Anda di halaman 1dari 5

LAPORAN PENDAHULUAN GANGGUAN INTERAKSI DAN

KOMUNIKASI

1. Definisi
Komunikasi merupakan suatu proses dimana sumber mentransmisikan
pesan kepada penerima melalui beragam saluran. Suatu proses yang
mentransmisikan pesan kepada penerima pesan melalui berbagai media
yang dilakukan oleh komunikator adalah suatu tindakan komunikasi.
(Mutaqqin, 2011). Komunikasi merupakan proses penyampaian suatu
pesan dalam bentuk lambang bermakna sebagai pikiran dan perasaan
berupa ide, informasi, kepercayaan, harapan, himbauan, dan sebagai
panduan yang dilakukan oleh seseorang kepada orang lain, baik langsung
secara tatap muka maupun tidak langsung melalui media, dengan tujuan
mengubah sikap, pandangan atau prilaku.(Asmedi, 2008). Komunikasi
adalah penyampaian suatu pesan atau berita dari dua orang atau lebih
langsung secara tatap muka maupun tidak langsung melalui media.
2. Mekanisme Fisiologis
Untuk berbicara, manusia menerima rangsang baik melalui organ reseptor
umum maupun oragan reseptor khusus, impulsnya dihantarkan melalui
saraf otak atau saraf spinal atau SSO dan dilanjutkan ke SSP area sensorik.
Pengaruh sensorik disampaikan ke area motorik unutk kembali turun ke
SST dan akhirnya sampai ke efektor yang menghasilkan aktivitas bicara.
a. Reseptor Sensorik
Organ reseptor umum (eksteroreseptif, interoreseptif, propioreseptif)
dan organ reseptor khusus (penglihatan, pendengaran, keseimbangan,
penghidu, pengecap) menerima rangsang.
b. Saraf Aferen
Saraf otak I-XII dan saraf spinal menghantarkan impuls saraf ke pusat
pemrosesan di SSP
c. SSP
SSP area Broca (area motorik bicara), area Wernicke (area auditif),
pusat ideamotor (pusat refleks dalam memilih kata dan kalimat)
merupakan pusat-pusat yang terlibat dalam proses bicara.
d. Saraf Eferen
Saraf eferen dari SSP ke SST menyampaikan sinyal saraf kepada
efektor untuk melakukan aktivitas bicara.
Terdapat dua aspek untuk dapat berkomunikasi, yaitu: aspek sensorik
(input bahasa), melibatkan telinga dan mata, dan kedua, aspek motorik
(output bahasa) yang melibatkan vokalisasi dan pengaturannya.
3. Diagnosa Keperawatan Yang Mungkin Muncul
3.1 diagnosa 1 : Hambatan Komunikasi Verbal
A. Definisi
Penurunan atau kelemahan atau ketidak mampuan untuk
menerima, memproses, mengirim, dan/atau mengguanakan sistem
symbol
B. Batasan karakteristik
a) Tidak ada kontak mata
b) Kesulitan memahami komunikasi
c) Kesulitan mengekspresikan pikiran secara verbal
d) Kesulitan menyusun kalimat
e) Kesulitan menyusun kata-kata
f) Kesulitan dalam kehadiran tertentu
g) Ketidakmampuan menggunakan ekspresi tubuh
h) Ketidakmampuan menggunakan ekspresi wajah
i) Kesulitan mempertahankan komunikasi
j) Sulit bicara
k) Sulit mengungkapkan kata-kata
l) Disorientasi orang
m) Disorientasi ruang
n) Disorientasi waktu
o) Dyspnea
p) Tidak dapat bicara
q) Ketidakmampuan bicara dalam bahasa pemberi asuhan
r) Kesulitan menggunakan ekspresi tubuh
s) Kesulitan menggunakan ekspresi wajah
t) Ketidaktepatan verbalisasi
u) Defisit visual parsial
v) Pelo
w) Gagap
x) Defisit penglihatan total
C. Faktor yang berhubungan
a) Gangguan konsep diri
b) Ketidaksesuain budaya
c) Gangguan emosi
d) Kendala lingkungan
e) Ketidakcukupan informasi
f) Harga diri rendah
g) kerentanan
3.2 diagnosa 2 : Kesiapan meningkatkan komunikasi
A. definisi
Pola pertukaran informasi atau gagasan dengan orang lain
memadai sehiungga mempengaruhi kebutuhan dan tujuan hidup
individu serta dapat di tingkatkan
B. Batasan karakteristik
Mengungkapkan minat meningkatkan komunikasi
C. Faktor yang berhubungan
-

4. Perencanaan
4.1 Diagnosa 1 : Hambatan komunikasi verbal
A. Tujuan (NOC) : Menunjukan komunikasi yang dibuktikan oleh
indikator gangguan (gangguan ekstremitas, berat, sedang, ringan
atau tidak mengalami gangguan)
Kriteria hasil: Menggunakan bahasa tertulis lisan atau non verbal;
Mengguanakan bahsa isyarat; Menggunakan gambar dan tulisan;
Pengenalan terhadap peran yang diterima; Berikan peran secara
akurat dengan orang lain
B. Intervensi Keperawatan
a) Gunakan penerjemah jika diperlukan : memudahkan perawat
dalam melakukan tindaka keperawatan
b) Dorong pasien berkomunikasi secara perlahan dan untuk
mengulangi permintaan : mengajarkan pasien agar terbiasa
berkomunikasi
c) Peningkatan komunikasi : membantu mempelajari dan
menerima metode alternatif untuk berkomunikasi
d) Pelatihan memori : memaksimalkan daya ingat
4.2 Diagnosa 2 : Kesiapan Meningkatkan komunikasi
A. Tujuan (NOC) : Memperlihatkan komunikasi yang dibuktikan oleh
indikator (gangguan ekstrim < berat, ringan sedang atau tidak ada
gangguan)
Kriteria hasil: Menggunakan bahasa tertulis, lisan, non verbal;
Menggunakan bahasa isyarat; Pencocokan terhadap peran yang
diterima; Bertukar peran secara adekuat dengan orang lain.
B. Intervensi Keperwatan
a) Penurunan ansietas : Meminimalkan kekhawatiran, rasa takut,
firasat buruk, atau kesulitan dengan sumber bahaya yang di
antisipasi dan tidak jelas
b) Latihan asertif : Membantu mengungkapkan secara efektif
perasaan, kebutuhan dan ide dengan menghargai hak hak orang
lain
c) Peningkatan komunikasi : gangguan pendengaran : Membantu
menerima dan mempelajari metode alternatif untuk hidup
dengan penurunan fungsi pendengaran
d) Peningkatan komunikasi : kesulitan bicara : Membantu
menerima dan mempelajari metode alternatif untuk hidup
dengan penurunan fungsi bicara
e) Pembinaan hubungan yang kompleks : Membina hubungan
traupetik dengan pasien yang mengalami kesulitan untuk
berinteraksi dengan oarang lain
5. Daftar Pustaka
Alimul H, A Aziz. 2006. Pengantar KDM Aplikasi Konsep & Proses
Keperawatan. Salemba Medika. Jakarta.
Mubarak, W.I., Chayatin, N. 2008. Buku Ajar Kebutuhan Dasar Manusia:
Teori dan Aplikasi dalam praktik. EGC: Jakarta
NANDA Internasional 2018-2020, Diagnosis Keperawatan Definisi dan
Klasifikasi, Penerbit: EGC
Wilkinson, J.M. 2012. Buku Saku Diagnosis Keperawatan dengan
Intervensi NIC dan Kriteria Hasil NOC. EGC. Jakarta.
Butcher, Howard K., dkk. 2018. Nursing Intervention Classification
(NIC) Edisi Ketujuh Bahasa Indonesia. ELSEVIER : Jakarta
Butcher, Howard K., dkk. 2018. Nursing Outcomes Classification (NOC)
Edisi Ketujuh Bahasa Indonesia. ELSEVIER : Jakarta

Banjarmasin, April 2020

Preseptor Akademik Ners Muda

Anita Agustina, Ns., M.Kep Dicky Wahyudi Saputra Alnur

Anda mungkin juga menyukai