Anda di halaman 1dari 11

MANAJEMEN FASILITAS DAN KEUANGAN SEKOLAH/MADRASAH

Disusun Oleh Kelompok 6:

AYU NELPIA
MIDIA ZULFITA SARI
A. Pengertian fasilitas
Fasilitas adalah segala sesuatu yang dapat memudahkan dan melancarkan
pelaksanaan suatu usaha.sesuatu yang dapat memudahkan dan melancarkan suatu usaha
tersebut biasanya berupa benda-benda atau uang. Fasilitas dapat dibedakan mnjadi dua
yaitu fasilitas fisik dan fasilitas uang.
1. Fasilitas fisik adalah segala sesuatu yang berupa benda atau sesuatu yang dapat
dibendakan, yang mempunyai peranan dapat memudahkan dan melancarkan suatu
usaha. Fasilitas fisik juga dapat disebut juga dengan fasilitas materil, karena
fasilitas ini dapat memberi kemudahan dan kelancaran bagi suatu usaha dan
biasanya diperlukan sebelum suatu kegiatan berlangsung maka dapat pula disebut
sebagai sarana materi. Apabila dikaitkan dengan pendidikan maka fasilitas meteril
berupa: perabot ruang kelas, perabot kantor TU, perabot laboratorium,
perpustakaan dan ruang praktek, alat pelajaran,media pendidikan, dll.
2. Fasilitas uanag adalah segala sesuatu yang dapat memberi kemudahan suatu
kegiatan sebagai akibat dari “nilai uang”. Fasilitas uang akan dibicarakan dalam
bab tersendiri yaitu manajemen keuangan atau manajemen sumber dana.
B. Manajemen fasilitas
Manajemen fasilitas adalah suatu proses kegiatan yang direncanakan,
diorganisasikan, diarahkan, dan dikendalikan terhadap bend-benda pendidikan secara
tepat guna dan berdaya guna sehingga selalu siap pakai dalam proses pembelajaran.
Secara kronologis maka kegiatan dalam manjemen fasilitas meliputi kegiatan-kegiatan:
pengadaan, penyimpanan, penggunaan, pengturan, penyaluran, invertarisasi,
pemeliharaan, rehabilitas, dan penghapusan.
Pengelolaan fasilitas beertujuan untuk:
1. Mengupayakan pengadaan sarana prasana melalui system perencanaan secara
hati-hati dan seksama.
2. Mengupayakan pemakaian sarana dan prasarana secara cepat dan efisien.
3. Mengupayakan pemeliharaan sarana dan prasarana agar siap pakai apabila
diperlukan
4. Membantu personil dalam agen pelyanan secara perfesional dalam bidang sarana
prasana.
5. Dapat meningkatkan efektivitas dan efesiensi kerja personil.

Pengelolaan fasilitas pendidikan sering diartikan sama dengan manajemen.


Manajemen adalah seperangkat aktivitas yang meliputi perencanaan dan pembuatan

1
keputusan. Pengorganiasian dan pengawasan, yang diarahkan pada organisasi manusia,
keuangan, fisik dan sumber-sumber informasi organisasi dengan maksud untuk mencapai
tujuan organisasi secara efektiv dan efisien.

a. Pengadaan
Pengadaan adalah menghadirkan alat atau media dalam menunjang
pelaksanaan proses pembelajaran. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam
melakukan perencanaan pengadaan fasilitas adalah sebagai berikut:
1. Cara melakukan perencanaan fasilitas pendidikan
2. Kapan perencanaan fasilitas pendidikn dilakukan
3. Prosedur perencanaan fasilitas pendidikan
4. Analisis kebutuhan fasilitas pendidikan
b. Pendistribusian
Pendistribusian atau penyaluran perlengkapan merupakan kegiatan
pemindahan barang dan tanggung jawab dari seseorang penanggung jawab
penyimpanan kepada unit-unit atau orang-orang yang membutuhkan barang

c. Penggunan dan pemanfaatan


Ada dua prinsip yang harus diperhatikan dalam pemakaian perlengkepan
pendidikan yaitu prinsip efektivitas dan prinsip efisiensi.
1. Prinsip efektivitas berarti semua pemakaian perlengkepan pendidikan
sekolah, harus ditunjukn semata-mata dalam rangka memperlancar
pencapaian tujuan pendidikan sekolah baik secara langsung maupun
tidak langsung.
2. Prinsip efisiensi berarti pemakaian semua perlengkepan pendidikan
sekolah secara hematdan dengan hati-hati.
d. Pemeliharaan
Pemeliharaan perlengkapan adalah suatu kegiatan memelihara yang terus
menerus untuk mengusahakan agar setiap jenis barang tetap dalam keadaan
baik dan siap pakai. Ada beberapa macam pemeliharaan perlengkapan
disekolah yaitu:
1. Pemeliharaan yang bersifat pengecekan
2. Pemeliharaan yang bersifat perbaikan ringan
3. Pemeliharaan yang bersifat perbaikan berat

Fungsi pemeliharaan:

1. Menjaga agar barang-barang tetap dalam keadaan baik dan utuh


2. Agar setiap saat dapat segara digunakan sampai batas umumnya

2
3. Untuk membedakan pemanfaatan barang yang masih bisa dipakai
dan barang yang sudah rusak
e. Investasi
Investasi adalah pernyataan dan penyusunan daftar barang negara secara
sistematis, tertib dan teratur berdasarkan ketentuan-katentuan pedoman yang
berlaku. Kegiatan invertarisasi perlengkapan pendidikan meliputi kegiatan:
1. Kegiatan yang berhubungan dengan percatatan dan pembuatan barang
perlengkapan
2. Kagiatan yang berhubungan dengaan pembuatan laporan
f. Penghapusan
Penghapusan adalah proses kegiatan yang betujuan untuk menghapus barang-
barang milik Negara, kekayaan Negara dari daftar inventarisasi berdasarkan
peraturan perundang undngan yang berlaku.
Tujuan penghapusan adalah:
1. Mencegah atau sekurang-kurangya membatasi kerugian atau
pemborosan biaya untuk memelihara/perbaikan, pengaman barang-
barang lainnya tidak dapat dipergunakan lagi
2. Meringankan beban kerja dan tanggung jawab pelaksan invertaris
3. Membebaskan ruang/pekarangan kantor dari barang-barang yang tidak
digunakan lagi
4. Membebaskan barang dari pertanggung jawaban administrasi satuan
organisasi yang mengurus.1
C. Pengertian pengelolaan keuangan
Pengelolaan keuangan dapat diartikan sebagai tindakan pengurus/ketata usahaan
keuangan yang meliputi pencatatan, perencanaan, pelaksanaan, pertanggung jawaban dan
pelaporan. Dengan demikian, pengelolaan keuangan sekolah merupakan rangkaian
aktivitas mengatur keuangan sekolah mulai dari perencanaan, pembukuan, pembelanjaan,
pengawasan, dan pertanggung jawaban keuangan sekolah.
Beberapa kegiatan pengelolaan keuangan yaitu memperoleh dan menetapkan
sumber-sumber pendanaan, pemanfaatan dan pelaporan, pemeriksaan, dan oertanggung
jawaban dalam menelola keuangan sekolah terdapat rangkaian aktivitas yang terdiri dari
perencanaan program sekolah, perkiraan pemasukan dan pengeluaran dlam pelaksanaaan
program, pengesahan, dan penggunaan anggaran sekolah.
D. Tujuan pengelolaan keuangan sekolah
Melalui kegiatan pengelolaan keuangan, kebutuhan pendanaan kegiaan sekolah
dapat direncanakan, diupayakan pengadaanya, dibukukan secara transparan, dan
pengeloalaan keuangan sekolah/madarasah digunakan untuk membiayai pelaksanaan
program sekolah secara efektif dan efisien. Oleh karena itu tujuan pengelolaan keuangan
adalah:

1
Debdikbud,pedoman umum pengelolaan perlengkapan(Jakarta,1983)

3
1. Meningkatkan kefektifan dan efesiensi penggunaan keuangan
sekolah/madrasah
2. Meningkatkan akuntabilitas dan transparansi keuangan sekolah/madrasah
3. Meninimalkan penyalah gunaan anggaran sekolah/madrasah

untuk mencapai tujuan tersebut dibutuhkan kreativitas kepala


sekolah/madrasah dalam menggali sumber-sumber dana, menempatkan
bendaharawan yang menguasai dalam pembukuan dan pertanggung jawaban
keuangan, serta memanfaatkannya secara benar sesuai peraturan perundang-
undangan yang berlaku.

E. Prinsip-prinsip pengelolaan manajemen


Pengelolaan keuangan sekolah/madrasah perlu memperhatikan sejumlah prinsip.
Undang-undang nomor 20 tahun 2003 pasal 48 menyatakan bahwa pengelolaan dana
pendidikan berdasarkan prinsip keadilan, efisiensi, trnsparansi, dan akuntabilitas public.
Disamping itu, prinsip keefektifan juga perlu mendapat penekanan. Dengan demikian
prinsip pengelolaan dana pendidikan meliputi transparansi, akuntabilitas, keefektifan, dan
efisiensi. Adapun penjelasan masing-masing prinsip tersebut sebagai berikut:
1. Transparansi
Transparan baerari ada keterbukaan. Transparan dibidang pengelolaan
berarti adanaya keterbukaan dalam mengelola suatu kegiatan. Dilembaga
pendidikan, bidang pengelolaan keuangan yang transparan berarti adanya
keterbukaan dalam pengelolaan keuangan lembaga pendidikan, yaitu keterbukaan
sumber keuangan dan jumlahnya, rincian penggunaan, dan pertanggung jawaban
yang jelas sehingga memudahkan pihak-pihak yangberkepentingan untuk
menegtahuinya. Transparansi keuangan sangat diperlukan dalam rangka
meningkatkan dukungan orang tua, masyarakat, dan pemerintah dalam
penyelenggaraan seluruh program pendidikan disekolah. Disamping itu,
transparasi dapat menciptakan kepercayaan timbal balik antar pemerintah,
masyarakaat, orang tua siwa, dan warga sekolah melalui penyediaan informasi
dan menjamin kemudahan dalam memperoleh informasi yang akurat dan
memadai.

Beberapa informasi keuangan yang boleh diketahui oleh semua warga


sekolah dan orang tua siswa, misalnya rencana kerja anggaran sekolah/madrasah
(RKAS-M), sehingga bisa ditempel di papan pengumuman, di ruang guru, atau di
depan ruang tata usaha. Dengan demikian, siapapun yang membutuhkan
informasi tersebut dapat mendapatkannya dengan mudah. Orang tua siswa bisa
mengetahui jumlah uang yang diterima dari orang tua siswa dan pemanfaatannya
oleh sekolah. Perolehan informasi ini menambah kepercayaan orang tua terhadap
sekolah.

4
2. Akuntabilitas
Akuntabilitas adalah kondisi seseorang yang dinilai oleh orang lain karena
kualitas perinformasinya dalam menyelesaikan tugas untuk mencapai tujuan yang
menjadi tanggung jawab. Akuntabilitas dalam pengelolaan keuangan berarti
penggunaan uang sekolah dapat dipertanggung jawabkan sesuai dengan
perencanaan yang telah ditetapkan.
Berdasarkan perencanaan yang telah ditetapkan dan peratuaran yang berlaku,
pihak sekolah membelanjakan keuangan secara bertanggung jawab. Pertanggung
jawaban dapat dilakukan kepada orang tua siswa, masyarakat, pemerintah.
Terdapat tiga pilar utama yang menjadi persyaratan terbangunnya
akuntabilitas,yaitu:
a. Adanya transparansi para penyelenggara sekolah/madrasah dengan
menerima masukan dan mengikut sertakan berbagai komponen dalam
mengelola sekolah/madrasah
b. Adanya stadar kinerja disetiap institusi yang dapat diukur dalam
melaksanakan tugas, fungsi dan wewenngnya
c. Adanya partisipasi untuk saling menciptakan suasana kondusif dalam
mengadakan pelayanan masyarakat dengan prosedur yang mudah, biaya
yang murah, dan pelayanan yang cepat.
3. Keefektifan
Efektif seringkali diartikan sebagai tercapainya tujuan yang telah
ditetapkan. Efektivitas lebih menekankan pada kualiatas sautcomes. Pengelolaan
keuangan dikatakan memenuhi prinsip keefektivan kalau kegiatan yang dilkukan
dapat mengatur keuangan untuk membiayai aktivitas dalam rangka mencapai
tujuan lembaga yang bersangkutan dan kualitas outcomesnya sesuai dengan
renana ynag telah ditetapkan.
4. Efisiensi
Efiensi berkaitan dengan kuantitas hasil suatu kegiatan. Effeciensi
“chaarcterized by quantitative outputs”. Efisiensi adalah perbandingan yang
terbalik antara masukan (input) dan keluaran (out put) atau antara daya dan hasil.
Daya yang dimaksud meliputi tenaga, pikiran, waktu, dan biaya. Perbandingan
tersebut dapat dilihat dari dua hal:
a. Dilihat dari segi penggunaan waktu, tenaga, dan biaya:
Kegiatan dapat dikatakan efisien kalau penggunaan waktu, tenaga,
dan biaya yang sekecil-kecilnya dapat mencapai hasil yang ditetapkan.
b. Dilihat dari segi hasil2
Kegiatan dapat dikatakan efisien kalau dengan penggunaan waktu,
tenaga dan biaya tertentu memberikan hasil sebanyak-banyaknya, baik
kuantitas maupun kualitasnya

2
Ary H Gunawan,Dasar-dasar administrasi sarana pendidikan,(Yogyakarta:FIP IKIP,1983)

5
F. Proses pengelolaan keuangan di madrasah
Komponen keuangan madrasah merupakan komponen produksi yang menentukan
terlaksananya kegiatan belajar mengajar bersama komponen-komponen lain. Dengan kata
lain, setiap kegiatan yang dilakukan madrasah memerlukan biaya. Dalam tataran
pengelolaan memperlihatkan cara mengatur lalu lintas uang yang diterima dan
dibelanjakan mula dari kegiatan perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan
pengawasan sampai dengan penyampaian umpan balik. Kegiatan perencanaan
menentukan untuk apa, dimana, kapan, dan berapa lama akan dilaksanakan, dan
bagaimana cara melaksanakannya.
Kegiatan pengorganisasian menentukan bagaimana aturan dan tata kerjanya.
Kegiatan pelaksanaan menentukan siapa yang terlibat, apa yang dikerjakan, dan masing-
masing bertanggung jawab dalam hal apa. Kegiatan pengawasan dan pemeriksaan
mengatur kriterianya, bagaimana cara melakukannya, dan akan dilakukan oleh siapa.
Kegiata umpan balik merumuskan kesimpulan dan saran-saran untuk kesinambungan
terselenggarakannya menajemen operasional madrasah.
Muchdarsyah sinungan menekankan pada penyusun rencana didalam setiap
penggunaan anggaran, langkah pertama dalam penentuan rencana pengeluaran keuangan
adalah menganlisa sebagai aspek yang berhubungan erat dengan pola perencanaan
anggaran yang didasarkan pertimbangan kondisi keuangan, line of business, keadaan para
nasabah/konsumsi, organisasi pengelola, dan skill para pejabat pengelola.
Proses pengelolaan keuangan di madrasah meliputi:
1. Perencanaan anggaran
2. Strategin mencari sumber dana madrasah
3. Penggunaan keuangan madrasah
4. Pengawasan dan evaluasi anggaran
5. Pertanggung jawaban pemasukan dan pengeluaran keuangan madrasah diatur
dalam rancangan anggaran dan belanja madrasah (RAPBMM).
Ada beberapa hal yang berhubungan dengan penyusunan RAPBM, antara lain:
1. Penerimaan
2. Penggunaan
3. Pertanggung jawaban
G. Sumber-sumber keuangan madrasah
1. Dana dari pemerintah
Dana dari pemerintah disediakan melalui jalur anggrana rutin dalam daftar isian
pelaksanaan anggaran (DIPA), yang dialokasikan kepada semua madrasah negeri
untuk setiap tahun ajarann dana ini lazim disebut dana rutin, besarnya dana yang
dialokasikan di dalam DIPA biasanya ditentukan berdasarkan jumlah siswa kelas I, II
dan III. Mata anggaran dan besarnya dana untuk masing-masing jenis pengeluaran
sudah ditentukan pemerintah di dalam DIPA. Pengeluaran dan pertanggung jawaban

6
atas pemanfaatan dana rutin (DIPA), harus benar-benar sesuai dengan mata anggaran
tersebut.
Selain DIPA, pemerintah sekarang juga memberikan dana bantuan operasional
madrasah (BOS). Dana ini diberikan seara berkala yang digunakan untuk membiayai
seluruh kegiatan operasional madrasah.

2. Dana dari orang tua siswa


Pendanaan dari masyarakat ini dikenal dengan istilah iuran komite. Besarnya
sumabangan dana yang harus dibayar oleh orang tua siswa yang ditentkan oleh rapat
komite madrasah. Pada umumnya dana komite terdiri atas:
a. Dana tetap bulan sebagai uang kontribusi yang harus dibayar oleh orang
tua setiap bulan selama anakntnya menjadi siswa madrasah
b. Dana incidental yang dibebankan kepada siswa baru yang biasanya hanya
satu kali selam tiga tahun menjadi siswa (pembyarannya dapat diangsur)
c. Dana sukarela yang biasanya ditawarkan kepada orang tua siswa tertentu
yang dermawan dan bersedia memberikan sumbangannya secara sukarela
tanpa suatu ikatn apapun.
3. Dana dari masyarakat
Dana ini biasanya merupakan sumabangan sukarela yang tidak mengikat dari
anggota masyarakat madrasah yang menaruh perhatian terhadap kegiatan pendidikan
di suatu madrasah. Sumbangan sukarela yang diberikan tersebut merupakan wujud
dari kepedulian karena merasa terpanggil untuk turuat membantu kemajuann
pendidikan. Dana ini ada yang diterima dari perorangan, dari suatu organisasi, dari
yayasan ataupun dari badan usaha balik milik pemerintah maupun milik swasta.
4. Dana dari alumni
Bantuan dari para alumni untuk membantu peningkatan mutu madrasah tidak
selalu dalam bentuk uang (misalnya: buku-buku, alat dan perlengkapan belajar).
Namun dana yang dihimpun oleh madrasah dari para alumni merupakan sumbangan
sukarela yang tidak mengikat diri mereka yang merasa terpanggil untuk turut
mendukung kelancaran kegiatan-kegiatan demi kemajuan dan pengembangan
madrasah. Dana ini ada yang diterima langsung dari alumni, tetapi ada juga yang
dihimpun melalui acara reuni atau lustrum madrasah.
5. Dana dari peserta kegiatan
Dana ini dipungut dari siswa sendiri atau anggota masyarakat yang menikmati
pelayanan kegiatan pendidikan tambahan atau estrakulikuler, seperti pelatihan
computer, kursus bahasa inggris, atau keterampilan lainnya.
6. Dana dari kegiatan wirausaha madrasah3
Ada beberapa madrasah yang mengadakan kegiatan usaha untuk mendapatkan
dana. Dana ini merupakan kumpulan hasil berbagai kegiatan wirausaha madrasah

3
Mulyasa, manajemen berbasis di madrasah.(bandung:remaja rosda karya,2007)

7
yang pengelolaannya dapat dilakukan oleh staf madrasah atau para siswa misalnya
koperasi, kantin madrasah, bazaar tahunan, wartel, usaha foto kopi, dll.
H. Penyusunan RAPBM
Rencana anggran pendapatan dan belanja madrasah (RAPBM), harus berdasarkan
pada rencana pengembangan madrasah dan merupakan bagian dari rencana operasional
tahunan. RAPBM meliputi penganggan untuk kegiatan pengajaran, materi kelas,
pengembangan profesi guru, renovasi bangunan madrasah, pemeliharaan, buku, meja,
dan kursi. Penyusunan RAPBM tersebut harus melibatkan kepala madrasah, guru, komite
madrasah, staf TU, dan komunitas madrasah. RAPBM perlu disusun pada setiap tahun
ajaran madrasah dengan memastikan bahwa alokasi anggaran bisa memenuhi kebutuhan
madrasah secara optimal.
Prinsip penyusunan RAPBM, antara lain :
1. RAPBM harus benar-benar difokuskan pada peningkatn pembelajaran murid
secara jujur, bertanggung jawab, dan transparan
2. RAPBM harus tulis dalam bahasa yang sederhanadan jelas, dan dipajng
ditempat terbuka dimadrasah
3. Dalam penyusuan RAPBM, madrasah sebaiknya secara seksama
memprioritaskan pembelanjaan dana sejalan dengan rencana pengembangan
madrasah.
Proses penyusunan RAPBM meliputi:
1. Menggunakan tujuan jangka menengah dan tujuan jangka pendek yang
ditetapkan dalam rencana pengembangan madrasah
2. Menghimpun, merangkum, dan mengelompokkan isu-isu dan masalah utama
kedalam berbagai bidang yang luas cakupannya
3. Menyelesaikan analisis kebutuhan
4. Memprioritaskan kebutuhan
5. Mengonsultasikan rencana aksi yang ditunjukan/dipaparkan dalam rencana
pengembangan madrasah.
6. Mengidentifikasikan dan memperhitungkan seluruh sumber pemasukan
7. Menggambarkan rincian (waktu, biaya, orang yang bertanggung jawab,
pelaporan, dsb), dan mengawasi serta memantau kegiatan dari tahap
perencanaan menuju tahap penerapan hingga evaluasi
I. Pengelolaan keuangan madrasah
Pengelolaan akan dianggap efektif apabila merujuk pada rencana anggaran
pendapatan dan belanja madrasah (RAPBM), untuk satu tahun pelajaran, para kepala
madrasah bersama semua pemegang peran di madrasah pada umunya menempuh
langkah-langkah sebagai berikut:
1. Merancang suatu program madrasah yang ideal untuk mencapai tujuan yang
diinginkan pada tahun pelajaran yang bersangkutan
2. Melakukan inventarisasi semua kegiatan dan menghitung perkiraan kebutuhan
dana penunjang
8
3. Melakukan peninjauan ulang atas program awal berdasarkan kemungkinan
tersedianya dan pendukung yang dapat dihimpun
4. Menetapkan prioritas kegiatan yang akan dilaksanakan pada tahun pelajaran
yang bersangkutan
5. Melakukan perhitungan rinci pemanfaatan dana yang tersedia untuk masing-
maing kegiatan
6. Menuangkan perhitungan-perhitungan rinci tersebut ke dalam suatu format
yang telah disepakati untuk digunakan oleh setiap madrasah
7. Pengesahan dokumen RAPBM oleh instansi yang berwenang.
Dengan tersedianya dokumen tertulis mengenai RAPBM tersebut kepala
madrasah dapat mengkomunikasikannya secara terbuka kepada semua pihak yang
memerlukan. Sumber dana yang tersedia di dalam RAPBM dimanfaatkan untuk
membiayai berbagai kegiatan manjemen operasional madrasah pada tahun pelajaran yang
bersangkuatan. Pada umumnya pengeluaran dana yang dihimpun oleh madrasah
mencakup 5 kategori pembiayaan sebagai berikut:
1. Pemeliharaan, rehabilitas dan pengadaan sarana/prasarana pendidikan
2. Peningkatan kegiatan dan proses belajar mengajar
3. Peningkatan kegiiatan pembinaan kesehataan
4. Dukungan biaya kegiatan madrasah dan peningkatan personil
5. Kegiatan rumaah tangga madrasah dana yang tersedia didalam RAPBM dapat
sekaligus mencakup kegiatan untuk pengembangan madrasah.
Namun demikian dan untuk keperluan madrasah dapat disediakan secara khusus,
sebagai tamabahan dari RAPBM yang telah disusun. Untuk mencapai suatu tujuan
tertentu yang telah diprogramkan madrasah dalam satu tahun pelajaran, diperlukan
tersedianya jumlah dana tertentu pula. Berapa besarnya dana yang diperlukan oleh
madrasah agar tujuan itu dapat dicapai, telah dihitung secara cermat oleh setiap madrasah
melalui penyusunan RAPBM.
Apabila jumlah dana yang diperlukan pada saatu tahun pelajaran dibagi dengan
jumlah semua siswa kelas l, ll dan lll adi madrasah itu, maka akan ditemukan satuan
harga persiswa (SHPS). Jumlah dana yang diperlukan oleh setiap madrasah sangat
beragam. Jumlah siswa pada setiap madrasah pun berbeda-beada. Oleh karena itu, SHPS
pada masing-masing madrasah dengan sendirinya akan berbeda pula. Meskipun demikian
sebenarnya harus adaa suatu patokan SHPS minimal agar suatu mutu pendidikan tertentu
dapat dicapai secara nasional.
J. Pengelolaan anggaran madrasah
Pengelolaan anggaran madrasah biasanya adalah kepala madrasah, tetapi bisa juga
guru berpengalaman(senior), atau anggota komite madrasah. Di madrasah-madrasah yang
lebih besar, mungkin ada pihak lain yang bertanggung jawab dalam pengelolaan sebagian
anggaran. Secara khusus, pengendalian anggaran terdiri dari serangkaian kegiatan
pemeriksaan dan persetujuan untuk memastikan bahwa:
1. Dana dibelanjakan sesuai rencana
9
2. Ada kelonggaran dalam penganggaran untuk pembayaran pajak
3. Pembelanjaan dilakukan dengan memanfaatkan sumber daya yang tersedia
4. Dana tidak dihabiskan untuk kegiatan-kegiatan yang tidak disetujui atau
diberikan kepada pihak penerima tanpa persetujuan.
Hasil analisis kebutuhan secara logis diklasifikasikan kedalam kelompok staf,
materi kurikulum, barang, jasa, memeliharaan bangunan, dsb. Pengelola anggaran
madrasah diharapkan membelanjakan uang sesuai alokasi dana yang di rencanakan.
Setiap perubahan anggaran harus disetujui oleh komite madrasah bila memang harus ada
perubahan dalam tahun berjalan.
K. Pertanggung jawaban keuangan madrasah
Kepala madrasah wajib menyampaikan laporan di bidang keuangan terutama
mengenai penerimaan dan pengeluaran keuangan madrasah. Pengevaluasian dilakukan
setiap triwulan atau persemester. Dana yang digunakan akan dipertanggung jawabkan
kepada sumber dana. Jika dana tersebut diperoleh dari orang tua siswa maka dana
tersebut akan dipertanggung jawabkan oleh kepala madrasah kepada orang tua siswa.
Begitu pula jika dana tersebut bersumber dari pemerintah maka akan dipertanggung
jawabkan kepada pemerintah.4

DAFTAR PUSTAKA
Ary H Gunawan,1983. Dasar-dasar Administrasi Sarana Pendidikan,Yogyakarta,FIP IKIP.

4
Suryoroto,manajemen pendidikan di madrasah,(jakarta:rineka cipta,2004)

10
Depdikbud, 1983.pedoman umum pengelolaan perlengkapan,Jakarta.
Hamalik omar,1994.media pendidikan,bandung:citra aditya bakti.
Mulyasa,2007.manajemen berbasis madrasah,bandung:remaja rosda karya
Suryobroto,2004.manajemen pendidikan di madrasah,Jakarta:rineka cipta

11

Anda mungkin juga menyukai