Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

ASPEK EKONOMI DAN HUKUM

Diajukan untuk memenuhi Mata Kuliah “Studi Kelayakan Bisnis”

Dosen Pengampu: Venty Sri Kustantina Wahyuni, SE, M.Si

Disusun Oleh :

1. Arlyda Fajar Rifa’i (1731811097)


2. Malahyati (1731811026)

PROGRAM STUDI PERBANKAN SYARIAH

FAKULTAS EKONOMI BISNIS ISLAM

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SAMARINDA

TAHUN 2020
KATA PENGANTAR

Tidak ada kata yang paling indah selain mengucapkan alhamdulilah, Puji dan
syukur kehadirat Allah Yang Maha Esa atas segala limpahan rahmat, taufik dan
hidayah-Nya sehigga kami dapat menyelesaikan makalah ini yang berjudul dalam
bentuk maupun isinya yang sederhana.

Harapan kami makalah ini dapat membantu menambah pengetahuan dan


pengalaman bagi pembaca, sehingga kami dapat memperbaiki bentuk maupun isi
makalahi ini sehingga kedepannya dapat lebih baik.

Akhir kata, besar harapan kami semoga makalah ini dapat memberi manfaat,
dipergunakan sebagai salah satu acuan, petunjuk, maupun pedoman bagi para
pembaca.

Samarinda, 14 Maret 2020

Penulis

i
KATA PENGANTAR....................................................................................................i

DAFTAR ISI.................................................................................................................ii

BAB I.............................................................................................................................1

PENDAHULUAN.........................................................................................................1

A. Latar Belakang....................................................................................................1

BAB II...........................................................................................................................2

PEMBAHASAN............................................................................................................2

A. Pelakasana Bisnis..................................................................................................2

B. Indentitas Pelaksana Bisnis .................................................................................4

C. Bisnis Apa Yang Akan Dilaksanakan dan Legalitas Produk...............................6

D. Lokasi Rencana Bisnis..........................................................................................6

E. Waktu Pelaksanaan Bisnis.....................................................................................6

F. Cara Pelaksanaan Bisnis........................................................................................6

G. Peraturan dan Kelengkapan Perizinan...................................................................6

H. Risiko.....................................................................................................................7

BAB III..........................................................................................................................8

PENUTUP.....................................................................................................................8

Kesimpulan................................................................................................................8

DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................9

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Setiap pengusaha menghendaki adanya ketenangan dan keberlanjutan usaha.
Hal tersebut dapat dicapai jika lingkungan usaha menerima dan mendukung
keberadaan usaha. Keberadaan usaha yang dapat diterima oleh lingkungan biasanya
mampu memberikan kemanfaatan bagi semua komponen masyarakat sekitarnya.
Keberlanjutan usaha selain ditentukan oleh faktor-faktor fundamental bisnis berupa
pasar, produksi, sumber daya manusia, dan keuangan, juga harus ditunjang adanya
legalitas usaha. Sebaik apapun prospek bisnis yang akan dijalankan, secanggih apapun
teknologi dan operasi, seprofesional apapun personalia, dan sesolid dan selikuid
apapun sumber keuangannya, namun jika legalitas usaha tidak ada atau tidak dapat
beroperasi dalam waktu yang lama dan berkelanjutan, sehingga setiap bisnis yang
akan dilakukan harus dilengkapi dengan legalitas usaha (memenuhi syarat aspek
hukum).
Analisa aspek hukum dimaksudkan untuk meyakini apakah secara hukum
rencana bisnis dapat dinyatakan layak atau tidak. Jika suatu rencana bisnis yang tidak
layak tetap direalisasikan, bisnis akan mengalami risiko yang besar terutama akan
dihentikan oleh pihak yang berwajib atau akan diprotes oleh masyarakat. Analisis
aspek hukum mengkaji tentang legalitas rencana bisnis yang akan dibangun dan
dioperasikan. Hal ini berarti bahwa setiap rencana bisnis yang akan didirikan akan
dibangun serta dioperasikan di wilayah tertentu harus memenuhi aturan hukum dan
tata peraturan yang berlaku di wilayah tersebut. Keterlanjuran investasi di suatu
wilayah/daerah yang ternyata melarang usaha yang akan dilakukan akan
menimbulkan kerugian besar.

1
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pelaksana Bisnis
Agar rencana bisnis dapat berjalan dengan lancar serta sesuai dengan koridor-
koridor hukum yang berlaku, maka diperlukan data tentang siapa pelaksana bisnis
tersebut. Untuk menganalisis siapa pelaksana bisnis tersebut, maka yang pertama
harus pengambil keputusan diketahui badan usahanya, dan yang kedua adalah orang-
orang atau individu-individu yang terlibat sebagai pengambil keputusan.
1. Badan Usaha Perseorangan/Individu
Perushaan perseorangan adalah badan usaha yang kepemilikan dan
pengelolaannya dilakukan oleh satu orang. Individu dapat membuat badan usaha
perseorangan tanpa izin atau akta notaris dan tata cara tertentu. Semua orang
bebas membuat bisnis personal tanpa adanya batasan untuk mendirikannya. Pada
umumnya perusahaan perseorangan bermodal kecil, terbatasnya jenis serta jumlah
produksi, memiliki tenaga kerja/buruh yang sedikit dan penggunaan alat produksi
teknologi sederhana. Contoh: Usaha Dagang (UD), Perusahaan Dagang (PD),
Perusahaan Perseorangan seperti toko kelontong, warung, percetakan, jasa ahli,
salon, tukang bakso keliling, pedagang asongan, dan lain sebagainya.
Untuk mendapatkan perlindungan hukum perusahaan ini harus didaftarkan
pada instansi terkait sehingga memperoleh status terdaftar. Status inipenting
karena akan mendapat fasilitas bantuan dari pemerintah, dapat fasilitas kredit dari
Bank, dilindungi pemerintah dan berpeluang mengembangkan usaha, sehingga
diperlukan surat ijin.
2. Firma (Fa)
Badan usaha ini dimiliki oleh lebih dari satu orang dengan perjanjian tertentu.
Biasanya pemilik firma adalah orang yang sangat dekat misalnya keluarga. Oleh
karena pemilik perusahaan lebih dari satu orang maka harus didaftarkan pada akta
notaris kemudian didaftarkan pada panitera pengadilan setempat dan diumumkan
dalam berita negara. Secara hukum perjanjian antar pemilik akan lebih kuat.
3. Persekutuan Komanditer (CV)

2
Persekutuan komnditer adalah persekutuan dua orang atau lebih untuk
mendirikan badan usaha yang sebagian anggotanya bertanggung jawab terbatas
dan sebagian lainnya tidak terbatas. Dalam persekutuan ini, modal berasal dari
anggota dan didaftarkan pada akta pendirian. Anggota persekutuan komanditer
terdri dari dua unsur, yaitu:
a. Sekutu aktif (persero)
Sekutu ini selain menanamkan modal juga menjalankan usaha dan
bertanggung jawab penuh atas maju mundurnya usaha.
b. Sekutu pasif (komnditer)
Sekutu ini hanya sebatas menanamkan modal dan tidak bertanggung jawab
menjalankan usaha. Tanggung jawab sekutu ini hanya sebatas menanamkan
modal yang ditanamkan.
4. Perseroan Terbatas (PT)
Perseroan terbatas adalah perusahaan yang terdiri dari dua orang atau lebih
dengan modal yang diperoleh dengan penjulan atas saham-saham. Semua pemilik
perusahaan adalah pemilik perusahaan. Tanggung jawab persero (pemegang
saham) hanya sebatas pada modal yang disertakan. Besarnya modal persero
ditentukan dengan anggaran dasar. Perseroan terbatas merupakan badan hukum
yang mempunyai kekayaan perusahaan sendiri, sehingga tagihan utang-utang
perusahaan ditanggung oleh harta persero.
Untuk mendirikan perseroan terbatas ini harus dengan akta pendirian yang
disahkan oleh akta notaris yang disetujui oleh mentri kehakiamn. Keuntungan
perusahaan dibagi dalam bentuk dividen yang dibagikan berdasarkan besarnya
saham yang dimiliki masing-masing persero.
Perseroan terbatas dikendalikan atas tiga unsur:
a. Direksi
Direksi ditunjuk oleh Rapat Umum Pemegang Saham. Direksi ini yang
menjalankan operasional perusahaan. Direksi ini terdiri dari seseorang atau
beberapa orang yang dinamakan dewan direks.
b. Dewan Komisaris
Dewan komisaris ini terdiri dari para pemegang saham. Dewan
komisaris mengawasi jalannya pekerjaan direksi, selain itu menasehati direksi
dan bertindak membela kepentingan para pemegang saham.
c. Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS)

3
Yang memegang kekuasaan tertinggi dalam perseroan terbatas dan
mempunyai kewenangan untuk menentukan kegiatan perusahaan, mengangkat
dan memberhentikan direksi serta mengesahkan neraca dan pembagian
dividen.
d. Perusahaan Negara (PN)
Yaitu perusahaan yang bergerak dalam bidang usaha yang modalnya
secara keseluruhan dimiliki oleh negara, kecuali jika ada hal-hal khusus
berdasarkan undang-undang. Tujuan pendirian perusahaan negara adalah
untuk membangun ekonomi nasional dan kemakmuran masyarakat.
e. Perusahaaan Pemerintah yang lain
Perusahaan pemerintah yang lain misalnya Persero, perusahaan umum
(perum), perusahaan jawatan (Perjan),dan perusahaan daerah (PD)
f. Koperasi
Yaitu bentuk badan usaha yang bergerak di bidang ekonomi yang
bertujuan untukmeningkatkan kesejahteraan anggotanya yang bersifat murni,
pribadi dan tidak dapat dialihkan.
g. Yayasan
Berdasarkan Undang-undang No. 16 tahun 2001 tentang yayasan yang
menjelaskan pemisahan kekayaan pribadi dan lembaga, susunan kepengurusan
yayasan, serta pertanggungjawaban yayasan baik kepada pemerintah maupun
publik telah diindikasikan bahwa yayasan di masa datang akan menjadi salah
satu lembaga usaha milik masyarakat yang pengelolaandan skala usahanya
tidak jauh berbeda dengan badan usaha dan badan hukum lainnya. Saat ini
terbukti telah banyak badan usaha yang dikelola yayasan, terutama di bidang
kesehatan, pendidikan, sosial/ketenagakerjaan, dan lainnya.
B. Identitas Pelaksanaan Bisnis
Beberapa sisi identitas pelaksana bisnis yang perlu diteliti yaitu:
1. Kewarganegaraan. Kewarganegaraan sponsor bisnis perlu diketahui, hal ini
berkaitan adanya peraturan yng berbeda antara warga negara Indonesia dan warga
negara asing dalam kaitannya dengan pendirian suatu perusahaan.
2. Informasi Bank. Informasi ini diperlukan untuk menilai apakah sponsor bisnis
pernah melakukan kecurangan perbankan atau tidak. Hal ini untuk menghindari
adanya banyak pelaksanaan bisnis yang terhenti karena pelaksanaannya /investor
tersangkut dalam kredit macet

4
3. Keterlibatan Pidana atau Perdata. Hal ini perlu diketahui untuk menghindari
adanya gugatan atau tuntutan di masa yang akan datang. Mengetahui hal ini
diperlukan karena jika ternyata investor bermasalah dengan aset yang dimilikinya
serta baik secara pidana maupun perdata, realisasi bisnis akan menjadi sulit
bahkan mengakibatkan kegagalan.
4. Hubungan keluarga. Jika terdapat hubungan suami istri atau orangtua anak
sebagai individu-individu yang terlibat dalam rencana bisnis, perlu disilidiki
bagaimana mereka mengatur kebijakan hartanya. Bisnis yang gagal di tengah
jalan sudah sering terjadi antara lain karena pemiliknya berebut bagian masing-
masing atau “bisnis” mereka akhirnya malah menjadi harta warisan yang
diperebutkan anggota keluarga lainnya. Oleh karena itu, pemisahan harta (aset)
yang diinvestasikan dengan harta pribadi perlu dipertegas dan dinotariskan
sehingga manejemen dan pihak-pihak pengelola tidak menjadi korban kegagalan
bisnis akibat pertengkaran/perselisihan keluarga.
C. Bisnis Apa Yang Akan Dilakukan Dan Legalitas Produk
Bisnis apa yang dilakukan perlu dianalisis karena untuk mengetahui apakah
rencana bisnis tersebut dilarang atau tidak. Beberapa sisi yang perlu dianalisis adalah :
1. Bidang Usaha. Paling tidak bidang usaha dari bisnis yang direncanakan sesuai
dengan anggaran dasar perusahaan atau telah sesuai dengan corporate philosophy
perusahaan.
2. Falislitas. Apabila rencana bisnis akan mendapat fasilitas-fasiltas tertentu, selidiki
apakah pengurusannya telah diselesaikan secara sah.
3. Gangguan lingkungan. Rencana bisnis yang dilakukan perlu diselidiki dan
dianalisis apakah berdampak negatif terhadap pencemaran lingkungan seperti air,
udara, suara, maupun moral masyarakat.
4. Pengupahan. Sistem pengupahan perlu diperhatikan standar pengupahan yang
ditetapkan oleh pemerintah setempat karena jika dilanggar, akan menimbulkan
keresahan buruh dan berdampak negatif terhadap bisnis yang akan dilaksanakan.

Produk yang akan dihasilkan dari bisnis yang akan didirikan harus memperhatikan
legalitas hukum negara maupun syariat agama. Mengabaikan legalitas akan
menimbulkan risiko hukumberupa tuntutan hukum dari dinas dan instansi yang
berwenang. Jika hal ini tejadi, perkembangan dan kemajuan usaha yang sudah dirintis
akan terhambat.

5
D. Lokasi Rencana Bisnis
Lokasi bisnis perlu direncanakan dengan baik karena mungkin saja akan
merugikan rencana bisnis yang akan merugikan rencana bisnis yang akan dilakukan
sehingga terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan berkaitan dengan lokasi ini,
yaitu:
1. Perencanaan wilayah. Informasi tentang perencanaan wilayah sudah ditetapkan
oleh
2. pemerintah perlu diketahui, karena hal ini untuk memudahkan izin-izin yang
diperlukan.
3. Status tanah. Untuk menghindari masalah terutama di kemudian hari, maka status
kepemilikan tanah bisnis tersebut harus jelas. Peneliti dapat mencari informasi
status tanah ini dengan menghubungi kantor Badan Pertahanan Nasional (BPN)
setempat.
E. Waktu Pelaksanaan Bisnis
Analisis aspek hukum berkaitan dengan waktu pelaksanaan bisnis ini terutama
mengenai waktu pemberlakuan izin-izin yang dimiliki haruslah masih berlaku dan
izin-izin yang belim dimiliki haruslah dilengkapi dengan minimal izin prinsip.
F. Cara Pelaksanaan Bisnis
Misalnya perusahaan kekurangan modal untuk menyelesaikan rencana
bisnisnya, meminjam uang dari perseorangan atau lembaga keuangan, maka perlu
diketahui apakah syarat-syarat peminjaman tersebut sudah dipenuhi oleh pelaksanaan
bisnis.
G. Peraturan Dan Kelengkapan Perijinan
Secara hukum formal bisnis/usaha yang akan dijalankan itu dinilai layak jika
telah mengikuti aturan atau perundangan yang berlaku. Misalnya keputusan menteri
(Kepmen), surat keputusan (SK) Dirjen, dan Peraturan Daerah (Perda)
Untuk kelengkapan perizinan bisnis/usaha, maka harus dilengkapi dokumen-dokumen
antara lain :
1. Izin usaha
2. Izin lokasi
3. Izin gangguan

6
4. Izin mendirikan bangunan (IMB)
5. Tanda daftar perusahaan (TDP)
6. Izin tempat usaha
7. Surat izin usaha perdagangan (SIUP)
8. Syarat pendaftaran NPWP
9. Tanda daftar industri (TDI)
10. Sertifikat kadin
11. Izin usaha industri
12. Izin prinsip
13. Izin usaha jasa konstruksi (IUJK)
14. Prosedur pendirian perseroan terbatas (PT)
15. Sertifikat halal
H. Risiko
Aspek hukum seringkali mengalami permasalahan yang dapat menghamba/
menghalangi keberadaan proyek bisnis, bahkan kegagalan dalam mendirikan dan
mengoprasionalkan perusahaan sampai penutupan perusahaan karena ada
permasalahan-permasalahan hukum, diantaranya adalah:
1. Kebijakan pemerintah
Adanya perubahan kebijakan pemerintah terkait dengan peraturan pendirian
perusahaan, peraturan perizinan, peraturan peruntukan lahan, dan sebagainya,
sehingga perlu melakukan penyesuain kembali.
2. Keterlambatan perizinan
Perizinan yang dilajukan oleh perusahaan seringkali mengalami hambatan,
sehingga operasional perusahaan seringkali terhambat. Hal ini seringkali karena
persyaratan yang ditetapkan belum bisa terpenuhi. Misalnya, untuk memperoleh
izin mendirikan bangunan (IMB) salah satu syaratanya adalah mendapat
persetujuan dari masyarakat sekitar proyek, sedangkan seringkali menjadi kasus
masyarakat kurang menerima keberadaan proyek tersebut terpaksa sering tertunda
pelaksanaannya.
3. Masa kadaluwarsa
Setiap perizinan terdapat masa berlakunya, sehingga perusahaan harus
memperhatikan masalah tersebut agar perizinan yang dimiliki tidak sampai
melewati batas waktu berlaku yang telah ditetapkan dan operasional perusahaan
tidak terganggu.

7
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Aspek hukum mengkaji legalitas proyek bisnis yang akan di bangun dan
dijalankan. Data-data yang diperlukan mencakup data tentang bentuk badan
usaha, identitas pelaksana, bisnis yang akan dijalankan, lokasi pelaksanaan bisnis,
waktu pelaksanaan bisnis, cara pelaksanaan bisnis, kelengkapan izin-izin usaha,
izin lokasi pendirian proyek, sertifikat halal serta izin-izin yang lainnya.
Hasil analisis terhadap elemen-elemen dari aspek hukum yang diteliti nantinya
akan berupa pernyataan apakah rencana bisnis dianggap layak atau tidak.
Penilaian kelayakan dari aspek hukum ini dilihat dari kelengkapan legalitas dan
perizinan yang diperlukan untuk mendirikan dan menjalankan usaha. Jika hasil
penelitian dinyatakan layak, maka akan dilanjutkan pada penelitian aspek yang
lain. Jika rencana bisnis dinyatakan tidak layak, maka perlu dilakukan kajian
ulang yang lebuh realistis dan positif sehingga kajian menjadi layak. Apabila sulit
untuk menjadikan layak, maka rencana bisnis sebaiknya tidak diteruskan.

8
DAFTAR PUSTAKA

Agus Sucipto. 2010. Studi Kelayakan Bisnis. Malang : UIN-MALIKI PRESS

Anda mungkin juga menyukai