Anda di halaman 1dari 4

Korupsi dari Sudut Pandang Nilai UI

Oleh Asri Mawaddah Chairunnisa

Penyebab korupsi terdiri atas faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal
merupakan penyebab korupsi yang datangnya dari diri pribadi atau individu, sedangkan faktor
eksternal berasal dari lingkungan atau sistem. Upaya pencegahan korupsi pada dasarnya dapat
dilakukan dengan menghilangkan, atau setidaknya mengurangi, kedua faktor penyebab korupsi
tersebut. Faktor internal sangat ditentukan oleh kuat tidaknya nilai-nilai anti korupsi tertanam
dalam diri setiap individu. Civitas Akademika UI memiliki nilai yang mengatur tentang 9 karakter
utama dan karakter ini berkaitan sekali dengan penolakan terhadap korupsi. Dengan
memahami dan mengamalkan 9 nilai UI kita dapat mencegah terjadinya korupsi. Nilai-nilai yang
mengandung makna anti korupsi yaitu:
1. Kejujuran
Menurut Sugono kata jujur dapat didefinisikan sebagai lurus hati, tidak berbohong, dan
tidak curang. Jujur adalah salah satu sifat yang sangat penting bagi kehidupan mahasiswa,
tanpa sifat jujur mahasiswa tidak akan dipercaya dalam kehidupan sosialnya (Sugono: 2008).
Kejujuran merupakan nilai dasar yang menjadi landasan utama bagi penegakan
integritas diri seseorang. Tanpa adanya kejujuran mustahil seseorang bisa menjadi pribadi yang
berintegritas. Seseorang dituntut untuk bisa berkata jujur dan transparan serta tidak berdusta
baik terhadap diri sendiri maupun orang lain. Kejujuran juga akan terbawa dalam bekerja
sehingga akan membentengi diri terhadap godaan untuk berbuat curang atau berbohong.
Contohnya melakukan korupsi
Prinsip kejujuran harus dapat dipegang teguh oleh setiap mahasiswa sejak awal untuk
memupuk dan membentuk karakter sedini mungkin dalam setiap pribadi mahasiswa. Nilai
kejujuran juga dapat diwujudkan dalam kegiatan organisasi kemahasiswaan. Misalnya,
membuat laporan keuangan dalam kegiatan organisasi/kepanitiaan dengan jujur. Permasalahan
yang hingga saat ini masih menjadi fenomena di kalangan mahasiswa yaitu budaya
ketidakjujuran mahasiswa. Akar dari masalah korupsi, kolusi, dan nepotisme di Indonesia antara
lain faktor ketidakjujuran pada waktu menjadi mahasiswa. Beberapa contoh budaya
ketidakjujuran mahasiswa, misalnya: menyontek, plagiarisme (penjiplakan karya tulis), titip
absen
2. Tanggungjawab
Menurut Sugono denisi kata tanggung jawab adalah keadaan wajib menanggung segala
sesuatunya Tanggung jawab adalah menerima segala sesuatu dari sebuah perbuatan yang
salah, baik itu disengaja maupun tidak disengaja. Tanggung jawab tersebut berupa perwujudan
kesadaran akan kewajiban menerima dan menyelesaikan semua masalah yang telah di lakukan.
Tanggung jawab juga merupakan suatu pengabdian dan pengorbanan. Para koruptor tentu
bukan orang yang bertanggungjawab karena mereka mengambil uang rakyat secara diam-diam
dan memakainya sendiri padahal uang tersebut digunakan untuk kepentingan rakyat.
Penerapan nilai tanggung jawab pada mahasiswa dapat diwujudkan dalam bentuk berikut ini:
● Mempunyai prinsip dan memikirkan kemana arah masa depan yang akan dituju.
● Selalu belajar untuk menjadi generasi muda yang berguna, tidak hanya dengan belajar
akan tetapi mempunyai sikap dan kepribadian baik.
● Mengikuti semua kegiatan yang telah dijadwalkan oleh kampus yaitu melaksanakan
praktikum laboratorium di kampus; praktik klinik di rumah sakit, puskesmas dan
komunitas; ujian, dan mengerjakan semua tugas.
● Menyelesaikan tugas pembelajaran dan praktik secara individu dan kelompok yang
diberikan oleh dosen dengan baik dan tepat waktu.
3. Keadilan
Korupsi adalah perilaku yang melanggar keadilan, sebagian orang tidak mendapatkan haknya
karena telah diambil oleh sebagian orang yang lain. Oleh karena itu kita perlu menanamkan
nilai keadilan dalam diri kita. Contoh perilaku adil antaralain:
● Menimbang atau menakar segala sesuatu secara objektif dan seimbang ketika menilai
teman atau orang lain dapet diwujudkan dalam bentuk selalu memberikan pujian tulus
kepada kawan yang berprestasi, memilih kawan tidak berdasarkan latar belakang sosial.
● Ketika ada teman berselisih, dapat bertindak bijaksana dan memberikan solusi serta
tidak memojokan salah satu pihak, memihak yang benar secara proporsional.
● Adil terhadap diri sendiri dapat diterapkan dengan cara hidup seimbang. Belajar dan
berkerja, berolahraga, beristirahat atau menunaikan hak tubuh lainnya seperti makan
atau minum dengan seimbang dan sesuai dengan kebutuhan.
● Memberikan pelayanan perawatan yang sama kepada semua klian (tidak membedakan
status sosial, agama, ras/suku, bangsa, dll).

4. Keterpercayaan
Keterpercayaan adalah bersikap dan berperilaku amanah serta dapat dipercaya dalam
menjalankan mandat maupun dalam melaksanakan setiap kegiatan atau kewajiban yang
diembannya, baik dalam jabatan, fungsi, maupun sebagai warga negara pada umumnya. Nilai
ini terutama terkait dengan jabatan yang diemban, kita saat diberi amanah haruslah menjaga
keterpercayaan itu bukan malah sebaliknya, semena mena dengan jabatan sampai melakukan
korupsi. Sikap yang harus dilakukan yaitu:
● Bersikap amanah dan dapat dipercaya serta dapat diandalkan dalam menjalankan tugas
dan tanggung jawabnya
● Menunjukkan komitmen untuk tidak menyalahgunakan informasi, posisi, kedudukan
atau jabatan, serta fasilitas UI yang telah diamanatkan.

5. Kepatuhan pada aturan


Mematuhi segala peraturan yang berlaku di Indonesia yakni UUD 1945 dan juga pancasila
setiap pasal harus ditaati contohnya pasal pelarangan korupsi.Perilaku patuh terhadap aturan
antaralain:
● Memahami dan menunaikan tugas dengan cara-cara yang berpadanan dengan
peraturan perundang-undangan, aturan, prosedur, panduan UI, serta panduan lainnya
yang relevan.
● Melakukan tindakan yang sesuai dengan aturan yang berlaku baik di dalam maupun di
luar lingkungan UI.
Daftar Pustaka
https://linamjannah.wordpress.com/2019/03/19/9-nilai-nilai-ui/
Kemindikbud RI.2011. Pendidikan Anti-Korupsi Untuk Perguruan Tinggi. Jakarta:Kemendikbud

Anda mungkin juga menyukai