MONOSODIUM GLUTAMAT
DISUSUN OLEH:
GALIH PIKATRA NIM. 1714001
ARLINA NIM. 1714006
WAHYU KURNIAWAN NIM. 1714014
JEANETTE M. P. SAUDALE NIM. 1714031
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang,
Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya yang telah melimpahkan
rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah fermentasi pada bahan pangan ini.
Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari
berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu saya
menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi
dalam pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu
dengan tangan terbuka Saya menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami
dapat memperbaiki makalah ini.
Akhir kata kami berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat
maupun inpirasi terhadap pembaca.
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
1. Pengenceran Tetes
Tetes dari tangki penampung material plant di pompa ke tangki pengenceran dan
ditambahkan air dengan perbandingan 1:2 untuk mengencerkan tetes sampai konsentrasi
31,50 Be. Karena dalam tetes mengandung ion kalsium yang harus diendapkan, maka
dalam pengenceran ditambahkan H2SO4 pekat untuk mengikat ion Ca menjadi garam
kalsium sulfat. H2SO4 disini juga berperan sebagai pengatur PH larutan agar terjadi
pengendapan sempurna garam kalsium yang terbentuk.
Tetes dari tangki pengenceran dialirkan ke tangki thickner untuk menurunkan
endapan CaSO4. over flow dari tangki thickner di pompa separator, dari separator akan
keluar filtrat dan ditampung dalam tangki penampung tetes, sedang sludge yang
dihasilkan separator ditampung dalam tangki penampung bersama dengan sludge yang
dihasilkan thickner. Kedalam tangki penampung ini ditambahkan air untuk mencairkan
sludge. Setelah ditambah air, sludge cair (slurry) tersebut di pompa ke decanter. Dari
decanter dihasilkan filtrat dan sludge. Filtrat dari decanter di recycle ke tangki
pengenceran, sedangkan sludgenya dibuang sebagai limbah padat berupa padatan
CaSO4.n H2O (Gypsum).
2. Fermentasi Tetes.
Tetes yang akan di fermentasi terlebih dahulu disterilisasi. Sebelum dilakukan
sterilisasi tetes, tangki disterilisasi dalam keadaan kosong pada suhu 1200 C selama 30
menit. Setelah itu, tetes dari tangki penampung di pompa ke tangki sterilisasi dan
dilakukan sterilisasi pada suhu 1200 C selama 15-20 menit. Media pemanas pada tangki
sterilisasi tersebut adalah steam. Setelah sterilisasi, tetes kemudian didinginkan sampai
suhu mencapai 32-350 C dengan unit cooling tower. Sebelum tejadi proses fermentasi
terlebih dahulu dilakukan inkubasi bakteri pembuat asam glutamat pada tangki pilot.
Tangki pilot sebelum dioperasikan disterilisasi dalam keadaan kosong pada suhu 1200
selama 30 menit. Tetes steril dari tangki sterilisasi dikirim dengan pompa sentrifugal ke
dalam tangki pilot, kemudian dimasukkan. Biakan bakteri pembuat asam glutamat
melalui inlet secara aseptis. Inkubasi pada tangki pilot dilakukan selama 15 jam pada
suhu 310 C dan flow rate udara masuk sebesar 10 m3/jam serta penambahan NH3
sebagai buffer dengan PH awal 7,0. untuk melihat pertumbuhan bakteri apakah normal
apa tidak, pada usia 12 jam mulai diperiksa cell volume (CV) nya dengan
spektropotometer. Sebelum perlakuan fermentasi, tangki fermentor telah disterilisasi
pada suhu 1200 C selama 30 menit, kemudian saluran tetes steril dari tangki sterilisasi
ke tangki fermentor dan tangki media dibuka untuk dimasukkan dalam tangki fermentor
sampai volume tertentu. Biakan hasil inkubasi dimasukkan dalam kedalam tangki
fermentor dan ditambah dengan obat-obatan dan air. Lalu pengaduk dijalankan, proses
fermentasi berlangsung selama 32 jam pada kisaran suhu 32-370 C, penambahan udara
masuk sebesar 1,6 m3/jam, pada tekanan 0,5 kg/m3 dan PH 7,7. Selama proses
fermentasi, dilakukan pengontrolan bakteri yang meliputi kontrol OD dan CV dengan
spektropotometer. Untuk mengontrol proses fermentasi dilakukan analisa kadar GA
dengan warburg apparatus dan kadar gula dengan metode somoghy. Kontrol bakteri dan
kontrol proses dilakukan setiap 2-3 jam sekali. Pada CV tertentu (kira-kira setelah
melewati fase pertumbuhan dipercepat bakteri pembuatan glutamat). Mulai ditambah
sukrox untuk menghambat pertumbuhan bakteri pembuat asam glutamat agar bakteri
tersebut mulai memproduksi asam glutamat.setelah usia fermentasi 32 jam proses
fermentasi dihentikan.
3. Evaporasi Asam Glutamat
Cairan hasil fermentasi berupa original broth (OB), dikirimkan ke tangki
penampung OB untuk kemudian mengalami evaporasi. Sebelumnya dilakukan
pemanasan awal oleh alat preheater yang bertujuan mengurangi bebean energi
evaporator dan menghambat pertumbuhan bakteri yang ada dari proses fermentasi.
Larutan OB dari plant fermentasi dengan suhu 32-330C dinaikkan menjadi 520C di
preheater. Dari preheater kemudian dialirkan ke tangki evaporator long tube vertical.
Bahan yang masuk OB memiliki kadar GA antara 10-12 %; PH 7-7,5; SpGr 1,07-1,1;
OD 140-200; total solid 19-24 %; viscosity 3,2-3,5 poise; temperatur 330 C; konsentrasi
10-120 brix. OB tersebut kemudian di evaporasi dalam multiple effect evaporator
dengan system feed forward selama 2-2,5 jam dengan penurunan temperatur secara
bertahap dari 700 hingga mencapai 480 C. Evaporasi OB akan menghasilkan
concentrate broth (CB) yang memiliki kadar GA berkisar antara 30-31%, konsentrasi
sebesar 29-300 brix, dengan SpGr 1,25-1,26 dan OD sebesar 560 nm. Pada proses ini
dilakukan analisis kadar Ga dan PH dengan menggunakan alat warburg apparatus dan
PH meter.
6. Pengemasan
Tahap akhir dari proses pengolahan MSG adalah pengemasan. Pengemasan
yang digunakan adalah plastik yang dicetak diruang printing. Plastik yang digunakan
adalah jenis polyethylene (PE) untuk bagian dalam dan untuk bagian luar adalah plastik
oriented polyprophylen (OPP), juga dalam botol ukuran kecil. Untuk filling MSG ke
dalam pengemas, digunakan mesin pengemas otomatis auto packing machine. Alat ini
bekerja secara otomatis sesuai dengan berat yang diinginkan. Para pekerja hanya
mengontrol mesin pengemas dan hasil kemasan. Setelah dikemas maka (untuk ukuran
kode 8,5 M-100M) dilakukan cutting secara manual, diberi label, dan kemudian
dimasukkan dalam dus serta dilem dus-dus tersebut dibawa oleh conveyer ke storage.
Untuk memenuhi kebutuhan local, kemasan yang digunakan mempunyai ciri-ciri
tertentu seperti : kemasan primer plastik (polyethylene) tidak terlalu tebal, kemasan
sekunder (karton gelombang) memiliki spesifikasi gelombang yang lebih kecil ukuran
panjang, tinggi dan tebalnya. Untuk kemasan ekspor memiliki ciri-ciri seperti : plastik
lebih tebal, spesifikasi gelombang mempunyai ukuran yang lebih besar sehingga tahan
gencatan, benturan, bantingan yang mungkin terjadi saat transportasi.
DESKRIPSI PROSES
Proses pengolahan MSG melalui beberapa tahap, yaitu : pengenceran, fermentasi,
evaporasi, Kristalisasi MSG , pengeringan dan penyaringan, serta pengemasan. Pada
proses pengenceran Ca ditambahkan dengan H2SO4 sehingga menjdi CaSO4 +
H2O . Penambahan H2SO4 ini untuk mengikat ion Ca menjadi garam sulfat dan
mengatur PH supaya terjadi pengendapan sempurna.
Setelah itu dilakukan proses fermentasi. Pada proses ini dilakukan sterilisasi pada
semua wadah dan komponen yang akan digunakan pada proses sterilisasi. Hasil
pengenceran dimasukkan ke dalam tangki yang telah di sterilisasi kemudian
ditambahkan NH3 sebagai penyangga supaya pH stabil. Pada proses ini dilakukan
pengembangbiakan bakteri aam glutamat.
Kemudian dilakukan proses Evaporasi. Sebelum dilakukan evaporasi, terjadi pemanaan
untuk mengurangi beban evaporator dan menghambat pertumbuhan bakteri yang di
fermentasi. Setelah itu, hasil fermentasi dimasukkan ke tabung dan dilakukan proses
evaporator bertujuan untuk menguapkan pelarut agar lebih pekat untuk mempermudah
proses kristalisasi.
Selanjutnya proses kristalisasi MSG yaitu proses pemanasan larutan hasil evaporasi
sehingga menjadi kristal lalu dilakukan proses pengeringan dan penyaringan MSG
berdssarkan ukuran MSG. Dan yang terakhir dilakukan proses pengemasan MSG yang
siap dipasarkan ke konsumen.
DAFTAR PUSTAKA
https://www.academia.edu/6434546/Neraca-Massa-MSG
https://www.liputan6.com/health/read/2342112/10-efek-samping-msg-yang-tak-anda-
ketahui
https://www.cnnindonesia.com/gaya-hidup/20180129104119-255-
272234/mengungkap-3-manfaat-micin-untuk-kesehatan
http://tonyotonyo.com/20151002dampak-positif-dan-negatif-dari-penggunaan-msg
https://www.academia.edu/9845902/Filtrasi_Sentrifugal
https://www.academia.edu/9125472/Kolom_Penukar_Ion
https://www.academia.edu/12543387/SCREENING