20 MANJ - PERPAJAKAN Takehome

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 2

UNIVERSITAS SARJANAWIYATA TAMANSISWA

FAKULTAS EKONOMI
Jalan Kusumanegara, No. 121 Yogyakarta 55165 Telp & Fax (0274) 557455

UJIAN TENGAH SEMESTER (UTS) SEMESTER GENAP TAHUN AKADEMIK 2019/2020

Mata Ujian : Manajemen Perpajakan Sifat Ujian : Takehome


Kode MK/SKS : EAP15604/ 3 SKS Hari/Tanggal :-
Program Studi : Akuntansi Pukul :-
Dosen Penguji : Team Teaching Waktu Ujian :-

Petunjuk Pengerjaan
a. Bacalah doa terlebih dahulu
b. Dikerjakan dengan tulis tangan yang jelas dan rapih diutamakan pada lembar Folio
(jika ada dan memungkinkan) kemudian diunggah melalui Portal Akademik. Mohon
diunggah dalam format PDF (maksimal 2 MB) sesuai dengan waktu yg telah
ditentukan.
c. Soal dikerjakan sendiri-sendiri, segala bentuk kecurangan akan ditindaklanjuti.

SOAL:
1. Sigit Harianto seorang eksekutif muda berencana mendirikan suatu entitas usaha yang
bergerak di bidang Industri mebel perkantoran, dengan investasi kurang lebih Rp 15 Milyar
berdasarkan rencana dia ingin memilih bentuk usaha yang paling efisien dalam
pembayaran pajaknya (bisa perorangan, CV atau PT). dalam perencanannya pada awal
maret 2012 dia akan membeli mesin dan sarana produksi senilai 10 Milyar. Di tahun 2012
dia menargetkan penjualan sebesar 20 Milyar dengan rata-rata net margin sebesar 10 %,
unttuk mencapai target tersebut dalam strategi pemasarannya dia menggunakan bebarapa
pilihan yaitu dengan memberi potongan penjualan dan strategi beli satu produk dapat
bonus satu produk lainnya. Dengan asumsi bahwa semua rencana tersebut bisa dicapai di
tahun 2012, sebagai seorang konsultan pajak anda diminta:
 Membuat saran berkaitan dengan perencanaan pajak yang menghasilkan pembayaran
pajak paling efisien (anda boleh menambahkan beberapa asumsi lainnya) dan
kewajiban pajak apa saja yang harus dipenuhi oleh entitas usaha tersebut di atas!

2. PT ABC adalah sebuah perusahaan keluarga yang dimiliki 8 pribadi. Mengingat jumlah
keluarga yang semakin banyak, maka seluruh delapan keluarga akan membuat 8 PT holding
dengan pemegang saham masing-masing PT adalah keluarga para pribadi pemegang
saham. Selanjutnya, 8 PT holding tersebut akan menjadi pemegang saham PT ABC.
Tindakan selanjutnya adalah membagi PT ABC menjadi 3 perusahaan yaitu PT ABC 1, PT
ABC 2 dan PT ABC 3. Untuk itu, PT ABC 2 dan PT ABC 3 akan membeli asset PT ABC 1.
Tujuan pemecahan ini adalah untuk menurunkan skala usaha PT ABC 1 mengingat PT ABC 1
sudah cukup besar dan mempunyai Laba Ditahan yang sangat besar sehingga rasio modal
disetor dan laba ditahan adalah 1:60. Selanjutnya, pemegang saham PT Holding melakukan
penyetoran modal ke PT holding dan PT Holding tersebut akan melakukan setorna modal
ke tiga PT yang ada. Setoran modal ke PT holding berupa setoran non kas (tanah, bangunan
dan mesin) yang diperoleh dari hibah para pribadi sekitar 10 tahun yang lalu. Atas setoran
modal berupa non kas ini, salah satu pemegang saham menyatakan bukan merupakan
obyek pajak dan tidak akan dikenakan pajak apapun di PT holding, PT ABC 1, PT ABC 2, PT
ABC 3 maupun di pemegang saham pribadi yang melakukan penyetoran modal.
a. Buat tanggapan anda terhadap kasus tersebut dari sisi perpajakannya!
3. PT X dimiliki oleh Tn A dan Tn B. Total modal disetor adalah Rp.600 juta dengan
kepemilikan Tn A dan Tn B masing-masing 50%. Neraca per 31 Desember 2010
menunjukkan Laba Ditahan sebesar Rp.400 juta. Di neraca masih terdapat aktiva kas
sebesar Rp.300 juta. Tn A dan Tn B merencanakan untuk menurunkan saham disetor
masing masing sebesar Rp.150 juta. Diminta:
 Buatlah perlakuan perpajakannya dan apakah terdapat potensi risiko perpajakan atas
transaksi tersebut?
 Buatlah usulan yang anda berikan untuk menurunkan risiko perpajakan yang ada!

4. Pada tahun 2005 PT X mempunyai akumulasi kompensasi kerugian sebanyak Rp.10 juta
dan pada tahun 2006 direncanakan akan mempunyai laba kena pajak sebesar Rp.90 juta
rupiah, namun ditahun-tahun mendatang PT X diproyeksikan mempunyai kerugian sebesar
Rp.100 juta di tahun 2007 dan Rp.150 juta di tahun 2008. PT X merencanakan mempunyai
sebuah mesin baru untuk mengembangkan produk yang sudah ada dan mesin baru
tersebut membutuhkan dana sebesar Rp.100 juta. Untuk ini, PT X mempertimbangkan 4
alternatif. Alternatif A, PT X dapat meminjam ke bank senilai Rp.100 juta dan membeli
mesin yang dibutuhkan secara tunai. Alternatif B, PT X dapat menerbitkan saham baru
untuk mendapatkan dana sebesar Rp.100 juta dari pemegang saham baru atau pemegang
saham yang ada selama ini. Selanjutnya dana hasil penerbitan saham baru digunakan untuk
membeli mesin tersebut secara tunai. Alternatif C, PT X dapat menggunakan fasilitas
pembiayaan sewa guna usaha dari sebuah perusahaan pembiayaan. Alternatif terakhir
(Alternatif D) adalah meminjam dana dari pemegang saham (hutang dari pemegang
saham) denagn memberikan bunga pinjaman kepada pemegang saham sebesar 20% per
tahun. PT X meminta anda untuk membuat sebuah analisis untuk membantu manajemen
memilih alternatif yang paling effisien dari sisi perpajakan.

30 Maret 2020

Anda mungkin juga menyukai