Anda di halaman 1dari 3

 Kasus I

Rasa Tertusuk & Ketindihan ?

Seorang laki-laki , usia 68 tahun , pensiunan , datang ke IGD Rumah Sakit Umum Ulin jam 5
pagi dengan keluhan sakit dada dan sesak nafas. Sebelumnya pasien terbagun jam 4 pagi
dengan nyeri di dada tengah, yang menurut pasien seperti ; di tusuk tusuk dan kadang ”ada
orang berdiri di atas dada saya ” . Pasien kemudian merasa sesak dan berkeringat dingin.
Dalam perjalanan ke IGD pasien muntah satu kali, setiba di IGD, pasien merasa nyeri
dadanya menjalar ke leher dan rahang kiri. Sebelumnya pasien beberapa kali sakit seperti ini,
tapi sesudah beraktifitas yang melelahkan , seperti main tenis. Sakit biasanya hilang sendiri
bila dibawa beristirahat, Untuk sakit ini jam 22.00 pasien habis memarahi anaknya. Pasien
dulunya perokok (selama 30 tahun), biasa mengkonsumsi sebungkus rokok sehari, namun
sudah 5 tahun terakhir pasien berhenti merokok. Dokter melakukan pemeriksaan tanda vital.
Pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan EKG, kemudian memberikan terapi obat oral kepada
pasien.dokter kemudian melakukan pemeriksaan laboraturium darah dan foto thorax untuk
menetapkan tindakan selanjutnya,

Adapun hasil pemeriksaan penunjang nya adalah :

TD : 140/90 mmHg, N: 100x/menit, R : 20 x/menit

Hasil EKG : elevasi ST sebesar 2 mm pada V1 sampai V4

Hasil pemeriksaan laboraturium : kadar gula darah sewaktu 220 mg/dl , kadar troponin , CK-
MB dan LDH meningkat, Foto thorax ; normal

Setelah ada hasil penunjang dokter IGD menkonsulkan ke dokter spesialis jantung dapat
advis MRS ICCU dan dapat TX : Injeksi Lovenox 0,4 mg 1 x perhari Namun belum ada
persetujuan untuk pemberian obat karena mengandung unsur babi, padahal Perawat menjadi
ujung tombak untuk kelancaran pelaksanaan terapi

Karena ICCU penuh maka masuk Rgn Jantung dan pasang monitor serta bedrest . pasien
akan dipasang DC karena tidak boleh berjalan ke WC dan tidak boleh banyak tamu yang
menjeguk karena ditakutkan akan memicu timbulnya nyeri dada

Pasien merasa sedih dan takut akan keadaan dirinya karena merasa sakit parah , sehingga
sulit tidur serta takut makan karena tidak boleh ke WC dan takut BAB , dan merasa gerah
karena belum mandi beberapa hari

Maka selama perawat an ini pasien minta ditemani keluarga nya padahal banyak keluarga
nya yang sibuk dan hanya memepercayakan ke perawat saja
 Kasus II
Kenapa sesak & bengkak ? , Kaya apa bagawi ?

Seorang bapak , 64 tahun , datang ke IGD pada malam hari dengan keluhan sesak nafas bila
berbaring, habis beraktifitas .Pasien sudah sesak nafas sejak 2 hari yang lalu , dengan sering
terbagun dimalam hari karena sesak, dan tidur harus dengan bantal tinggi. Supaya bisa
merasa nyaman bernafas, Tungkai bawah pasien juga bengkak sejak seminggu yang lalu,
sehingga kaki terasa berat bila berjalan. Sebelumnya bila beraktivitas agak berat , seperti naik
tangga di rumah , juga terasa sesak. Pasien adalah penderita diabetes dan hipertensi, dan
mendapat terapi obat oral untuk kedua penyakitnya itu. Pasien juga sering merasa nyeri dada
yang menjalar ke lengan kiri. Dokter memberikan oksigen dengan kanula nasal, melakukan
pemeriksaan tanda vital, pemeriksaan fisik , EKG dan foto thorax pada pasien, kemudian
menyarankan pasien untuk rawat inap

Adapun hasil pemeriksaannya adalah ;

Tinggi badan ; 165 cm, berat Badan : 78 kg, TD : 150/90 mmHg, N : 115 x/Menit, R :
26x/menit, retraksi iga (+), Iktus kordis (-),PMI Melebar ke ics 7, Ada distensi vena jugularis
, auskultasi : ronki di kedua paru dan S3 (+), hepatomegali pada pemeriksaan abdomen, EKG
: Old Myocard infact Anterior, foto thorax ; kardiomegali ,kongesti paru

Tidur kurang karena sering tebangun di malam hari , pasien merasa sering lelah, makan
hanya 1/4 forsi saja , nafsu makan sangat berkurang , kencing hanya 600 cc perhari , karena
minum dibatasi , diaet yang diberikan Rendah garam dan pembatasan cairan sehingga pasien
sulit makan karena kurang nafsu nya , pasien mengharapkan dibawakan makanan dari luar
seperi soto banjar sehingga kana memancing selera makan

Pasien sangat tidak mengerti kena dirinya menjadi sakit padahal beliau selalu bekerja keras
dalam pikiran pasien hal tersebut seperti berolahraga , sehingga dia mengaanggap dirinya
tidak mungkin sakit jantung , dan merasa dirinya kena guna-guna atau kepidaraan sehingga
perlulah dia untuk meminta pendapat dan minta banyu orang pintar , tetapi pasiennya tidak
boleh keluar Rs , sehingga orang pintar nya berkunjung ke RS untuk memberikan tatamba ,
perawat melihat hal tersebut ?

Setelah di rawat selama seminggu pasien BB menurun, sesak berkurang dan bisa rawat jalan
dengan pembatasan minum dan aktifitas , namun sekarang pasien menjadi tulang penggung
keluarga yang juga mencari nafkah dengan menarik beca , bagaimana pembatasan aktifitas
untuk pencegahannya ?

Anda mungkin juga menyukai