Anda di halaman 1dari 4

PENDIDIKAN BUDAYA ANTI KORUPSI

“UPAYA PEMERINTAH DALAM PEMBERANTASAN KORUPSI”

DOSEN PEMBIMBING : Dr.drg. Daisy Novira, MARS

DISUSUN OLEH :

Desmita Putri Ani


(P0 51202180 59)

Kelas: 2.B/ DIII Keperawatan

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTRIAN KESEHATAN BENGKULU


JURUSAN KEPERAWATAN PRODI D-III KEPERAWATAN
TAHUN AJARAN 2019/2020
UPAYA PEMERINTAH DALAM PEMBERANTASAN KORUPSI

11 Aparatur Sipil Negara (ASN) dalam lingkup Pemprov Bengkulu, yang


tersandung kasus tindak pidana korupsi segera diberhentikan alias dipecat dengan
tidak hormat sebagai abdi negara.

"Ada 11 PNS di Pemprov Bengkulu, yang terlibat kasus tindak pidana korupsi
tenggah diproses BKD untuk diberhentikan dari ASN. Syarat untuk memecat mereka
dari ASN sudah lengkap dan tinggal eksekusi saja," kata Kepala Badan Kepegawaian
(BKD) Bengkulu, Diah Irianti, di Bengkulu, Minggu (27/10/2019).

Ia mengatakan, 11 ASN yang segera pecat sebagai abdi negara tersebut,


sebagian besar bertugas Dinas PUPR dan sisanya diberdinas di sejumlah organisasi
perangkat daerah (OPD) dilingkup Pemprov Bengkulu. "11 ANS terpidana kasus tindak
pidana korupsi yang tengah kita proses untuk dipecat itu, mayoritas status perkarannya
sudah final atau perkaranya sudah memiliki kekuatan hukum tetap alias inkrach,"
ujarnya. Dengan demikian, tidak ada alasan bagi BKD Pemprov Bengkulu, untuk tidak
memproses 11 ANS rersebut, diberhentikan dari PNS. Hal ini sesuai dengan surat
edaran SK bersama Kemendagri, Kemenpan RB dan BKN, ANS yang terlibat kasus
korupsi dan perkatanya sudah finak agar dicepat.

Bagi kepala daerah yang tidak bersedia memecat ASN mantan pidana korupsi
dari PNS, maka kepala daerah bersangkutan akan diberikan sanksi tegas. "Jadi, kita
tegas setiap ASN terlibat korupsi dan kasusnya sudah final dan mengikat akan dipecat
tidak hormat dari PNS," ujarnya. Selain itu, meski kepala daerah tidak memecat ANS
terpidana korupsi dengan berbagai pertimbangan, maka bila data ASN bersangkutan
diketahui BKN, maka otomatis pembayaran gaji ASN bersangkutan dihentikan. Bahkan,
bagi ASN mantan terpidana kasus korupsi yang masih menerima gaji dan apabila
perkaranya sudah inkrach, maka gaji yang diterimanya selama proses hukum wajib
dikembalikan ke negara.

"Jadi, sekarang ini kepala daerah tidak bisa melindungi pegawainya yang terlibat
tindak pidana korupsi. Sebab, ASN yang terlibat korupsi akan dipantau BKN dan
intansinya lain. Jika status mereka sudah tersangka dan telah menjalani persidangan di
PN, gajinya langsung disetop," ujarnya. Hal demikian, kata Diah tidak hanya berlaku
bagi ASN Pemprov Bengkulu, tapi peraturan ini berlagi bagi seluruh ASN yang ada di
Tanah Air. "Jadi, jangan coba-coba ASN untuk korupsi jika terbukti langsung dipecat
dari abdi negara," ujarnya.

Hal senada diungkapkan Gubernur Bengkulu, Rohidin Mersyah. Ia mengatakan,


sepanjang ASN terbukti melakukan tidak pidana korupsi dan perkaranya sudah jelas
dari PN setempat, maka PNS bersangkutan meski berat harus dipecat sebagai pelaksana
dari Undang-Undang Pemberantasan Korupsi. "Jadi, siapa saja yang terlibat kasus
tindak pidana korupsi harus dipecat, termasuk ASN. Saya berharap agar hukum berlaku
adil bagi setiap ASN yang terbukti korupsi langsung dipecat sebagai abdi negara,"
ujarnya. Sikap tegas pemerintah terharap ASN yang korupsi tersebut, kata Rohidin
hendaknya menjadi bahan pelajaran bagi ASN lain, sehingga kasus serupa tidak kembali
terulang dan menimpah PNS lainnya. Dengan demikian, jumlah ASN di Bengkulu,
yang dipecat tidak hormat karena melakukan tindak korupsi terus berkurang setiap
tahunya. Bahkan, diharapkan kedepan tidak ada lagi ASN di Bengkulu, yang dicepat
karena melakukan korupsi.

Untuk itu, Rohidin Mersyah mengimbau agar ANS di Bengkulu, khususnya


PNS dilingkup pemda setempat, agar bekerja sesuai aturan dan tidak melakukan
pelanggaran hukum. "Jika kedua hal ini dapat dipatuhi, Insya Allah ASN tidak akan
dipecat sebagai abdi negara sebelum masa purna bakti alias pensiun," ujarnya. Hingga
saat ini, sudah puluhan ASN dilingkup Pemprov Bengkulu, dipecat tidak hormat karena
terbukti melakukan kasus tindak pidana korupsi. Sebagian besar ANS yang dipecat
karena korupsi bertugas di Dinas Pekerjaan Umum (DPU) Bengkulu dan sisanya
berdinas di beberapa OPD dilingkup pemprov setempat.

A. Hasil Analisa

Menurut penganalisaan saya dari artikel diatas saya menemukan bahwa upaya
pemerintahan Gubernur Bengkulu dalam pemberantasan korupsi yaitu diberhentikan
dari PNS. Hal ini sesuai dengan surat edaran SK bersama Kemendagri, Kemenpan RB
dan BKN, ANS yang terlibat kasus korupsi dan perkatanya sudah finak agar dicepat.
Bagi kepala daerah yang tidak bersedia memecat ASN mantan pidana korupsi dari PNS,
maka kepala daerah bersangkutan akan diberikan sanksi tegas. Selain itu, meski kepala
daerah tidak memecat ANS terpidana korupsi dengan berbagai pertimbangan, maka bila
data ASN bersangkutan diketahui BKN, maka otomatis pembayaran gaji ASN
bersangkutan dihentikan. Jadi, sekarang ini kepala daerah tidak bisa melindungi
pegawainya yang terlibat tindak pidana korupsi. Sebab, ASN yang terlibat korupsi akan
dipantau BKN dan intansinya lain.

B. Penutup

Hingga saat ini, sudah puluhan ASN dilingkup Pemprov Bengkulu, dipecat tidak
hormat karena terbukti melakukan kasus tindak pidana korupsi. Sebagian besar ANS
yang dipecat karena korupsi bertugas di Dinas Pekerjaan Umum (DPU) Bengkulu dan
sisanya berdinas di beberapa OPD dilingkup pemprov setempat.

Anda mungkin juga menyukai