(http://www.un.org/Depts/los/reference_files/chronological_lists_of_ratifications.htm)
Indonesia dalam pengembangan berbagai kontrak dagang internasional tentu saja mempunyai
pengaruh terhadap perkembangan hukum nasional yang mengatur kegiatan perdagangan
internasional. Satu hal yang nyata adalah tidak berkembangnya prinsip maupun aturan hukum
nasional karena masih mengacu kepada peraturan perundangan yang sudah sangat lama
(misalnya KUHPerdata dan KUHDagang) yang pada beberapa ketentuannya sudah tidak
sesuai dengan perkembangan maupun modernisasi kegiatan perdagangan internasional.
Aturan dagang internasional merupakan hukumnya para pedagang atau law among merchants
atau lex mercatoria, sehingga kebiasaan-kebiasaan dan praktek yang berlaku dan diakui
dalam kegiatan perdagangan internasional juga diakui dalam berkontrak. Hukum
dagang adalah ilmu yang mengatur hubungan antara suatu pihak dengan pihak lain yang
berkaitan dengan urusan-urusan dagang. Adanya kasus-kasus tentang gagalnya negara dalam
memberikan perlindungan bagi warganya, terutama dalam perdagangan bebas telah menjadi
momok bagi rakyat. Rakyat yang tidak mampu bersaing dalam perdagangan bebas, pada
akhirnya hanya menjadi penonton dan tidak memainkan peranan sebagai pemain yang dapat
mereguk keuntungan.
Salah satu contohnya di sini adalah, peran negara Indonesia yang merupakan negara
berhukum, dapat melindungi masyarakatnya dalam menyambut Masyarakat Ekonomi
ASEAN (MEA) 2015. Bentuk perlindungan negara adalah dengan membuat regulasi yang
dapat memproteksi warganya. Namun, hal ini tidak dapat dilakukan karena keterikatan setiap
negara pada Konvensi Internasional, termasuk bahwa setiap negara tidak boleh melakukan
hambatan (barrier) terhadap perdagangan. Kesiapan regulasi juga perlu dipertimbangkan
dalam menghadapi MEA 2015 dan hal itu tidak boleh keluar dari cita-cita perlindungan
negara terhadap warga. Dengan membuat regulasi yang benar-benat matang, seperti tidak
kakunya KUH Dagang dan dapat memfleksibelkan seiring dengan arus globalisasi yang
semakin menerpa.
Upaya lain yang dapat dilakukan adalah menciptakan perdagangan yang sehat dan iklim
usaha yang kondusif; reformasi kebijakan pendukung investasi, pengembangan kawasan
perdagangan bebas dan kawasan ekonomi khusus, dan peningkatan pelayanan perizinan
perdagangan bagi dunia usaha. Selain itu, dapat dilakukan juga tindakan pengamanan produk
dalam negeri dan pengawasan terhadap barang beredar dan jasa, serta dengan menerapkan
Early Warning System terhadap kemungkinan terjadinya lonjakan impor. Hal ini dibarengi
juga dengan peningkatan ekspor yang akan memperbesar volume perdagangan yang pada
akhirnya akan menguntungkan neraca perdagangan. Penetapan UU Nomor 39 Tahun 2009
tentang Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) dapat juga dipahami sebagai upaya pemerintah
tersebut. Dengan kesiapan dan upaya negara ini, maka tugas negara dalam mencapai
kesejahteraan warga akan mudah terwujud.
2. Hukum internasional merupakan salah satu penggolongan hukum yang
berdasarkan tempat berlakunya. Dalam konteks ini, bagaimana ketaatan
masyarakat internasional terhadap hukum internasional itu sendiri?
Hukum internasional, yakni hukum yang berguna untuk mengatur hubungan hukum antar
negara di dalam hubungan internasional. Hukum internasional ini berlaku secara universal.
Artinya, dapat berlaku secara keseluruhan terhadap negara-negara yang mengikatkan diri
dalam perjanjian internasional (traktat) tertentu dan dapat juga mengikat negara lain yang
tidak termasuk dalam perjanjian tersebut.
= Meskipun hukum tidak tertulis bersifat tidak konsisten, dikarenakan hukum tidak
tertulis peraturannya dapat berubah sewaktu-waktu sesuai keadaan dan kepentingan yang
menghendakinya. Hukum golongan ini tetap bisa berkontribusi dengan penataan hukum
negara,
yaitu bisa berupa konvensi ketatanegaraaan
Konvensi atau hukum tidak tertulis diakui didalam Undang Undang Dasar 1945 di dalam
penjelasan umum hal itu dapat diperhatikan sebagai berikut :
a. Undang-Undang dasar suatu negara hanya sebagian dari hukum dasar negara itu.
Undang-Undang dasar ialah hukum dasar yang tertulis, sedang disamping Undang-
Undang Dasar itu berlaku juga hukum dasar yang tidak tertulis, ialah aturan-aturan
dasar yang timbul danterpelihara dalam praktek penyelenggaraan negara meskipun
tidak tertulis.
b. Memang untuk menyelidiki hukum dasar suatu negara, tidak cukup hanya
menyelidiki pasal-pasal Undang-Undang Dasarnya saja, akan tetap harus menyelidiki
juga bagaimana prakteknya dan bagaimana suasana kebatinan Undang-Undang Dasar
itu.
Dari penjelasan diatas, kita bisa mengetahu bahwa UUD 1945 itu sendiri juga mengakui
penetapan hukum tidak tertulis. Karena hukum tidak tertulis merupakan praktek dan juga
keputusan-keputusan para pejabat administrasi negara. Konvensi hukum ini merupakan
hal yang penting, mengingat tata hukum pemerintahan itu suatu saat akan bergerak dan
seringkali ditolak bahkan dituntut perubahannya oleh situasi tertentu. Tuntutan situasi
inilah yang sering terjadi dan sulit untuk diimbangin dengan keberadaan hukum tertulis.
Karena itu, diperlukan adanya Lembaga konvensi yang berperan untuk mengatur hukum
tidak tertulis.
pemerintahan.Muchsan dalam bukunya “Pengantar Hukum Adminitrasi Negara” member
contoh
-Gerakan Penghijauan kota yang pernah diberlakukan oleh Gubernur DKI Jakarta,
merupakan hasil konvensi karena kemudian dicontoh oleh gubernur-gubernur lain. Alat
administrasi negara atau aparatur pemerintahan mempunyai tugas untuk melaksanakan
apa yang menjadi tujuan dari sebuah undang-undang. Dalam rangka untuk melaksanakan
fungsinya, maka aparatur pemerintahan itu menghasilkan berbagai keputusan untuk
menyelesaikan suatu masalah konkrit yang terjadi berdasarkan peraturan hukum yang
memiliki sifat abstrak. Karena mengeluarkan keputusan inilah, timbul praktek
administrasi negara kebiasaan atau konvensi
Berikut contoh lain konvensi ketatanegaraan yang terjadi di Indonesia :
o Tap MPR No.1/MPR/1983 tentang mempertahankan UUD 1945 dan
diperkenalkannyareferendum dalam sistem ketataegaraan Republik Indonesia.
o Praktik Musyawarah mufakat yang dilakukan oleh lembaga tinggi negara Majelis
Permusyawaratan Rakyat.
o Penjelasan Presiden terhadap Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara
dihadapan DPR.
o Adanya menteri Negara non departemen dan pejabat negara setingkat menteri