Menurut Report Of The National High Blood Pressure Education Program Working
Group On High Blood Pressure In Pregnancy, 2001:
1. Hipertensi Kronik.
2. Preeklamsia-Eklamsia.
3. Hipertensi Kronik Dgn Superimposed Preeklamsia
4. Hipertensi Gestasional/Transient Hypertension
Secara Umum
Hipertensi: tekanan darah sistolik & diastolik >= 140/90 mmhg.
pengukuran tekanan darah sekurang-kurangnya dilakukan 2x selang 4 jam
- diperhatikan UK 20 minggu
proteinuria: adanya 300 mg protein dlm urin slm 24 jam / = > = 1+ dipstick
Berikut klasifikasinya, dulu dibagi ada PE ringan dan berat sekarang sudah tidak
ada lagi dan hanya ada Preeklamsi dan Preeklamsia Berat. Sebenarnya isinya sama
aja, hanya saja namanya yg berbeda.
A. PREEKLAMSIA
Ditegakkan berdasarkan timbulnya hipertensi & proteinuria &/ edema > 20 mg
kehamilan.
Jangan sampe TD terus meningkat bisa beresiko menjadi eklamsia (kejang) dan
kalau meningkat bisa beresiko juga pada janin yaitu IUFD (Intrauterin Fetal Death)
sampe bayinya meninggal. Jadi selalu ANC nya diliat yang dijaga menuju masa
aterm. ANC tujuannya utk mengawal usia ibu sampe UK 37 mg.
Recall lg!!
Usia Kehamilan, Partus ada
145
1. Prematurus Imminen = 28 minggu
2. Prematurus imaturus
a. Prematurus : 28-36 minggu
b. Aterm : 37-40 minggu
Dalam ilmu obsetrik preterm : pertahankan (sejauh kondisi ibu dan janin masih
baik), aterm : lahirkan (kalau punya resiko), post-term: harus lahirkan.
Manajemen umum:
1. sikap thd penyakit: obat?
2. sikap thd kehamilan: apakah konservatif/ ekspektatif, atau aktif/agresif.
Tujuan:
Mencegah kejang, perdarahan intrakranial, mencegah gangguan fungsi organ
vital, & melahirkan bayi yg sehat.
B. PREEKLAMSIA BERAT:
Adalah preeklamsia dgn td sistolik >= 160 mmhg & td diastolik >= 110 mmhg, &
proteinuria > 5g/24 jam (atau 4+).
Tanda lain:
Oliguria: produksi urin < 500 cc/24 jam. Urin output pada oliguri min 25
ml/jam.
Creatinin meningkat.
Gangguan visus & serebral.
Nyeri epigastrium.
Edema paru-paru & sianosis
Trombositopenia
Gangguan fungsi hepar
Janin tumbuh lambat.
Sindrom hellp
Klasifikasi :
1. Tanpa impending eklamsia.
2. Dgn impending eklamsia.
Impending eklamsia (udah mau menuju ke eklamsia) PEB dengan gejala
subyektif : nyeri kepala hebat, gangguan visus, muntah-muntah, nyeri
epigastrium, kenaikan progresif TD.
Hal yang selalu diperhatikan pada ANC terpadu:
• Darah rutin
• Cek HbSAg klu (+) bayi disuntikkan untuk cegah resiko hepatitis
• Cek HIV
• Sebelum cek jangan lupa menggunakan APD (Alat Pelindung Diri)
Penatalaksanaan:
1. Pencegahan kejang.
2. Pengobatan hipertensi.
3. Pengelolaan cairan.
146
4. Pelayanan suportif thd penyulit
5. Saat persalinan yg tepat.
C. EKLAMSIA
Kasus akut pada PEB dengan kejang menyeluruh & koma.
Penatalaksanaan:
1. Obat antikejang Mgso4
• Perawatan saat kejang: mencegah penderita mengalami trauma akibat
kejang.
2. Perawatan koma hati-hati jalan nafas.
3. Sikap thd kehamilan: terminasi
4. Prognosis: tx tepat terjadi perbaikan setelah kehamilan diakhiri. 12 jam
kemudian terjadi diuresis tanda prognosis baik. Kemudian TD membaik.
D. SINDROM HELLP
HELLP:
H = Hemolysis ( pada LDH, AST, bilirubin direk)
EL = Elevated Liver Enzyme ( pada AST/ALT, LDH)
LP = Low Platelets Count (AT: <150k)
Klasifikasi mississippi:
1. Klas 1: at <= 50.000/ml
• Ldh >= 600 iu/l
• Ast &/ alt >= 40 iu/l
2. Klas 2: at > 50.000 <= 100.000/ml
• Ldh >= 600 iu/l
• Ast &/ alt >= 40 iu/l
3. Klas 3: at > 100.000 <= 150.000/ml
• Ldh >= 600 iu/l
• Ast &/ alt >= 40 iu/l
Terapi:
1. Sesuai pe-e & monitoring at
2. Dexamethasone rescue, pada antepartum. Bila at < 100.000/ml atau at
100.000-150.000/ml dgn tanda eklamsia, ht berat, nyeri epigastrium
dexamethasone 10mg iv tiap 12 jam
147
Pada postpartum:
• Dexamethasone 10 mg iv tiap 12 jam 2x, kemudian 5 mg iv tiap 12 jam 2x
• Terapi dihentikan bila at > 100.000/ml & penurunan ldh & perbaikan klinis
3. Pemberian transfusi trombopsit bila at < 50.000/ml
E. Hipertensi kronik
Adalah hipertensi yg didapatkan sebelum kehamilan atau UK <20 mg tanpa
disertai proteinuria. Bedanya dgn Superimposed Kronik? Apakah sebelum hamil
punya HT ? klu punya ada 2 bisa HT kronik atau superimposed. Terus perhatikan
proteinuria klu (-) itu HT Kronik… klu (+) itu Superimposed Kronik PE.
Kalau ada kasus : ibu hamil tdk punya riwayat HT kemudian saat UK 20 minggu
ada HT terus cek proteinuria (-) itu Hipertensi Gestasional, klu proteinuria (+) itu
Preklamsia. Kalau memberat sampe ibu kejang itu Eklamsia. Nah, menuju kejang
kadang-kadan ada tanda klinis : kepala pusing terasa berat, nyeri perut/ulu hati,
mual-muntah disebut Impending Eklamsia. Kalau diperiksa ibu tiba-tiba ada
gg.hemolisis, peningkatan liver enzim, penurunan jumlah trombosit disebut HELLP
Syndrome.
Ciri-ciri HT Kronik:
1. Usia ibu > 35 th
2. Td sangat tinggi
3. Multipara.
4. Kemungkinan ada kelainan jantung, ginjal, DM.
5. Obesitas
6. Obat antihipertensi sebelum kehamilan.
7. Hipertensi yg menetap pascapersalinan
148
2. DM Gestasional: perempuan hamil dgn diabetes yg baru diketahui setelah dia
hamil.
A.DM Gestasional
Setelah melahirkan, sering akan kembali ke regulasi glukosa normal.
Punya resiko bayi jadi Giant baby (bayi besar)
Komplikasi pada ibu:
• meningkatkan risiko terjadinya pe, sc, dm tipe 2
Komplikasi pd janin:
• meningkatkan risiko terjadinya makrosomia, trauma persalinan,
hiperbilirubinemia, hipoglikemia, hipokalsemia, polisitemia, hiperbilirubinemia
neonatal, rds, mortalitas janin meningkat.
Diagnosis:
• Menggunakan beban 75 g glukosa & apabila ditemukan nilai > 140 mg/dl =
DMG
• Dan nilai > 200 mg/dl = DM yg jelas (berat)
Implikasi antepartum:
1. Pada ibu: peningkatan gangguan hipertensi
perlu pemantauan TD, kenaikan BB, ekskresi proteinuria (terutama saat tm
2)
penatalaksanaan HT bisa diberikan
2. Pada janin:
Risiko terjadi kelainan kongenital meningkat USG
IUFD pemantauan gerakan janin, CTG
Makrosomia ( tbj > 4000 g) distosia bahu & trauma persalinan
Penatalaksanaan:
1. Pemeriksaan kadar gula darah preprandial (dipertahankan < 95 mg/dl) &
postprandial (< 140 mg/dl pd 1 jam, & < 120 mg/dl pd 2 jam).
2. Pengaturan pola makan dgn membatasi asupan kh hinga 40-50%, protein 20%,
lemak 30-40%.
3. Kenaikan bb selama hamil dibatasi 11-12,5 kg
4. Pengaturan gizi 30 kcal/kg bb normal.
• Bila IMT > 30 kg/m2, dianjurkan asupan redah kalori sampai 30-33% (25
kcal/kg) mencegah terjadinya ketonemia
5. Olahraga
Terapi medikamentosa: insulin, metformin, sulfonylurea
Cara & waktu persalinan:
1. Sesuai indikasi ibu dan janin, tidak harus sc.
2. Induksi saat uk 38 mg, bila syarat persalinan pervaginam terpenuhi.
3. Sc bila tbj > 4.500 g.
Pengelolaan pascapersalinan:
1. Bila diabetes terkontrol, tidak perlu cek glukosa.
149
• Bila menggunakan insulin, sebelum keluar dr rs periksa kgd puasa & 2 jam
postprandial.
2. Untuk evaluasi supaya tdk berkembang menjadi dm tipe 2 6 minggu
pascapersalinan: periksa kgd puasa 2 jam setelah pemberian 75 g glukosa
(kadar < 140 mg/dl berarti normal, kadar > 200 berarti dm)
• Bila test ini normal, perlu evaluasi kgd puasa setelah 3 tahun
3. Tetap menyusui
4. Kb oleh karena kemungkinan berulang dmg pd kehamilan berikutnya.
5. Pd perempuan obeis: penurunan bb dgn diet & olahraga teratur.
The Key !!
- Persalinan bisa pervaginam ataupun abdominal
- Selama 3P nya aman pervaginam bisa.. klu ada gangguan di salah satu dari 3P
(Power, Passanger, Passage) lakukan SC.
B. Kb pascapersalinan:
1. Pilih kb yg jangka panjang: IUD pascapersalinan (IUDPP) & implan pascapersalinan
(implanpp).
2. Hipertensi & DM perlu dikelola pascapersalinannya, supaya ibu tidak menderita
hipertensi & DM, pertimbangkan pemasangan kb pasca persalinan.
3. Kb pascapersalinan adalah pemasangan kb 10 menit setelah plasenta lahir.
4. Kb pascapersalinan mempunyai banyak keuntungan: efektif, efisien, dari segi
pemasangan, psikis ibu, waktu, hubungan dgn suami, risiko kehamilan berikutnya,
kesiapan ibu dlm kehamilan berikutnya.
150
151