Anda di halaman 1dari 7

DASAR-DASAR TEORI DAN APRESIASI SASTRA

Dosen Pengampu:
U’um Qomariyah, S.Pd., M.Hum.

Disusun Oleh:
Nama : Irham Husna Adianto
NIM : 2101418082
Rombel : 03

PRODI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA


FAKULTAS BAHASA DAN SENI
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2018
1. Definisi dan Pengertian Apresiasi Menurut Para Ahli
Istilah apresiasi pada dasarnya berasal dari bahasa Inggris yaitu dari kata “appreciation” yang
artinya penghargaan, penilaian, dan pengertian. Jika diartikan dari asal katanya, maka
apresiasi merupakan aktivitas penilaian yang berupa penghargaan terhadap sesuatu hal yang
berbau dengan dunia karya seni atau pun karya sastra.
Selain pengertian di atas, berikut merupakan beberapa pengertian kata apresiasi yang coba
diutarakan oleh para ahli.
1. Kamus Besar Bahasa Indonesia
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, apresiasi adalah setiap penilaian baik; penghargaan;
seperti misalnya – terhadap karya – karya sastra atau pun karya seni.
2. Hornby
Menurut Hornby, dalam Sayuti, pengertian apresiasi mengacu kepada pengertian pengenalan
dan pemahaman yang tepat, pertimbangan, penilaian, dan pernyataan yang memberikan
penilaian.
3. Aminuddin
Menurut Aminuddin, apresiasi mengandung makna pengenalan melalui perasaan atau pun
kepekaan batin dan pengakuan terhadap unsur-unsur keindahan yang diungkapkan oleh
pengarangnya.
4. Elliyati
Menurut Elliyanti, apresiasi merupakan setiap kegiatan mengakrabi karya sastra secara
bersungguh-sungguh. Berkaitan dengan hal itu, apresiasi membutuhkan kesungguhan
penikmat sastra untuk mengenali, menghargai, dan menghayati, sehingga ia dapat
menemukan penjiwaan yang benar-benar dalam.
5. Effendi
Menurut Effendi, pengertian apresiasi merupakan aktivitas menggauli cipta sastra dengan
sungguh-sungguh sehingga tumbuh pengertian, penghargaan, kepekaan pikiran kritis, dan
kepekaan perasaan yang baik terhadap karya sastra.
6. Albert R. Candler
Menurut Albert R. Candler, apresiasi merupakan kegiatan mengartikan serta menyadari
sepenuhnya seluk beluk karya seni, serta menjadi sensitif mengenai gejala estetis dan artistik,
sehingga dapat menikmati dan menilai karya tersebut secara semestinya. Dalam aktivitas
mengapresiasi, seorang penghayat melaksanakan aktivitas pencarian pengalaman estetis,
sehingga motivasi yang timbul adalah motivasi pengalaman estetis (berupa kepuasan
kontemplatif dan intuitif).
7. Prayogi
Menurut Prayogi, apresiasi merupakan setiap aktivitas penghargaan yang dilakukan sebagai
hasil penggunaan, peresapan, dan penilaian seseorang terhadap sebuah karya sastra atau pun
karya seni tertentu. Apresiasi juga dapat diartikan sebagai bentuk rasa kagum atau pun
kekaguman yang keluar dari diri pengguna atau pun penikmat karya seni atau pun karya
sastra tertentu.

2. Aspek-aspek Apresiasi Sastra


Istilah apresiasi berasal dari bahasa Latin apreciatio yang berarti mengindahkan atau
menghargai. Konteks yang lebih luas dalam istilah apresiasi menurut Gove mengandung
makna (1) pengenalan melalui perasaan atau kepekaan batin dan (2) pemahaman dan
pengakuan terhadap nilai-nilai keindahan yang diungkapkan pengarang. Pendapat lain, Squire
dan Taba menyimpulkan bahwa apresiasi sebagai suatu proses yang melibatkan tiga unsur
inti, yaitu (1) aspek kognitif, (2) aspek emotif, dan (3) aspek evaluatif.
1. Aspek kognitif berkaitan dengan keterlibatan intelek pembaca dalam upaya
memahami unsur-unsur kesastraan yang bersifat objektif. Unsur-unsur kesastraan
yang bersifat objektif tersebut selain dapat berhubungan dengan unsur-unsur yang
secara internal terkandung dalam suatu teks sastra atau unsur intrinsik, juga dapat
berkaitan dengan unsur-unsur di luar teks sastra itu sendiri atau unsur ekstrinsik.
Unsur intrinsik sastra yang bersifat objektif itu misalnya tulisan serta aspek bahasa
dan struktur wacana dalam hubungannya dengan kehadiran makna yang tersurat.
Sedangkan unsur ekstrinsik antara lain berupa biografi pengarang, latar proses kreatif
penciptaan maupun latar sosial-budaya yang menunjang kehadiran teks sastra.
2. Aspek emotif berkaitan dengan keterlibatan unsur emosi pembicara dalam upaya
menghayati unsur-unsur keindahan dalam teks sastra yang dibaca. Selain itu, unsur
emosi juga sangat berperanan dalam upaya memahami unsur-unsur yang bersifat
subjektif. Unsur subjektif itu dapat berupa bahasa paparan yang mengandung
ketaksaan makna atau yang bersifat konotatif-interpretatif serta dapat pula berupa
unsur-unsur signifikan tertentu, misalnya penampilan tokoh dan setting yang bersifat
metaforis.
3. Aspek evaluatif berhubungan dengan kegiatan memberikan penilaian terhadap baik-
buruk, indah tidak indah, sesuai tidak sesuai serta sejumlah ragam penilaian lain yang
tidak harus hadir dalam sebuah karya kritik, tetapi secara personal cukup dimiliki oleh
pembaca.
3. Manfaat Mengapresiasi Sasatra
a.    Manfaat secara umum
Bila mengamati kehidupan sehari-hari, sering kali kita lihat ada seseorang yang dengan asyik
membaca cerita sambil menunggu kereta atau bus yang tak kunjung tiba, sebagai penyangga
kantuk sewaktu harus berjaga, sebagai pengantar tidur, atau mungkin sebagai pengisi waktu
luang. Dalam hal ini manfaat dari kegiatan apresiasinya itu akan begitu saja hilang. Hal yang
demikian itu terjadi karena manfaat yang diperoleh lewat kegiatan membaca sastra demikian
itu hanyalah manfaat (1) mendapatkan hiburan dan (2) pengisi waktu luang.
b.    Manfaat secara khusus
Manfaat secara khusus itu dapat diartikan pula sebagai manfaat yang dicapai oleh seorang
pembaca sehubungan dengan upaya pencapaian tujuan-tujuan tertentu. Dapat disimpulkan
bahwa seorang pembaca sastra, kegiatan bacanya dapat dilatarbelakangi tujuan mendapatkan
berbagai macam nilai kehidupan. Dalam hal demikian, kegiatan membaca sastra dapat
memberika manfaat (1) memberikan informasi yang berhubungan dengan pemerolehan nilai-
nilai kehidupan, dan (2) memperkaya wawasan kehidupan maupun nilai kehidupan.
4. Tahapan Apresiasi Sastra
Pentahapan dalam Kegiatan Apresiasi Sastra. Jika di atas telah diuraikan tentang tingkatan-
tingkatan dalam apresiasi sastra yang didasarkan pada keterlibatan batin apresiator, berikut
ini akan dipaparkan tahapan-tahapan dalam kegiatan apresiasi sastra. Pentahapan dalam
kegiatan apresiasi sastra ini dilihat dari apa yang dilakukan oleh apresiator.
Pada tahap pertama, seorang apresiator membiarkan pikirannya, perasaan dan daya khayalnya
mengembara sebebas mungkin mengikuti apa yang dimaui oleh pengarang karya sastra yang
dibacanya. Pada tahap ini apresiator belum mengambil sikap kritis terhadap karya sastra yang
dibacanya.
Pada tahap kedua, seorang apresiator menghadapi karya sastra secara intelektual. Ia
menanggalkan perasaan dan daya khayalnya, dan berusaha memahami karya sastra tersebut
dengan cara menyelidiki karya sastra dari unsur-unsur pembentuknya. Ini berarti, apresiator
memandang karya sastra sebagai suatu struktur. Pada tahapan ini, penyelidikan unsur-unsur
karya sastra oleh apresiator dimaksudkan untuk mendekatkan diri pada karya sastra itu.
Pada tahap ketiga, apresiator memandang karya sastra dalam kerangka historisnya. Artinya,
ia memandang karya sastra sebagai pribadi yang mempunyai ruang dan waktu. Dalam
pandanganya, tidak ada karya sastra yang tidak diciptakan dalam ruang dan waktu tertentu.
Dengan kata lain, pada tahapan ini seorang apresiator mencoba memahami karya sastra dari
unsur sosial budaya, situasi pengarang, dan segala hal yang melatarbelakangi karya sastra itu
diciptakan.
Lalu, bagaimana sikap apresiator yang baik? Apresiator yang baik adalah apresiator yang
dapat menerapkan ketiga tahapan tersebut secara padu, sehingga nilai-nilai yang terkandung
dalam karya sastra itu benar-benar ia pahami dengan membiarkan perasaannya, mencoba
menyelidiki unsur-unsurnya, dan berusaha pula memahami situasi sosial budaya saat karya
sastra tersebut diciptakan.
5. Contoh Kegiatan Apresiasi Sastra
a. Apresiasi Puisi
pengertian puisi secara umum adalah sebuah karya sastra yang mengandung unsur irama,
ritma, diksi, llirik dan menggunakan kata kiasan dalam setiap baitnya untuk menciptakan
estetika bahasa yang padu.
Apresiasi puisi adalah memberikan penilaian dgn menghayati,merasakan,mendalami isi
dan makna puisi.
1. Membaca Puisi Berulang Kali (Bacalah puisi berikut ini berulang kali!)
MATA PISAU
(Sapardi Djoko Damono)
Mata pisau itu tak berkejab menatapmu;
kau yang baru saja mengasahnya
berpikir : ia tajam untuk mengiris apel
yang tersedia di atas meja
sehabis makan malam

2. Melakukan Pemenggalan (Pemenggalan puisi "Mata Pisau")


MATA PISAU
(Sapardi Djoko Damono)
Mata pisau itu / tak berkejab menatapmu; //
kau yang baru saja mengasahnya/
berpikir : // ia tajam untuk mengiris apel /
yang tersedia di atas meja
sehabis makan malam //
ia berkilat / ketika terbayang olehnya urat lehermu //
3. Menceritakan Kembali Isi Puisi (Cotoh Puisi "Mata Pisau" Yang Diceritakan Kembali)
Berdasarkan hasil dari langkah diatas, maka isi puisi dapat disimpulkan sebagai
berikut:
"Seseorang terobsesi oleh kilauan mata pisau. Ia bermaksud akan menggunakannya
nanti malam untuk mengiris apel. Sayang, sebelum hal itu terlaksana, tiba-tiba terlintas
bayangan yang mengerikan. Dalam hati ia bertanya-tanya, apa jadinya jika mata pisau
itu dipakai untuk mengiris urat leher!"
DAFTAR PUSTAKA

- https://geraldprambudi.blogspot.com/2011/12/pengertian-apresiasi-sastra-dan-
tahapan.html
- https://id.wikipedia.org/wiki/Appresiasi_Sastra
- https://bagawanabiyasa.wordpress.com/2016/01/05/apresiasi-sastra/
- https://www.wendyandriyan.info/2017/01/langkah-langkah-mengapresiasikan-
puisi.html
- http://ulfahnurulwahdah.blogspot.com/2014/11/v-behaviorurldefaultvmlo.html

Anda mungkin juga menyukai