Anda di halaman 1dari 11

VISI MISI FALSAFAH DAN MOTTO

RUMAH SAKIT UMUM JA'FAR MEDIKA

A. Visi dan Misi


1. Visi Rumah Sakit Umum Ja'far Medika :
Menjadi Rumah Sakit Unggul pilihan masyarakat dengan pelayanan kesehatan
holistik
2. Misi Rumah Sakit Umum Ja'far Medika :
a. Memberikan pelayanan kesehatan tingkat primer dan sekunder bersifat spesialis
dalam bentuk tindakan preventif, kuratif, dan rehabilitatif.
b. Menyediakan fasilitas pelayanan rawat jalan, rawat inap, dan penunjang medis
serta alternatif ( adjuvan ) bagi masyarakat pengguna jasa Rumah Sakit.
c. Mengembangkan kemampuan profesional kesehatan dengan didukung
manajemen Rumah Sakit yang handal berdasarkan etika profesional, etika
pelayanan, serta keselarasan lingkungan.
d. Menciptakan suasana kerja yang nyaman dengan rasa kekeluargaan dan terus
berupaya meningkatkan kesejahteraan bagi setiap karyawan RSU Ja'far Medika.
B. Falsafah
Mengabdikan Diri Kepada Allah SWT, Kepada Bangsa Dan Negara Melalui Bidang
Kesehatan Untuk Mewujudkan Masyarakat Yang Sehat Dan Sejahtera.
Untuk melaksanakan tugas tersebut, Rumah Sakit Umum Ja'far Medika mempunyai
fungsi:
1. Menyelenggarakan pelayanan medik
2. Menyelenggarakan pelayanan penunjang medik dan non medik
3. Menyelenggarakan pelayanan rujukan
4. Menyelenggarakan administrasi umum dan keuangan
C. Motto
Motto Rumah Sakit Umum Ja’far Medika Karanganyar adalah Cepat, Akurat, Islam
HAK DAN KEWAJIBAN PASIEN (HPK)

No. PERNYATAAN JAWABAN

1. Apakah yang anda Hak adalah sesuatu yang harus didapatkan oleh setiap orang
ketahui tentang hak yang telah ada sejak lahir bahkan sebelum lahir.
dan kewajiban?
Kewajiban adalah sesuatu yang wajib dilaksanakan,
keharusan ( sesuatu hal yang harus dilakukan).

2. Tahukah anda Sesuai pasal 32 UU no 44 tahun 2009


tentang bagaimana
hak pasien di 1. Memperoleh informasi mengenai tata tertib dan peraturan
Rumah Sakit? yang berlaku di Rumah Sakit.

2. Memperoleh informasi tentang hak dan kewajiban pasien.

3. Memperoleh layanan yang manusiawi, adil, jujur, dan


tanpa diskriminasi.

4. Memperoleh layanan kesehatan yang bermutu sesuai


dengan standar profesi dan standar prosedur operasional.

5. Memperoleh layanan yang efektif dan efisien sehingga


pasien terhindar dari kerugian fdik dan materi.

6. Mengajukan pengaduan atas kualitas pelayanan yang


didapatkan.

7. Memilih dokter dan kelas perawatan sesuai dengan


keimginannya dan peraturan yang berlaku di Rumah
Sakit.

8. Meminta konsultasi tentang penyakit yang dideritanya


kepada dokter lain yang mempunyai Surat Ijin Praktik
(SIP) baik didalam maupun diluar Rumah Sakit.

9. Mendapatkan privasi dan kerahasiaan penyakit yang


diderita termasuk data-data medisnya.

10. Mendapat informasi yang meliputi diagnosis dan tata cara


tindakan medis, tujuan tindakan medis, alternatif
tindakan, resiko dan komplikasi yang mungkin terjadi,
dan prognosis terhadap tindakan yang dilakukan serta
perekiraan biaya pengobatan.
11. Memberikan persetujuan atau menolak atas tindakan yang
akan dilakukan tenaga kesehatan terhadap penyakit yang
dideritanya.

12. Didampingi keluarganya dalam keadaan kritis.

13. Menjalankan ibadah sesuai agama atau kepercaayaan


yang dianutnya selama itu tidak mengganggu pasien
lainnya.

14. Memperoleh keamanan dan keslamatan dirinya selama


dalam perawatan di rumah Sakit.

15. Mengajukan usul, saran perbaikan atas perlakuan Rumah


Sakit terhadap dirinya.

16. Menolak bimbingan rohani yang tidak sesuai dengan


agama dan kepercayaan yang dianutnya.

17. Menggugat atau menuntut Rumah Sakit apabila Rumah


Sakit di duga memberikan pelayanan yang tidak sesuai
dengan standar baik secara perdata maupun pidana.

18. Mengeluhkan pelayanan Rumah Sakit yang tidak sesuai


dengan standar pelayanan melalui media cetak dan
elektronik sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan.

3. Tahukah anda 1. Memberikan informasi yang benar, jelas dan jujur tentang
tentang bagaimana masalah kesehatannya.
kewajiban pasien di
Rumah Sakit? 2. Mengetahui kewajibannya dan tanggungjawab pasien dan
keluarga.

3. Mengajukan pertanyaan untuk hal yang tidak dimengerti.

4. Memahami dan menerima konsekuensi pelayanan.

5. Mematuhi instruksi dan menghormati peraturan Rumah


Sakit.

6. Memperlihatkan sikap menghormati dan tenggang rasa.

7. Memenuhi kewajiban finansial yang disepakati.

4. Bagaimana prosedur Pemberian informasi dan edukasi diberikan sesuai kebutuhan,


pemberian informasi dan diberikan oleh petugas dengan kopetensi yang sesuai
dan edukasi kepada
pasien dan keluarga? SPO Pemberian Informasi Dan Edukasi

5. Bagaimana prosedur Persetujuan tindakan kedokteran (acuan : peraturan


pemberian informed mentri kesehatan replubik indonesia nomor
concent kepada 290/MENKES/PER/III/2008 tentang persetujuan
pasien dan keluarga? tindakan kedokteran)

a. Pernyataan persetujuan (informed concent) dari


pasien didapat melalui suatu proses yang ditetapkan
rumah sakit dam dilaksanakan oleh staf yang terlatih,
dalam bahasa yang dipahami pasien.

SPO Pemberian Informed Concent

b. Informed Consent diperoleh sebelum operasi,


anastesi, penggunaan darah atau produk darah dan
tindakan serta pengobatan lain yang beresiko tinggi.

c. Semua tindakan kedokteran harus mendapat


persetujuan pasien dan atau keluarga setelah
mendapat penjelasan yang cukup tentang hal-hal yang
berkaitan dengan tindakan tersebut dari Dokter
Penanggungjawab Pasien (DPJP).

6. Siapa sajakah yang Yang berhak memberikan informed concent ialah :


berhak memberikan 1. Dokter
informed consent? 2. Perawat
3. Bidan
4. Petugas rekam medis
5. Apoteker
7. Bagaimana pasien Pelayanan kerohanian terdiri dari pelayanan kerohanian rutin
mendapatkan dan atas permintaan sendiri. Pasien yang membutuhkan
informasi pelayanan pelayanan kerohanian akan mengisi formulir permintaan
kerohanian di RS? pelayanan kerohanian, kemudian perawat akan menghubungi
petugas terkait sesuai daftar yang ada.

SPO Pelayanan Kerohanian

8. Bagaimana RS Saat dilakukan pemeriksaan, konsultasi akan dibatasi dengan


melindungi tirai dan tatalaksana antar pasien, pasien akan diselimuti.
kebutuhan privasi
pasien?

9. Bagaimana Rumah a. Kriteria kekerasan fisik dilingkungan Rumah Sakit


Sakit melindungi terdiri atas: pelecehan seksual, pemukulan, penelantaran
pasien dari dan pemaksaan fisik terhadap pasien baik yang
kekerasan fisik? dilakukan oleh penunggu/ pengunjung maupun petugas.

b. Kecuali terhadap indikasi, petugas kesehatan dapat


melakukan pemaksaan fisik seperti pengekangan sesuai
standar medisdan etika rumah sakit yang berlaku.

c. Setiap petugas keamanan sudah terlatih untuk


menangani hal tersebut.

d. Setiap pasien/ pengunjung/ karyawan yang berada


didalam rumah sakit harus menggunakan tanda
pengenal berupa gelang identitas pasien, kartu
visitor/pengunjung dan name tag karyawan.

10. Apa yang dilakukan Rumah Sakit menghormati keinginan dan pilihan keluarga
RS jika pasien pasien untuk menolak pelayanan resusitasi.
menolak atau
menghentikan Keputusan untuk tidak melakukan RJP harus dicatat di
tindakan (resusutasi) rekam medis pasien dan formulir Do Not Resuscitace
atau pengobatan (DNR). Formulir DNR harus diisi dengan lengkap dan
yang diberikan? disimpan di rekam medis pasien.

Alasan diputuskannya tindakan DNR dan orang yang terlibat


dalam pengambilan keputusan harus dicatat di rekam medis
pasien dan formulir DNR. Keputusan harus dikomunikasikan
kepada semua orang yang terlibat dalam aspek perawatan
pasien.

SPO Penolakan Tindakan atau Pengobatan

11. Apakah yang Keadaan terminal adalah keadaan sakit dimana menurut akal
dimaksud dengan sehat tidak ada harapan lagi bagi si sakit untuk sembuh.
pasien terminal? Keadaan itu dapat disebabkan oleh suatu penyakit atau suatu
Bagaimanakah kecelakaan.
pengkajiannya?
SPO Pasien Terminal

12. Jelakan apa saja Skrening nyeri adalah suatu cara yang dilakukan untuk
yang ada dalam mengidentifikasi nyeri yang dirasakan oleh seseorang yang
dilakukan oleh seseorang dengan menggunakan suatu cara
Manajemen nyeri ?
tertentu sehingga bisa dilakukan penilaian terhadap rasa nyeri
a. Skrining yang dirasakan.
nyeri
b. Asssesment Assesmen nyeri yang digunakan di RSU Ja’far Medika
nyeri adalah
1. NIPS
Digunakan pada bayi dibawah usia 28 hari.
No KATEGORI SKOR
1 EKSPRESI WAJAH
 Otot wajah relex, ekspresi 0
netral
 Otot wajah tenang, alis 1
berkerut, rahang dagu
mengunci
2 TANGISAN
 Tenang, tidak menangis 0
 Mengeran, sebentar sebentar 1
menangis
 Terus menerus menangis, 2
menangis kencang, melengking
Note :nangis diam dapat
dimasukkan dalam skor ini jika
bayi terintubasi dengan dasar
penilaiannya pergerakan mulut
dan wajah
3 POLA NAFAS
 Rilex, nafas reguler 0
 Pola nafas berubah : tidak 1
teratur lebih cepat dari
biasanya, menahan nafas

4 TANGAN
 Rilex, otot-otot tangan tidak 0
kaku, kadang-kadang tangan
bergerak tidak beraturan
 Flexi/ ekstensi yang kaku, 1
meluruskan tangan tapi dengan
cepat melalukan flexi/ ekstensi
yang kaku

5 KAKI
 Rilex, otot-otot kaki tidak 0
kaku, kadang-kadang tangan
bergerak tidak beraturan
 Flexi/ ekstensi yang kaku, 1
meluruskan kaki tapi dengan
cepat melalukan flexi/ ekstensi
yang kaku
6 KESADARAN
 Tidur pulas/ cepat bangun, 0
alert dan tenang
 Rewel, gelisah dan meronta- 1
ronta
Nilai total skor 1-7 ..../7

2. FLACC
Digunakan untuk menilai nyeri pada anak usia <
3tahun. Dimana penilaian skala berdasarkan Face,
legs, activity, cry and consolability. Skor 0= tida
nyeri, 1-3 = nyeri ringan, 4-6= nyeri sedang, 7-9=
nyeri berat, 10= nyeri sangat berat
Kriteria 0 1 2
Face Tidak Sesekali Sering
(wajah) ada meringis, mengerutka
ekspresi mengerutka n dahi,
tertentu/ n dahi, rahang
tersenyu tidak terkatup,
m tertarik dagu
gemetar
Legs (kaki) Normal / Cemas, Menendang
santai gelisah, , menarik
tenang kaki
Activity Berbarin Mengeliat, Melengkun
(aktifitas) g tenang, tegang g kaku
posisi menyentak
normal,
bergerak
mudah
Cry (tangis) Tidak Mengerang Menangis
ada , merintih, terus,
teriakan, mengeluh terisak,
tenang mengeluh
terus
menerus
Consolabili Puas, Sesekali Sulit
ty tenang, dihibur, dihibur dan
santai dialihkan, dibuat
diyakinkan nyaman
dengan
sentuhan
3. WONG BAKERS

Digunakan pada pasien dewasa dan anak > 3 tahun


yang tidak dapat menggambarkan intensitas nyerinya
dengan angka

0.1 = tidak nyeri

2.3 = sedikit nyeri

4-5 = cukup nyeri

6- 7 = lumayan nyeri

8-9 = sangat nyeri

10 = amat sangat nyeri/ tidak tertahankan

4. NUMERIC

Digunakan pada pasien dewasa dan anak berusia > 9


tahun yang dapat menggunakan angka untuk
melambangkan intesitas nyeri yang dirasakan.

0 = tidak nyeri

1-3 = nyeri ringgan

4-6 nyeri sedang

7-10 = nyeri berat

c. Tatalaksana 1. NYERI RINGAN skala 1-3


Nyeri
Berikan heat/ cold pack, mengatur posisi yang
nyaman menurut pasien sesuai kondisi
pasien( duduk/berbaring), mengatur lingkungan yang
nyaman

2. Nyeri sedang skala 4-6

Berikan heat/ cold pack, mengatur posisi yang


nyaman menurut pasien sesuai kondisi
pasien( duduk/berbaring), memberikan terapi sesuai
advis dokter.

3. Nyeri berat skala7-10

Berikan heat/ cold pack, mengatur posisi yang


nyaman menurut pasien sesuai kondisi
pasien( duduk/berbaring), meminta pasien untuk
memfokuskan pikiran pada masuknya udara lewat
jalan nafas, memberikan terapi sesuai advis dokter.

d. Edukasi EDUKASI MANAJEMEN NYERI


nyeri
A. Edukasi Pasien

1. Berikan informasi mengenai kondisi dan penyakit


pasien, serta tatalaksananya.

2. Diskusikan tujuan dari manajemen nyeri dan


manfaatnya untuk pasien

3. Beritahukan bahwa pasien dapat menghubungi tim


medis jika memiliki pertanyaan/ ingin berkonsultasi
mengenai kondisinya.

4. Pasien dan keluarga ikut dilibatkan dalam menyusun


manajemen nyeri (termasuk penjadwalan medikasi,
pemilihan analgesik, dan jadwal control).

5. Keputusan pasien dalam menjalani menejemen nyeri


dengan baik.

B. Medikasi saat pulang

C. Pasien dipulangkan segera setelah nyeri dapat teratasi


dan dapat beraktifitas seperti biasa/normal

D. Pemilihan medikasi analgesik bergantung pada kondisi


pasien.

SPO Edukasi Nyeri

13. Bagaimana cara Second opinion adalah pandangan dokter lain yang sama
pasien untuk keahliannya dengan DPJP, terhadap masalah keshatan yang
mendapatkan dihadapi pasien.
second opinion ?
Tata laksana :

1. Rumah sakit memfasilitasi kepada semua pasien yang


menghendaki second opinion terhadap DPJP lain
yang ada di Rumah Sakit Ja’far Medika yang
memiliki SIP dan RKK.

2. Rumah sakit memfasilitasi kepada semua pasien yang


menghendaki second opinion untuk pemeriksaan
penunjang diluar rumah sakit.

3. Beban pembiayaan yang ditimbulkan untuk mencari


second opinion baik didalam maupun diluar rumah
sakit harus terlebih dahulu dikomunikasikan kepada
pasien/ keluarganya bahwa biaya yang dikelurkan atas
permintaan second opinion ditanggung oleh pasien
yang bersangkutan.

SPO Second Opinion

14. Apakah yang General concent (persetujuan umum) adalah pemberian


dimaksud dengan informasi tentang adanya tata cara mengajukan dan
general consent? mengatasi keluhan terkait pelayanan medik

15. Bagaimanakah alur Tata laksana atau proses penyelesaian setiap komplain yang
penanganan diberikan oleh pasien terhadap Rumah Sakit Umum Ja’far
komplain Medika selalu ditanggapi dengan baik dan diselesaikan
dengan cepat melalui :

1. Proses penyampaian informasi tentang proses untuk


menyampaikan komplain atau keluhan kepada pasien/
keluarga.

2. Proses investigasi terhadap komplain, keluhan,


konflik dan perbedaan pendapat.
3. Proses analisis dan telaah terhadap hasil investigasi.

4. Proses untuk menyertakan pasien dan keluarga dalam


penyelesaian komplain, keluhan, konflik dan
perbedaan pendapatdan didukung dengan bukti
pemberitahuan proses komplain atau keluhan, bukti
analisa dan telaah, laporan penyelesaian komplain,
keluhan, konflik atau perbedaan pendapat.

Alur penyelesaian komplain

Pasien komplain pada unit


langsung dan tak langsung

Jam kerja Di luar jam


kerja

Staf yang berada di unit


tempat komplain terjadi

Puas Tidak Puas Puas

Kepala Ruang

Ka. Instalasi

Tim Pengelola Komplain

Manajemen

Anda mungkin juga menyukai