Makalah Ini Dibuat Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Akhlak Tasawuf
Dosen Pengampu: Wahyu Stiawan
Disusun oleh:
Kelompok 6
Shoffiyah Khoirunnisa (1902020020)
i
KATA PENGANTAR
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ....................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .................................................................................. 1
C. Tujuan .................................................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN
A. Arti Pembentukan Akhlak ..................................................................... 2
B. Metode Pembinaan Akhlak.................................................................... 3
C. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pembentukan Akhlak .................... 6
D. Manfaat Akhlak yang Mulia .................................................................. 8
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan ..................................................................................................... 11
B. Saran .............................................................................................................. 11
DAFTAR PUSTAKA
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pembentukan Akhlak dapat dilihat dari perilaku dan kebiasaan manusia sehari-
hari, sifat manusia ada yang baik dan ada pula yang buruk. Akhlak manusia
merupakan perbuatan yang tertanam dalam jiwa seseorang, sehingga suatu
perbuatan seseorang merupakan cerminan akhlak dan kepribadiannya. Akhlak
baik atau buruk seseorang tergantung dari pembentukannya.
Pembentukan akhlak sama dengan berbicara tentang tujuan pendidikan, para ahli
mengatakan bahwa tujuan pendidikan adalah pembentukan akhlak.Makalah ini
akan membahas beberapa pengetahuan tentang konsep pembentukan akhlak.
B. Rumusan Masalah
1. Apa arti pembentukan akhlak?
2. Bagaimana metode pembinaan akhlak?
3. Apa faktor- faktor yang mempengaruhi pembentukan akhlak?
4. Apa manfaat akhlak mulia?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui arti pembentukan akhlak
2. Untuk mengetahui metode pembinaan akhlak
3. Untuk mengetahui faktor-faktpr yang mempengaruhi pembentukan akhlak
4. Untuk mengetahui manfaat akhlak mulia.
1
BAB II
PEMBAHASAN
2
Artinya: Seandainya akhlak itu tidak dapat menerima perubahan, maka
batalah fungsi wasiat, nasihat dan pendidikan dan tidak ada pula fungsinya
hadits Nabi yang mengatakan“ perbaikilah akhlak kamu sekalian“.
1
Abuddin Nata. Akhlak Tasawuf dan Karakter Mulia(Jakarta:PTRajaGrafindo Persada, 2017),
hlm.133-135
3
Artinya:Sesungguhnya orang-orang yang beriman itu hanyalah orang-
orang yang percaya (beriman) kepada Allah dan Rasul-Nya, kemudian
mereka tidak ragu-ragu dan mereka berjuang (berjihad) dengan harta dan
jiwa mereka pada jalan Allah. Mereka itulah orang-orang yang benar.
(QS. Al-Hujurat[49]:15)
Ayat diatas menjelaskan bahwa iman yang dikehendaki islam bukan iman
yang hanya sampai pada ucapan dan keyakinan, tetapi iman yang disertai dengan
perbuatan dan akhlak yang mulia.2 Pembinaan akhlak dalam islam juga
terintegrasi dengan pelaksanaan rukun iman. Hasil analisis Muhammad Al-
Ghazali terhadap rukun islam yang lima telah menunjukan dengan jelas, bahwa
dalam rukun islam yang lima mengandung konsep pembinaan akhlak.
Misalnya, rukun islam yang pertama adalah mengucapkan dua kalimat
syahadat. Kalimat ini mengandung pernyataan bahwa selama hidupnya manusia
hanya tunduk kepada aturan dan tuntunan Allah. Orang yang tunduk dan patuh
pada aturan Rasul-Nya sudah dapat dipastikan akan menjadi orang yang baik.
Begitu juga pada butir-butir rukun islam yang lain, masing-masing mengandung
konsep tentang akhlak.
Berdasarkan analisis tersebut, dapat dikatakan bahwa islam sangat memberi
perhatian yang besar terhadap pembinaan akhlak, termasuk cara-carnya. Memberi
perhatian yang besar terhadap pembinaan akhlak yang ditempuh islam adalah
menggunakan cara atau sistem intregrated, yaitu sistem yang menggunakan
berbagai sarana peribadahan dan lainnya secara simultan untuk diarahkan pada
pembinaan akhlak. Cara lain yang dapat ditempuh untuk pembinaan akhlak ini
adalah pembiasaan yang dilakukan sejak kecil dan secara bertahap. Berkenaan
dengan ini Imam Al-Ghazali mengatakan bahwa kepribadian manusia itu pada
dasarnya dapat menerima segala usaha pembentukan melalui pembiasaan.
Dalam tahap-tahap tertentu , pembinaan akhlak khususnya akhlak lahirnya dapat
pula dilakukan dengan cara paksaan yang lama kelamaan akan terpaksa. Cara lain
tak kalah ampuhnya adalah melalui keteladanan. Selain itu pembinaan akhlak juga
dapat ditempuh dengan senantiasa menganggap diri ini sebagai manusia yang
2
Ibid.,hlm.136-137
4
memiliki banyak kekurangannya dari pada banyak kelebihanya. Pembinaan
akhlak secara efektif dapat pula dilakukan dengan memperhatikan faktor kejiwaan
sasaran yang dibina.
Ada beberapa metode pembinaan akhlak yang dapat dilakukan sesuai dengan
presfektif islam, yaitu sebagai berikut:
a. Metode Uswah(Teladan)
Yaitu sesuatu yang pantas untuk dijalani , karena mengandung nilai-nilai
kemanusiaan.
b. Metode Ta’widiah (Pembiasaan)
Secara bahasa pembiasaan asal katanya adalah biasa. Dalam kamus umum
Bahasa Indonesia, biasa artinya lazim atau umum;seperti sediakala, sudah
merupakan hal yang tidak terpisahkan dalam kehidupan sehari-hari
c. Metode Mau’izah (Nasehat)
Yaitu kata wa’zhu yang berarti nasehat yang terpuji, memotivasi untuk
melaksanakannya dengan perkataan yang lembut.
d. Metode Qisah (Cerita)
Qisah yang mengandung arti suatu cara dalam menyampaikan materi
pelajaran , dengan menuturkan secara kronologis, tentang bagaimana
terjadinya suatau hal, baik yang sebenarnya terjadi ataupun hanya rekayasa
saja.
e. Metode Amtsal (Perumpamaan)
Yaitu metode yang banyak dipergunakan dalam Al-Qur’an dan hadist
untuk mewujudkan akhlak mulia.3
5
C. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pembentukan Akhlak
Untuk menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi pembentukan akhlak
pada khususnya dan pendidikan umumnya, ada tiga aliran yang populer, yaitu
aliran Nativisme, aliran Empirisme,dan Aliran Konvergensi.
1. Aliran Nativisme
Dalam aliran ini faktor yang paling berpengaruh terhadap
pembentukan diri seseorang adalah faktor pembawaan dari dalam yang
bentuknya dapat berupa kecenderungan , bakat , akal dan lain-lain.
Jika sesorang sudah memiliki pembawaan atau kecenderungan kepada hal
yang baik , maka secara otomatis orang tersebut menjadi baik.
2. Aliran Empirisme
Dalam aliran ini bahwa faktor yang paling berpengaruh terhadap
pembentukan diri seseorang adalah faktor dari lingkungan luar , yaitu
lingkungan sosial, termasuk pembinaan dan pendidikan yang diberikan.
Jika pendidikan yang diberikan baik, maka baik pula seseorang. Demikian
dengan sebaliknya, aliran ini tampak begitu percaya kepada peranan yang
dilakukan oleh dunia pendidikan dan pengajaran.
3. Aliran Konvergensi
Dalam aliran ini pembentukan akhlak dipengaruhi faktor internal,
yaitu pembawaan dari individu itu sendiri , dan faktor dari luar yaitu
pendidikan dan pembinaan yang dibuat secar khusus , atau melalui
interaksi dalam lingkungan sosial. Fitrah dan kecenderungan ke arah yang
baik ada didalam diri manusia dibina secara intensif melalui berbagai
metode.
Aliran Konvergensi ini tampak sesuai dengan ajaran islam. Hal ini dapat
dipahami dari ayat dan hadist berikut ini:
6
Ayat tersebut memberi petunjuk bahwa manusia memiliki potensi untuk
dididik, yaitu, pengelihatan,pendengaran dan hatisanubari. Potensi tersebut harus
disyukuri dengan cara mengisi ajaran dan pendidikan.
Dan terdapat pada hadist yang menjelaskan:
Ayat dan hadist tersebut menggambarkan adanya teori konvergensi dan juga
menunjukan dengan jelas bahwa pelaksana utama dalam pendidikan adalah kedua
orang tua. Itulah sebabnya orang tua , khususnya ibu mendapat gelar sebagai
madrasah, yakni sebagai tempat berlangsungnya kegiatan pendidikan pertama
bagi sang anak.
Faktor yang mempengaruhi pembinaan akhlak ada dua, yaitu faktor internal
atau dari dalam yaitu insting,wirotsah(keturunan),kehendak,dan takdir,
sendangkan faktor eksternal atau dari luar yaitu adat kebiasaan, lingkungan dan
pendidikan.4
Dengan demikian faktor-faktor yang mempengaruhi pembinaan akhlak adalah
sebagai berikut:
1. Faktor internal
a. Insting (ghazirah/naluri).
Insting merupakan seperangkat tabi’at yang dibawa manusia sejak lahir
para psikolog menjelaskan bahwa insting berfungsi sebagai motivator
penggerak yang mendorong lahirnya tingkah laku.
4
Abuddin Nata. Akhlak Tasawuf dan Karakter Mulia(Jakarta:PTRajaGrafindo Persada, 2017),
hlm.143-146
7
b. Wirotsah(Keturunan)
Peranan keturunan , Keturunan dapat dibawa dari sifat orang tua yang
mewariskan sifat kepada anaknya
c. Kehendak
Kehendak ini juga disebut juga azam yang kemudian diikuti dengan
perbuatan/tindakan. Perbuatan dari kehendak mengandung perasaan,
keinginan, pertimbangan.
d. Takdir
Takdir merupakan ketentuan yang ditetapkan Allah SWT kepada
seluruh makhluk yang diciptakan-Nya dan tidak dapat diubah oleh
manusia, karena sudah menjadi suatu ketetapan.
2. Faktor Eksternal
a. Adat kebiasaan
Hal ini merupakan perbuatan seseorang yang biasa dilakukan secara
berulang-ulang pada kegiatan sehari-harinya
b. Lingkungan
Hal ini merupakan bagian faktor eksternal atau dari luar suatu individu ,
misalnya lingkungan sosial, masyarakat.
c. Pendidikan
Dalam dunia pendidikan sangat berpengaruh terhadap jiwa seseorang
untuk mengarahkannya pada perkembangan kepribadian. Oleh karena
itu, tenaga pendidik profesional harus diadakan, demikian juga
pengajaran yang sesuai bahkan metodologi pengajaran dan pendidikan
sangat perlu diperhatikan dalam proses pengajaran dan pendidikan.5
5
Badrudin.Akhlak Tasawuf.(Serang:AIB PRESS,2015), hlm.45-46
8
Al-Qur’an dan hadist telah memberi informasi tentang manfaat akhlak yang
mulia, berikut beberapa ayat Al-qur’an yang menjelaskan manfaat akhlak mulia,
Allah SWT berfirman:
9
c. Menghilangkan kesulitan
d. Selamat hidup di dunia dan akhirat.
Dari uraian diatas merupakan keuntungan yang didapat apabila seseorang
melakukan akhlak mulia, dan masih banyak lagi keuntungan yang didapat dari
akhlak mulia.6
6
Abuddin Nata. Akhlak Tasawuf dan Karakter Mulia(Jakarta:PTRajaGrafindo Persada, 2017),
Hlm.147-151
10
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Menurut sebagian ahli bahwa akhlak tidak perlu dibentuk, karena akhlak
adalah insting (garizah) yang dibawa manusia sejak lahir, akhlak adalah
pembawaan dari manusia sendiri, yaitu kecenderungan kepada kebaikan atau
fitrhrah yang ada dalam diri manusia, dan dapat juga berupa kata hati atau instuisi
yang selalu cenderung dengan kebenaran.
Pembinaan akhlak yang ditempuh islam adalah menggunakan cara atau
sistem intregrated, yaitu sistem yang menggunakan berbagai sarana peribadahan
dan lainnya secara simultan untuk diarahkan pada pembinaan akhlak.
Akhlak yang mulia akan membawa kebahagiaan bagi individu , juga
sekaligus membawa kebahagiaan bagi masyarakat pada umumnya. Dengan kata
lain, bahwa akhlak utama yang ditampilkan seseorang, manfaatnya adalah untuk
suatu individu itu sendiri.
B. Saran
Sebagai seorang muslim kita harus berusaha membentuk akhlak yang mulia
bisa dari kebiasaan kecil, peran orang tua dan pendidikan merupakan suatu
peranan penting untuk membentuk suatu akhlak seorang anak yang akan menjadi
penerus bangsa, dengan membentuk akhlak mulia kita mendapat keuntungan
suatu kebahagiaan bagi diri sendiri dan orang lain, baik didunia maupun nantinya
di akhirat kelak.
11
DAFTAR PUSTAKA
Nata, Abuddin .2017. Akhlak Tasawuf dan Karakter Mulia.Jakarta:PT Grafindo Persada
12
PENANGGAP MATERI
1. Wahyuni
Apakah akhlak baik itu sudah didapatkan sejak lahir,atau dicari dengan cara
kerja keras, dan bagaimana cara memperoleh akhlak yang baik?
Penanggap : Fera Oktalia
Liza Nur Aini
Yani
2. Fenti Yanasari
Bagaimana keturunan bisa jadi faktor-faktor yang mempengaruhi
pembentukan akhlak?
Penanggap : Liza Nur Aini
13