Anda di halaman 1dari 64

AKUNTANSI SEWA

PSAK 30 (Revisi 2011)

1
Agenda

1 Mengapa Sewa

2 Akuntansi Sewa

3 Diskusi

2
Sewa

 PSAK 30 (Revisi 2011)


Sewa adalah suatu perjanjian dimana lessor
memberikan hak kepada lessee untuk menggunakan
suatu aset selama periode waktu yang disepakati.
 Lessee diharuskan melakukan pembayan kepada
Lessor
 Perjanjian sewa memungkinkan aset tsb menjadi
milik lessee atau dikembalikan kepada lessor pada
akhir masa sewa.

3
Keuntungan Sewa

 Pendanaan 100%
 Tingkat bunga tetap
 Perlindungan terhadap keusangan
 Fleksibel
 Bunga lebih rendah
 Keuntungan pajak
 Pembiayaan off-balance sheet

4
Perkembangan sewa di Indonesia

 Tahun 1974 -- Mulai berkembang di Indonesia  SKB


3 menteri (Menkeu, Menteri Perindustrian &
Perdagangan)
 Tahun 1988 – Keppres & SK Menkeu : leasing, anjak
piutang, pembiayaan konsumen, modal ventura &
kartu kredit
 Tahun 2013 (APPI)  Sewa (Leasing) urutan ke2 (33%)
setelah pembiayaan konsumen

5
Jenis-jenis Sewa

PSAK 30 (Revisi 2011) :


Sewa operasi / operating lease
Sewa pembiayaan / capital lease

6
Jenis-jenis Sewa

PSAK 30 (Revisi 2011) :


Sewa operasi / operating lease
Sewa pembiayaan / capital lease

7
Jenis-jenis Sewa
 Lease = Sewa
 Sewa Operasi (Operating Lease) adalah sewa yang
tidak mengalihkan secara substansial seluruh risiko
dan manfaat yang terkait dengan kepemilikan aset
(par. 8)
 Sewa Pembiayaan (Finance Lease) adalah sewa yang
mengalihkan secara substansial seluruh risiko dan
manfaat yang terkait dengan kepemilikan suatu
aset. Hak milik pada akhirnya dapat dialihkan, dapat
juga tidak dialihkan (par. 8)
Klasifikasi sebagai sewa pembiayaan atau sewa
operasi didasarkan pada substansi transaksi dan
bukan pada bentuk kontraknya.
8
Sewa Operasi

 Sewa jangka pendek


 Alat dapat digunakan oleh penyewa namun aset dimiliki oleh
pihak yang menyewakan.
 Tidak terjadi transfer ownership di akhir masa sewa.
 Pemeliharaan alat biasanya oleh yang menyewakan
 Penyajian dalam laporan keuangan
 Diakui dan disajikan sebagai beban sewa dalam laporan laba
rugi komprehensif.
 Tidak ada pencatatan aset, utang dan beban depresiasi

9
Keuntungan Sewa Operasi

 Untuk aset yang cepat sekali berubah teknologinya akan tepat


karena investasinya lebih murah.
 Tidak disajikan dalam laporan posisi keuangan sebagai aset
dan utang sehingga rasio efisiensi (sales/total aset; sales/fixed
aset) dan rasio leverage (debt/equity; laba operasi/interest)
terlihat lebih bagus.
 Entitas tidak perlu memelihara aset  seringkali maintenance
dilakukan oleh pihak yang menyewakan.
 Menghemat kas di masa sekarang karena biaya yang
dikeluarkan sebesar biaya sewa.

10
Kerugian Sewa Operasi
 Entitas tidak memiliki aset untuk operasi yang disajikan dalam
laporan keuangan
 Keberlanjutan entitas dapat terganggu jika sewa di masa akan
datang tidak diperoleh  untuk aset utama entitas cukup
berisiko jika menggunakan sewa operasi
 Untuk alat-alat khusus sulit diperoleh
 Seringkali lebih mahal daripada membeli aset
 Tidak dapat dimanfaatkan optimal jika cepat terjadi
perubahan teknologi
 Penggunaan terbatas  tergantung perjanjian sewa
 Tidak dapat dijadikan jaminan bank

11
Sewa Pembiayaan
 Sewa pembiayaan / capital lease / finance lease
 Merupakan bentuk pendanaan jangka panjang  pembelian
secara angsuran
 Sewa pembiayaan  “transfer risiko dan manfaat aset
kepada pihak leasse”  kriteria umum sesuai dengan PSAK
30: sewa dan ISAK 8 Transaksi yang Mengandung Sewa.
 Aset dicatat oleh lesee :
 Pencatatan aset
 Pencatatan utang  kontrak pembayaran jangka panjang
 Pencatatan beban depresiasi aset

12
Kriteria Sewa Pembiayaan
a) Perjanjian sewa menyatakan adanya pengalihan aset
kepada lessee pada akhir masa sewa
b) Lessee memiliki opsi untuk membeli aset pada harga yang
cukup rendah dibandingkan nilai wajar pada tanggal opsi
mulai dapat dilaksanakan, sehingga pada awal sewa dapat
dipastikan bahwa opsi memang akan dilaksanakan
c) Masa sewa adalah untuk sebagian besar umur ekonomis
aset meskipun hak milik tidak dialihkan
d) Pada awal sewa, nilai kini dari jumlah pembayaran sewa
minimum secara substansial mendekati nilai wajar aset
sewaan
e) Aset sewaan bersifat khusus dimana hanya lessee yang
dapat menggunakannya tanpa perlu modifikasi secara
material
13
Indikator Tambahan (Par. 11)

 Sewa pada dasarnya tidak dapat dibatalkan. Jika lessee dapat


membatalkan sewa, maka rugi lessor yang terkait dengan
pembatalan ditanggung oleh lessee
 Keuntungan atau kerugian dari fluktuasi nilai wajar residu
dibebankan kepada lessee
 Lessee memiliki kemampuan untuk melanjutkan sewa untuk
periode kedua dengan nilai rental yang secara substansial
lebih rendah dari nilai rental pasar

Indikator – indikator di atas


tidak selalu harus konklusif.
14
Analisis Perjanjian Sewa
Contoh 20.1 Transaksi Yang Mengandung Sewa
PT. A mengadakan kontrak pembelian BBM yang
dihasilkan oleh kilang minyak milik PT. B. Kilang tsb
dibangun oleh PT. B khusus untuk menghasilkan BBM
dalam rangka kontrak dengan PT. A.
Harga pembelian BBM yang dibayar oleh PT. A jauh di
atas harga pasar yang berlaku.
PT. B harus memenuhi permintaan PT. A dan tidak
boleh memasok BBM tsb dari kilang lain selain kilang
yang dimaksud dalam kontrak, dan tidak dapat
menjual BBM dari kilang tsb kepada pihak lain.
Pada akhir tahun ke 20, kilang akan diserahkan kepada
PT. A. 15
Analisis Perjanjian Sewa
Contoh 20.1 Transaksi Yang Mengandung Sewa
Sekilas, dilihat dari perjanjian di atas adalah kontrak
jual-beli biasa.
Menurut ISAK 8, perjanjian tsb mengandung sewa
karena :
1. Pemenuhan perjanjian tergantung pada
penggunaan suatu aset atau aset2 tertentu.
2. Perjanjian tsb memberikan suatu hak untuk
menggunakan aset tertentu.
Jika sewa  harus dianalisis berdasarkan PSAK 30
terkait jenis sewanya.

16
Sewa yang tidak dapat dibatalkan : Sewa yang hanya dapat dibatalkan jika :
a. terjadinya kondisi kontinjensi yang kemungkinannya sangat kecil
b. mendapat persetujuan dari lessor
c. lessee mengadakan sewa baru atas aset yg sama atau aset yang setara
dengan lessor yang sama
d. bila ada pembayaran tambahan yang signifikan pada awal sewa oleh lessee,
shg scr ekonomis dapat dipastikan tidak ada pembatalan.

• Awal Sewa adalah tanggal yang lebih awal antara tanggal perjanjian sewa
dan tanggal pihak-pihak menyatakan komitmen terhadap ketentuan pokok
sewa.
• Awal Masa Sewa adalah tanggal saat lessee mulai berhak menggunakan
aset sewaan.

• Masa Sewa adalah periode yang tidak dapat dibatalkan dimana lessee telah
menyepakati perjanjian sewa untuk menyewa aset
• Pembayaran Sewa Minimum adalah pembayaran selama sewa yang harus dibayar
oleh lessee,yang tidak meliputi rental kontijen, biaya jasa dan pajak yang dipungut
oleh lessor.
Nilai sewa minimum tsb ditambah :
a. nilai risidu yang dijamin
b. pembayaran untuk melakukan opsi jika perjanjian sewa memberikan lessee opsi .

17
Rental Kontijen adalah bagian dari pembayaran sewa yang jumlah tidak tetap
tetapi didasarkan pada perubahan faktor tertentu di masa depan, selain faktor
perjalanan waktu.
Tidak termasuk dalam komponen pembayaran sewa minimum

• Nilai risidu yang dijamin adalah bagian dari nilai risidu atas aset
sewaan yang dijamin oleh lessee atau pihak terkait dengan lessee.
Bagi lessor, nilai risidu yang dijamin adalah bagian nilai risidu yang
dijamin oleh lessee atau pihak ketiga, yang tidak terkait dengan
lessor, yang secara finansial memiliki kemampuan untuk
menyelesaikan kewajiban atas jaminan tsb.
Termasuk dalam komponen pembayaran sewa minimum

• Umur ekonomis adalah periode atas suatu aset yang diharapkan secara
ekonomis daapt digunakan oleh satu atau lebih pengguna atau jumlah
produksi atau unit serupa yang diharapkan akan diperoleh dari aset oleh satu
atau lebih pengguna
• Umur manfaat adalah estimasi periode tersisa dari manfaat ekonomis aset
yang diharapkan untuk dikonsumsi oleh entitas, yang dihitung mulai dari awal
masa sewa, tanpa dibatasi oleh masa sewa itu sendiri.
18
Akuntansi Sewa : Lessee
Sewa Pembiayaan
Pengakuan awal dan Pengukuran : Aset
& Liabilitas
Lessee  mengakui aset & liabilitas di
awal masa sewa sebesar nilai terendah
antara nilai wajar aset sewaan atau
sebesar nilai kini dari pembayaran sewa
minimum

19
Akuntansi Sewa : Lessee
Contoh :
Jika nilai wajar aset Rp. 100 jt dan nilai kini pembayaran
sewa minimum adalah Rp. 97 jt.
Jurnal :
Aset sewa pembiayaan Rp. 97 jt
Liabilitas sewa pembiayaan Rp. 97 jt

Catatan :
- Tingkat Diskonto
Nilai kini dari pembayaran sewa minimum dihitung
menggunakan tingkat bunga implisit
- Nilai residu (NR)
NR Dijamin : nilai tsb termsk dlm pembayaran sewa
minimum  nilai aset > yg tidak dijamin
Jika pada akhir masa sewa, nilai wajar aset < NR
dijamin  lessee mengakui kerugian & harus membayar
kepada lessor. 20
Akuntansi Sewa : Lessee
Biaya langsung awal :
Biaya2 inkremental yang dapat diatribusikan secara
langsung dengan negosiasi dan pengaturan sewa  oleh
lessee diakui sebagai aset

Pengukuran setelah pengakuan awal


- Pemisahan beban keuangan dengan pelunasan pokok
Setelah mengakui aset & liabilitas, lessee membayar sewa
minimum secara periodik kepada lessor.
Pisahkan beban bunga (beban keuangan) & pokok
- Penyusutan
Penyusutan diatur sesuai dengan PSAK 16 (revisi 2011)
Jika ada opsi  disusutkan sesuai masa sewa atau umur
manfaat, mana yg lebih pendek
tdk ada opsi/kecil kemungkinan ada opsi  disusutkan
sesuai masa sewa

21
Contoh 20.2 Sewa Pembiayaan bagi Lessee tanpa NR

Pada tanggal 1 jan 2015, PT Lessee menandatangani


kontrak sewa sebuah mesin selama 4 tahun dgn PT. Lessor.
Nilai wajar aset awal sewa Rp. 150 jt tanpa NR.
PT. lessee mulai menggunakan mesin tsb tgl 2 Jan 2015.
Pada akhir masa sewa, mesin dikembalikan kpd PT. Lessor.
PT. Lessor menetapkan pembayaran sewa dilakukan secara
tahunantiap awal periode mulai 2 Jan 2015 Rp. 41.933.445,-.
PT. Lessee membayar biaya langsung awal Rp. 10 jt diluar
pembayaran sewa.
Tingkat bunga implisit 8% (diketahui PT. Lessee), sedangkan
tingkat bunga inkremental adalah 10%.
Umur ekonomis mesin diestimasikan 5 tahun.
Metode penyusutan yang digunakan adalah garis lurus.

22
Contoh 20.2 Sewa Pembiayaan bagi Lessee tanpa NR
Penyelesaian :
Langkah I, lakukan analisis atas jenis sewa, yaitu sbb. :
1. Perjanjian sewa menyatakan adanya pengalihan aset pada
akhir masa sewa Kriteria tdk dipenuhi
2. Lessee memiliki opsi utk membeli aset pd harga yg cukup
rendah dibanding nilai wajar pd tanggal opsi mulai dapat
dilaksanakan, shg pada awal sewa dapat dipastikan bahwa
opsi akan dilaksanakan  kriteria tidak terpenuhi
3. Masa sewa mencakup sebagian besar umur ekonomis 
kriteria terpenuhi
4. Pada awal sewa, nilai kini dari jumlah pembayaran minimum
secara substansial mendekati nilai wajar  kriteria terpenuhi
Perhitungan :
Pembyaran sewa minimum = Rp. 41.933.445
Faktor nilai kini anuitas = 3,5770969
Nilai kini pembayaran sewa minimum = Rp.150 jt
Nilai wajar aset = Rp. 150 jt
5. Aset sewa bersifat khusus & hanya lessee yg bisa
menggunakannya, tanpa modifikasi  Kriteria tdk terpenuhi 23
Contoh 20.2 Sewa Pembiayaan bagi Lessee tanpa NR
Penyelesaian :
Dari hasil analisis teb, disimpulkan bahwa
jenis sewa adalah sewa pembiayaan 
Lessee mengakui aset dan liabiltas
Jurnal :
2 Jan 2015
Aset sewa pembiayaan Rp.160 jt
Liabilitas sewa pembiayaan Rp. 150 jt
Kas Rp. 10 jt
Tabel 20.1 Tabel amortisasi

Pembayaran Beban Pengurangan


Tgl Utang Sewa
Sewa Bunga Pokok Utang
2/1/15 150.000.000

2/1/15 41.933.445 108.066.555


41.933.445
2/1/16 8.645.324 33.288.121 74.778.434
41.933.445
2/1/17 41.933.445 5.982.275 35.951.170 38.827.264

2/1/18 3.106.181 38.827.264 0


41.933.445
Jurnal
 2 jan 2015
Liabilitas sewa pembiayaan 41.933.445,-
Kas 41.933.445

• 31 Des 2015
Beban Penyusutan 40.jt
Ak. Penyusutan 40 jt

Beban bunga 8.645.324


Utang Bunga 8.645.324

26
Jurnal
 2 jan 2016
Liabilitas sewa pembiayaan 33.288.121
Utang Bunga 8.645.324
Kas 41.933.445

Jurnal pd akhir masa sewa


• 31 Des 2018
Ak. Penyusutan 160.jt
Aset sewa pembiayaan 160 jt
Contoh 20.3 Sewa Pembiayaan bagi Lessee dengan NR

Pada tanggal 1 jan 2015, PT Lessee menandatangani


kontrak sewa sebuah mesin selama 4 tahun dgn PT. Lessor.
Nilai wajar aset awal sewa Rp. 150 jt dengan NR Rp. 30 jt.
PT. lessee mulai menggunakan mesin tsb tgl 2 Jan 2015.
Pada akhir masa sewa, mesin dikembalikan kpd PT. Lessor.
PT. Lessor menetapkan pembayaran sewa dilakukan secara
tahunantiap awal periode mulai 2 Jan 2015 Rp. 35.768.978,-.
PT. Lessee membayar biaya langsung awal Rp. 10 jt diluar
pembayaran sewa.
Tingkat bunga implisit 8% (diketahui PT. Lessee), sedangkan
tingkat bunga inkremental adalah 10%.
Umur ekonomis mesin diestimasikan 5 tahun.
Metode penyusutan yang digunakan adalah garis lurus.

28
Contoh 20.3 Sewa Pembiayaan bagi Lessee dengan NR

Penyelesaian :
Pembyaran sewa minimum = Rp. 35.768.978
Faktor nilai kini anuitas = 3,5770969
Nilai kini pembayaran sewa minimum = Rp.127.949.104
NR yang dijamin = Rp. 30.000.000
Faktor nilai kini = 0,7350298
Nilai kini residu yang dijamin = Rp. 22.050.896
Nilai kini pembayaran sewa minimum = Rp.150 jt
Nilai wajar aset = Rp.150 jt
Analisa : memenuhi kriteria sewa pembiayaan

29
Contoh 20.3 Sewa Pembiayaan bagi Lessee dengan NR

NR yang tidak dijamin


Penyelesaian
Pembyaran sewa minimum = Rp. 35.768.978
Faktor nilai kini anuitas = 3,5770969
Nilai kini pembayaran sewa minimum = Rp.127.949.104
NR yang dijamin = 0
Faktor nilai kini = 0,7350298
Nilai kini residu yang dijamin = 0
Nilai kini pembayaran sewa minimum = Rp. 127.949.104
Nilai wajar aset = Rp.150 jt
Analisa : memenuhi kriteria sewa pembiayaan, krn nilai
kini pembayaran sewa minimum mendekati nilai wajarnya

30
Tabel 20.2 Tabel amortisasi –
NR Dijamin
Pembayaran Beban Pengurangan
Tgl Utang Sewa
Sewa Bunga Pokok Utang
2/1/15 150.000.000
2/1/15 35.768.978 35.768.978 114.231.022
2/1/16 35.768.978 9.138.482 26.630.497 87.600.525
2/1/17 35.768.978 7.008.042 28.760.936 58.839.589
27.777.778
2/1/18 35.768.978 4.707.167 31.061.811

31/12/18 30.000.000 2.222.222 27.777.778 0

31
Tabel 20.2 Tabel amortisasi –
NR Tidak Dijamin
Pembayaran Beban Pengurangan
Tgl Utang Sewa
Sewa Bunga Pokok Utang
2/1/15 127.949.104
2/1/15 35.768.978 35.768.978 92.180.126
2/1/16 35.768.978 7.374.410 28.394.568 63.785.558
2/1/17 35.768.978 5.102.845 30.666.134 33.119.484
0
2/1/18 35.768.978 2.649.5547 33.119.424

31/12/18 - - - -

32
Tabel 20.4 Perbandingan jurnal
Tgl Jurnal NR Dijamin NR Tidak Dijamin
2/1/15 Aset sewa pembiayaan 150 jt 127.949.104
Liabilitas sewa 150 jt 127.949.104
pembiayaan
Liabilitas sewa pembiayaan 35.768.978 35.768.978
Kas 35.768.978 35.768.978
31/12/15 Beban penyusutan 30jt 31.987.276*
Akumulasi penyusutan 30jt 31.987.276
Beban bunga 9.138.482 7.374.410
Utang bunga 9.138.978 7.374.410
*127.494.104,42/4
2/1/16 Liabiltas sewa pembiayaan 26.630.497 28.394.568
Utang bunga 9.138.482 7.374.410
Kas 35.768.978 35.768.978
31/12/18 Liabilitas sewa pembiayaan 27.777.778
Beban bunga 2.222.222
Akumulasi penyusutan 120.000.000 127.949.104
Aset sewa pembiayaan 150.000.000 127.949.104

33
Jika nilai wajar akhir masa sewa sebesar Rp.
20 jt, maka PT. Lessee harus membayar Rp.
10 jt pada saat mengembalikan aset tsb.

Jurnal
31 Des 2018
Liabilitas sewa pembiayaa 27.777.778
Beban bunga 2.222.222
Kerugian 10.000.000
Ak. Penyusutan 120.000.000
Aset sewa pembiayaan 150.000.000
Kas 10.000.000
Opsi pembelian
Jika terdapat opsi pembelian :
- perlakuan akuntansi = NR yang dijamin
- nilai opsi pembelian akan diperhitungkan
oleh Lessee seperti halnya NR yang
dijamin dalam nilai kini pembayaran sewa
minimum
- Perbedaan perlakuan akuntansi antara
opsi pembelian dan NR yang dijamin hanya
pada perhitungan penyusutan aset, yaitu
pada opsi pembelian aset sewaan
disusutkan selama masa manfaat
Sewa Operasi

Pengakuan Beban :
Perlakuan akuntansi sangat sederhana 
pengakuan beban diakui atas pembayaran sewa dgn
dasar garis lurus selama masa sewa,kecuali
terdapat dasar lain, pada saat dilakukan
pembayaran sewa

Pengukuran
Diukur berdasarkan jumlah pembayaran sewa yang
dilakukan oleh lessee.
Jika lessee mendapatkan insentif , lessee
mengakui manfaat agregat sebagai pengurang
beban.
Contoh 20.4 Sewa operasi insentif
Awal tahun 2015, PT. Lessee menyewa gedung selama 4
tahun kepada PT.Lessor dengan pembayaran sewa Rp. 10 jt
per bln.
Sewa diklasifikasikan sebagai sewa operasi.
PT. Lessor membebaskan PT. Lessee atas pembayaran sewa
selama 6 bln pertama.
Menurut ISAK 23, PT. Lessee seharusnya mengakui beban
sewa tahun 2015 sebesar Rp. 105 jt, dengan perhitungan
sebagai berikut :
Jumlah pembayaran sewa keseluruhan = Rp. 420.jt
Beban sewa per bln (Rp. 420 jt/48) = Rp. 8,750
jt
Beban per tahun berdasarkan ISAK 23 = Rp. 105 jt
(RP. 8,750 jt x 12 bln)
AKUNTANSI SEWA BAGI LESSOR
Pengakuan awal dan pengukuran

Pengakuan
. Piutang – Sewa Pembiayaan
Pada awal masa sewa : Lessor mengakui piutang sewa =
nilai investasi bersih investasi kotor yang
didiskontokan dengan tingkat harga implisit.
-Investasi kotor : pembayaran sewa minimum yang akan
diterima lessor berdasarkan sewa pembiayaan ditambah
NR (jika ada)
-Lessor menghentikan pengakuan aset sewaan krn semua
resiko dan manfaat aset dialihkan kepada lessee

.
AKUNTANSI SEWA BAGI LESSOR
Pengakuan awal dan pengukuran

.Misal :
Nilai wajar aset pada awal masa sewa adalah Rp. 100 jt
= nilai investasi bersih.
Jurnal :
Piutang sewa pembiayaan Rp. 100 jt
Aset Rp. 100 jt
Jika lessee membayar uang muka Rp. 10 jt
Jurnal
Piutang sewa pembiayaan Rp. 90 jt
Kas Rp. 10 jt
Aset Rp. 100 jt
AKUNTANSI SEWA BAGI LESSOR
- Tingkat Diskonto
Nilai kini investasi kotor (investasi bersih) dihitung
menggunakan tingkat bunga implisit
- Nilai residu (NR)
Jika aset yang disewakan memiliki NR  diperhitungkan
dalam nilai investasi kotor, terlepas apakah NR Dijamin
atau tidak.
Hal tsb berbeda dgn Lessee,  hanya memperhitungkan
NR yang dijamin dalam pembyaran sewa minimum
- Biaya langsung awal
Biaya langsung awal yang dikeluarkan lessor dalam
sewa pembiayaan ditambahan kedalam nilai investasi
bersih
Pengukuran setelah pengakuan awal
Pemisahan antara pendapatan sewa dengan pelunasan
pokok

40
Contoh 20.5 Sewa pembiayaan bagi lessor tanpa NR

Sesuai contoh 20.2


Nilai pembayaran sewa yang ditentukan lessor dengan
perhitungan sbb. :
Nilai wajar aset = Rp. 150 jt
Nilai kini atas NR = 0
Jumlah yang akan diperoleh kembali
Melalui pembayaran sewa = Rp. 150 jt
Faktor nilai kini = 3,5770969
Nilai pembayaran tahunan = Rp. 41.933.445
Karena perhitungan sewa berdasarkan nilai wajar =
pembayaran sewa minimum kategori sewa pembiayaan.
Jurnal : 2 Jan 2015
Piutang sewa pembiayaan Rp. 150 jt
Kas Rp. 150 jt
Tabel 20.5 Tabel amortisasi – Tanpa NR
Penerimaan Pendapatan Pengurangan
Tgl Piutang Sewa
Sewa Bunga Pokok Piutang
2/1/15 150.000.000
2/1/15 41.993.445 41.933.445 108.066.555
2/1/16 41.993.445 8.645.324 33.288.121 74.778.434
2/1/17 41.993.445 5.982.275 35.951.170 38.827.264
2/1/18 41.993.445 3.106.181 38.827.264 0

Jurnal
2 Jan 2015
Kas Rp. 41.993.445
Piutang sewa pembiayaan Rp. 41.993.445
31 Des 2015
Putang Bunga Rp. 8.645.324
Pendapatan bunga Rp. 8.645.324
42
Alternatif Pencatatan

PSAK 30 (Revisi 2011)


Menyatakan bahwa :
Selisih antara nilai investasi bruto dengan investasi
neto  sebagai pendapatan pembiayaan tangguhan

• Lessor juga memiliki alternatif pencatatan dengan mengakui piutang =


investasi kotor
• Nilai piutang yang dicatat berdasarkan penjumlahan pembayaran sewa
tak terdiskonto, yaitu sebesar Rp. 167.733.780,25 (Rp. 41.933.445,06 x 4
atau penjumlahan kolom penerimaan sewa pada Tabel 20.5).
Nilai ini leibh besar dari investasi bersih atau nilai aset yang dihentikan
pengakuannya.

43
Jurnalnya :
2 Jan 2015
Piutang sewa pembiayaa 167.733.780
Aset 150.000.000
Pendapatan pembiayaan tangguhan 17.733.780
2 Jan 2015
Kas 41.933.445
Piutang sewa pembiayaan 41.933.445
31 Des 2015
Pendapatan pembayaran tangguhan
Pendapatan sewa pembiayaan
2 Jan 2016
Kas 41.933.445
Piutang sewa pembiayaan 41.933.445
44
Contoh 20.6 Sewa pembiayaan bagi lessor dengan NR

Sesuai contoh 20.3


Nilai pembayaran sewa yang ditentukan lessor dengan
perhitungan sbb. :
Nilai wajar aset = Rp. 150 jt
Nilai kini atas NR (39jtx0,73502985)= Rp. 22.050.895
Jumlah yang akan diperoleh kembali
Melalui pembayaran sewa = Rp. 127.949.104
Faktor nilai kini = 3,5770969
Nilai pembayaran tahunan = Rp. 35.768.978

.
Tabel 20.6 Tabel amortisasi –
NR Dijamin & Tidak Dijamin
Pembayaran Beban Pengurangan
Tgl Utang Sewa
Sewa Bunga Pokok Utang
2/1/15 150.000.000
2/1/15 35.768.978 35.768.978 114.231.022
2/1/16 35.768.978 9.138.482 26.630.497 87.600.525
2/1/17 35.768.978 7.008.042 28.760.936 58.839.589
27.777.778
2/1/18 35.768.978 4.707.167 31.061.811

31/12/18 30.000.000 1.222.222 27.777.778 -

46
Jurnal 31 Des 2018

NR Dijamin
Kas 10.000.000,-
Aset 20.000.000,-
Piutang sewa pembiayaa 27.777.778,-
Pendapatan sewa pembiayaan 2.222.222,-

Jurnal 31 Des 2018

NR Tidak Dijamin
Kerugian 10.000.000,-
Aset 20.000.000,-
Piutang sewa pembiayaa 27.777.778,-
Pendapatan sewa pembiayaan 2.222.222,-

47
Akuntansi Sewa PSAK 30

 PSAK 30 (Revisi 2011)


Sewa adalah suatu perjanjian dimana lessor
memberikan hak kepada lessee untuk menggunakan
suatu aset selama periode waktu yang disepakati.

• Awal Sewa (Inception of the lease) adalah tanggal yang lebih


awal antara tanggal perjanjian sewa dan tanggal pihak-pihak
menyatakan komitmen terhadap ketentuan pokok sewa.
• Awal Masa Sewa (commencement of the lease term) adalah
tanggal saat lessee mulai berhak menggunakan aset sewaan.

48
Lessor : Sewa Operasi
 Pengakuan dan Pengukuran
Pengakuan Pendapatan
• Pembayaran sewa yang diterima  pendapatan
• Jurnal :
Kas 41.933.445,-
Pendapatan sewa 41.933.445,-

Pengukuran Pendapatan
• Nilai pendapatan sewa  diukur berdasarkan jumlah
pembayaran sewa yang diterima dari lessee
• Lessor  memberikan insentif : uang muka / potongan sewa –
diakui sebagai pengurang penghasilan sewa selama masa sewa

49
Lessor : Sewa Operasi
Biaya Langasung Awal
• Diakui sebagai aset sewaan dan dibebankan selama masa sewa
dengan dasar yang sama dengan pendapatan sewa

 Penyajian dan Pengungkapan

50
Sewa bagi Lessor pabrikan atau Dealer
 Ada 2 jenis penghasilan
1. Laba /rugi yang ekuivalen dengan laba / rugi dari
penjualan biasa aset yg disewakan, pada harga
jual normal setelah dikurangi potongan penjualan.
Lessor mengakui pendapatan penjualan dan biaya
penjualan nya
2. Penghasilan pembiayaan (bunga) selama masa
sewa

Sewa ini disebut : Sales-type lease  karena ada unsur


penjualan dalam suatu sewa

51
Sewa bagi Lessor pabrikan atau Dealer
 Pengakuan awal dan pengukuran
Pengakuan piutang dan pendapatan
- Pada awal masa sewa –Lessor mengakui piutang
sewa = nilai investasi bersih
- Nilai piutang (investasi bersih) = nilai kini dari
jumlah pembayaran sewa minimum yang akan
diterima + NR (dijamin atau tidak dijamin)
- Lessor menghentikan pengakuan aset sewaan
sebesar HP nya
- Lesso mengakui pendapatan penjualan sewa –
nilai wajar aset atau sebesar nilai kini dari
pembayaran sewa minimum, mana yang lebih
rendah.
52
Sewa bagi Lessor pabrikan atau Dealer
 Pengakuan awal dan pengukuran
- Biaya penjualan (BPP) :
biaya perolehan atau jumlah tercatat dari aset
sewaan – nilai kini dari NR tidak dijamin
Selisih antara pendapatan penjualan dan biaya
penjualan = laba kotor
Tingkat diskonto
-Menggunakan tingkat bunga pasar
-NR
-Diperhitungkan dalam nilai investasi kotor
-Biaya langsung awal
-Diakui sebagai beban

53
Sewa bagi Lessor pabrikan atau Dealer
 Pengukuran setelah Pengakuan Awal
Sama dengan sewa pembiayaan Lessor harus
memisahkan antara pendapatan sewa (bunga) dan
pelunasan pokok
 Contoh 20.7
Mengacu pada contoh 20.5 dan 20.6
Jika HP aset bagi Lessor Rp. 100 jt
Perhitungan :
Uraian NR Dijamin NR Tidak Dijamin
Piutang sewa Rp. 150 jt Rp. 150 jt
Pendapatan Rp. 150 jt Rp. 127.949.104
Biaya penjualan Rp. 100 jt Rp. 77.949.102
Laba penjualan Rp. 50 jt Rp. 50 jt
54
Tabel 20.8 Perbandingan jurnal
Tgl Jurnal NR Dijamin NR Tidak Dijamin
2/1/15 Piutang sewa pembiayaan 150 jt 150 jt
Biaya Penjualan 100 jt 77.949.104
Pendapatan sewa 150 jt 150 jt
Aset 100 jt 77.949.104
Kas 35.768.978 35.768.978
Piutang Sewa Pembiaya 35.768.978 35.768.978

31/12/15 Piutang bunga 9.138.482 9.138.482


Pendapatan bunga 9.138.978 9.138.978

2/1/16 Kas 35.768.978 35.768.978


Piutang bunga 9.138.482 9.138.482
Piutang sewa pembyn 26.630.497 26.630.497
31/12/18 Aset 30.000.000 30.000.000
Piutang sewa pmbyan 27.777.778 27.777.778
Pdpt sewa pembiayaan 2.222.222 2.222.222

55
Transaksi Jual dan Sewa Balik
Penjualan suatu aset dan penyewaan kembali aset
yang sama
 Tujuan bagi Lessee :
Untuk pendanaan tanpa harus kehilangan manfaat
dari aset operasionalnya
 Skema transaksi jual dan sewa balik

(1) Menjual Aset


Lessee Lessor
(2) Menyewakan Aset

56
Transaksi Jual dan Sewa Balik
Sewa Pembiayaan
 Pengakuan dan Pengukuran
 Lessee (Penjual) :
Selisih lebih hasil penjualan dari jumlah tercatat
tidak dapat diakui segera sebagai pendapatan oleh
penjual (Lessee), tetapi ditangguhkan dan
diamortisasi selama masa sewa
 Untuk pengakuan aset sewaan dan liabilitas pada
saat penjual (Lessee) menyewa kembali mengacu
pada ketentuan dalam sewa pembiayaan yang
dibahas sebelumnya

57
Contoh 20.9 Transaksi Jual dan Sewa Balik
PT. Lessee PT. Lessor
2/1/15
Kas 150 jt Aset 150 jt
Aset 100 jt Kas 150 jt
Pendapatan tangguhan 50 jt

Aset sewa pembiayaan 150 jt Piutang sewa pembiayaan 150 jt


Liabilitas sewa pembiayaan 150 jt Aset 150 jt

Liabilitas sewa pembiayaan 41.933.445 Kas 41.933.445


Kas 41.933.445 Piutang bunga 41.933.445

31/12/15
Beban Penyusutan 37.500.000 No entry
Ak. Penyusutan 37.500.000

Beban bunga 8.645.324 Piutang bunga 8.645.324


Utang bunga 8.645.324 Pdpt sewa pembiayaan 8.645.324

Pendapatan tangguhan 12.500.000 No entry


Pdptn penjualan 12.500.000
58
Transaksi Jual dan Sewa Balik
 Lessor (Pembeli) :
Pengakuan piutang sewa pembiayaan mengacu
pada sewa pembiayaan sebelumnya  sebesar nilai
wajar aset
 Nilai wajar aset : harga jual dari Lessee kepada
Lessor .
 Nilai wajar tsb juga digunakan sebagai dasar dalam
penentuan nilai pembayaran sewa oleh Lessee

59
Transaksi Jual dan Sewa Balik
Sewa Operasi
 Pengakuan dan Pengukuran
 Lessee (Penjual)
1. Jika Lessee menjual aset = nilai wajarnya 
laba/ rugi diakui segera
2. Jika harga jual < nilai wajarnya  Laba/rugi
diakui segera, kecuali rugi tsb dikompensasikan
dengan pembayaran sewa di masa depan yang
lebih rendah dari harga pasar, maka rugi tsb
harus ditangguhkan dan diamortisasi secara
proporsional dengan pembayaran sewa selama
proses penggunaan aset
60
Transaksi Jual dan Sewa Balik
Sewa Operasi
 Pengakuan dan Pengukuran
 Lessee (Penjual)
3. Jika harga jual > nilai wajar  selisih lebih dari
nilai wajar tsb ditangguhkan dan diamortisasi
selama periode penggunaan aset
4. Jika nilai wajar aset pada saat transaksi jual dan
sewa balik < nilai tercatatnya  rugi sebesar
selisih jumlah tercatat dan nilai wajar diakui
segera

61
Contoh 20.10 Perbandingan keuntungan atau kerugian bagi Lessee dalam
transaksi jual sewa balik : Sewa Operasi
Harga jual = Nilai Harga jual > Nilai wajar Harga jual < Nilai wajar
wajar (160 > 150) (160 < 150)
(150 = 150)
Nilai wajar > Laba sebesar 50 (nilai wajar
Biaya Perolehan Laba sebesar 50 – biaya perolehan) diakui
(150 > 100) diakui segera. Laba sebesasr 30 (harga jual –
segera Laba sebesar 10 (harga jual biaya perolehan) diakui segera
– nilai wajar) ditangguhkan
dan diamortisasi
Nilai wajar < Rugi sebesar 50 (biaya
Biaya Perolehan Rugi sebesar 50 perolehan - nilai wajar)
(150 > 200) diakui diakui segera. Rugi sebesasr 70 (biaya
segera Laba sebesar 10 (harga jual perolehan – harga jual) diakui
– nilai wajar) ditangguhkan segera
dan diamortisasi Jika rugi tersebut
dikompensasikan dengan
pembayaran sewa di masa
depan yang lebih rendah dari
harga pasar, maka rugi tsb harus
ditanggukan dan diamortisasi
62
Transaksi Jual dan Sewa Balik
Sewa Operasi
 Pengakuan dan Pengukuran
 Lessor(Pembeli)
Mengacu pada ketentuan dalam sewa operasi
seperti pembahasan sebelumnya

 Penyajian dan Pengungkapan


(bisa dibaca di buku)

63
64

Anda mungkin juga menyukai