopang,
• Terkait dengan masalah Kekuasaan/Pengaruh pendukung, dan sekaligus sangat berpengaruh pada kegiatan bidang
• Terkait pula dengan negara lain
• Menentukan tujuan, pengambilan keputusan, dan implementasi
kegiatan Metoda: Didapati pola yang jelas dalam tiap-tiap kelompok dan atau
masyarakat dalam cara melakukan kegiatannya, baik dalam aktivitas
Sosiologi dan Politik: ekonomi maupun politik.
• Pengetahuan yang menempatkan pemahaman sosial atas
kehidupan bermasyarakat, bernegara dan pola dalam upaya Aktivitas Politik: upaya mempengaruhi orang atau kelompok lain agar
mempertahankan atau meraih kekuasaan serta pengaruh yang dipengaruhi mengikuti keinginan dan kehendak yang
• Pengetahuan yang berupaya memahami permasalahan sosial dan mempengaruhinya. Upaya ini berkaitan erat dengan kekuasaan,
kekuasaan; yakni bagaimana kecenderungan individu atau kelompok kewenangan (power & authority) dan negara yang dipahami dari aspek
guna mempengaruhi agar yang dipengaruhi mau mengikuti dan sosialnya
mematuhinya.
Aktivitas ekonomi: berkaitan dengan upaya untuk menghasilkan
Sosiologi Politik: (produksi), menyebar-luaskannya (distribusi), dan memanfaatkannya
Merupakan studi yang sistematik mengenai latar belakang sosiologis (konsumsi)
dari sistem politik, sistem non-politik, aktor politik, perilaku politik,
lembaga politik, proses politik, komunikasi politik, serta dampak politik Studi yang berkaitan dengan:
yang terjadi dalam masyarakat. Latarbelakang sosiologis tentang sistem, aktor, lembaga, proses, pola
dan dampak ekonomi maupun politik yang terjadi dan berkembang
Dapat dipahami sebagai pengertian mengenai: dalam masyarakat
Latar belakang sosiologis mengenai sistem, aktor, lembaga, proses, pola
dan dampak atas aspek ekonomi dan politik yang terjadi dan
berkembang dalam masyarakat. Kaitan Sosiologi dengan Ilmu Politik dan Ilmu Ekonomi.

Pengertian diatas mencakup: Obyek kegiatan yang dilakukan manusia di dalam aspek sosial,
1. Pemahaman dan Pemaknaan yang bersifat ilmiah (scientific) ekonomi, maupun politik guna memenuhi kebutuhan
2. Penggunaan rekayasa sosial maupun politik dan juga hidupnya
pengaruh/kekuasaan Aktivitas Ada kaitan yang tak terpisahkan antara kegiatan yang
3. Pemanfaatan peluang atau akses guna mencapai tujuan yang satu dengan lainnya. Keberadaan kegiatan yang satu
diinginkan menjadi penopang, pendukung dan memberikan
pengaruh serta makna pada kegiatan lainnya
Lecture Note: Sosiologi dan Politik 2020 Derajad S. Widhyharto
Metode Didapati pola dan cara yang khas dan tegas dari masing Kharakteristik fakta sosial:
individu, kelompok maupun komunitas/masyarakat a. Eksternal; secara instingtif dilakukan orang (diluar kesadaran
melakukan aktivitasnya, baik sosial, ekonomi, dan politik individu)
Aktivitas Sebagai upaya untuk mempengaruhi yang lain agar yang b. Memaksa; diarahkan dan diatur oleh lingkungannya
Politik dipengaruhi mengikuti keinginan dan kehendak yang c. Umum; berada dalam segenap aspek kehidupan masyarakat.
mempengaruhinya, terkait dengan kekuasaan dan
kewenangan (Power & Authority) serta negara dari sisi Perkembangan Sosiologi:
pandang sosiologis.
Aktivitas Sebagai upaya untuk memahami kegiatan masyarakat * Istilah Sosiologi:
Ekonomi guna menghasilkan (proses produksi), menyebarluaskan Dikemukakan pertama kali oleh Comte tahun 1838 dalam buku:
(proses distribusi) serta dalam memamnfaatkannya Positive
(proses konsumsi) Philosophy. Sosiologi perlu dipahami dengan melakukan pengamatan
dan klasifikasi sistematik, bukannya lewat kekuasaan dan spekulasi

Sosiologi * Sosiologi sebagai suatu proses evolusi sosial (Herbert Spencer;


1876, di Inggris: dalam buku: The Principle of Sociology)
Pengertian/Definisi Sosiologi Evolusi sosial masyarakat bersifat organik; artinya:
• Ada ketergantungan dan proses perkembangan
1. Auguste Comte: • Berkembang dari yang kecil dan sederhana menjadi besar dan
Merupakan ilmu positif tentang masyarakat; artinya kompleks
perkembangan ilmu pengetahuan berjalan mengikuti penalaran
intelektual - logis * Sosiologi sebagai tindakan sosial (Lester F. Ward di Amerika; 1883,
dalam buku: Dynamic Sociology. Bahwa kemajuan dalam
3 tahap perkembangan: masyarakat berjalan melalui tindakan yang cerdik; lewat pengamatan,
1. Teologis: gejala dari kekuatan langsung supranatural penyusunan dan klasifikasi data secara nyata.
2. Metafisik; dimana gejala dihasilkan oleh kekuatan abstrak
3. Positif; gejala dipahami dengan pengamatan dan penalaran * Pengembangan metode ilmiah dalam sosiologi dikemukakan oleh
Durkheim (1895 & dalam buku:
2. Max Weber: • The Rules of Sociological Method dan Suicide
Merupakan ilmu yang berhubungan dengan pemahaman Konsep utama yang dikemukakannya adalah “solidaritas Sosial”
interpretatif tentang tindakan sosial. Tindakan sosial bersifat # Solidaritas sosial mekanik: berlaku dalam masyarakat
subyektif (verstehen); diperlukan adanya emphaty (kemampuan desa/rural dan tradisional
untuk menempatkan diri pada pola pikir orang yang akan # Solidaritas sosial organik: berlaku dalam masyarakat
dijelaskan perilakunya) perkotaan/urban-modern

3. Emile Durkheim: Perkembangan di Indonesia:


Merupakan ilmu yang mempelajari fakta sosial yang Dimulai oleh Prof. Mr. Soenario Kolopaking (tahun 1948) dengan
berkembang dalam masyarakat. Gejala sosial bersifat mengajarkan “sosiologi” pada Akademi Ilmu Politik - Yogyakarta.
riil/nyata dan mempengaruhi kesadaran orang Kemudian menjadi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik dengan
Jurusan Sosiologi sejak Tahun 1957
Lecture Note: Sosiologi dan Politik 2020 Derajad S. Widhyharto
Soaiologi menjelaskan mengenai keteraturan sosial yang
Perspektif Dalam Sosiologi: sangat mendasar berkaitan dengan proses sosial guna
meningkatkan integrasi dan solidaritas.
Kejadian yang berkembang di alam semesta oleh para ilmuwan Dalam organisasi formal - individu menciptakan peraturan
diasumsikan memiliki tertib, keteraturan dan pola/kejaegan yang dan melakukan pengaturan sebagai alat untuk
jelas. Anggapan dan asumsi inilah yang kemudian disebut: mengkoordinasikan kegiatan dalam upaya mencapai tujuan
Perspektif/Pendekatan/Paradigma. bersama yang telah ditetapkan.
Kelompok atau komunitas melaksanakan kegiatan atau
A. Perspektif Evolusionis tugas secara berkesinambungan dan fungsional. Perubahan
akan mengganggu keseimbangan. Namun demikian perubahan
Dikembangkan dari gagasan Comte (1798-1857) dan Spencer yang terjadi biasamnya bersifat sementara dan selanjutnya akan
(1820 - 1903) muncul keseimbangan yang baru.
Mencoba memahami bagaimana masyarakat tumbuh dan
berkembang
• Comte : dari teologis menjadi positifistik D. Perspektif Konflik
• Spencer : dianalogkan seperti organ tubuh manusia
Perspektif ini menjelaskan bahwa masyarakat selalu dalam
B. Perspektif Interaksionis keadaan konflik terus menerus, baik antar individu maupun
kelompok.
Memfokuskan pemahamannya pada interaksi yang dilakukan Karl Marx (1818 - 1883) menjelaskan bahwa penggerak
orang. Gagasan ini dikembangkan oleh George Herbert Mead utama konflik tersebut adalah pertentangan dan eksploitasi antar
(1863 - 1931) dan Charles Horton Cooley (1846 - 1929). Interaksi kelompok.
yang dilakukan oleh manusia dengan menggunakan simbol, Tokohnya:
tanda, kata, dan isyarat→ lewat tulisan/lisan. + Wright Mills * Lewis Coser
Sementara itu William I. Thomas menyebutkan bahwa manusia + Rahlp Dahrendorf + Collins, dan
bertindak tepat manakala telah tahu sifat dan situasinya (the + Raymond Aron
definition of the situation)
Sementara Peter L. Berger dan Thomas Luckman (1966) dalam Pertanyaan yang diajukan para penganut konflik:
Social Construction of Reality, menyatakan bahwa • Bagaimanakah pola perilaku dibentuk oleh setiap kelompok /kelas
masyarakat adalah obyektif tapi sekaligus subyektif (sangat dalam memenuhi kepentingan dan kebutuhannya?
tergantung dari mana melihatnya) • Bagaimana kelompok dominan mencapai dan mempertahankan
Masyarakat dikatakan baik dan buruk, pelayan atau penindas: posisi mereka?
merupakan kenyataan penilainya • Bagaimana mereka memanipulasi lembaga untuk melindungi
kepentingan dan posisinya?
C. Perspektif Fungsionalis • Siapakah yang diuntungkan dan dirugikan?
• Bagaimana masyarakat dikembangkan agar adil dan manusiawi?
Masyarakat dipahami sebagai jaringan kelompok yang
bekerjasama secara terorganisir dan teratus menurut norma dan
nilai yang berlaku.
Tokohnya: Talcot parson, Kingsley Davis dan Robert K. Merton.
Lecture Note: Sosiologi dan Politik 2020 Derajad S. Widhyharto
Perbedaan Perspektif Fungsionalis dan Konflik Kebudayaan dan Masyarakat

Persepsi Fungsionalis Konflik Kebudayaaan:


Tentang • Hasil cipta, rasa, karsa, dan karya manusia dalam hidup
1. Masyarakat Sistem yang stabil saling Sistem yang tidak bermasyarakat (Selo Sumardjan & Soemardi)
bekerjasama stabil dan saling • Cara Berpikir, berperasaan, dan bertindak yang terstandard serta
bertentangan diperlukan dalam bermasyarakat (Zanden)
2. Kelas/Kelom Merupakan posisi yang Memiliki • Kompleks yang mencakup: pengetahuan, kepercayaan, kesenian,
pok Sosial berkembang dari isi, kepentingan moral, hukum, adat-istiadat dan kemampuan maupun kebiasaan
perasaan dan kelompok ekonomi, dalam masyarakat (Taylor)
yang berbeda kekuasaan yang • Cermin kehidupan bermasyarakat
berkembang dari
hasil eksploitas Kebudayaan :
kelompok lain sebagai tolok ukur tingkat peradaban (civilization) masyarakat
3. Perbedaan Tidak terhindarkan, karena bersifat tidak adil dan sekaligus sebagai faktor independen dalam masyarakat; artinya
Sosial masing-masing memiliki sebagai akibat dari segala sesuatu dalam masyarakat ditentukan oleh kebudayaannya
kontribusi yang berbeda perbedaan (cultural determinism)
kekuasaan
4. Perubahan muncul dari kebutuhan dipaksanakan oleh Sejumlah konsep yang berkaitan dengan Kebudayaan:
Sosial fungsional yang kelas penguasa 1. Sub culture: kultur yang menjadi bagian dari kebudayaan yang lebih
mengalami perubahan untuk kepentingan besar
penguasa tersebut 2. Counter culture: kultur atau sub-kultur yang memiliki sifat berbeda
5. Tertib sosial sebagai hasil yang bersifat Dihasilkan dan dan bahkan bertentangan dengan kebudayaan besar
otomatis dalam melakukan dipertahankan oleh 3. Cultural relativity: menunjukkan mengenai efek (baik-buruk) yang
kegiatan produktif kelompok dominan bersifat relatif pada seting kebudayaan yang lebih luas
atau penguasa 4. Cultural integration: tingkat keharmonisan hubungan dari berbagai
6. Nilai sosial hasil konsensus dalam akbiat adanya elemen budaya dalam masyarakat
mempersatukan perbedaan 5. Ideal culture: pola budaya yang dianggap paling cocok/baik
masyarakat kepentingan 6. Real culture: pola perilaku yang benar-benar dilaksakan dalam
7. Lembaga sebagai media untuk sebagai media masyarakat.
sosial mena-namkan nilai dan untuk menanamkan 7. Ethos budaya: nilai inti yang menjadi acuan pokok/baku
kesetiaan pada segenap nilai dan kesetiaan 8. Ethnocentrism: Kecenderungan dalam masyarakat yang
anggotanya pada golongan menganggap bahwa ethos dan budaya masyarakatnyalah yang
8. Hukum dan melaksanakan kegiatan melaksanakan paling baik.
Pemerintahan sesuai dengan peraturan kegiatan yang
hasil konsensus dipaksakan oleh Dalam proses penilaian diperlukan adanya “the definition of the
masyarakat kelompok dominan situation”; yakni pemahaman dan penilaian atas situasi dan kondisi yang
sedang berlangsung.
Lecture Note: Sosiologi dan Politik 2020 Derajad S. Widhyharto
Pengelompokan Kebudayaan:
• Kebudayaan material : hasil karya nyata dan maujud
➢Pembedaan tersebut didasarkan pada faktor ekonomi, karena tidak
adanya keseimbangan antara: hak, kewajiban, tanggungjawab dan
• Kebudayaan non-material: ide/gagasan, nilai, norma dsb. pengaruh (Aristoteles)
Unsur kebudayaan: ➢Karena adanya penghargaan pada:
a. Peralatan dan perlengkapan hidup * kekayaan * kekuasaan
b. Pencaharian dan sistem ekonomi * kehormatan * penguasaan ilmu pengetahuan
c. Sistem kemasyarakatan ➢Proses pengkelasan berkembang karena:
d. Bahasa • Konflik dalam masyarakat
e. Kesenian • Perbedaan dalam:
f. Sistem pengetahuan
 distribusi hak istimewa
g. Religi atau kepercayaan
 sistem penghargaannya
 sistem pertentangan
Masing-masing unsur diurai/dijabarkan dalam berbagai bentuk dan pola  lambang, kedudukan, dan simbol
kegiatan: cultural activity dan dipecah lagi dalam bagian yang lebih kecil:  solidaritas: pola interaksi, sistem kepercayaan, status,
trait-complex atau item aktivitas
➢Sifat sistem pelapisan:
Manfaat Kebudayaan: • Tertutup (closed social stratification), jarang didapati adanya
Sebagai petunjuk dan patokan untuk bersikap dan bertindak dalam mobilitas sosial vertikal dan horisontal.
pergaulan dan kehidupan bermasyarakat; yang mewujud dalam bentuk: Diperoleh lewat keturunan, berlaku kekal, ethnosentris tinggi,
Nilai dan Norma terikat tradisi, endogami, dan hubungan dengan kelompok sangat
terbatas
Nilai: sebagai kriteria untuk memaknai obyek, ide, tindakan dan berbagai Contoh: kasta, garis keturunan
bentuk aktivitas masyarakat • Terbuka (open social stratification), terdapat mobilitas sosial
Norma : merupakan aturan mengenai pola perilaku masyarakat yang dapat dijangkau lewat prestasi, usaha, dengan
memenuhi kriteria tertentu.

Stratifikasi Sosial ➢ Kelas Sosial; sebagai bagian/unsur stratifikasi sosial yang


• Stratifikasi sosial selalu ada di setiap masyarakat sebagai gejala menunjukkan posisi seseorang berada. Mereka yang berada dalam
umum satu kelas biasanya memiliki sejumlah kesamaan; a.l.:


sikap, nilai, gaya hidup; yang diantaranya ditentukan oleh: kekayaan,
Semakin modern masyarakat semakin kempleks sistem stratifikasi kelahiran, pendidikan, pekerjaan, dll.
sosialnya Di dalam kelas sosial dapat dikembangkan pula sub kultur, dan
➢Pembedaan penduduk dalam kelas secara hierarkhis (Pitirim sekaligus akan mengembangkan kesadaran kelas.
Sorokim)
Lecture Note: Sosiologi dan Politik 2020 Derajad S. Widhyharto
➢Makna Kelas Sosial. Teori yang berkaitan dengan kepribadian:
1. Penentu peluang dan kebahagiaan hidup
1. Teori Cermin Diri atau The looking glass self (Charles Horton
2. Tempat menanamkan ethnosentrisme
Cooley); bahwa gambaran diri seseorang diketahui lewat:
3. Penentu kepribadian dan moralitas
a. membayangkan bagaimana seseorang tampak pada orang lain
4. Pembeda identitas
b. membayangkan bagaimana penilaian orang lain atas dirinya
5. Pembentuk sikap dan gaya hidup
c. bagaimana perasaan seseorang atas penilaian tersebut
6. Penentu tugas
itu semua akan menjadi acuan dan arahan dalam sosialisasi dan
7. Penentu peluan berkompetisi
pembentukan kepribadian seseorang.
➢ Mobilitas sosial: perpindahan posisi dari kelas sosial satu ke yang
lain, baik naik, turun atau sejajar. 2. Teori Peran (George Herbert Mead)
Keuntungannya: muncul dan berkembangnya dinamika masyarakat • Role taking: melakukan peran atas posisi yang tidak dimiliki
adanya akses untuk tidak stagnan oleh pelakunya
Kerugiannya: kawatir terjadi perubahan kemapanan dan kekecewaan • Role playing: melakukan peran atas posisi/status yang
kecenderungan mempertahankan “status quo” semakin dimilikinya
besar tugas dan tanggungjawab
3. Teori Ego (Sigmun Freud)
➢Faktor determinan dalam proses mobilitas sosial: Seseorang selalu dalam kondisi konflik; antara:
- Struktural (pekerjaan, ekonomi, demigrafi) a. Id: “kedirian” seseorang yang mengorientasikan kepentingan
- Individual (kemampuan, responsifitas, nasib) sendiri lebih utama dan mengabaikan di luarnya
b. Super ego: “kedirian” yang ideal; lebih mementingkan orang lain
dan mengabaikan dirinyasendiri
c. Ego: mekanisme kontrol yang “rasional” sebagai penengah
Kepribadian dan Proses Sosialisasi konflik antara id dan super ego.

Kepribadian: organisasi sikap, emosi, ekspresi, dan watak seseorang


yang maujud dalam kebiasaan, keyakinan dan nilai diri Status dan Peran
Proses sosialisasi: proses penanaman nilai dan norma masyarakat Status: Posisi/ranking seseorang dalam hubungannya dengan orang
kepada segenap anggotanya agar dapat di- lain
”internalisasikan” dalam tindakan nyata Peran: Perilaku yang dimainkan seseorang dalam masyarakat sesuai
Internalisasi: proses menjadikan bagian dalam diri seseorang semua dengan posisinya.
nilai dan norma masyarakat di lingkungannya.
Seseorang dapat melakukan sejumlah peran sekaligus (role set)
Faktor yang mempengaruhi kepribadian: Pengembangan peran seseorang merupakan bagian dari proses
Lingkungan fisik sosialisasi; yakni proses penanaman nilai dan norma
a. Keturunan atau pewarisan masyarakat pada setiap anggotanya.
b. Lingkungan sosial - kultural
c. Pengalaman unik/khusus dan khas Sosialisasi peran akan mengalami perkembangan dan perubahan, dan
melalui tahap persiapan.
Lecture Note: Sosiologi dan Politik 2020 Derajad S. Widhyharto
Perubahan yang terjadi sering kali diperlukan adanya pengesahan dan c. mengembangkan group belonging
sekaligus dalam rangka mengatasi permasalahan yang d. mengupayakan pengendalian diri (self control)
ditimbulkannya dengan:
Ritual ceremony/upacara ritual * Sarana pengendalian
1. Lewat proses sosialisasi
Dalam memainkan peran diperlukan adanya kesesuaian antara: 2. Penggunaan sangsi kelompok
role personality, role performance dan role behaviour.

Dapat pula terjadi role conflict; yakni ketidak-konsistenan antara peran * Teori-2 Penyimpangan
yang satu dengan peran lainnya:
Incongruence: tidak-adanya kemantapan antar peran yang Penyimpangan menjadi penyebab:
dimainkannya (persepsi orang lain) - disorganisasi sosial; terjadinya kekacauan & kerusakan pada aspek
Discrepancy: Ketidak-sesuaian atau ketidak-pantasan dalam kehidupan sosial komunitas
melakukan perannya (perasaan diri) - cultural lag; yakni terjadinya perbedaan kecepatan perubahan antara
elemen satu dengan yang lain dalam komunitas
Jenis Status/Peran:
A. Physical type theory (Cesare Lombroso)
a. Ascribed status/role: status atau peran yang melekat pada diri
seseorang karena kelahiran/keturunan dan “tidak bisa diubah” Hipotesa: ada hubungan yang positif antara karakteristik
b. Achieved status/role: status atau peran yang dapat dicapai fisik/biologis tertentu dengan watak dan kepribadiannya. Hipotesa
seseorang melalui suatu proses perjalanan, pemilihan, dan tindakan tersebut banyak dipermasalahkan karena “bias”
yang diperlukan serta memenuhi persyaratan. penelitian yang hanya dilakukan di penjara.

Pengendalian dan Penyimpangan B. Teori anomi (Robert K. Merton)


Konsep conformity dan deviation tak dapat dilepaskan dari konsep
sosialisasi dan pengendalian sosial (social control), karena + Durkheim mengembangkan pemahaman terjadinya anomi dalam
tindakan yang muncul pada setiap anggota suatu komunitas masyarakat berkaitan dengan lemahnya respek/kepatuh-an pada
akan mengacu pada pola yang dikembangkan oleh norma dan nilai lama, sementara nilai dan norma baru belum
komunitasnya; apakah dianggap sesuai atau sebaliknya sepenuhnya dapat diterima -- terjadi ambivalensi. Hal ini sangat besar
dianggap menyimpang. pengaruhnya pada tingkat solidaritas masyarakat.

* Pendorong penyesuaian: + Merton menjelaskan bahwa anomi terjadi karena adanya kesenjangan/
1. Adanya internalisasi nilai dan norma di lingkungannya. inkonsistensi ntara:
2. Adanya berbagai alternatif berperilaku. = tujuan yang ingin dicapai
3. Menentang nilai dan norma masyarakat akan mendapatkan = sarana yang dimiliki
“hukuman” dan apabila mengikutinya akan mendapatkan “ganjaran”.

Oleh karena itu, setiap orang berupaya:


a. mengembangkan self conception mengenai kelompoknya.
b. mengembangkan self identity atas kelompoknya
Lecture Note: Sosiologi dan Politik 2020 Derajad S. Widhyharto
Ada 5 model respon atas kesenjangan tersebut: 2. Kategori sosial; yakni pengelompokan yang menjadi anggota/bagian dari
kelompok tersebut sadar dan merasakan bahwa dirinya termasuk
Tujuan Sarana didalamnya, meskipun kontinyuitas kesadarannya tidak selelu muncul dan
a. Conformity + + melekat. Misal: pengelompokan etnik, jenis kelamin, ras, dsb.
3. Kelompok sosial; bahwa setiap orang yang menjadi bagian atau
b. Innovation + -
anggotanya sadar sepenuhnya bahwa ia adalah anggotanya dan
c. Ritualism - + mengembangkan interaksi sosial diantara mereka.
d. Retreatism - -
e. Rebellion ± ± Tipe Kelompok Sosial:
3.1. Kelompok primer - sekunder

• Primer: (a) intim dan kohesif, (b) tatap muka, ( c) intensitas kontak
Cohen mengkritik Merton: tinggi, dan (d) jumlah anggota sedikit.

• Fungsi: (a) tempat atau media pengembang pola perilaku yang


1. Apa yang digambarkan Merton terlalu atomistik, sementara paling awal, (b) sebagai media mewujudkan kepuasan sosial, dan
komunitas bersifat plastis (interaksi sosial) (c ) media pengendali sosial (social control)
2. Merton tidak mempertimbangkan adanya the assumption of
discontinuity seakan peristiwa terjadi secara tiba-tiba • Sekunder: (a) interaksi tidak intens dan akrab, (b) interaksi lebih
bersifat formal, dan ( c) hubungan antar anggota hanya sebagai alat
3. Merton hanya melihat nilai lama saja
mencapai tujuan.
C. Teori Label (labeling Theory) 3.2. In - group dan out - group.

Teori ini berasumsi bahwa penyimpangan terjadi karena Kesadaran yang dimiliki oleh individu bahwa ia menjadfi bagian atau tidak
terjadinya proses penetapan/penguatan dan “pemaksaan” oleh dari suatu kelompok, sehingga mereka harus mengembangkan sikap
komunitas di lingkungannya. Lewat label itulah seseorang akhirnya tertentu:
mengembangkan perilaku sebagaimana cap yang telah diberikan oleh
masyarakatnya.
• solidaritas >< kompetisi

• Loyalitas >< konflik


KELOMPOK • Kerjasama >< permusuhan

* Kelompok: kumpulan orang yang memiliki identitas tertentu yang sama


3.3. Kelompok referensi
Jenis dan Klasifikasi kelompok ditentukan oleh:
1. Kesadaran akan macam/jenis kesamaan yang dimilikinya • Kelompok yang mengembangkan aturan yang jelas sesuai dengan
2. Hubungan sosial yang dikembangkan diantara individu secara timbal balik konteksnya.
dan saling mempengaruhi, baik perasaan, sikap dan tindakannya.
3. Tujuan kelompok; yakni yang diinginkan oleh kelompok secara sengaja. • Setiap perilaku dan tindakan anggotanya selalu mengacu pada
kelompoknya dengan aturan dan patokan yang telah menjadi
Ada 4 tipe kelompok: kesepakatan/konsensus bersama.
1. Kategori statistik; yakni pengelompokan yang biaanya dilakukan oleh ahli
dengan tujuan tertentu, sehingga yang dikelompokkan tidak mengetahuinya. 4. Organisasi formal; merupakan kelompok yang telah menggariskan tujuan
Misal: kelompok angkatan kerja. secara jelas dan tegas (eksplisit), karena dibentuk secara sengaja untuk
Lecture Note: Sosiologi dan Politik 2020 Derajad S. Widhyharto
mencapai tujuan tertentu yang telah ditetapkan bersama. Contoh: birokrasi, ➢ Dapat pula bersifat manifest dan latent
dengan pembagian fungsi dan kewenangan yang jelas. ➢ Perubahan selalu didapati dalam setiap aspek kehidupan, termasuk
dalam lembaga sosial yang berjalan secara bervariasi. Variasi
Kesadaran Hub. Sosial Tujuan percepatan perubahan tersebut dapat mengakibatkan terjadinya
1. Kategori Statistik - - - cultural lag
2. Kategori Sosial + - -
➢ Pendorong proses perubahan:
3. Kelompok Sosial
4. Organisasi formal
+
+
+
+ +
-
• inovasi (adanya individual genious dan cultural base yang
mendasarinya)
Sumber: Zanden, 1979; p. 151 • difusi; yakni penyebar-luasan inovasi ke seluruh bagian, baik difusi
primer maupun sekunder
* Perkembangan & Dinamika Kelompok
Inovasi dapat menyebar luas bila:
+ Proses formasi dan reformasi internal a. memberikan keuntungan bagi komunitas bersangkutan
+ Perubahan kepentingan
b. sesuai dengan sistem nilai setempat
+ Ketidak-adilan
+ Persaingan c. sederhana dan mudah dijangkau
+ Pergantian pemimpin dan Perubahan pola kepemimpinan d. dapat diuji dan dibuktikan dalam hasil nyata.
Disamping itu, diantara mereka yang berinteraksi dalam menyebar-
luaskan inovasi memiliki sifat homophily (yakni: adanya sejumlah
kesamaan dalam keyakinan, pendidikan, dan ideologi), bukannya
Lembaga-2 Sosial (Social Institutions) heterophily (heterogenitas). Perubahan juga dapat terjadi dengan cara
dipaksakan.
Suatu sistem yang terorganisir mengenai norma hubungan sosial yang
mencakup prosedur dan nilai umum dalam upaya pemenuhan
Apabila cara ini diterapkan berarti bahwa dalam masyarakat didapati
kebutuhan masyarakat.
adanya sikap:
Hubungan antara lembaga sosial analog dengan tumbuh-tumbuhan;
1. Persistence; yakni kokohnya pola yang telah ada dan orientasi
dimana ada kaitan antar bagian, interaksi, dan perkembangan.
mempertahankan yang sudah dimilikinya)
2. Resistence; adanya upaya untuk menolak, karena diangap akan
➢ Fungsi Positif: merusak pola yang ada
• Sebagai patokan atau pedoman berperilaku bagi segenap
anggotanya
• Menjaga kebersamaan dan integrasi
• Sebagai dasar unruk melakukan pengendalian sosial agar setiap ➢Lembaga Keluarga <
anggota berperilaku sesuai aturan

➢ Fungsi Negatif: Keluarga merupakan unit sosial terkecil yang terbentuk oleh ikatan
• Rigidnya norma tidak memberi akses perkembangan dan perkawinan, keturunan dan adopsi.
perubahan yang dinamik Kharakteristiknya:
• Rigidnya norma akan menumbuhkan kekecewaan - ada prinsip legitimasi (principle of legitimacy)
• Mendorong berkembangnya konflik - ada aturan mengenai pelarangan (incest & taboo)
Lecture Note: Sosiologi dan Politik 2020 Derajad S. Widhyharto
➢ Struktur keluarga: • pemersatu kehidupan masyarakat dengan peningkatn
• Keluarga inti/batih (nuclear family) solidaritas dan kohesi sosialnya
• Keluarga besar (extended family) Kebersamaan dalam keyakinan juga bermakna:
• Model lainnya: - patrilineal >< matrilineal a. dalam mendukung pemantapan nilai komunitas
b. meningkatkan kepatuhan pada nilai lewat sistim pahala dan dosa
- monogami >< poligami
c. kegiatan ritual yang periodik memperkuat identitas dan komitmen
- exogami >< endogami
masyarakat atas nilai dan normanya.
➢ Fungsi Keluarga: ➢ Struktur organisasi keagamaan
• reproduksi - mengembangkan keturunan
• pengaturan aktivitas seksual Besar kecilnya pengaruh agama dapat dicermati lewat:
• Sosialisasi - doktrin yang dikembangkannya
• penentu posisi sosial (ascribed/achieved status) - nilai dasar yang menjajdi konsensusnya
• afeksi dan proteksi - praktek keagamaan yang dilakukannya
- aktivitas kelompok dan organisasi yang dikembangkannya

➢ Perubahan keluarga: Model organisasi keagamaan:


• pergeseran dominasi laki-laki - Church/eclesia (kelompok besar)
• memudarnya sakralitas > menjadi sekedar kompanyon - Sekte (kelompok kecil) > cenderung menyimpang atau bertentangan
• tendensi hidup sendiri (one person household) dengan kelompok besar
- Cult/aliran kepercayaan > lebih bersifat longgar apabila dibandingkan
dengan sekte. Memiliki tujuan tertentu
➢ Lembaga Agama < - Denominasi > kumpulan organisasi-2 gereja

- Sebagai suatu sistim berpikir, berperasaan dan bertindak dalam upaya


Diterima/Diakui Ditolak/Menyimpang
mengatasi permasalahan hidup dibawah kekuatan super natural
karena kekuatan akal-pikiran tidak mampu lagi mengatasinya. Legitimasi tunggal Church Sekte

- Dapat pula diartikan sebagai upaya mencari keselamatan dari Legitimasi jamak Denominasi Cult
berbagai kompleks permasalahan hidup.
= Agama dan Pengkelasan
Sering didapati adanya kecenderungan anti religiousitas: Konsep ethclass > identitas kelompok keagamaan yang disasarkan pada
kultus individu, ideologi dan paham kepartaian ethnisitas dan kelas.
Contoh: Kultus pada Khomaini; komunisme; al-arqom dsb.
➢ Agama dan sekularisme
➢ Fungsi Lembaga Agama - Upaya penjelasan rasional > penyelarasan pemikiran “ilmiah” dengan
• memberikan alternatif jawaban mengenai ketidak-pastian dan pemikiran agama berdampak – sekularisme,
kebimbangan dalam masyarakat
• pelengkap kebahagiaan hidup dengan diatasinya krisis dan - Proses profanisasi dari yang semula sakral
ketidak-pastian.
• memperkuat pola dan nilai serta dalam pengendalian sosial
Lecture Note: Sosiologi dan Politik 2020 Derajad S. Widhyharto
➢ Lembaga Pendidikan < Lembaga Ekonomi

- Muncul tatkala diperlukan adanya ilmu pengetahuan dan keahlian ➢ Fungsi lembaga ekonomi
khusus yang tidak diperoleh di dalam keluarga
a. Fungsi Produksi:
- Beda Sosialisasi dan pendidikan 1. Primer: hasil yang didapatkan dari alam
+ Sosialisasi: proses transfer nilai dan norma secara menyeluruh antar 2. Sekunder; proses pegolahan hasil dari alam menjadi barang
generasi. jadi.
+ Pendidikan: merupakan bagian dari proses sosialisasi atau transfer 3. Tersier: kegiatan jasa dan pelayanan
pengetahuan diatas b. Fungsi distribusi: sudah digunakan alat bantu pertukaran:
barang/benda
* Fungsi Lembaga Pendidikan c. Fungsi konsumsi: pemanfaatan barang dan jasa, dan sekaligus
sebagai penunjuk posisi status sosialnya
Fungsi Manifest:
1. Pelengkap proses sosialisasi ➢ Kerja dan Pekerjaan: sebagai komoditi yang memberikan penghasilan
2. Transfer ketrampilan khusus yang diinginkannya dalam upaya memenuhi kebutuhan.
3. Pengangkat dan pemekar hubungan sosial-produksi
4. Sebagai agen penelitian dan pengembangan serta perubahan Proses perubahan suasana kerja:
5. Sebagai lembaga penyeleksi/penyaring + Tempat tinggal sekaligus tempat kerja → cendrung terpisah
+ Waktu kerja dan luang berdampingan → perlu konsentrasi
Fungsi Latent + Semakin spesialistik
1. Sarana mempertahankan dan meningkatkan status sosial + Semakin komersial dengan imbalan memadai dan penopang status
2. Pengendali anaka agar tidak masuk pasaran kerja sosial
3. Melemahkan ikatan orang tua anak
4. Arena untuk berlatih diskusi dan berbeda pendapat ➢ Etika Kerja:
5. Tempat pemilihan jodoh - Etika kerja: orientasi kerja yang tinggi (kerja keras dan berkorban)
- Etika kesejahteraan: orientasi kesenangan tanpa kerja

Sekolah Sebagai Sistem Sosial ➢ Berkembang ketidak-berdayaan dan keterasingan pekerja sebagai
Sekolah/lembaga pendidikan memiliki pola kegiatan yang akibat:
khas/unik dan dapat dianalogkan dengan komunitas kecil; dimana - terjadinya rutinitas
didapati adanya status, peran, priviledge, kekuasaan dan dominasi, - suasana kerja yang spesialistik
disamping organisasi birokratik yang jelas (ada pembagian kerja yang - kurang komunikasi sosial, terutama pekerja teknis (blue collar workers)
jelas, rekruitmen staff sesuai dengan kompetensi, garis komando dan - tidak ada otonomi dan adanya pengawasan kaku (white collar workers)
komunikasi yang jelas).
Lecture Note: Sosiologi dan Politik 2020 Derajad S. Widhyharto
➢ Lembaga Politik/Negara < Dua (2) Tesis Tentang Kekuasaan:
Masalah order/keteraturan dan pengendalian yang efektif dalam A. Power Elite Thesis:
merupakan kebutuhan bagi setiap masyarakat. Nampaknya para ahli Tesis ini mengungkapkan bahwa kekuasaan berada ditangan
menaruh perhatian dan menempatkan posisi pentimg lembaga politik sejumlah kecil orang,
atau negara untuk menjaga order yang diharapkan. dan struktur masyarakat bersifat piramidal

Elite
➢ Fungsi Lembaga Politik/Negara Kelas menengah
1. Menerapkan norma dan aturan yang telah menjadi konsensus Kelas bawah
bersama
2. Melakukan upaya perencanaan dan pengarahan
3. Penengah konflik dalam masyarakat B. Pluralist Thesis
4. Memberikan perlindungan/proteksi pada masyarakat dari berbagai Tesis ini mengungkapkan bahwa kekuasaan didistribusikan secara
ancaman meluas kepada
masyarakat. Sementara itu kebijakan dapat diformulasikan oleh
sejumlah kelompok
➢ Kekuasaan dan Kewenangan kepentingan. Kelompok tersebut berupaya mengembangkan vested
interest
Digunakan sebagai sarana untuk mengatur, membagi tugas, memaksa kelompoknya dalam mencapai tujuan yang diinginkannya.
dan memberikan sangsi kepada segenap anggotanya. Namun demikian
kekuasaan memiliki “image” negatif, sehingga seringkali ditabukan Teori Elit:
dalam membicarakan kekuasaan.
- Kekuasaan: mencakup pengaruh dan pengendalian 1. Vilfredo Pareto:
- Kewenangan: merupakan kekuasaan yang telah mendapatkan - Sejarah sebagai “kuburan” mengenai berbagai hal: aristokrasi,
legitimasi, sehingga keningratan, atau kekuasaan. Terjadi perputaran elit dan kelas
pemegangnya memiliki legalitas dalam melakukan kegiatannya (sirkulasi elit)
- Tindakan yang dilakukan bermakna: “logis & tidak logis”, bukannya
➢ 3 konsep kewenangan menurrut Weber: rasional dan irasional)
1. Legal rational authority.
Diperoleh lewat pengujian kemampuan secara terbuka dengan → memiliki tujuan yang jelas
memenuhi persyaratan tertentu: kermampuan akademik, ketrampilan, → dapat dijangkau
kreatifitas, gagasan dsb. → didukung oleh sarana dan prasarana yang memadai dalam:
2. Traditional authority Kapasitas, kapabilitas, dan penggunaan sarana dan prasarana
Diperoleh dan disahkan lewat tradisi, pewarisan dari generasi dimaksudkan untuk mencapai tujuan dengan:
terdahulu ke generasi kemudian, dan biasanya bersifat kekal dan suci • “derivasi” dengan menggunakan mitos lokal yang ada dalam
3. Charismatic authority. masyarakat guna merumuskan tindakan yang logis dalam upaya
Dipeproleh lewat keyakinan bahwa yang bersngkutan memiliki melakukan penggantian elit.
kekuatan “lebih” (supranatural) Sering kali terjadi tumpang tindih antara
yang memiliki kekuasaan 1, 2 dan 3.
Lecture Note: Sosiologi dan Politik 2020 Derajad S. Widhyharto
• “revolusi” upaya penggantian elit dilakukan dengan cara paksa Lingkup menyebar dan luas khusus dan terbatas
dan kekerasan yang dikembangkan dari agregasi kepentingan otoritasnya
yang tak terpenuhi. Peluang tertutup dan tebatas terbuka

2. Gaetano Mosca:
→ Pemerintahan oligarki yang dilakukan oleh kelompok penguasa yang → Proses sosial pendorong munculnya elit:
berfungsi sebagai pelaku dalam pengendalian politik 1. Pertuambuhan penduduk
→ Peran dan posisi elit dapat dicermati dari: 2. Spesdialisasi dan pembagian kerja
- kekuatan sosial yang dimilikinya 3. Perkembangan organisasi: formal/birokrasi, sosial, dan politik
- adanya sub-elit yang memiliki kedudukan yang cukup penting 4. Perkembangan keragaman
- memiliki formula politik yang dikembangkan dari mitos lokal
→ Model fungsional Talcott Parson dan peran sosial elit dalam:
3. Roberto Michel: 1. Proses Adaptasi (proses penyesuaian)
- Model hukum besi oligarkhi (Iron Law of Oligarchy) yang 2. Proses Goal-attaintment (pencapaian tujuan)
dikembangkan oleh elit dilakukan lewat pembentukan organisasi 3. Proses Integrasi (Penyatuan)
- Revolusi selalu muncul sebagai kelanjutan dari tirani terdahulu 4. Proses latency atau Pattern maintenance (pelembagaan dan
yang kemudian digantikan oleh tirani berikutnya pengelolaannya)

Elit dan peran simbolik elit Perubahan Sosial dan Perubahan Budaya

→ Kelas penguasa: mencakup 3 kelompok atau model: * Perubahan Sosial  Perubahan budaya
- mereka yang menjadi pemimpin, dan kepala perhimpunan, = Perubahan Sosial adalah perubahan yang terjadi pada struktur dan
kelompok atau organisasi hubungan sosial; sistem status dan peran, organisasi, pola kekuasaan
- mereka yang menjadi perumus kebijakan dan melaksanakannya dan kependudukan
- mereka yang berada dalam posisi pemerintahan
= Perubahan budaya adalah perubahan yang terjadi pada sistem budaya;
→ Elit merupakan orang yang memiliki pengaruh dan keistimewaan yang pada nilai-nilai dan norma masyarakat, teknologi, maupun seni.
didasarkan atas kompetensi tertentu; antara lain ekonomi,
keagamaan, dan keahlian tertentu lainnya. • Perubahan yang terjadi dalam masyarakat dapat diuji lewat sifat ide yang
berkembang dalam masyarakat tersebut:
= kesengajaan terjadinya perubahan
KRITERIA KELAS PENGUASA ELIT PENENTU = cara terjadinya
Jumlah satu Lebih dari satu = dampak yang muncul dalam masyarakat
Ukuran besar kecil dan memusat = pola pengendaliannya (upaya
Tenggang waktu lama temporer mempertahankannya)
Cara kelahiran/keturunan/ke keahlian • Perubahan dapat dimaknai:
memperolehnya kayan = terjadinya ketidak-teraturan dan kekacauan
Hilangnya kehilangan kekayaan ketidak-mampuan = berkembangnya orientasi ke arah peningkatan dan kemajuan
Lecture Note: Sosiologi dan Politik 2020 Derajad S. Widhyharto
Proses Perubahan Sosial b. Isolasi dan kontak: keterpencilan dan
mobilitas baik dalam arti sosial dan geografis
a. Peristiwa Sosial dan Perubahan Sosial Sebagai peristiwa yang menjadi c. Struktur Sosial
penyebab “krisis”, tapi sekaligus sebagai momen prospektif dalam perubahan + opened stratification
menuju kearah “positif” + Closed stratification
= adanya discovery d. Sistem Nilai dan Norma: longgar dan rigid
= adanya invention: - material e. Faktor kebutuhan
- sosial f. Basis Budaya: memberikan iklim pengembangan/tidak
(mencakup bentuk, fungsi dan makna) g. Fertilitas lintas: invensi dan inovasi menjadi stimulator perubahan
= adanya difusi: penyebar-luasan (penerimaan, seleksi, dan modifikasi) bidang lainnya
h. Prinsip eksponensial: model permutasi dan kombinasi
b. Komunikasi dan perubahan sosial
Perubahan terjadi sebagai akibat adanya kontak dengan masyarakat lain yang Proses perubahan sosial tidak hanya berkaitan dengan bagaimana tingkat
bersifat: percepatannya, melainkan juga bagaimana proses penyebarannya.
- Selektif → dipilih sesuai dengan kebutuhan
- Direktif → terarah oleh agen pembaharu untuk mencapai tujuan tertentu * Ada 3 hal yang memberikan iklim penerimaan dan penyebarluasan “inovasi”
sebagai elemen penting dalam perubahan sosial:
Homophily: ada banyak kesamaam ciri antara satu dengan lainnya yang saling 1. Penilaian yang positif atas kemajuan dan perubahan, karena
berinteraksi; pendidikan, usia, kepercayaan, nilai dsb. diperlukan adanya perubahan untuk maju,
Heterophily: banyak perbedaan ciri diantara mereka yang berinteraksi dan 2. Kesadaran mengenai tidak selalu terpenuhinya kebutuhan, sehingga
berkomunikasi perlu upaya dan cara lain untuk dikembangkan
3. Adanya kesadaran mengenai tidak perlunya “mengagungkan” masa
# Skema perjalanan komunikasi: lalu. Masa lampau dijadikan titik awal saja dalam upaya mencapai
S→M→T→C→R kebesaran masa kini.
S = Sources (sumber), M = Messages (pesan-2),
T = Time (waktu) C = Channels (saluran/media), dan Perubahan Sosial dan Kelambanan Budaya.
R = Receivers (penerima)
Perubahan memerlukan penyesuaian budaya yang sinkron. Namun
dalam kenyataanya sering terjadi bahwa perubahan yang demikian cepat di satu
Faktor Yang mempengaruhi Percepatan Perubahan sisi tidak dapat diimbangi oleh sisi lainnya, sehingga mengakibatkan terjadinya
kesenjangan, baik yang bersifat fisik maupun sosial; yang disebut “Cultural
= Faktor non-sosial (fisik): Lag” (kelambanan budaya)
terjadinya perubahan kondisi alam dan lingkungannya:
+ Gempa bumi Gender dan Perkembangan Ekonomi
+ Tsunami
+ Pemindahan → Gender Stratification:
+ Bencana alam lainnya Tatanan hierarkhius yang menempatkan wanita sub-ordinasi laki-laki:
= Faktor Sosial - Laki-laki mendominasi wanita
a. Demogafi/kependudukan - Laki-laki memperoleh akses lebih besar dan terbuka dalam berbagai
Jumlah, distribusi dan komposisi penduduk aspek
Lecture Note: Sosiologi dan Politik 2020 Derajad S. Widhyharto
+ Ditandai dengan ekonomi uang
Mengapa terjadi demikian?
+ Perkembangan tradisi sering kali membawa pola-pola tertentu ad. 3. Family - consumer economy:
+ Adanya pola pembagian kerja yang bersifat domestik; menurut
jenis kelamin + Hadir dan adanya campur tangan negara dalam sistem upah tenaga
+ Adanya jenis hasil produksi yang dikembangkan secara gender kerja
+ Perkembangan teknologi sangat pesat
Proses perkembangan dan perubahannya + Rumah tangga hanya berfungsi pada proses konsumsi dan reproduksi
1. Family - based economy + Produktivitas wanita bisa lebih tinggi meski tidak dinilai uang/tak
2. Family - waged economy dihitung
3. Family - consumer economy + Proses industrialisasi mengubah pola kesempatan kerja
+ Tercipta kelas menengah, meski kelas pekerja juga semakin besar.
ad. 1. Family - based economy: + Terjadi perubahan mengenai citra wanita
+ Didapati adanya konsep dan sistem distribusi peran dan pembagian
+ Rumah tangga merupakan basis semua kegiatan ekonomi kerja yang bervariasi
+ Kegiatan ekonomi dilakukan di rumah
+ Belum ada perbedaan yang jelas antara kegiatan ekonomi dan
domestik Wanita dan Kegiatan Politik
+ Kerja sebagai aktifitas produktif
+ Setiap angggota keluarga memiliki kontribusi Permasalahan penting dalam politk yang menyangkut aspek kekuasaan
mencakup:
Dalam perkembangan dan realitasnya + Bagaimana struktur kekuasaan berkembang?
+ Wanita memiliki posisi sentral + Bagaimana kekuasaan didistribusikan?
+ Wanita juga juga terlibat dalam kegiatan di luar rumah (sektor + Bagaimana kekuasaan diperoleh?
pertanian dan dagang)
+ Ada interdependensi antara laki-laki dan wanita, meskipun variasi Akses wanita dalam ruang dan aktivitas publik (public sphere)
kegiatan berbeda sangat terbatas karena:
+ Adanya “perjanjian sosial” yang mengatur peran laki dan
ad. 2. Family - waged economy: perempuan dalam kehidupan masyarakat; antara lain
patriarcahat
+ Pegeseran kegiatan di sektor pertanian ke jasa + Posisi perempuan berada di pinggiran (periphery zone)
+ Tenaga kerja keluarga tidak lagi terkonsentrasi di rumah tapi juga di + Dominasi kelompok tua pada yang muda
luar + Model rekruitmen yang telah melembaga yang didasarkan
+ Pemenuhan kebutuhan rumah tangga dipertaruhkan dari upah antara lain oleh variabel:
+ Terjadi pergeseran kharakter pekerjaan wanita - daerah asal - etnik atau kesukuan
+ Terjadi perkembangan peran ganda wanita (the development of dual - agama - kekerabatan, dll.
roles)
+ Rumah tangga bukan lagi pusat kegiatan produksi
+ Status sosial diukur dari penghasilan dari luar
+ Pekerjaan wanita di rumah tangga kurang dihargai

Anda mungkin juga menyukai