Anda di halaman 1dari 8

TUGAS

APRESIASI SASTRA

Dosen Pengampu :
U’um Qomariyah, S.Pd., M.Hum.
Disusun oleh
Harits Khafif Al Udzbary
NIM 2101418108

Guna Menyelesaikan Tugas


Mata Kuliah Dasar-dasar Teori dan Apresiasi Sastra

PRODI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA


FAKULTAS BAHASA DAN SENI
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
TAHUN 2018
Definisi Apresiasi Sastra
1. Menurut Sayuti (2009)
Apresiasi sastra adalah hasil usaha pembaca dalam mencari dan menemukan nilai hakiki
karya sastra lewat pemahaman dan penafsiran sistematik yang dapat dinyatakan dalam
bentuk tertulis.
2. Menurut Tarigan (1984)
Apresiasi sastra adalah penafsiran kualitas karya sastra
3. Menurut Abdul Rozak Zaidan
Apresiasi sastra hakikatnya sikap menghargai sastra secara proporsional (pada
tempatnya).
4. Menurut Gove (dalam Adyana, 2009:34)
Apresiasi sastra mengandung makna
a. Pengenalan melalui perasaan atau kepekaan batin
b. Pemahaman dan pengakuan terhadap nilai keindahanyang diungkapkan pengarang
5. Definisi secara umum
Apresiasi sastra adalah suatu penghargaan atau penilaian terhadap suatu karya sastra.
Contoh Apresiasi Sastra

a. Apresiasi Puisi
Apresiasi dalam suatu karya mempunyai tingkatan. Waluyo (2002:45) membagi tingkatan
apresiasi meliputi, (1)tingkat menggemari, (2)tingkat menikmati, (3)tingkat mereaksi, dan
(4)tingkat produktif. Pada tingkat menggemari keterlibatan pembaca batinnya belum kuat. Pada
tingkat menikmati, keterlibatan batin pembaca terhadap karya sastra sudah semakin mendalam.
Pada tingkat mereaksi, sikap kiritis terhadap karya sastra semakin menonjol karena ia mampu
menafsirkan  dengan seksama dan ia mampu menyatakan keindahan dan menunjukkan dimana
letak keindahan itu. Pada tingkat produktif, apresiator puisi mampu menghasilkan, mengkritik,
menghasilkan, mendeklamasikan, atau membuat resensi terhadap puisi secara tertulis.
Untuk melakukan apresiasi khususnya apresiasi puisi, pemahaman mendalam tentang
apresiasi puisi memang perlu dilakukan. Agar tidak salah dalam melakukan apresiasi puisi,
konsep apresiasi perlu dipahami dengan cermat. Apresiasi puisi terkait dengan sejumlah aktivitas
yang berhubungan dengan puisi. Aktivitas yang dimaksud dapat berupa kegiatan membaca dan
mendengarkan pembacaan puisi melalui penghayatan sungguh-sungguh (Waluyo, 2003: 19).
Apresiasi merupakan pengalaman lahiríah dan batiniah yang kompleks (Ichsan, 1990: 10).
Apresiasi seseorang terhadap puisi dapat dikembangkan dari tingkat sederhana ke tingkat yang
tinggi. Apresiasi tingkat pertama terjadi apabila seseorang memahami atau merasakan
pengalaman yang ada dalam sebuah puisi. Apresiasi tingkat kedua terjadi apabila daya
intelektual pembaca bekerja lebih giat. Apresiasi tingkat tiga, pembaca menyadari hubungan
kerja sastra dengan dunia luarnya, sehingga pemahamannya pun lebih luas dan mendalam.
Apresiasi puisi berkaitan dengan kegiatan yang ada sangkut pautnya dengan puisi, yaitu
mendengar atau membaca puisi dengan penghayatan yang sungguh-sungguh, menulis puisi, dan
mendeklamasikan. Kegiatan ini menyebabkan seseorang memahami puisi secara mendalam,
merasakan apa yang ditulis penyair, mampu menyerap nilai-nilai yang terkandung didalam puisi,
dan menghargai puisi sebagai karya sastra seni keindahan dan kelemahan.
Kegiatan apresiasi puisi tidak dapat dilepaskan dari pemahaman struktur teks puisi. Kegiatan
mengapresiasi puisi dapat dilakukan dengan memahami struktur teks yang membangun puisi.
Dengan demikian, untuk mengenal, memahami, dan menghargai puisi, dapat dilakukan dengan
mengenal struktur bagian puisi tersebut, baik menyangkut unsur isi maupun bentuk.
Berikut ini adalah langkah-langkah yang perlu diperhatikan untuk mengapresiasi sebuah
puisi :
1. Membaca puisi berulang kali
2. Melakukan pemenggalan dengan membubuhkan (a) garis miring tunggal ( / ) jika di
tempat tersebut diperlukan tanda baca koma; (b) dua garis miring ( // ) mewakili tanda baca titik,
yaitu jika makna atau pengertian kalimat sudah tercapai.
3. Melakukan parafrase dengan menyisipkan atau menambahkan kata-kata yang dapat
memerjelas maksud kalimat dalam puisi.
4. Menentukan makna kata/kalimat yang konotatif (jika ada).
5. Menceritakan kembali isi puisi dengan kata-kata sendiri dalam bentuk prosa.
Berbekal hasil kerja tahapan-tahapan di atas, unsur intrinsik puisi seperti tema, amanat/
pesan, feeling, dan tone dapat digali dengan lebih mudah.

b. Apresiasi Prosa
Istilah prosa sendiri mengandung pengertian kisahan atau cerita yang diemban oleh pelaku-
pelaku tertentu dengan pemeranan, latar serta tahapan dan rangkaian cerita tetentu yang bertolak
dari hasil imajinasi pengarangnya sehingga menjalin suatu cerita. Prosa sebagai salah satu genre
sastra, mengandung unsur – unsur meliputi (1) pengarang atau narator, (2) isi penciptaan, (3)
media penyampaian isi berupa bahasa, dan (4) elemen-elemen fiksional atau unsur-unsur
intrinsik yang membangun karya fiksi itu sendiri sehingga menjadi suatu wacana. Pada sisi lain,
dalam rangka memaparkan isi tersebut, pengarang akan memaparkannya lewat (1) penjelasan
atau komentar, (2) dialog ataupun monolog, dan (3) lewat lakuan atau action.
Prosa fiksi lebih lanjut masih dapat dibedakan dalam berbagai macam bentuk, baik itu
roman, novel, atau novelet, maupun cerpen. Perbedaan berbagai macam betuk dalam prosa fiksi
itu pada dasarnya hanya terletak pada kadar panjang pendeknya isi cerita, kompleksitas isi cerita,
serta jumlah pelaku yang mendukung cerita itu sendiri. Akan tetapi, elemen-elemen yang
dikandung oleh setiap bentuk prosa fiksi maupun cara pengarang memaparkan isi ceritanya
memiliki kesamaan meskipun dalam unsur-unsur tertentu mengandung perbedaan.
Untuk dapat memberi penghargaan terhadap sesuatu, tentunya kita harus mengenal sesuatu
itu dengan baik dan dengan akrab agar kita dapat bertindak dengan seadil-adilnya terhadap
sesuatu itu, sebelum kita dapat memberi pertimbangan bagaimana penghargaan yang akan
diberikan terhadap sesuam itu. Kalau yang dimaksud dengan sesuatu itu adalah karya sastra,
lebih tepat lagi karya sastra prosa, maka apresiasi itu berati memberi penghargaan dengan
sebaik-baiknya dan seobjektif mungkin terhadap karya sastra prosa. Penghargaan yang seobjektif
mungkin, artinya penghargaan itu dilakukan setelah karya sastra itu kita baca, kita telaah unsur-
unsur pembentuknya, dan kita tafsirkan berdasarkan wawasan dan visi kita terhadap karya sastra
itu.
Dari pemaparan diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa pengertian “Apresiasi Prosa” adalah
proses pengindahan, penikmatan, pemahaman, dan penghargaan secara menyeluruh dan serta-
merta terhadap karya sastra prosa guna mendapatkan nilai-nilai yang baik yang terkandung
dalam karya sastra tersebut.
a) Tahap-Tahap Apresiasi
Seperti sudah dibicarakan, prosa atau prosa fiksi adalah sebuah bentuk karya sastra yang
disajikan dalam bentuk bahasa yang tidak terikat oleh jumlah kata dan unsur musikalitas. Bahasa
yang tidak terikat itu digunakan untuk menyampaikan tema atau pokok persoalan dengan sebuah
amanat yang ingin disampaikan berkenaan dengan tema tersebut. Oleh karena itu, dalam
apresiasi dengan tujuan tnembenkan penghargaan terhadap karya prosa itu, kita haruslah bisa
“membongkar” dan menerangjelaskan hal-hal yang berkenaan dengan ukuran keindahan dan
“kelebihan” karya prosa itu. Dengan demikian, penghargaan yang diberikan dapat diharapkan
bersifat tepat dan objcktif. Suatu apresiasi sastra, menurut Maidar Arsjad dkk dilakukan melalui
beberapa tahap kegiatan. Tahap-tahap itu adalah.
1) Tahap penikmatan atau menyenangi. Tindakan operasionalnya pada tahap ini adalah
misalnya membaca karya sastra (puisi maupun novel}, menghadiri acara deklamasi, dan
sebagainya.
2) Tahap penghargaan. Tindakan operasionalnya, antara lain, melihat kebaikan, nilai, atau
manfaat suatu karya sastra, dan merasakan pengaruh suatu karya ke dalam jiwa, dan
sebagainya.
3) Tahap pemahaman. Tindakan opersionalnya adalah meneliti dan menganalisis unsur
intrinsik dan unsur ektrinsik suatu karya: astra, serta berusaha menyimpulkannya.
4) Tahap penghayatan. Tindakan operasionalnya adalah rnenganalisis lebih lanjut akan suatu
karya, mencari hakikat atau makna suatu karya beserta argumentasinya; membuat tafsiran
dan menyusun pendapat berdasarkan analisis yang telah dibuat.
5) Tahap penerapan. Tindakan operasionalnya adalah melahirkan ide baru, mengamalkan
penemuan, atau mendayagunakan hasil operasi dalam mencapai material, moral, dan
struktural untuk kepentingan sosial, politik, dan budaya.
Apresiasi mempunyai tiga tingkatan, yaitu apresiasi empatik, apresiasi estetis, dan apresiasi
kritis.
1) Apresiasi empatik adalah apresiasi yang hanya menilai baik dan kurang baik hanya
berdasarkan pengamatan belaka. Apresiasi atau penilaian ini biasanya dilakukan oleh orang
awam yang tidak punya pengetahuan dan pengalaman dalam bidang seni.
2) Apresiasi estetis adalah apresiasi untuk menilai keindahan suatu karya seni. Apresiasi pada
tingkat ini dilakukan seseorang setelah mengamati dan menghayati karya seni secara
mendalam.
3) Apresiasi kritis adalah apresiasi yang dilakukan secara ilmiah dan sepenuhnya bersifat
keilmuan dengan menampilkan data secara tepat, dengan analisis, interpretasi, dan penilaian
yang bertanggung jawab.
Apresiasi ini biasanya dilakukan oleh para kritikus yang memang secara khusus mendalami
bidang tersebut. Dalam suatu apresiasi akan terjalin komunikasi antara si pembuat karya seni
(seniman) dengan penikmat karya seni (apresiator). Dengan adanya komunikasi timbal-balik ini,
seniman diharap mampu mengembangkan kemampuannya untuk dapat membuat karya seni yang
lebih bermutu.
Kegiatan Apresiasi Sastra
1. Kegiatan Langsung
a. Mendengar pembacaan puisi
b. Mendengar pembacaan cerpen
c. Menonton lomba baca puisi
d. Menonton lomba mendongeng
e. Membacakan puisi
f. Membacakan cerpen
g. Mendongen dll.
2. Kegiatan Tidak Langsung
a. Mempelajari teori sastra
b. Membaca sejarah sastra
c. Membaca esai sastra
d. Mempelajari kritik sastra
e. Mempelajari sejarah sastra
f. Mencari informasi kegiatan bersastra, dll
3. Kegiatan Dokumentatif
a. Kliping esai sastra
b. Antalogi puisi
c. Antalogi cerpen
d. Novel
e. Naskah drama
f. Foto penyair atau pengarang
4. Kegiatan Kreatif
a. Menciptakan puisi
b. Mengarang cerpen
c. Menulis cerpan
d. Mendongeng
e. Mengarang naskah drama
f. Membuat resensi karya sastra
g. Mengadakan lomba mengenai sastra
MATA HITAM
karya : WS Rendra

Dua mata hitam adalah matahati yang biru


dua mata hitam sangat kenal bahasa rindu.
Rindu bukanlah milik perempuan melulu
dan keduanya sama tahu, dan keduanya tanpa malu.
Dua mata hitam terbenam di daging yang wangi
kecantikan tanpa sutra, tanpa pelangi.
Dua mata hitam adalah rumah yang temaram
secangkir kopi sore hari dan kenangan yang terpendam.

Anda mungkin juga menyukai