Edisi Ketiga
Cetakan pertama, September 2014
567.45
IRA IRAWADY, Cahya
m Materi pokok auditing I B; 1 – 6/ PAJA3435/ 2 sks/
Cahya Irawady. -- Cet. 1, Ed.3--; Tangerang Selatan:
Universitas Terbuka, 2014.
252 hal.; ill.; 21 cm
ISBN: 978-979-011-904-8
1. auditing
I. Judul
iii
Daftar Isi
Kegiatan Belajar 2:
Pengujian Substantif Atas Piutang Usaha .......................................... 1.23
Latihan …………………………………………............................... 1.38
Rangkuman ………………………………….................................... 1.39
Tes Formatif 2 ……………………………..…….............................. 1.40
Kegiatan Belajar 2:
Pengujian Substantif atas Saldo Utang Dagang ................................. 2.22
Latihan …………………………………………............................... 2.31
Rangkuman …………………………………..................................... 2.32
Tes Formatif 2 ……………………………..…….............................. 2.32
Kegiatan Belajar 2:
Siklus Personalia ................................................................................. 3.31
Latihan …………………………………………............................... 3.44
Rangkuman …………………………………..................................... 3.45
Tes Formatif 2 ……………………………..…….............................. 3.45
Kegiatan Belajar 2:
Siklus Pembiayaan ............................................................................. 4.19
Latihan …………………………………………............................... 4.36
Rangkuman ………………………………….................................... 4.37
Tes Formatif 2 ……………………………..…….............................. 4.38
Kegiatan Belajar 2:
Kecurangan Kas ................................................................................. 5.20
v
Kegiatan Belajar 2:
Jasa Lainnya dan Penugasan Atestasi ................................................ 6.20
Latihan …………………………………………............................... 6.31
Rangkuman ………………………………….................................... 6.32
Tes Formatif 2 ……………………………..…….............................. 6.33
Peta Kompetensi
Auditing IB/PAJA3435/2 sks
Kompetensi Umum:
Mahasiswa mampu memahami proses penyusunan perencanaan
audit untuk siklus utama dalam penugasan audit untuk memperoleh
bukti yang kompeten dan cukup
Modul 6
Menjelaskan mengenai tahapan penyelesaian audit serta
menguraikan jenis jasa lainnya yang dapat diberikan oleh kantor
akuntan publik
PE N DA H UL U AN
S iklus pendapatan dan piutang yang terjadi dalam perusahaan merupakan hal
penting untuk diyakini kewajarannya oleh auditor, tidak saja karena
pendapatan merupakan faktor utama yang menentukan dalam pembentukan laba
rugi perusahaan, tetapi juga pendapatan pada umumnya menyangkut transaksi
dalam jumlah yang banyak dan memiliki keterkaitan yang erat dengan
kelompok akun lain. Hal ini tentu saja membuat risiko audit yang dihadapi
auditor dalam setiap penugasan audit yang diterimanya menjadi tinggi.
Modul ini membahas aplikasi prosedur-prosedur audit yang diterapkan
pada saat melakukan audit terhadap siklus pendapatan dan disusun dalam suatu
audit program, bukti-bukti audit yang diharapkan diperoleh dengan kualitas dan
kecukupan jumlah yang memadai serta dapat diandalkan dalam pengambilan
kesimpulan akhir dari audit yang dilaksanakan. Perancangan audit prosedur
yang baik akan menjamin keberhasilan auditor dalam melakukan proses audit
yang terbaik dalam setiap penugasan yang dilakukannya.
Setelah mempelajari modul ini mahasiswa diharapkan dapat:
1. memperoleh pemahaman mengenai proses bisnis perusahaan yang
menghasilkan pendapatan;
2. memperoleh pemahaman mengenai cara menilai pengendalian internal dan
mampu menentukan risiko yang berkaitan dengan pendapatan dan piutang
usaha;
3. menyusun program audit untuk siklus pendapatan dan piutang usaha.
Kegiatan Belajar 1
A. SIKLUS PENDAPATAN
Siklus pendapatan dan penerimaan kas pada suatu entitas usaha akan
berbeda satu dengan yang lainnya. Perbedaan tersebut terjadi terkait dengan sifat
dasar atau jenis kegiatan yang dilakukan oleh entitas usaha itu sendiri.
Pendapatan pada perusahaan jasa akan berbeda dengan perusahaan dagang.
Demikian pula pendapatan pada perusahaan manufaktur, akan berbeda dengan
kedua jenis usaha yang disebutkan terdahulu.
Dalam proses pencatatan transaksi pendapatan, terdapat sejumlah akun yang
biasanya dipergunakan oleh entitas usaha terkait dengan proses akuntansi
1.4 Auditing IB
Tabel 1.1
Fungsi, Dokumen dan Catatan Siklus Penjualan dan Penerimaan Kas
Selain potongan penjualan, pada transaksi jual beli dapat juga terjadi retur
atau pengembalian barang. Retur dapat terjadi karena barang yang diterima oleh
pembeli tidak sesuai pesanan atau karena barang tersebut cacat. Saat barang
tidak sesuai dengan pesanan, pada umumnya penjual memberikan pilihan,
apakah akan di retur atau diterima namun penjual akan memberikan potongan
(allowances) tambahan sebagai kompensasi pembeli mau menerima barang
yang tidak sesuai spesifikasinya dengan pesanan.
Hubungan antarrekening yang berkaitan dalam siklus pendapatan pada
perusahaan dagang adalah dapat dilihat pada Gambar 1.1 sebagai berikut.
Penjualan Kas
Penjualan xxx
tunai
Piutang Usaha
Penjualan
kredit Potongan Tunai
Debit Kredit
Penghapusan
piutang tak
tertagih Retur Penjualan dan
Penyisihan
Saldo akhir
Debit Kredit
Penyisihan piutang tak
tertagih xxx
Debit Kredit
Beban Piutang Tak
Penghapusan Saldo awal
Tertagih
piutang tak
tertagih Taksiran
Debit Kredit beban
piutang tak
xxx tert`agih
Saldo akhir
Gambar 1.1
Keterkaitan antar Akun Pada Siklus Pendapatan
PAJA3435/MODUL 1 1.7
Tujuan utama dari audit terhadap siklus pendapatan adalah agar auditor
mendapatkan bukti yang cukup dan kompeten dalam membuktikan kewajaran
pada setiap asersi laporan keuangan yang signifikan terkait dengan transaksi-
transaksi dan saldo-saldo akun pendapatan perusahaan. Mengulang dari bagian
mengenai asersi manajemen, terdapat lima kategori asersi manajemen yang
berkaitan dengan tujuan audit khusus siklus pendapatan.
Perusahaan yang bergerak pada bidang perdagangan memperoleh
pendapatan melalui penjualan yang dilakukan baik secara tunai maupun secara
kredit kepada pelanggannya. Pada transaksi penjualan tunai perusahaan akan
langsung menerima kas pada akhir setiap transaksinya. Tidak demikian halnya
pada penjualan yang dilakukan secara kredit atau tidak tunai, yang tidak jarang
pada perusahaan dagang nilainya jauh lebih besar dibandingkan dengan
penjualan tunai, penjualan kredit yang terjadi akan diikuti dengan terjadinya
piutang usaha yang kemudian akan ditagihkan kepada para pembelinya sesuai
dengan perjanjian yang disepakati pada saat penjualan terjadi.
Penjualan barang dan jasa yang dilakukan secara kredit oleh perusahaan
menghadapi risiko yang terjadi karena penjualan kredit itu sendiri, yaitu adanya
risiko piutang yang ada dari transaksi penjualan tidak dapat dibayar oleh para
pelanggannya. Sesuai standar akuntansi keuangan yang berlaku umum,
perusahaan dituntut untuk dapat melakukan penilaian terhadap tingkat
ketertagihan piutang dan membentuk penyisihan terhadap piutang-piutang yang
memiliki kemungkinan tidak dapat tertagih. Auditor pada saat mengaudit siklus
penjualan dituntut untuk dapat meyakini kewajaran saldo piutang tersebut.
Untuk mencapai setiap tujuan audit khusus, dalam rangka menilai asersi
manajemen pada siklus pendapatan, auditor membuat perencanaan dan
menggunakan berbagai prosedur audit yang akan dilakukan dalam pengujian
yang disusun dalam suatu audit program. Audit prosedur yang dipilih bervariasi
untuk setiap tujuan audit khusus.
Tabel 1.2 berikut memberikan gambaran mengenai keterkaitan antara
asersi, jenis pengujian transaksi atau pengujian saldo, serta tujuan audit khusus
pada perusahaan dagang. Kode pada setiap tujuan audit khusus menggambarkan
kategori asersi yang diuji, E untuk eksistensi, K untuk Kelengkapan, PA untuk
Penilaian atau alokasi, HK untuk hak dan kewajiban, serta PP untuk penyajian
dan pengungkapan.
1.8 Auditing IB
Tabel 1.2
Tujuan Audit Khusus untuk Siklus Pendapatan
Kategori Kelompok
Tujuan Audit Khusus
Asersi pengujian
Eksistensi atau Transaksi Catatan transaksi penjualan telah menggambarkan
keterjadian seluruh barang atau jasa yang terjual pada periode yang
diaudit (E1).
Catatan transaksi penerimaan kas telah merepresentasi-
kan seluruh kas yang diterima periode audit (E2).
Pencatatan penyesuaian penjualan telah menggambar-
kan potongan penjualan, retur penjualan dan
pencadangan serta piutang yang tak dapat ditagih (E3).
Saldo Piutang usaha mencerminkan nilai transaksi yang terjadi
dengan pelanggan pada tanggal neraca (E4).
Kelengkapan Transaksi Seluruh penjualan (K1), penerimaan kas (K2), dan
penyesuaian penjualan (K3) yang terjadi selama periode
telah dicatat.
Saldo Saldo piutang usaha menyajikan seluruh hak tagih
perusahaan (K4)
Penilaian atau Transaksi Seluruh penjualan (PA1) dan penerimaan kas (PA2) serta
Alokasi penyesuaian penjualan (PA3) telah dinilai sesuai dengan
SAK, telah di jurnal, dijumlahkan dan di posting secara
benar.
Saldo Saldo piutang usaha telah mencerminkan seluruh tagihan
(gross claims) kepada pelanggan pada tanggal neraca
dan telah cocok dengan jumlah buku pembantu piutang
(PA4).
Nilai penyisihan piutang tak tertagih telah menyajikan
estimasi yang wajar antara nilai piutang dengan nilai
piutang yang dapat direalisasikan (PA5).
Hak dan Transaksi Seluruh piutang yang tercatat merupakan hak perusahaan
Kewajiban (HK1) dan kas yang diterima (HK2) merupakan hasil dari
siklus pendapatan.
Saldo Saldo piutang usaha pada tanggal neraca merupakan hak
tagihan yang sah kepada entitas pelanggan. (HK3).
Penyajian dan Transaksi Catatan rinci mengenai penjualan (PP1), penerimaan kas
Pengungkapan (PP2) dan penyesuaian terhadap penjualan (PP3) telah
mendukung penyajian dan pengungkapan pada laporan
keuangan.
Saldo Catatan detail dari penjualan (PP4) telah diidentifikasikan
dan diklasifikasi secara memadai pada laporan keuangan.
Pengungkapan yang memadai terhadap piutang usaha
telah dibuat oleh perusahaan (PP5).
E. MATERIALITAS
Sumber:” Lies, Dammed Lies, and Managed Earnings” Fortune, August 2, 1999, p 75
dalam Boynton and Kell
Risiko bawaan atau inherent risk dari suatu akun akan mempengaruhi
luasnya pengujian yang akan dilakukan oleh auditor. Penilaian terhadap risiko
bawaan dipengaruhi oleh berbagai faktor yang terkait dengan sifat dari siklus
penjualan dan penerimaan piutang.
Berdasarkan sifatnya, auditor biasanya menetapkan risiko bawaan (inherent
risk) dalam siklus penjualan dan penerimaan piutang pada kelompok tinggi.
1.12 Auditing IB
Pemahaman terhadap pengendalian yang ada dan berjalan pada suatu entitas
sangat penting dalam proses audit. Pemahaman pengendalian yang ada akan
sangat menentukan tingkat risiko yang dihadapi oleh auditor sehingga
menentukan langkah yang akan ditetapkan oleh auditor dalam pelaksanaan
audit.
PAJA3435/MODUL 1 1.13
5. Monitoring
Monitoring terhadap saldo piutang dilakukan secara berkala dan dibuat
dalam suatu laporan bulanan penjualan kredit. Verifikasi internal diperlukan
untuk meyakinkan bahwa transaksi yang dicatat memang benar-benar terjadi
dan dicatat dalam nilai yang tepat dan benar. Monitoring terhadap proses
pencatatan dan penetapan saldo piutang dapat terlihat dari beberapa indikator,
antara lain sebagai berikut.
a. Klaim dari langganan/konsumen. Apabila sering terjadi klaim dari
pelanggan kepada perusahaan menandakan terdapat kelemahan dalam
sistem pencatatan piutang. Kelemahan yang terjadi mungkin terjadi sejak
proses otorisasi penjualan secara kredit.
b. Verifikasi internal. Proses verifikasi internal yang dilakukan terhadap setiap
transaksi penjualan yang terjadi, baik penjualan secara tunai maupun
penjualan secara kredit akan meningkatkan jaminan bahwa saldo piutang
disajikan secara benar.
c. Internal auditor. Adanya internal auditor yang melakukan pemeriksaan atas
saldo piutang dan kelengkapannya menjadi pendukung pengendalian yang
baik. Auditor internal melakukan pengujian atas saldo penjualan. Selain itu
auditor internal menguji besarnya penyisihan dan tingkat kewajaran
penyisihan yang terjadi.
Tabel 1.3
Aktivitas Pengendalian
Gambar 1.2
Alur Metodologi Perancangan Audit Program Pendapatan
LAT IH A N
1) Untuk dapat menjawab pertanyaan nomor 1 ini coba Anda baca kembali
Kegiatan Belajar 1 perihal pendapatan dan siklus pendapatan
2) Agar dapat menjawab pertanyaan nomor 2 ini Anda harus kembali
mempelajari uraian Kegiatan Belajar 1 perihal sifat siklus pendapatan.
3) Untuk dapat menjawab pertanyaan nomor 3 ini Anda harus kembali
mempelajari Kegiatan Belajar 1 perihal tujuan audit siklus pendapatan.
1.20 Auditing IB
R A NG KU M AN
TES F OR M AT IF 1
Kegiatan Belajar 2
Tabel 1.3
Pengujian Substantif untuk Asersi-asersi Piutang Usaha
Pengujian substantif untuk piutang usaha yang termasuk dalam kategori ini
terbagi menjadi dua hal, yaitu (1) konfirmasi piutang usaha dan prosedur-
prosedur tindak lanjutnya, dan (2) prosedur-prosedur untuk menilai kecukupan
rekening cadangan kerugian piutang.
1. Konfirmasi Piutang
Konfirmasi piutang usaha adalah komunikasi tertulis secara langsung antara
masing-masing debitur (pelanggan) dengan auditor. Seperti telah disinggung di
atas, pengujian substantif ini merupakan prosedur yang lazim digunakan auditor.
Prosedur Audit Berlaku Umum. Konfirmasi atas piutang usaha merupakan
prosedur audit yang berlaku umum. SA 330.04 (PSA No.07) menyatakan bahwa
pada umumnya dianggap bahwa bukti yang diperoleh dari pihak ketiga akan
memberikan bukti audit yang bermutu lebih tinggi kepada auditor dibandingkan
dengan bukti yang diperoleh dari dalam satuan usaha yang diaudit. Oleh karena
1.30 Auditing IB
itu, terdapat anggapan bahwa auditor akan meminta konfirmasi piutang usaha
dalam suatu audit, kecuali jika terdapat salah satu dari keadaan berikut ini.
a. Piutang usaha merupakan jumlah yang tidak material dalam laporan
keuangan.
b. Penggunaan konfirmasi tidak akan efektif.
c. Gabungan tingkat risiko bawaan dan risiko pengendalian yang ditetapkan
auditor pada tingkat yang rendah, dan tingkat yang ditetapkan berkaitan
dengan bukti yang diharapkan untuk diperoleh dari prosedur analitis atau
pengujian substantif rinci, telah cukup untuk mengurangi risiko audit ke
tingkat yang cukup rendah untuk asersi laporan keuangan yang
bersangkutan.
tersendiri, walaupun bisa juga dijadikan satu dengan laporan bulanan untuk
pelanggan, sedangkan konfirmasi negatif biasanya dikirim sebagai satu kesatuan
dengan laporan piutang bulanan.
Bentuk positif pada umumnya menghasilkan bukti yang lebih baik, karena
dalam konfirmasi negatif bila responden tidak menjawab maka saldo dianggap
benar, padahal ada kemungkinan debitur tidak acuh terhadap permintaan
konfirmasi atau tidak menanggapi permintaan untuk memberitahukan adanya
perbedaan.
Bentuk konfirmasi mana yang akan digunakan tergantung pada
pertimbangan profesional auditor. Dalam mengambil keputusan, auditor harus
mempertimbangkan tingkat risiko deteksi yang diterapkan serta komposisi
saldo-saldo debitur.
1.32 Auditing IB
PT ABC
Jalan Margacinta No. 4
Bandung
PT Papandayan Indah
Jalan Gatot Subroto No. 6
Jakarta
Dengan hormat,
Sehubungan dengan audit atas laporan keuangan kami, mohon
dikonfirmasikan secara langsung kepada auditor kami
Kantor Akuntan Cayo, Jacko dan Rekan
Jalan Kampus No. 2 Bandung
Tentang saldo kewajiban Saudara kepada kami per 31 Desember 2011,
sebagaimana tersebut di bawah ini.
Surat ini bukan surat tagihan; mohon tidak mengirimkan bukti
pembayaran kepada auditor kami. Kesediaan Saudara sangat kami hargai.
Amplop untuk jawaban, kami lampirkan bersama surat ini.
Terima kasih.
Irma Sulistiyani
Kontroler
------------------------------ potong di sini -------------------------------------------
Kantor Akuntan Cayo, Jacko & Rekan
Jalan Kampus No. 2
Bandung
Saldo kewajiban kami sebesar Rp. 16.421.080,00 per 31 Desember 2011
adalah benar kecuali mengenai hal di bawah ini:
______________________________________________________________
______________________________________________________________
______________________________________________________________
Tanggal_______________________ ______________________
Td. Tangan_____________
Nama Terang___________
Gambar 1.3
Formulir Permintaan Konfirmasi Positif
PAJA3435/MODUL 1 1.33
Gambar 1.4
Konfirmasi Piutang Negatif
mengirim konfirmasi kedua atau permintaan tambahan kepada para debitur yang
tidak memberi jawaban atas konfirmasi pertama.
Saat dan Banyaknya Permintaan Konfirmasi. Apabila tingkat risiko
deteksi rendah, auditor biasanya mengirimkan permintaan konfirmasi piutang
pada tanggal neraca. Pada tingkat risiko deteksi tinggi, tanggal pengiriman
konfirmasi bisa dipilih satu atau dua bulan lebih awal. Dalam hal demikian,
auditor seringkali harus melakukan pemeriksaan berupa pencocokan ke
dokumen atas perubahan material antara tanggal konfirmasi dengan tanggal
neraca dan mungkin memilih untuk mengkonfirmasi ulang rekening piutang
yang menunjukkan perubahan tidak biasa.
Banyaknya permintaan konfirmasi, atau ukuran sampel, berbanding terbalik
dengan salah satu dari faktor-faktor berikut. (1) Tingkat risiko deteksi bisa
diterima (untuk pengujian detil) untuk asersi-asersi yang diperiksa,
(2) Banyaknya pengujian substantif lain yang digunakan untuk mencapai tingkat
risiko deteksi tersebut, dan (3) Salah saji bisa di toleransi untuk piutang usaha.
Penggunaan konfirmasi negatif memerlukan ukuran sampel yang lebih besar
dibandingkan dengan konfirmasi positif.
Pengawasan atas Permintaan Konfirmasi Auditor harus mengawasi semua
tahapan dalam proses konfirmasi. Hal ini berarti:
1. menentukan bahwa jumlah, nama, dan alamat pada konfirmasi cocok
dengan data mengenai hal yang sama dalam rekening pelanggan;
2. menjaga penyimpanan konfirmasi sampai konfirmasi tersebut diposkan;
3. menggunakan amplop jawaban konfirmasi yang sudah disediakan dengan
alamat yang sudah tercetak tertuju pada kantor akuntan publik yang
bersangkutan;
4. menangani sendiri pemasukan surat konfirmasi ke dalam amplop dan
mengirimkannya melalui pos;
5. mewajibkan pengiriman jawaban langsung kepada auditor.
Pemeriksaan
(Lebih) Penerimaan
No Nilai per Nilai per Kurang Kemudian
Konf. Pelanggan Nilai Buku Konfirmasi Audit Saji S/d 28-1-12
1 PT Agung 43.840.000 43.480.000 43.480.000
2 PT Bumi 14.001.270 14.001.270 14.001.270
Karsa
3 Fa. Carita 63.199.960 63.199.960 63.199.960
4 CV Delima 116.823.140 116.823.140 116.823.140
5 UD 86.685.210 77.268.250 77.268.250 (9.416.960)
Erlangga
- - - -
- - - -
- - - -
60 PT 32.461.120 32.461.120 4.071.430
Waringin
Total 470.847.920 414.968.570 461.430.960 (9.416.960)
Gambar 1.5
Kertas Kerja Pengawasan Konfirmasi
Dua prosedur alternatif yang biasa dilakukan auditor dalam hal konfirmasi
piutang adalah memeriksa penerimaan kas pada periode berikutnya dan
mencocokkan ke dokumen (faktur penjualan) saldo piutang yang ada pada akhir
tahun.
Memeriksa Penerimaan Kas pada Periode Berikutnya. Bukti terbaik
tentang keberadaan dan kolektibilitas adalah penerimaan pembayaran dari
debitur. Sebelum auditor menarik kesimpulan tentang hasil kerja lapangan audit,
klien mungkin telah menerima pembayaran dari banyak debitur sebagai
pelunasan atau angsuran utang mereka yang ada pada tanggal konfirmasi.
PAJA3435/MODUL 1 1.37
Adanya bukti bahwa debitur klien telah melakukan pembayaran atas kewajiban
yang ada pada tanggal neraca menguatkan keberadaan dan kolektibilitas
rekening piutang.
Melakukan Pencocokan ke Dokumen Pendukung untuk Saldo Akhir
Piutang. Prosedur ini dilakukan atas saldo-saldo rekening yang membentuk
saldo akhir piutang per tanggal konfirmasi yang tidak memberi jawaban atas
permintaan konfirmasi.
Meringkas dan Mengevaluasi Hasil. Kertas kerja auditor harus berisi
ringkasan hasil jawaban konfirmasi. Ringkasan tersebut sebaiknya menunjukkan
data berikut.
a. Jumlah dan nilai rupiah konfirmasi yang dikirimkan.
b. Bagian dari total populasi yang dicakup oleh sampel.
c. Hubungan antara nilai per audit dengan nilai per buku yang dicakup oleh
sampel.
LAT IH A N
R A NG KU M AN
TES F OR M AT IF 2
4) Bilamana piutang terdiri dari banyak rekening dengan saldo relatif kecil,
konfirmasi negatif piutang usaha layak digunakan apabila pengendalian
intern ….
A. kuat, dan para responden yang menerima konfirmasi diperkirakan akan
bersedia menerima jawaban
B. lemah, dan para responden yang menerima konfirmasi diperkirakan
akan bersedia memberi jawaban
C. lemah, dan para responden yang menerima konfirmasi diperkirakan
akan tidak tertarik untuk memberi jawaban
D. kuat, dan para responden yang menerima konfirmasi diperkirakan akan
tertarik untuk memberi jawaban
Nomor
Jenis Konsumen Jenis Konfirmasi
Kelompok
1 Grosir Positif
2 Pengecer - belum lewat waktu Negatif
3 Pengecer - lewat waktu Positif
Tes Formatif 1
1) C. Siklus pendapatan diawali dengan terjadinya penjualan/pertukaran
barang atau jasa baik secara tunai ataupun kredit dan kemudian diakhiri
dengan penerimaan kas oleh perusahaan.
2) D. Lihat Tabel 1.1 untuk tujuan audit terhadap asersi manajemen.
3) D. Lihat bagian pertimbangan auditor terhadap cost and benefit dalam
melakukan uji pengendalian (test of controls).
4) C. Lihat bagian 5, Pemahaman proses bisnis klien dapat diperoleh dari:
mempelajari kertas kerja audit tahun lalu dan pedoman sistem
penjualan, melakukan walk through test yaitu mengecek dokumen dan
catatan, melakukan observasi pengendalian internal dan pengajuan
pertanyaan menggunakan kuesioner pengendalian internal.
5) D. Lihat bagian pembahasan materialitas, ketiga jawaban A, B, dan C
merupakan bagian dari pertimbangan materialitas.
Tes Formatif 2
1) D. Prosedur konfirmasi dilakukan auditor untuk mendapatkan saldo utang
ataupun piutang pada akhir tahun, sehingga permintaan konfirmasi
dikirimkan dalam waktu satu bulan pada akhir tahun buku.
2) D. Dalam pendekatan neraca, daftar umur piutang digunakan untuk
menilai besarnya kerugian piutang yang tidak dapat ditagih.
3) A. Penentuan kecukupan cadangan piutang yang tidak dapat ditagih
berdasarkan pendapat manajer kredit tidak dapat diandalkan karena
bersifat subjektif dan tidak memiliki dasar yang kuat.
4) D. Penggunaan konfirmasi negatif pada saat pengendalian intern kuat, dan
para responden yang menerima konfirmasi diperkirakan akan bersedia
menerima jawaban. pihak yang dikonfirmasi yang memiliki saldo yang
tidak sesuai diharapkan akan membalas surat konfirmasi.
5) A. Konfirmasi positif akan lebih cepat direspons oleh penerima yang
memiliki utang belum lewat waktu jatuh tempo. Konfirmasi negatif
memiliki tingkat respons yang rendah karena hanya yang saldonya
tidak sesuai yang akan membalas.
1.44 Auditing IB
Daftar Pustaka
Arens, Elder and Beasley. (2008). Auditing and Assurance Services, 12th
Edition. Prentice Hall, Inc.
Boynton, Johnson, Kell. (2006). Modern Auditing, 8th Edition. John Wiley &
Sons, Inc.
PE N DA H UL U AN
Kegiatan Belajar 1
Siklus Pengeluaran
Macam-macam biaya
Gambar 2.1
Pembelian dan Pengeluaran Kas
B. TUJUAN AUDIT
Tabel 2.1
Tujuan Khusus Audit untuk Siklus Pengeluaran
Kategori Kelompok
Tujuan Audit Khusus
Asersi pengujian
Eksistensi atau Transaksi Pembelian dalam catatan pembukuan mencerminkan
keterjadian barang, jasa dan aset produktif yang diterima selama
periode bersangkutan (E1)
Transaksi pengeluaran kas dalam pembukuan
dilakukan selama periode yang bersangkutan kepada
pemasok dan kreditur (E2)
Saldo Utang dagang dalam catatan pembukuan
mencerminkan jumlah utang perusahaan per tanggal
neraca (E3)
Kelengkapan Transaksi Semua pembelian (L1) dan pengeluaran kas (L2) yang
terjadi selama periode yang diperiksa telah dicatat
Saldo Utang dagang meliputi semua jumlah yang terutang
kepada pemasok untuk barang dan jasa per tanggal
neraca (L3)
Hak dan Transaksi Perusahaan mempunyai kewajiban membayar yang
Kewajiban diakibatkan transaksi pembelian (HK1)
Saldo Utang dagang adalah kewajiban perusahaan per
tanggal neraca (HK2)
Penilaian atau Transaksi Semua transaksi pembelian (NA1) dan pengeluaran
Pengalokasian kas (NA2) dinilai sesuai dengan prinsip akuntansi
berlaku umum dan di jurnal, diringkas, dan dibukukan
dengan benar
Saldo Utang dagang dinyatakan dalam jumlah yang benar
(NA3).
Saldo biaya yang bersangkutan sesuai dengan prinsip
akuntansi berlaku umum (NA4)
Penyajian dan Transaksi Detil pembelian (SU1) dan pengeluaran kas (SU2)
Pengungkapan mendukung penyajiannya dalam laporan keuangan
termasuk pengklasifikasian dan pengungkapan yang
bersangkutan
Saldo Utang dagang (SU3) dan biaya yang bersangkutan
(SU4) diidentifikasi dan dikelompokkan dengan benar
dalam laporan keuangan.
Pengungkapan yang memadai mengenai komitmen,
utang bersyarat, penjaminan, dan utang dengan pihak
yang mempunyai hubungan istimewa (SU5) telah
dilakukan
2.6 Auditing IB
Situasi pada contoh di atas akan sangat berbeda dengan kondisi pada
perusahaan manufaktur penghasil barang peralatan rumah tangga seperti
misalnya mesin cuci, lemari es, dan sejenisnya. Perusahaan semacam ini
harus membeli bahan baku berupa lempengan baja, aluminium, karet, plastik,
dan sejumlah komponen seperti motor, kompresor, klep, dan komponen
lainnya. Baik pembelian maupun produksi sendiri merupakan proses yang
sama pentingnya dan amat berperan dalam menunjang keberhasilan
perusahaan. Persediaan dan utang harus stabil sepanjang masa. Karena gaji
dan biaya konversi merupakan bagian dari harga pokok penjualan yang amat
penting, utang dagang tidak begitu erat korelasinya dengan harga pokok
penjualan. Perusahaan bisa memerlukan waktu 45 hari untuk memproduksi
dan mengembalikan lagi persediaannya, sementara utang harus dibayar
dalam waktu 30 hari.
Pemahaman tentang bisnis dan bidang usaha akan membantu auditor
dalam memahami risiko bisnis klien. Selanjutnya hal itu akan membantu
auditor dalam mempertimbangkan:
1. materialitas siklus pengeluaran bagi pemakai laporan keuangan;
2. risiko bawaan dalam siklus pengeluaran;
3. pengendalian intern yang seharusnya ada untuk menghadapi risiko bisnis
tersebut.
1. Materialitas
Siklus pengeluaran merupakan proses utama dalam banyak bidang usaha
dan pada umumnya jumlah serta volume transaksi siklus ini memiliki risiko
salah saji material yang tinggi. Gambar 2.1 menunjukkan bahwa transaksi-
transaksi dalam siklus ini mempengaruhi lebih banyak akun/rekening
dibandingkan dengan siklus lainnya. Sejumlah akun, seperti persediaan,
tanah, gedung dan peralatan, dan jenis-jenis biaya tertentu kadang secara
individual mencerminkan jumlah yang material terhadap laporan keuangan.
Oleh karena itu, auditor biasanya menghendaki tingkat risiko pengendalian
yang rendah karena transaksi-transaksi siklus pengeluaran merupakan sumber
terjadinya salah saji material dalam laporan keuangan.
Pertimbangan kedua adalah mengenai biaya yang dibutuhkan untuk
mendeteksi kekeliruan. Sistem akuntansi berbasis komputer harus mampu
untuk memilah pengeluaran menurut kelompok biaya dan menurut besarnya
transaksi, jumlah total, serta rata-ratanya. Oleh karena pemasok ingin
memperoleh pembayaran, maka biaya untuk mendeteksi kekeliruan pada
utang dagang tidak sebesar biaya untuk mendeteksi kekeliruan dalam piutang
dagang dan persediaan. Itulah sebabnya alokasi jumlah materialitas ke siklus
pengeluaran dan utang dagang biasanya lebih kecil.
PAJA3435/MODUL 2 2.7
3. Prosedur Analitis
Pengujian analitis efektif dalam mengidentifikasi rekening-rekening
siklus pengeluaran yang salah saji. Risiko prosedur analitis adalah elemen
risiko deteksi berupa kegagalan prosedur tersebut untuk mendeteksi
kekeliruan material. Seperti telah disinggung di atas, prosedur analitis adalah
prosedur yang sangat murah. Sejumlah contoh prosedur analitis yang dapat
diterapkan pada siklus pengeluaran dapat dilihat pada Tabel 2.2.
Tabel 2.2
Prosedur Analitis yang Umum Digunakan Dalam Audit atas Siklus Pengeluaran
Seperti halnya dalam audit atas bidang-bidang yang lain, dalam audit
atau siklus pengeluaran auditor juga dituntut untuk memahami kelima
komponen pengendalian intern yang berkaitan dengan siklus ini. Pemahaman
auditor tentang komponen-komponen pengendalian intern diperoleh melalui
review atas pengalaman klien di waktu yang lalu (bila hal itu sesuai untuk
dilakukan), mengajukan pertanyaan kepada manajemen dan personil klien
lainnya, observasi aktivitas dan keadaan, inspeksi dokumen, catatan, buku
pedoman, dan sebagainya. Pemahaman tersebut harus didokumentasikan
dalam bentuk daftar pertanyaan yang telah diisi, bagan alir, atau
memorandum naratif.
Komponen pengendalian intern tersebut adalah:
1. lingkungan pengendalian (control environment);
2. aktivitas pengendalian (control activities);
3. perhitungan risiko manajemen (risk assesment);
4. informasi dan komunikasi/sistem akuntansi (information and
communication);
5. pemantauan (monitoring).
2.10 Auditing IB
2. Fungsi-fungsi
Pengolahan transaksi pembelian melibatkan fungsi-fungsi pembelian berikut.
a. Permintaan pembelian. Permintaan perusahaan untuk bertransaksi
dengan perusahaan lain, meliputi:
1) mencantumkan nama pemasok dalam daftar pemasok yang telah
disetujui;
2) mengajukan permintaan barang dan jasa;
3) membuat order pembelian.
b. Penerimaan barang dan jasa. Penerimaan fisik barang atau pengiriman
kembali barang, meliputi:
1) menerima barang;
2) menyimpan barang yang diterima dalam persediaan di gudang;
2.12 Auditing IB
Mengawali Masukan
Data Program Order:
Pembelian Melakukan pengujian batas
(limit); mengecek otorisasi;
File Order
mencetak order pembelian
Terbuka
Order
Pembelian
Perbedaan antara
Penerimaan Barang kuantitas dipesan
& Jasa dengan kuantitas
diterima
File
Program Utang Dagang;
Penerimaan
Order Pembelian Mendapatkan data penerimaan;
belum dipenuhi Mencocokkan dengan faktur dari
pemasok; mengecek pengeditan;
memasukkan data ke file
tran saksi pembelian
Faktur dari
Pemasok File Transaksi
Pembelian
Masukan
Data
Magister Voucher
Laporan
Penyimpangan
Buku Besar File Induk
Utang
Lap. Pembelian Dagang
Mingguan
Gambar 2.2
Pengolahan Transaksi Pembelian
PAJA3435/MODUL 2 2.15
2. Fungsi-fungsi
Fungsi pengeluaran kas adalah proses yang dilakukan perusahaan
sehubungan dengan penerimaan barang dan jasa dari pihak lain. Fungsi
pengeluaran kas biasanya meliputi pembayaran utang dan pada saat yang
bersamaan juga melakukan pencatatan pengeluaran kas.
Voucher telah
File Induk
saatnya dibayar
Utang
D agang
Cek
Jurnal
Pengeluaran File Induk Program Pemutahiran:
Kas Pemutahiran File-file induk
mencetak jurnal penjualan; Buku
Besar; Laporan Bulanan
File Induk Buku
Buku Besar Besar
Laporan
Penyimpangan
File Induk
Perubahan utang
Dagang
File induk
Ikhtisar Utang Dagang
Pengecekan
harian
Gambar 2.3
Transaksi Pengeluaran Kas
2.18 Auditing IB
LAT IH A N
1) Untuk dapat menjawab pertanyaan nomor 1 ini coba Anda baca kembali
Kegiatan Belajar 1 perihal sifat siklus pengeluaran.
2) Agar dapat menjawab pertanyaan nomor 2 ini Anda harus kembali
mempelajari uraian Kegiatan Belajar 1 perihal sifat siklus pengeluaran.
3) Untuk dapat menjawab pertanyaan nomor 3 ini Anda harus kembali
mempelajari Kegiatan Belajar 1 perihal risiko bawaan.
4) Agar dapat menjawab pertanyaan nomor 4 ini Anda harus kembali
mempelajari uraian Kegiatan Belajar 1 perihal fungsi-fungsi dalam
transaksi pembelian.
5) Untuk dapat menjawab pertanyaan nomor 5 ini Anda harus kembali
mempelajari Kegiatan Belajar 1 perihal prosedur analitis yang umum
digunakan dalam audit atas siklus pengeluaran.
R A NG KU M AN
TES F OR M AT IF 1
2) Manakah dari akun berikut ini yang tidak termasuk ke dalam transaksi
dalam siklus pengeluaran ....
A. persediaan
B. biaya dibayar di muka
C. utang usaha
D. beban piutang tak tertagih
2.20 Auditing IB
Kegiatan Belajar 2
Tabel 2.3
Pengujian Substantif untuk Asersi-Asersi Utang Dagang
B. PROSEDUR-PROSEDUR AWAL
C. PROSEDUR ANALITIS
Pengujian ini meliputi dua kategori, yaitu (1) konfirmasi utang dagang,
dan (2) rekonsiliasi utang yang tidak dikonfirmasi dengan laporan bulanan
yang diterima dari pemasok klien.
(2) bukti eksternal berupa faktur dan laporan bulanan dari penjual biasanya
sudah tersedia untuk sebagian besar utang. Seperti halnya dalam audit atas
piutang dagang, auditor arus mengawal pembuatan dan pengiriman
permintaan konfirmasi dan harus menerima jawaban secara langsung dari
responden.
Konfirmasi utang dagang biasanya berbentuk positif seperti nampak
dalam Gambar 2.4. Harap diperhatikan bahwa konfirmasi pada contoh
tersebut tidak menyebutkan jumlah utang yang harus dibayar. Dalam
mengkonfirmasi utang dagang, auditor menghendaki agar kreditur yang
menyebutkan jumlah terutang karena jumlah itu akan direkonsiliasi dengan
jumlah menurut catatan klien. Perlu diperhatikan pula bahwa auditor
meminta informasi mengenai komitmen pembelian dari klien dan jaminan
atas utang.
PT ABC
Jalan Arcamanik Indah No. 9
Bandung
4 Januari 2011
PT Mutiara
Jalan Dipatiukur No. 350
Bandung
Dengan Hormat,
Sehubungan dengan audit atas laporan keuangan kami untuk tahun
yang terakhir tanggal 31 Desember 2010, kami mohon kesediaan saudara
untuk menyampaikan informasi mengenai utang kami kepada saudara per
tanggal tersebut. Jawaban harap dikirimkan langsung kepada:
Hormat kami,
Gambar 2.4
Konfirmasi Utang Dagang
PAJA3435/MODUL 2 2.31
LAT IH A N
1) Asersi manakah yang paling penting bagi auditor dalam mengaudit utang
dagang? Mengapa?
2) Bagaimana prosedur audit awal untuk mendapatkan pemahaman tentang
bisnis bidang usaha klien?
3) Apa fungsi dari pengujian atas pisah batas (cut-off) transaksi pembelian?
4) Jelaskan secara singkat prosedur yang dilakukan untuk mendeteksi
adanya utang yang tidak dicatat!
5) Berbeda dengan konfirmasi piutang dagang, pengiriman konfirmasi
dalam audit terhadap utang dagang tidak merupakan prosedur yang harus
dilakukan auditor. Mengapa?
1) Untuk dapat menjawab pertanyaan nomor 1 ini coba Anda baca kembali
Kegiatan Belajar 2 perihal pengujian substantif atas utang dagang.
2) Agar dapat menjawab pertanyaan nomor 2 ini Anda harus kembali
mempelajari uraian Kegiatan Belajar 2 perihal tabel pengujian substantif
atas utang dagang.
3) Untuk dapat menjawab pertanyaan nomor 3 ini Anda harus kembali
mempelajari Kegiatan Belajar 2 perihal risiko bawaan.
4) Agar dapat menjawab pertanyaan nomor 4 ini Anda harus kembali
mempelajari uraian Kegiatan Belajar 2 perihal pendeteksian adanya
utang yang tidak dicatat.
5) Untuk dapat menjawab pertanyaan nomor 5 ini Anda harus kembali
mempelajari Kegiatan Belajar 2 perihal konfirmasi utang dagang.
2.32 Auditing IB
R A NG KU M AN
TES F OR M AT IF 2
Tes Formatif 1
1) A. Proses pengolahan transaksi pembelian melibatkan berbagai fungsi
yang terdiri dari:
a) permintaan pembelian;
b) penerimaan barang dan jasa;
c) pencatatan utang.
2) D. Akun-akun yang termasuk dalam siklus pengeluaran adalah:
a) persediaan barang dagangan;
b) persediaan bahan baku;
c) pembelian;
d) biaya dibayar di muka;
e) aset tetap;
f) aset lain-lain
g) utang dagang;
h) kas;
i) potongan pembelian;
j) retur pembelian.
Akun Beban Piutang Tak Tertagih bukan merupakan bagian dari
siklus pengeluaran melainkan siklus pendapatan.
3) A. Order pembelian adalah permintaan tertulis dari departemen
pembelian kepada penjual atau pemasok untuk membeli barang atau
jasa sebagaimana tertulis dalam order tersebut.
4) C. Rasio lancar merupakan proporsi antara aset lancar dan kewajiban
lancar.
5) C. Kesalahan dalam penghitungan beban bunga utang jangka panjang
bukan penyebab salah saji dalam siklus pengeluaran melainkan
siklus investasi dan pembiayaan.
Tes Formatif 2
1) C. Departemen pembelian harus mencocokkan informasi dalam faktur
dari penjual dengan laporan penerimaan barang dan order pembelian
agar barang yang dibeli benar-benar ada.
2) C. Audit terhadap utang biasanya lebih ditekankan pada asersi
kelengkapan, dan kurang pada asersi keberadaan atau keterjadian.
2.36 Auditing IB
Daftar Pustaka
Arens, Elder and Beasley. (2008). Auditing and Assurance Services, 12th
Edition. Prentice Hall, Inc.
Boynton, Johnson, Kell. (2006). Modern Auditing, 8th Edition. John Wiley &
Sons, Inc.
PE N DA H UL U AN
Kegiatan Belajar 1
Siklus Produksi
Siklus produksi saling berkaitan dengan tiga siklus berikut: (1) siklus
pengeluaran dalam hal pembelian bahan baku dan berbagai pengeluaran biaya
overhead, (2) siklus personalia dalam hal terjadi pengeluaran biaya tenaga kerja
produksi, dan (3) siklus pendapatan dalam hal penjualan barang jadi. Interaksi
ketiga siklus tersebut serta rekening-rekening yang bersangkutan dengan
transaksi produksi dapat dilihat pada Gambar 3.1. Perhatikan bahwa
pengkreditan atas rekening bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya
overhead, pendebetan atas rekening persediaan barang dalam proses, serta ayat
jurnal selanjutnya untuk mentransfer harga pokok barang yang selesai
dikerjakan dari barang dalam proses ke persediaan barang jadi diakibatkan oleh
transaksi-transaksi dalam siklus produksi. Akhirnya (walaupun hal ini sering
dipandang sebagai bagian dari siklus pendapatan) pemindahan harga pokok dari
persediaan barang jadi ke harga pokok penjualan didasarkan atas data harga
pokok yang dikumpulkan dalam siklus produksi.
3.4 Auditing IB
Bahan Baku
>
Pembelian Penggunaan
Bahan
Tenaga Kerja
Langsung Barang dalam proses
Overhead Pabrik
Harga Pokok Penjualan
·
>
Pembelian Overhead
· Penggajian Harga Pokok
yang
(tenaga Barang jadi Penjualan
diterapkan
kerja tidak Harga
langsung) pokok
produksi
selesai
Gambar 3.1
Keterkaitan antara Siklus Produksi dengan Siklus Lainnya
1. Tujuan Audit
Ada dua kelompok tujuan audit yang diuraikan dalam bahasan berikut,
yaitu: (1) tujuan audit atas kelompok transaksi yang berkaitan dengan transaksi-
transaksi produksi, dan (2) tujuan audit atas saldo rekening persediaan dan saldo
rekening harga pokok penjualan. Tujuan audit setiap kelompok tersebut dapat
dilihat pada Tabel 3.1.
PAJA3435/MODUL 3 3.5
Tabel 3.1
Tujuan Khusus Audit untuk Siklus Produksi
Tabel 3.2
Ikhtisar Data Statistik Industri Tertentu
Persentase
Jumlah Hari Jumlah Hari Jumlah Hari
Rata-rata
Perputaran Perputaran Perputaran
Industri Persediaan
Persediaan Persediaan Persediaan
Terhadap
(Kuartil Atas) (Rata-rata) (Kuartil Bawah)
Total Aset
Pengecer
bahan 27% 15 hari 21 hari 29 hari
makanan
Manufaktur
peralatan
32% 50 hari 78 hari 126 hari
rumah
tangga
Manufaktur
24% 29 hari 47 hari 110 hari
komputer
a. Risiko bawaan
Risiko bawaan untuk terjadinya salah saji dalam laporan keuangan yang
diakibatkan oleh transaksi-transaksi persediaan untuk perusahaan perhotelan
relatif rendah, karena persediaan bukan merupakan bagian yang material dalam
kegiatan utama perusahaan. Sebaliknya untuk perusahaan manufaktur atau
perusahaan dagang (grosir maupun pengecer), risiko pengendalian persediaan
seringkali ditetapkan pada tingkat maksimum atau mendekati maksimum karena
alasan-alasan berikut.
1) Volume transaksi-transaksi pembelian, produksi, dan penjualan yang
mempengaruhi rekening-rekening ini biasanya tinggi, sehingga
meningkatkan kemungkinan terjadinya salah saji.
2) Sering dijumpai berbagai masalah dalam pengidentifikasian, pengukuran,
dan pengalokasian biaya yang dibebankan ke persediaan seperti biaya
bahan tak langsung, biaya tenaga kerja, dan biaya overhead, biaya produksi
bersama, dan penyelesaian selisih biaya, akuntansi untuk barang cacat, serta
persoalan-persoalan akuntansi biaya lainnya.
3) Jenis persediaan yang sangat beraneka-ragam seringkali membutuhkan
prosedur khusus untuk menentukan kuantitas persediaan, bahkan kadang-
kadang dibutuhkan tenaga ahli untuk menetapkannya.
4) Persediaan kadang-kadang disimpan di gudang pada lokasi yang berbeda,
sehingga mempersulit pengawasan fisik terhadap kemungkinan pencurian
dan kerusakan, serta menyulitkan akuntansi atas perpindahan barang dari
lokasi yang satu ke lokasi yang lain.
3.8 Auditing IB
b. Prosedur analitis
Prosedur analitis adalah prosedur yang murah dan bisa memberi sinyal
kepada auditor tentang adanya salah saji yang potensial. Seperti telah
disebutkan di atas, apabila laporan keuangan yang akan diaudit menunjukkan
kecenderungan meningkatnya laba kotor dibarengi dengan adanya kenaikan
dalam jumlah hari perputaran persediaan, maka ada kemungkinan persediaan
telah lebih saji. Hal ini akan mengisyaratkan auditor untuk lebih meningkatkan
perhatiannya akan keberadaan dan penilaian persediaan.
Tabel 3.3 menunjukkan sejumlah contoh prosedur analitis disertai
penjelasan tentang masalah-masalah yang mungkin perlu diidentifikasi.
Prosedur ini akan sangat efektif dalam mengarahkan perhatian audit bila
terdapat kemungkinan terjadi salah saji.
Tabel 3.3
Prosedur Analitis yang Sering Digunakan dalam Mengaudit Siklus Produksi
Dalam sistem process costing, biaya dikumpulkan per departemen atau per
proses.
b. Pengendalian Manajemen
Pengendalian manajemen sering digunakan untuk memonitor setiap fungsi
yang telah di atas. Apabila manajemen telah mempertanggungjawabkan
penggunaan sumber daya pada setiap tahapan produksi, maka kemungkinan
terjadinya kekeliruan secara sengaja akan dapat dikurangi. Seperti telah
disebutkan di atas, manajemen biasanya akan memonitor dengan ketat
setiap order produksi, pemakaian bahan dan tenaga kerja, biaya produksi
keseluruhan, keberadaan, persediaan, dan persetujuan atas biaya standar.
PERENCANAAN DAN
PENGAWASAN GUDANG DEPARTEMEN GUDANG
PRODUKSI BAHAN BAKU PRODUKSI BARANG JADI
Gambar 3.2
Bagan Alir – Transaksi Produksi
cermat tingkat risiko deteksi yang bisa diterima dan merancang pengujian
substantif untuk asersi-asersi persediaan.
Tabel 3.4
Pengujian Substantif untuk Asersi-asersi Saldo Persediaan
2. Prosedur-Prosedur Awal
Prosedur awal yang penting adalah mendapatkan pemahaman tentang bisnis
dan bidang industri klien untuk merancang lingkup penilaian prosedur analitis
dan pengujian detil. Apabila klien merupakan perusahaan manufaktur, maka
auditor harus mengetahui komposisi biaya tetap dan biaya variabel dalam proses
produksi. Apabila produksi bersifat padat modal, maka dibutuhkan tingkat
aktivitas yang tinggi, mungkin antara 80-90% kapasitas produksi, agar
perusahaan bisa memperoleh laba. Bila klien adalah perusahaan pengecer, maka
perlu diketahui sumber pasokan barang dagangan dan peran klien dalam
pendistribusian barang-barang tersebut. Auditor juga harus memahami
perdagangan konsinyasi, baik dalam hal klien bertindak sebagai consignor
maupun sebagai consignee.
3. Prosedur-prosedur Analitis
Penerapan prosedur analitis dalam audit persediaan seringkali cukup luas,
seperti terlihat pada Tabel 3.3. Review pengalaman bidang usaha dan tren
bidang usaha diperlukan untuk membuat perkiraan-perkiraan yang akan
digunakan dalam mengevaluasi data analitis klien. Sebagai contoh, adanya
penurunan yang tajam dalam perputaran persediaan Auditor juga perlu
memahami dan mengevaluasi komposisi biaya produksi tetap dan biaya
produksi variabel, serta hubungan antara biaya, volume, dan laba kotor.
PT ABC
Pengujian Perhitungan Bahan Baku
31-12-201X
Halaman Persediaan Perhitungan
No. Berita Selisih
Nomor Keterangan Klien Audit
Label Acara
6531 15 1-42- Back plate 125√ 125
003
8340 18 1-83- ¼” Cooper 93√ 93
012 plate
1483 24 2-11- Single end 1231yd√ 1321 4yd
004 wire
4486 26 2-28- Copper tubing 220ft√ 220ft
811
3334 48 4-26- Side Plate 424√ 424
204
8502 64 7-44- ½” Cooper 276ft√ 276
310 wire
8844 68 7-72- 3/8” Cooper 419ft√ 419ft
460 wire
6295 92 3-48- Front plate 96√ 69 27
260 unit
Semua selisih telah dikoreksi oleh klien. Pengaruh bersih dari koreksi telah
menaikkan persediaan dengan Rp. 840.000,00. Total nilai persediaan yang diuji
perhitungannya dan ditelusur ke ikhtisar persediaan adalah Rp. 26.460.000,00 atau
22% dari keseluruhan persediaan. Menurut pendapat saya kesalahan itu dianggap
tidak material.
Gambar 3.3
Kertas Kerja Pengujian Perhitungan Persediaan
material yang ditemukan, dan (3) kesimpulan tentang ketelitian perhitungan dan
kondisi umum persediaan.
Apabila persediaan berjumlah material dan auditor tidak melakukan
pengamatan persediaan pada tanggal akhir tahun atau mendekati akhir tahun,
Standar Audit (SA) 331.06 menyatakan bahwa:
1) pengujian atas catatan akuntansi saja tidak cukup bagi auditor untuk
memperoleh keyakinan tentang kuantitas persediaan;
2) selalu diperlukan oleh auditor untuk melakukan, atau mengamati, beberapa
perhitungan fisik persediaan dan menerapkan pengujian yang memadai atas
transaksi yang terkait.
laba kotor atas persediaan. Namun demikian, prosedur ini hanya tepat digunakan
apabila auditor bisa memeriksa keabsahan (validitas) dan ketepatan persediaan
untuk periode yang diperiksa.
Pengaruh Terhadap Laporan Auditor. Apabila persediaan telah diamati
(diobservasi), auditor dimungkinkan untuk memberi pendapat wajar tanpa
pengecualian dalam laporan auditnya. Hal ini berlaku pula bila auditor telah
menggunakan prosedur pengujian substantif alternatif untuk memeriksa
persediaan awalnya. Namun apabila untuk persediaan awal tidak diperoleh bukti
yang cukup atau auditor tidak dapat melakukan pengamatan persediaan akhir,
maka auditor tidak dimungkinkan untuk menerbitkan laporan dengan pendapat
wajar tanpa pengecualian.
Penerapan untuk Asersi-asersi. Seperti halnya konfirmasi atas piutang
dagang, pengamatan atas perhitungan persediaan bisa menjadi bukti untuk
berbagai asersi. Pengujian ini merupakan sumber bukti utama mengenai
keberadaan persediaan. Selain itu, pengujian ini juga berkaitan dengan asersi-
asersi berikut.
Asersi Penjelasan
Kelengkapan Kuantitas lebih besar daripada catatan perpetual
menunjukkan bahwa catatan tidak lengkap.
Penilaian atau pengalokasian Kuantitas yang telah diamati merupakan dasar untuk
menghimpun total jumlah rupiah dalam daftar
persediaan.
Barang rusak atau barang usang yang telah diamati
dapat dinilai berdasarkan nilai bersih yang bisa di
realisasi
Pengamatan tidak bisa menjadi bukti untuk asersi hak dan kewajiban karena
barang yang ada di tangan bisa saja merupakan barang konsinyasi yang bukan
milik klien, atau bisa juga merupakan barang yang telah dibeli konsumen tetapi
belum dikirimkan oleh klien.
total nilai rupiah semua persediaan yang ada di tangan. Oleh karena daftar ini
akan menjadi dasar untuk membuat jurnal guna menyesuaikan persediaan
menurut catatan sehingga cocok dengan yang ada di tangan, maka auditor harus
melakukan pengujian tertentu untuk memastikan bahwa daftar telah dibuat
dengan benar dan mencerminkan hasil perhitungan fisik yang telah dilakukan.
Pengujian ketelitian pencatatan mencakup perhitungan ulang atas jumlah-
jumlah yang tercantum dalam daftar persediaan dan memeriksa ketelitian hasil
perkalian antara kuantitas dengan harga per unit yang biasanya dilakukan atas
suatu sampel tertentu. Untuk memastikan bahwa daftar telah secara tepat
mencerminkan hasil perhitungan, auditor menelusur hasil perhitungannya
sendiri ke daftar persediaan, dan mencocokkan setiap unsur dalam daftar ke
kartu perhitungan persediaan dan formulir perhitungan pada waktu dilakukan
perhitungan fisik. Hasil perhitungan fisik selanjutnya dibandingkan dengan
jumlah dalam catatan persediaan perpetual (bila memungkinkan) dan semua
perbedaan dicatat dan diselidiki serta ditelusur ke ayat jurnal penyesuaian.
Pengujian ini memberi bukti tentang asersi keberadaan atau keterjadian,
kelengkapan, dan penilaian atau pengalokasian.
LAT IH A N
1) Untuk dapat menjawab pertanyaan nomor 1 ini coba Anda baca kembali
Kegiatan Belajar 1 perihal sifat siklus produksi.
2) Agar dapat menjawab pertanyaan nomor 2 ini Anda harus kembali
mempelajari uraian Kegiatan Belajar 1 perihal aktivitas pengendalian
transaksi produksi.
3) Untuk dapat menjawab pertanyaan nomor 3 ini Anda harus kembali
mempelajari Kegiatan Belajar 1 perihal pengujian substantif saldo
persediaan mengenai prosedur analitis.
4) Agar dapat menjawab pertanyaan nomor 4 ini Anda harus kembali
mempelajari uraian Kegiatan Belajar 1 perihal pengujian substantif saldo
persediaan.
5) Untuk dapat menjawab pertanyaan nomor 5 ini Anda harus kembali
mempelajari Kegiatan Belajar 1 perihal pengujian substantif saldo
persediaan.
3.28 Auditing IB
R A NG KU M AN
TES F OR M AT IF 1
3. Auditor menguji apakah jam kerja pegawai sesuai dengan catatan waktu
seorang pegawai untuk suatu job tertentu dengan menggunakan
dokumen ….
A. kartu biaya
B. catatan persediaan perpetual
C. kartu waktu
D. permintaan bahan
5. Prosedur di bawah ini yang tidak tepat dilakukan auditor dalam rangka
melakukan observasi atas perhitungan fisik persediaan oleh klien adalah ….
A. melakukan pengujian persediaan harga pokok hasil produksi
B. menilai kondisi umum persediaan
C. melakukan sejumlah pengujian perhitungan dan menelusur jumlah
hasil pengujian perhitungan ke daftar persediaan
D. mencermati apakah pegawai klien telah mengikuti/menaati rencana
perhitungan yang telah ditetapkan
3.30 Auditing IB
Kegiatan Belajar 2
Siklus Personalia
Produksi Pembayaran
Gambar 3.4
Rekening-rekening yang terkait dengan Penggajian
1. Tujuan Audit
Tujuan khusus audit untuk siklus personalia dapat dilihat pada Tabel 3.5.
Prosedur-prosedur yang digunakan auditor untuk mencapai tujuan tersebut akan
diuraikan di bawah ini.
Tabel 3.5
Tujuan Khusus Audit untuk Siklus Personalia
1. Materialitas
Untuk perusahaan-perusahaan jasa seperti bank, perusahaan asuransi, dan
perusahaan-perusahaan profesional (misalkan kantor akuntan publik, kantor
penasihat hukum, dan sebagainya) jasa personalia biasanya merupakan salah
satu pos biaya yang besar. Pada lembaga-lembaga pendidikan, jasa personalia
pada umumnya merupakan pengeluaran yang utama. Perkembangan yang pesat
pada perusahaan-perusahaan jasa menyebabkan semakin pentingnya peranan
tenaga kerja, sehingga siklus jasa personalia pada banyak perusahaan
merupakan bidang audit yang material. Di pihak lain, saldo rupiah utang gaji
dan upah pada umumnya tidak begitu signifikan, namun pengungkapan yang
berkaitan dengan opsi saham dan program pensiun biasanya merupakan
pengungkapan yang material.
2. Risiko Bawaan
Auditor umumnya tidak begitu khawatir dengan asersi kelengkapan pada
siklus personalia, karena kebanyakan pegawai akan segera bereaksi untuk
menagih kepada majikannya jika mereka tidak dibayar tepat pada waktunya.
Namun kecurangan (asersi keberadaan atau keterjadian) merupakan masalah
besar bagi auditor. Kekurangan bisa terjadi pada dua tingkatan. Pegawai yang
terlibat dalam proses pembuatan daftar gaji bisa memasukkan nama-nama
pegawai fiktif dan selanjutnya mengalikan cek gaji yang dikeluarkan perusahaan
untuk kepentingan mereka.
Selain itu, program kesejahteraan pegawai berupa opsi saham, atau program
pensiun selain menyangkut jumlah rupiah yang besar dan perhitungan yang
rumit, juga menyangkut masalah pengungkapan yang tidak sederhana. Sebagai
kesimpulan dapat dikatakan bahwa risiko bawaan cukup tinggi untuk asersi
keberadaan atau keterjadian, penilaian atau pengalokasian, serta penyajian dan
pengungkapan.
3. Prosedur Analitis
Auditor biasanya akan melakukan prosedur analitis pada awal pelaksanaan
audit atas siklus personalia, karena prosedur ini cukup murah dibandingkan
PAJA3435/MODUL 3 3.35
dengan prosedur yang lain. Contoh prosedur analitis yang dapat dilakukan
auditor dapat dilihat pada Tabel 3.6. Prosedur analitis sangat bermanfaat dalam
mengidentifikasi kecurangan potensial seperti misalnya apabila gaji atau upah
kotor pegawai lebih tinggi dari jumlah yang diperkirakan auditor.
Tabel 3.6
Prosedur Analitis yang Sering Digunakan dalam Mengaudit Siklus Personalia
Persentase biaya Total biaya tenaga kerja : Pengujian kewajaran biaya tenaga
tenaga kerja terhadap total pendapatan kerja. Data ini biasanya
total pendapatan dibandingkan dengan data statistik
bidang usaha.
urusan ini, auditor harus mengerti pembagian tanggung jawab dan pencatatan
yang dilakukan antara perusahaan klien dengan perusahaan jasa dari luar
tersebut. Meskipun beberapa fungsi (misalnya penyelenggaraan catatan
personalia) dilakukan secara on-line, pembuatan daftar gaji dan upah biasanya
menyangkut pengolahan per batch. Dokumen-dokumen, catatan-catatan, file
data, fungsi-fungsi penggajian/pengupahan, dan pengendalian yang berkaitan
akan diuraikan kemudian.
Aktivitas monitoring yang berhubungan dengan penggajian/pengupahan
meliputi umpan balik dari pegawai berkaitan dengan masalah pembayaran,
umpan balik dari instansi pemerintah berkaitan dengan masalah pelaporan dan
pembayaran pajak penghasilan karyawan, penetapan keefektifan pengendalian
penggajian/pengupahan oleh auditor intern, dan pandangan komite audit tentang
kesalahan dalam hal kompensasi untuk pimpinan perusahaan.
d. Daftar gaji & upah. Daftar yang menunjukkan nama para pegawai,
pendapatan kotor, potongan-potongan, dan pembayaran bersih untuk suatu
periode. Daftar ini merupakan dasar untuk pembayaran kepada para
pegawai dan pencatatan gaji & upah.
e. Rekening bank-gaji & upah. Rekening giro yang dibuka di bank, khusus
untuk keperluan pembayaran gaji dan upah. Pada setiap periode
pembayaran, rekening ini diisi sebesar jumlah bersih gaji & upah yang
harus dibayar, dan bank akan mengurangi rekening ini sebesar cek-cek
yang diuangkan para pegawai di bank tersebut.
f. Cek gaji/upah. Perintah tertulis kepada bank untuk membayar sejumlah
tertentu kepada pegawai yang menunjukkan cek tersebut di bank. Cek ini
biasanya juga dilampiri dengan informasi tentang pendapatan kotor
pegawai serta potongan-potongan atas pendapatan pegawai yang
bersangkutan.
g. Ikhtisar distribusi biaya tenaga kerja. Laporan yang menunjukkan
pengklasifikasian rekening dari pendapatan kotor para pegawai pabrik
untuk setiap periode pembayaran.
h. SPT pajak penghasilan karyawan. Formulir-formulir yang disediakan
oleh Direktorat Jenderal Pajak (departemen keuangan) untuk pembayaran
pajak atas gaji & upah pegawai yang telah dipotong perusahaan dari
pendapatan kotor setiap pegawai sesuai dengan undang-undang yang
berlaku.
i. Arsip pegawai. Berisi data kepegawaian untuk setiap pegawai yang
meliputi informasi pengangkatan pegawai yang bersangkutan, evaluasi
jabatan, tindakan indisipliner (jika ada), dan sebagainya.
j. File induk data personalia. File komputer yang berisi data terkini semua
karyawan yang diperlukan untuk menghitung gaji dan upah, seperti
klasifikasi jabatan, tingkat upah, dan potongan-potongan.
k. File induk pendapatan karyawan. File komputer yang berisi pendapatan
kotor, potongan-potongan, dan pendapatan bersih setiap pegawai yang
dihimpun dari pembayaran gaji & upah per periode pembayaran sejak awal
tahun sampai saat ini.
Formulir
Otorisasi
Personalia
MENGAWALI
TRANSAKSI Masukkan
PENGGAJIAN/ Data Personalia Program Personalia File
File Induk Perubahan Induk
PENGUPAHAN
Data Personalia Data
Laporan dari Personalia
File Induk
Perubahan
Kartu
Waktu Review
PENERIMAAN Elektronik dan
JASA persetujuan
File
Program Penggajian dan File Induk
Induk Pemutahiran: Data
Register menghitung gaji/upah Personalia
PENCATATAN berdasarkan waktu dan
Gaji/upah
informasi dalam file induk,
GAJI/UPAH memutahirkan file induk, dan buku
besar; mencetak laporan cek
gaji/upah
Buku File
Besar Induk
Laporan Pendapatan
Penyimpangan karyawan
Ikhtisar
Distribusi
Biaya
Tenaga Kerja File
Induk
Buku
PEMBAYARAN Besar
GAJI/UPAH
Cek
Gambar 3.4
Bagan Alir Transaksi Penggajian/Pengupahan
Dalam bagan alir terlihat bahwa tanggung jawab untuk melaksanakan dan
mencatat penggajian/pengupahan tersebar pada beberapa bagian. Pemisahan
tugas ini sangat dalam mengurangi risiko terjadinya pembayaran pada pegawai-
pegawai fiktif atau pembayaran yang melebihi jumlah seharusnya karena tarif
upah atau jumlah jam kerja dihitung dengan jumlah yang lebih besar.
PAJA3435/MODUL 3 3.41
yang diperoleh dari pengujian ini terutama berkaitan dengan asersi penilaian
atau pengalokasian.
LAT IH A N
1) Untuk dapat menjawab pertanyaan nomor 1 ini coba Anda baca kembali
Kegiatan Belajar 2 perihal sifat siklus personalia
2) Agar dapat menjawab pertanyaan nomor 2 ini Anda harus kembali
mempelajari uraian Kegiatan Belajar 2 perihal sifat siklus personalia.
3) Untuk dapat menjawab pertanyaan nomor 3 ini Anda harus kembali
mempelajari Kegiatan Belajar 2 perihal prosedur analitis yang sering
digunakan dalam mengaudit siklus personalia.
4) Agar dapat menjawab pertanyaan nomor 4 ini Anda harus kembali
mempelajari uraian Kegiatan Belajar 2 perihal aktivitas pengendalian –
transaksi penggajian.
5) Untuk dapat menjawab pertanyaan nomor 5 ini Anda harus kembali
mempelajari Kegiatan Belajar 2 perihal pengujian substantif saldo gaji dan
upah.
PAJA3435/MODUL 3 3.45
R A NG KU M AN
TES F OR M AT IF 2
2. Kartu yang digunakan untuk mencatat jam kerja yang telah dilakukan
pegawai setiap hari adalah ….
A. kartu waktu hadir
B. catatan waktu kerja
C. SPT pajak penghasilan karyawan
D. cek gaji/upah
3. Hal di bawah ini yang bukan merupakan fungsi dari pengolahan transaksi
penggajian/pengupahan adalah ….
A. mengangkat karyawan
B. membuat data kehadiran dan waktu kerja
C. menentukan dan mencatat biaya tenaga kerja sebagai bagian dari biaya
produksi
D. membayar pajak penghasilan karyawan
Tes Formatif 1
1) B. Penerimaan bahan baku dari supplier merupakan salah satu fungsi
dalam siklus pengeluaran dan tidak berkaitan dengan fungsi siklus
produksi.
2) D. Pengujian pisah batas pembelian penting dalam memastikan bahwa
transaksi-transaksi yang terjadi dekat dengan akhir tahun telah dicatat
pada periode akuntansi yang benar.
3) C. Kartu waktu (time ticket). Berisi catatan waktu seorang pegawai untuk
suatu job tertentu.
4) C. Prosedur observasi perhitungan persediaan dilakukan untuk
mendapatkan bukti bahwa persediaan pada saat pelaksanaan
perhitungan fisik benar-benar ada (existence).
5) A. Melakukan pengujian persediaan harga pokok hasil produksi bukan
merupakan prosedur dalam observasi penghitungan persediaan,
melainkan prosedur apakah metode penilaian harga (pricing) atas
hasil produksi sudah sesuai atau tidak.
Tes Formatif 2
1) A. Time card (kartu waktu hadir) adalah kartu yang digunakan bagi setiap
pegawai untuk mencatat jam kerja yang telah dilakukan pegawai yang
bersangkutan setiap hari selama periode pembayaran (mingguan, dua
mingguan, atau bulanan).
2) C. Menentukan dan mencatat biaya produksi, termasuk di dalamnya biaya
tenaga kerja langsung, merupakan fungsi dalam siklus produksi.
3) D. Penundaan pembayaran gaji karyawan tidak terkait dengan risiko
kelebihan saji pembayaran upah.
4) B. Diantara pilihan-pilihan tersebut pemisahan tugas antara pembuatan
daftar gaji/upah dengan pembayaran gaji/upah merupakan hal paling
penting yang harus diamati oleh auditor karena menyangkut
pengendalian internal atas transaksi penggajian/pengupahan.
PAJA3435/MODUL 3 3.49
Daftar Pustaka
Boynton, Johnson, Kell, 2006. Modern Auditing, 8th Edition. John Wiley &
Sons, Inc.
PE N DA H UL U AN
Kegiatan Belajar 1
Siklus Investasi
Pabrikan
Pengecer
Peralatan Komputer
Hotel Bahan
Rumah Elektronik
Makanan
Tangga
% Aset tetap bersih dari total aset 75% 42% 36% 16%
% Hutang operasi dari total aset 25% 36% 47% 56%
% Hutang pembiayaan dari total 65% 33% 23% 10%
aset
% Modal (ekuitas) dari total aset 10% 31% 30% 34%
100% 100% 100% 100%
Rasio penjualan terhadap aset 0,8 1,6 3,7 17,3
tetap bersih
Rasio penjualan terhadap total aset 0,6 0,7 1,4 2,8
Sumber: Al. Haryono Jusup
Gambar 4.1
Ikhtisar Aset Tetap Bersih dan Bagaimana Aset tersebut Dibiayai pada
Beberapa Industri Tertentu
mengherankan bila dalam perusahaan seperti ini aset berupa supplies dan
piutang hanya merupakan bagian yang kecil dari total aset, tetapi sebaliknya aset
berupa properti merupakan bagian yang besar dan sangat penting bagi
perusahaan. Properti tersebut pada umumnya dibiayai dengan hutang atau
pinjaman yang secara rata-rata industri menunjukkan hampir 65% dari total aset.
Investasi perusahaan pengecer bahan makanan dalam properti, mesin dan
peralatan diperlukan agar perusahaan dapat melaksanakan penjualan yang rata-
rata aset tetap bersihnya sekitar 42% dari total aset. Pada modul terdahulu telah
disebutkan bahwa perusahaan pengecer bahan makanan beroperasi dengan
tingkat laba yang sangat tipis, sehingga pembelian properti, mesin dan
peralatan setiap tahunnya diawasi dengan ketat. Hutang pembiayaan berkisar
antara 33% dari total aset.
Perusahaan industri peralatan rumah tangga, memiliki proporsi investasi
dalam aset tetap yang lebih kecil, karena investasi dengan proporsi yang lebih
besar dilakukan pada persediaan dan piutang usaha. Suatu penelaahan yang
cermat pada sejumlah perusahaan yang bergerak di bidang ini menunjukkan
bahwa aset-aset tetapnya di depresiasi dengan cepat. Umur rata-rata properti,
mesin dan peralatan dalam industri ini berkaitan langsung dengan suatu fakta
bahwa industri ini memiliki proporsi pembiayaan dengan hutang yang lebih
kecil dari industri pengecer bahan makanan serta memiliki proporsi modal
sendiri (ekuitas) yang lebih tinggi.
Terakhir, perusahaan manufaktur komputer elektronik membutuhkan
investasi paling kecil dalam properti, mesin dan peralatan. Sebagian besar
pelaku dalam bidang usaha ini hanya melakukan perakitan komponen-
komponen yang dibutuhkan untuk menghasilkan produk jadi (tidak membuatnya
sendiri).
Pada sebagian besar industri, investasi dalam properti, mesin dan peralatan
umumnya material, dan diawasi dengan ketat. Selain itu, sebagian besar
perusahaan tidak dapat menghasilkan aliran kas yang cukup untuk membiayai
pembelian/perolehan aset tetapnya, sehingga investasi baru biasanya selalu
dibarengi dengan tambahan hutang atau tambahan modal dari pemilik. Oleh
karena itu, audit atas aktivitas investasi biasanya dilakukan oleh orang-orang
yang sama dengan mereka yang melakukan audit atas aktivitas pembiayaan.
B. SIKLUS INVESTASI
1. Tujuan Audit
Tujuan khusus audit dalam audit atas aset tetap pada siklus investasi dapat
dilihat pada Gambar 4.2. Setiap tujuan tersebut diambil dari asersi-asersi
manajemen, baik yang implisit atau eksplisit tentang transaksi-transaksi siklus
investasi yang berkaitan dengan aset jangka panjang. Namun perlu diingat
bahwa tujuan audit ini harus disesuaikan dengan keadaan klien yang diaudit.
Gambar 4.2
Tujuan Khusus Audit Untuk Siklus Investasi
PAJA3435/MODUL 4 4.7
b. Risiko Bawaan
Risiko bawaan yang berkaitan dengan asersi eksistensi atau keberadaan
biasanya rendah karena aset tetap tidak mudah dicuri. Namun risiko bawaan
bisa naik menjadi moderat atau tinggi karena aset tersebut bekas atau aset yang
dihentikan pemakaiannya dan tidak dihapus dari pembukuan. Asersi
kelengkapan bisa menjadi moderat atau tinggi apabila perusahaan memiliki
aset tetap yang sedang dibangun, atau sewa guna modal dicatat sebagai sewa
guna operasi karena rumitnya akuntansi untuk transaksi sewa guna ini. Risiko
bawaan yang berkaitan dengan asersi penilaian bisa ditetapkan moderat atau
tinggi untuk estimasi akuntansi dalam penetapan taksiran beban depresiasi. Hal
ini akan sangat tergantung pada industri dan tingkat kesulitan dalam melakukan
estimasi umur dan nilai sisa (residu), serta kerumitan metode depresiasi tersebut.
d. Risiko Pengendalian
Aspek-aspek pengendalian intern seperti telah dibicarakan pada modul-
modul terdahulu berpengaruh terhadap keandalan pengendalian, seperti
lingkungan pengendalian yang kuat, perhitungan risiko yang efektif,
pertanggungjawaban penggunaan sumber daya yang efektif, dan pemantauan
sistem pengendalian merupakan hal-hal penting dalam konteks akuntansi untuk
aset tetap. Salah satu transaksi kunci yang berkaitan dengan aset tetap adalah
pencatatan akuntansi awal atas pembelian/perolehan aset tetap. Unsur-unsur
sistem akuntansi dan prosedur pengendalian tertentu yang berhubungan dengan
siklus pengeluaran seperti telah dibahas pada modul sebelumnya bisa diterapkan
untuk pembelian aset tertentu seperti peralatan. Transaksi-transaksi yang secara
individual material, seperti pembelian tanah atau gedung, atau pengeluaran
modal yang berjumlah besar, biasanya memerlukan pengendalian tersendiri
misalnya dengan menggunakan anggaran modal (capital budget) serta otorisasi
dari dewan komisaris. Oleh karena itu, risiko pengendalian untuk keberadaan
atau keterjadian bisa ditetapkan pada tingkat rendah.
Gambar 4.3
Prosedur Analitis yang Biasa Digunakan dalam Audit untuk Aset Tetap
PAJA3435/MODUL 4 4.9
Gambar 4.4
Pengujian Substantif atas Asersi Aset Tetap
Bukti yang diperoleh dalam audit atas pelepasan aset tetap akan berguna
juga dalam mengaudit beban depresiasi. Kerugian besar dalam penjualan atau
penghentian aset tetap bisa menjadi petunjuk bahwa estimasi dalam perhitungan
depresiasi mungkin tidak memadai. Sebaliknya keuntungan besar bisa menjadi
petunjuk bahwa klien telah menetapkan biaya depresiasi yang terlalu besar.
jawab. Pada pengujian ini auditor harus menentukan apakah metode yang
digunakan saat ini konsisten tidak dengan tahun-tahun sebelumnya.
Penentuan kewajaran besarnya depresiasi menyangkut pertimbangan atas
berbagai faktor, seperti (1) pengalaman klien di masa lalu dalam mengestimasi
umur ekonomis aset, dan (2) sisa umur ekonomis aset-aset yang masih ada.
LAT IH A N
1) Untuk dapat menjawab pertanyaan nomor 1 ini coba Anda baca kembali
Kegiatan Belajar 1 perihal sifat siklus investasi dan pembiayaan.
2) Agar dapat menjawab pertanyaan nomor 2 ini Anda harus kembali
mempelajari uraian Kegiatan Belajar 1 perihal pengembangan proses bisnis
dan strategi audit.
3) Untuk dapat menjawab pertanyaan nomor 3 ini Anda harus kembali
mempelajari Kegiatan Belajar 1 perihal prosedur analitis yang biasa
digunakan dalam audit untuk aset tetap.
4) Agar dapat menjawab pertanyaan nomor 4 ini Anda harus kembali
mempelajari uraian Kegiatan Belajar 1 perihal pengujian substantif atas
saldo aset tetap.
5) Untuk dapat menjawab pertanyaan nomor 5 ini Anda harus kembali
mempelajari Kegiatan Belajar 1 perihal pengujian terinci atas saldo:
estimasi akuntansi.
4.16 Auditing IB
R A NG KU M AN
TES F OR M AT IF 1
2) Jenis industri di bawah ini yang proporsi aset tetapnya paling kecil
dibandingkan industri yang lain adalah ….
A. perhotelan
B. jasa konsultan
C. manufaktur
D. perkebunan
4) Dokumen di bawah ini yang merupakan salah satu jenis bukti kepemilikan
atas tanah adalah ….
A. surat perjanjian hipotik
B. faktur penjual
C. kontrak perjanjian sewa guna usaha
D. kuitansi pembayaran
5) Bukti audit yang paling tepat digunakan oleh auditor ketika melakukan
review atas beban penyusutan aset tetap adalah ….
A. daftar aset tetap
B. skedul penyusutan
C. dokumen kepemilikan aset tetap
D. dokumen kontrak sewa guna usaha atas aset tetap
Kegiatan Belajar 2
Siklus Pembiayaan
Penerbitan obligasi dan saham biasa merupakan cara yang umum dilakukan
oleh perusahaan dalam mendapatkan sumber dana. Oleh karena itu pembahasan
dalam kegiatan belajar ini akan difokuskan pada kedua sumber pembiayaan ini.
Siklus pembiayaan berkaitan dengan siklus pengeluaran pada saat terjadi
transaksi pembayaran bunga, pelunasan obligasi, pembayaran dividen tunai,
serta pembelian kembali saham. Akun-akun yang digunakan dalam pencatatan
siklus pembiayaan ini terdiri dari:
1. Tujuan Audit
Gambar 4.5 menjelaskan sejumlah tujuan khusus audit untuk rekening-
rekening yang dipengaruhi oleh transaksi-transaksi pembiayaan. Pertimbangan-
pertimbangan serta prosedur-prosedur yang relevan untuk mencapai tujuan
tersebut akan dijelaskan dalam uraian berikut.
4.20 Auditing IB
Gambar 4.5
Tujuan Khusus Audit Untuk Siklus Pembiayaan
PAJA3435/MODUL 4 4.21
b. Risiko Bawaan
Risiko salah saji material dalam melaksanakan dan mencatat transaksi
siklus ini biasanya rendah. Pada kebanyakan perusahaan, transaksi semacam ini
jarang terjadi, kecuali untuk pembayaran dividen dan bunga yang terkadang
ditangani oleh pihak luar. Selain itu, transaksi-transaksi semacam ini
membutuhkan otorisasi dari dewan komisaris, dan pejabat perusahaan terlibat
dalam pelaksanaannya.
d. Risiko Pengendalian
Penerapan komponen-komponen pengendalian intern atas transaksi-
transaksi dan saldo-saldo pada siklus pembiayaan dalam banyak hal sama
dengan apa yang telah dijelaskan dalam siklus investasi. Sebagai contoh, dalam
hal lingkungan pengendalian, tanggung jawab atas transaksi biasanya diberikan
pada kepala bagian keuangan yang tentunya harus memiliki integritas dan
kompetensi dalam melakukan tugas-tugas tersebut. Sebagian besar transaksi
4.22 Auditing IB
memerlukan otorisasi dari dewan komisaris, dan komite audit harus memonitor
dengan ketat aktivitas dan pengendalian dalam siklus ini.
Gambar 4.6
Prosedur Analitis Yang Biasa Digunakan Dalam Siklus Pembiayaan
PAJA3435/MODUL 4 4.23
Dari sudut pandang audit, hutang wesel, hutang hipotik, dan hutang
obligasi mempunyai karakteristik yang sama. Pada umumnya, hutang-hutang
semacam ini (1) disertai dengan perjanjian tentang bunga yang disepakati,
(2) memerlukan persetujuan dari dewan komisaris, (3) dapat disertai dengan
jaminan atau agunan. Tujuan audit atas rekening-rekening ini biasanya dapat
dicapai dengan relatif mudah.
Pada umumnya perusahaan hanya memiliki sedikit transaksi yang berkaitan
dengan hutang jangka panjang, tetapi jumlah per transaksi seringkali jumlahnya
sangat signifikan. Pengujian substantif atas saldo hutang jangka panjang bisa
dilakukan sebelum atau sesudah tanggal neraca. Pengujian atas biaya yang
berkaitan biasanya dilakukan bersamaan dengan pengujian atas saldo hutang.
Gambar 4.7
Pengujian Substantif Atas Asersi Hutang Jangka Panjang
PAJA3435/MODUL 4 4.27
3. Prosedur Analitis
Bagian terpenting dari audit atas hutang jangka panjang adalah menentukan
bahwa informasi keuangan yang akan diaudit konsisten dengan harapan atau
ekspektasi auditor. Auditor juga harus mengevaluasi pengungkapan mengenai
waktu jatuh tempo hutang serta perjanjian hutang. Sebagai bagian dari tanggung
jawab auditor atas evaluasi mengenai apakah suatu entitas dapat
mempertahankan kelangsungan hidupnya (going concern), maka auditor akan
mengevaluasi kemampuan entitas tersebut dalam menghasilkan arus kas guna
memenuhi komitmen yang berkaitan dengan beban bunga (termasuk bunga yang
dikapitalisasi).
Jangka Panjang dan Hutang Bunga Dibuat Oleh: ___________ Tgl: _________
31 Desember 201X Direview Oleh: _________ Tgl: _________
Wesel Hutang
Hutang Bunga
Bayar Bunga
Saldo Saldo Saldo Saldo
Keterangan Tambahan Pembayaran Beban Pembayaran
1-1-11 31-12-11 1-1-11 31-12-11
Wesel Bayar 10% ke Culver National
Bank,
Jatuh Tempo $100.000 per tahun
300.000 100.000 200.000 150.000 250.000 30.000 10.000
Sampai 1/7/X3
Gambar 4.8
Kertas Kerja Hutang Wesel dan Hutang Bunga
menjadi saham. Apabila hal ini terjadi, maka auditor harus memeriksa transaksi
konversi tersebut dengan menginspeksi sertifikat obligasi dan sertifikat saham
yang bersangkutan.
b. Mengkonfirmasi Hutang
Konfirmasi mengenai keberadaan hutang jangka panjang dan ketentuan-
ketentuan yang berkaitan dengan hutang jangka panjang dilakukan auditor
dengan melakukan komunikasi langsung kepada kreditur. Dalam konfirmasi
ditanyakan juga mengenai status hutang yang bersangkutan pada saat ini, serta
transaksi-transaksi yang terjadi pada periode berjalan. Semua jawaban
konfirmasi harus dibandingkan dengan catatan-catatan dan setiap perbedaan
harus diselidiki.
Gambar 4.9
Pengujian Substantif untuk Asersi-Asersi Ekuitas Pemegang Saham
3. Prosedur Awal
Auditor harus mendapatkan pemahaman mengenai bisnis dan industri klien
untuk menentukan (1) kebutuhan perusahaan akan pembiayaan ekstern dan
(2) kebutuhan akan pembiayaan dengan menggunakan ekuitas (modal saham)
untuk mendukung perkembangan perusahaan. Pembiayaan ekuitas diperlukan
baik untuk mendukung aktivitas investasi, atau untuk mendukung investasi yang
diperlukan dalam modal kerja (misalkan penambahan persediaan dan piutang
untuk mengembangkan perusahaan).
4. Prosedur Analitis
Gambar 4.10 menunjukkan sejumlah rasio yang biasa digunakan dalam
menguji kewajaran ekuitas pemegang saham. Hubungan keuangan yang
dinyatakan dalam rasio-rasio tersebut dapat bermanfaat dalam mengevaluasi
kewajaran saldo rekening-rekening ekuitas pemegang saham.
Gambar 4.10
Prosedur Analitis Yang Biasa Digunakan dalam Mengaudit
Ekuitas Pemegang Saham
PAJA3435/MODUL 4 4.33
Gambar 4.11
Kertas Kerja Modal Saham
Jenis saham mungkin saja berbeda yang membuat perbedaan pula dalam
hak-hak pemegang saham bersangkutan dalam pengumuman dividen maupun
likuidasi perusahaan.
LAT IH A N
1) Untuk dapat menjawab pertanyaan nomor 1 ini coba Anda baca kembali
Kegiatan Belajar 2 perihal sifat siklus pembiayaan.
2) Agar dapat menjawab pertanyaan nomor 2 ini Anda harus kembali
mempelajari uraian Kegiatan Belajar 2 perihal prosedur analitis yang biasa
digunakan dalam mengaudit ekuitas pemegang saham.
3) Untuk dapat menjawab pertanyaan nomor 3 ini Anda harus kembali
mempelajari Kegiatan Belajar 2 perihal fungsi-fungsi pengendalian dalam
siklus pembiayaan.
4) Agar dapat menjawab pertanyaan nomor 4 ini Anda harus kembali
mempelajari uraian Kegiatan Belajar 2 perihal pengujian terinci atas saldo
hutang jangka panjang.
5) Untuk dapat menjawab pertanyaan nomor 5 ini Anda harus kembali
mempelajari Kegiatan Belajar 2 perihal prosedur analitis dalam mengaudit
ekuitas pemegang saham.
PAJA3435/MODUL 4 4.37
R A NG KU M AN
TES F OR M AT IF 2
Tes Formatif 1
1) D. Pembelian properti untuk investasi bukan merupakan transaksi yang
terkait dengan siklus pembiayaan melainkan termasuk dalam siklus
investasi.
2) B. Industri jasa, salah satunya jasa konsultan merupakan jenis industri
yang proporsi aset tetapnya relatif lebih rendah dibandingkan industri
lainnya. Industri ini memang lebih banyak mengandalkan optimalisasi
sumber daya manusia dibandingkan dengan aset tetapnya.
3) A. Menginspeksi aset tetap bukan merupakan pengujian substantif atas
transaksi melainkan pengujian terinci atas saldo aset tetap.
4) A. Surat perjanjian hipotik merupakan salah satu bukti kepemilikan aset
atas properti seperti tanah, di samping bukti-bukti lainnya seperti
sertifikat tanah, IMB dan polis asuransi.
5) B. Skedul penyusutan merupakan dokumen yang biasanya digunakan
dalam melakukan review atas beban penyusutan karena dalam
dokumen tersebut dijelaskan secara rinci mengenai perhitungan
penyusutan, termasuk umur ekonomis dan nilai buku aset tetap.
Tes Formatif 2
1) C. Bukti mengenai otorisasi dewan komisaris untuk menerbitkan hutang
jangka panjang dapat dilihat pada notulensi rapat dewan komisaris.
2) B. Menelusuri penerbitan surat hutang ke penerimaan kas bukan
merupakan pengujian atas saldo hutang jangka panjang melainkan
pengujian atas transaksi.
3) A. Apabila transaksi-transaksi saham yang rutin pada perusahaan publik
ditangani oleh registrar dan agen penjual maka risiko bawaan dan
risiko pengendalian untuk saldo-saldo rekening tersebut biasanya
ditetapkan rendah. Pilihan B, C dan D hanya membahas mengenai
dividen.
4) B. Transaksi-transaksi saham yang rutin pada perusahaan publik
seringkali ditangani oleh registrar dan agen penjual. Apabila klien
menggunakan registrar, auditor harus mengkonfirmasi jumlah saham
diotorisasi (authorized), diterbitkan (issued), dan saham beredar
(outstanding) pada tanggal neraca kepada registrar.
5) C. Untuk menentukan kelayakan distribusi saldo laba tidak cukup dengan
menggunakan prosedur analitis.
PAJA3435/MODUL 4 4.41
Daftar Pustaka
Boynton, Johnson, Kell. (2006). Modern Auditing, 8th Edition. John Wiley &
Sons, Inc.
PE N DA H UL U AN
A udit atas saldo kas merupakan bidang audit terakhir yang dibahas dalam
modul ini. Hal ini dikarenakan bukti yang dikumpulkan untuk saldo kas
sangat tergantung pada hasil pengujian dalam berbagai siklus transaksi lainnya.
Misalnya, jika hasil pengujian atas sistem pengendalian internal dan pengujian
transaksi dari siklus pengeluaran memberi keyakinan yang memadai, maka
auditor dapat mengurangi pengujian terinci atas saldo akhir kas.
Auditor melakukan pemeriksaan terhadap kas dengan tujuan utama
meyakini saldo kas dan setara kas yang dimiliki perusahaan telah disajikan
dengan wajar, sesuai dengan nilai konversi berdasarkan kurs mata uang yang
berlaku pada saat perusahaan menyusun pelaporan keuangan.
Pembahasan pada modul ini dimulai dengan penjelasan mengenai sifat
dasar dan pentingnya siklus investasi dan pembiayaan serta tujuan audit yang
diterapkan pada siklus ini. Pembahasan kemudian dilakukan untuk setiap tujuan
audit.
Setelah mempelajari modul ini, mahasiswa diharapkan mampu untuk
menjelaskan:
1. karakteristik dan jenis-jenis kas;
2. bagaimana hubungan kas dengan siklus-siklus transaksi lainnya;
3. pengujian substantif dalam audit atas saldo kas dan bank.
Kegiatan Belajar 1
Kas
K as pada umumnya dikendalikan dengan sangat baik, namun hal ini dapat
membuat auditor terjebak pada anggapan yang salah, karena baiknya
pengendalian atas kas. Saat anggapan bahwa keamanan atas kas sangat baik,
kecurangan yang terjadi dapat tidak terdeteksi. Perusahaan dapat mencatat kas
secara “overstate” melalui beberapa seri transaksi untuk menutupi kekurangan
kas yang sebenarnya, dan memungkinkan pelaku kecurangan untuk menjelaskan
kepada auditor bahwa saldo kas telah sesuai.
A. KARAKTERISTIK KAS
fisik kas dan sistem yang menentukan batas aman penyimpanan kas menjadi
perhatian utama dari auditor.
Perusahaan umumnya memiliki batas tertentu yang berbeda-beda untuk
nilai yang dianggap aman berkaitan dengan uang tunai yang boleh disimpan
pada brankas perusahaan. Jika batas aman tersebut terlampaui, maka pemegang
kas memiliki kewajiban untuk segera menyetorkan kelebihan kas ke rekening
perusahaan di bank.
Berdasarkan sifatnya, saldo kas dan setara kas yang disajikan dalam laporan
keuangan perusahaan pada umumnya terdiri dari kas di tangan (cash on hand),
kas di bank (cash in bank) dan surat berharga setara kas (cash equivalent).
Berikut ini adalah penjelasan atas ketiga bentuk kas tersebut.
cash-nya. Saat ini banyak perusahaan telah memiliki kerja sama dengan
institusi keuangan, bank, dan bukan bank, yang memungkinkan untuk
memindahkan kelebihan kas yang dimilikinya menjadi investasi sementara
yang berjangka waktu pendek dengan tujuan untuk mendapatkan hasil
tambahan bagi perusahaan.
d. Rekening giro valuta asing dipergunakan oleh perusahaan untuk
menampung transaksi perusahaan yang dilakukan dalam valuta asing.
Perusahaan menggunakan rekening valuta asing untuk menampung dana
hasil penjualan ekspor yang dilakukan ke luar negeri dan juga melakukan
pembayaran kepada supplier-nya di luar negeri.
e. Rekening giro lainnya merupakan rekening giro yang dibuka dengan tujuan
khusus lainnya, dan dibuka sesuai dengan kebutuhan perusahaan.
setara kas. Selain itu penempatan dana perusahaan pada deposit on call, pasar
uang antarbank (interbank money market) juga dapat dikelompokkan sebagai
setara kas.
Kas memiliki hubungan secara langsung dengan empat dari lima siklus
transaksi yang ada pada perusahaan. Siklus-siklus yang berkaitan langsung
tersebut adalah siklus pendapatan (siklus penjualan dan penerimaan piutang),
pengeluaran (siklus pembelian dan pembayaran hutang), siklus pembiayaan,
siklus investasi (siklus perolehan modal dan pengembalian modal), dan siklus
penggajian dan personalia.
Dari keseluruhan siklus yang ada, siklus produksi (siklus persediaan dan
pergudangan) merupakan satu-satunya siklus transaksi dalam perusahaan yang
tidak memiliki kaitan secara langsung dengan transaksi kas di perusahaan.
Kaitan saldo kas dengan siklus-siklus tersebut dapat dilihat seperti yang
ditunjukkan pada Gambar 5.1 sebagai berikut.
Kas
XXX XXX
Siklus Penggajian
Siklus Pembelian
dan personalia
dan Pembayaran
Siklus Persediaan
Utang
dan Pergudangan
Gambar 5.1
Hubungan Siklus Transaksi dengan Kas
5.8 Auditing IB
1. Materialitas
Saldo kas pada akhir tahun biasanya tidak memiliki nominal yang besar
dibandingkan dengan jumlah aset lancar maupun keseluruhan aset. Namun dari
sisi jumlah atau volume transaksi (mutasi) kas selama satu periode akuntansi
akan mencakup suatu jumlah transaksi dan nilai rupiah yang sangat besar,
sehingga berpotensi untuk terjadinya salah saji yang material.
Auditor pada saat memeriksa saldo kas biasanya menetapkan tingkat
materialitas pada tingkat yang rendah untuk saldo kas. Sehingga kesalahan yang
terjadi pada akun kas akan segera menjadi material. Pemeriksaan saldo kas
tersebut dengan pertimbangan sebagai berikut.
a. Volume aktivitas. Jumlah transaksi kas yang sangat banyak dalam setiap
tahun menjadikan tingginya kemungkinan untuk terjadinya kesalahan
karena berkaitan dengan transaksi pada siklus lainnya.
b. Likuiditas. Kas merupakan aset yang berisiko tinggi karena sifatnya
merupakan aset yang paling likuid dan mudah untuk dipindahtangankan.
c. Pengiriman kas secara elektronik (electronic transfer of cash) menyebabkan
pengendalian manual tidak dapat lagi diandalkan. Untuk itu diperlukan
pengendalian atas sistem informasi dan teknologi informasi.
d. Kepatuhan terhadap perjanjian kredit. Perusahaan yang memiliki pinjaman
dari bank biasanya harus memenuhi ketentuan kas minimum yang harus ada
di rekening banknya. Kewajiban ini menyebabkan perusahaan harus
menjaga sejumlah kas dalam nilai yang cukup.
seperti menurunnya kurs nilai tukar mata uang. Selain itu tingginya volume
transaksi kas dapat menimbulkan tingkat risiko bawaan (inherent risk) yang
signifikan untuk asersi saldo kas tertentu.
Risiko yang tinggi untuk kas terutama terjadi pada asersi keberadaan dan
keterjadian (existence and occurrence) serta kelengkapan (completeness).
Risiko bawaan terhadap keberadaan dan keterjadian sangat dipengaruhi oleh
sifat kas yang rentan terhadap pencurian/penyelewengan, mengingat kas sangat
diinginkan oleh semua orang. Namun demikian, jika dilihat dari sisi penilaian
(valuation) secara fisik, kas memiliki risiko yang rendah, karena nilai dari kas
tidak ditentukan oleh kondisi fisik kas, namun oleh nilai nominal yang
tercantum pada mata uang.
Sifat kas yang unik dan memiliki risiko tinggi menyebabkan auditor
cenderung merancang prosedur auditnya guna mendeteksi salah saji pada tingkat
yang lebih rendah dibandingkan dengan akun-akun lainnya, sekalipun risiko
pengendaliannya rendah. Berikut adalah pertimbangan yang biasa diambil oleh
auditor terhadap saldo kas:
a. audit terhadap saldo kas lazimnya dilakukan dengan basis 100%, dengan
cara melakukan perhitungan atas seluruh kas yang disimpan pada kasir di
perusahaan;
b. sifat, waktu, dan luas pengujian disesuaikan dengan tingkat materialitas dan
risiko auditnya, pada umumnya prosedur audit dilakukan pada saat
mendekati tanggal neraca laporan keuangan.
3. Risiko Pengendalian
Pengendalian terhadap kas pada umumnya dirancang dengan sangat baik.
Hampir tidak pernah ditemukan perusahaan yang tidak menerapkan
pengendalian yang ketat terhadap kas yang mereka miliki.
Auditor pada saat melakukan penilaian terhadap keandalan saldo kas akan
bergantung pada hasil penilaian terhadap berikut ini.
a. Pengendalian (control) yang diterapkan oleh perusahaan atas siklus-siklus
transaksi lainnya yang secara langsung terkait dengan transaksi kas dan
akan sangat mempengaruhi keandalan saldo kas, yaitu siklus pendapatan,
pengeluaran, pembiayaan, investasi dan jasa personalia.
b. Rekonsiliasi Bank
Rekonsiliasi bank yang dibuat secara teratur setiap bulan oleh orang
independen yang bukan menjadi pemegang kas dan bukan pemegang
catatan penerimaan dan pengeluaran kas dapat meningkatkan pengendalian
atas saldo bank yang dimiliki oleh perusahaan.
5.10 Auditing IB
Sifat dasar uang tunai (kas) yang memiliki risiko tinggi memerlukan
pengendalian internal yang baik. Auditor akan menilai pengendalian terhadap
kas menggunakan prinsip pengendalian sebagai berikut.
1. Pemisahan tugas pemegang kas.
2. Pembatasan endorsemen penerimaan cek dari pelanggan.
3. Pembuatan rekonsiliasi bank yang independen.
4. Pengendalian komputer atas kas.
5. Otorisasi transaksi kas.
6. Dokumen penerimaan kas yang memiliki pra-nomor.
7. Pemeriksaan internal audit secara periodik.
8. Pegawai yang kompeten dan terlatih secara baik.
Tabel 5.1
Pengujian Substantif untuk Asersi dalam Saldo Kas
Tabel 5.2
Hubungan antara Siklus-siklus Transaksi dengan Kas
Setelah konfirmasi bank diterima, saldo rekening bank yang ditegaskan oleh
bank harus ditelusuri ke jumlah yang tercantum pada rekonsiliasi bank.
Demikian pula, semua informasi lainnya pada rekonsiliasi harus ditelusuri ke
kertas kerja audit yang relevan.
PAJA3435/MODUL 5 5.15
Gambar 5.2
Kertas Kerja – Pengujian Rekonsiliasi Bank
LAT IH A N
1) Untuk dapat menjawab pertanyaan nomor 1 ini coba Anda baca kembali
perihal karakteristik kas.
2) Agar dapat menjawab pertanyaan nomor 2 ini Anda harus kembali
mempelajari perihal hubungan antara saldo kas dengan siklus-siklus
transaksi lainnya.
3) Untuk dapat menjawab pertanyaan nomor 3 ini Anda harus kembali
mempelajari perihal prosedur berorientasi fraud.
4) Agar dapat menjawab pertanyaan nomor 4 ini Anda harus kembali
mempelajari perihal prosedur audit untuk kas di tangan.
5) Untuk dapat menjawab pertanyaan nomor 5 ini Anda harus kembali
mempelajari perihal pengujian rekonsiliasi bank.
R A NG KU M AN
Audit atas saldo kas merupakan bidang audit terakhir yang dibahas
dalam modul ini karena bukti yang dikumpulkan untuk saldo kas sangat
tergantung pada hasil pengujian dalam berbagai siklus transaksi lainnya.
Auditor pada saat mengevaluasi kas dan setara kas akan memberikan
perhatian khusus pada faktor pengamanan secara fisik. Kas yang disimpan
dalam lemari besi dan terkunci dengan dua kunci yang dipegang oleh
pegawai yang berbeda (joint custody) memiliki pengamanan pada tingkat
yang sangat baik, dibandingkan dengan kas yang tersimpan dalam laci
namun tidak terkunci.
Saldo kas dan setara kas yang disajikan dalam laporan keuangan
perusahaan pada umumnya terdiri dari kas di tangan (cash on hand), kas di
bank (cash in bank) dan setara kas (cash equivalent).
Kas memiliki hubungan secara langsung dengan empat dari lima siklus
transaksi yang ada pada perusahaan. Siklus-siklus yang berkaitan langsung
tersebut adalah siklus pendapatan (siklus penjualan dan penerimaan
piutang), pengeluaran (siklus pembelian dan pembayaran hutang), siklus
pembiayaan, siklus investasi (siklus perolehan modal dan pengembalian
modal), dan siklus penggajian dan personalia.
Prosedur audit untuk saldo kas di bank meliputi: (1) Penerimaan
konfirmasi bank, (2) Penerimaan rekening koran pada titik pisah batas (cut-
off bank statement) dan (3) Pengujian atas rekonsiliasi bank. Prosedur audit
untuk saldo kas di tangan meliputi penghitungan fisik atas kas tersebut.
5.18 Auditing IB
TES F OR M AT IF 1
3) Berikut ini yang dapat digolongkan sebagai setara kas adalah ....
A. investasi sementara dengan masa jatuh tempo maksimal 3 bulan
B. investasi sementara dengan masa jatuh tempo lebih dari 3 bulan
C. penempatan dana pada instrumen pasar uang yang tidak memiliki
tingkat likuiditas tinggi
D. semua jawaban di atas benar
6) Penerimaan rekening koran pada titik pisah batas (Cut-off Bank Statement)
adalah rekening koran untuk sebagian periode transaksi dengan bank,
biasanya beberapa hari setelah tanggal neraca, rekening koran ini
bermanfaat bagi auditor untuk ….
A. menetapkan saldo bank pada akhir tahun
B. melihat aliran uang keluar setelah akhir tahun
C. melakukan verifikasi unsur-unsur setoran dalam perjalanan (deposit in
transit) dan cek yang masih beredar/belum dicairkan (outstanding
checks)
D. semua jawaban di atas benar
Kegiatan Belajar 2
Kecurangan Kas
C ek atau bilyet giro yang dikeluarkan oleh perbankan saat ini sudah
menggunakan kode dengan tinta magnetik (magnetic-ink character
recognition/MICR). MICR bertujuan untuk mempercepat proses transaksi yang
menggunakan cek atau bilyet giro dan membukukan penarikan dana dari
rekening nasabahnya.
Walaupun teknologi MICR telah cukup canggih, namun kemungkinan
terjadinya kecurangan menggunakan cek yang kodifikasinya diubah saat ini
meningkat. Hal ini terjadi karena semakin tersedianya alat cetak dengan kualitas
grafis yang baik untuk komputer mikro dengan harga yang relatif murah, dan
bahkan dapat dipergunakan untuk mengubah kode cek yang menggunakan kode
MICR. Dengan mempergunakan alat tersebut, cek yang palsu akan lebih mudah
dibuat dan bahkan sulit dibedakan dari cek atau bilyet giro yang asli.
Apakah ada solusi untuk mencegah hal tersebut?
Dalam rangka pencegahan terjadinya kasus di atas, setidaknya terdapat
pengendalian internal mendasar yang harus ada, yaitu:
1. meminta bank untuk menyediakan cek yang dicetak secara khusus dengan
mencantumkan logo perusahaan akan menyulitkan pemalsuan;
2. otorisasi penandatanganan cek oleh dua orang yang berbeda (contra sign)
untuk batasan nilai tertentu sebagai pengendalian terhadap pengeluaran cek
dalam nilai yang relatif besar;
3. penggunaan cap dengan beberapa warna pada cek yang dipergunakan;
4. menggunakan kertas dengan jenis khusus dan membatasi akses ke tempat
penyimpanan blanko cek;
5. menggunakan rekening bank khusus untuk pengeluaran-pengeluaran yang
bernilai kecil;
6. menetapkan proses penyusunan rekonsiliasi bank oleh pihak independen
secara berkala dan tepat waktu terhadap seluruh rekening bank yang
dimiliki perusahaan.
PAJA3435/MODUL 5 5.21
Pembuktian kas semacam ini biasa disebut sebagai pembuktian kas empat
kolom. Pembuktian kas ini dapat dilaksanakan untuk satu bulan atau lebih, satu
tahun keseluruhan, atau bulan terakhir dari suatu tahun.
Divisi B
a. Menerima uang melalui transfer masuk dari divisi A sebesar
Rp100.000.000,00 sebelum akhir tahun dan mencatatnya sebagai
penerimaan setoran di tahun berjalan.
b. Terdapat dua kemungkinan pencatatan setoran, dicatat atau tidak. Jika tidak
dicatat maka setoran akan terlihat sebagai deposit in transit pada bank
rekonsiliasi yang dibuat.
c. Jika dicatat maka saldo akhir rekening bank akan meningkat karena adanya
transfer dari divisi A pada akhir tahun. Selanjutnya dampak dari transfer
tadi akan membuat saldo kas di bank disajikan pada laporan keuangan
konsolidasi perusahaan lebih besar dari seharusnya (overstated).
PAJA3435/MODUL 5 5.23
Pada contoh di atas akibat dari perangkapan fungsi penerimaan cek dan
uang tunai dari pelanggan. Lapping yang terjadi dengan cara bukti penerimaan
cek dari pelanggan dihilangkan/tidak dibuat dan cek disetorkan sebagai bagian
dari penerimaan hasil penjualan tunai. Lapping yang dilakukan oleh pegawai
menghilangkan kas senilai Rp200 yang berasal dari penjualan secara tunai.
Auditor dapat melakukan prosedur audit untuk mendeteksi dan
mengungkapkan jika terdapat indikasi adanya lapping antara lain sebagai
berikut.
a. Konfirmasi piutang secara mendadak (surprise) dalam periode interim.
b. Lakukan penghitungan kas (undeposited collections) secara mendadak dan
awasi prosedur penyetorannya.
c. Bandingkan copy bukti setor dengan:
1) Rincian laporan harian penerimaan kas.
2) Catatan setoran pada jurnal penerimaan kas.
3) Posting (kredit) pada master file/kartu piutang.
5.24 Auditing IB
2. Kas Kecil
Kas kecil merupakan rekening yang unik, karena seringkali jumlahnya
tidak material tetapi selalu diperiksa dalam audit. Penekanan dalam verifikasi
kas kecil harus diarahkan pada pengujian transaksi kas kecil, bukan pada saldo
akhir kas kecil tersebut.
Berikut ini adalah prosedur yang dilakukan oleh auditor dalam
memverifikasi kas kecil berikut ini.
a. Diskusikan dengan kasir tentang prosedur pengelolaan dana kas kecil
(imprest/fluctuating system)
b. Uji transaksi-transaksi pengisian kembali (reimbursement):
1) periksa urutan nomor & otorisasi bukti kas kecil;
2) periksa kelengkapan & kelayakan dokumen pendukung bukti kas kecil;
3) bandingkan jumlah reimbursement dengan total bukti-bukti kas
kecilnya;
4) lakukan penghitungan atas dana kas kecil.
PAJA3435/MODUL 5 5.25
LAT IH A N
1) Prosedur audit apa saja yang dapat dilakukan oleh auditor dalam
menghitung kas di tangan?
2) Bagaimana proses terjadinya lapping dalam penerimaan kas?
3) Prosedur audit apa saja yang dapat dipilih oleh auditor untuk menemukan
adanya lapping.
4) Bagaimana proses terjadinya kitting dalam penerimaan kas?
5) Prosedur apa saja yang dapat dipilih oleh auditor untuk menemukan adanya
kitting?
1) Untuk dapat menjawab pertanyaan nomor 1 ini coba Anda baca kembali
perihal prosedur audit untuk kas di tangan.
2) Agar dapat menjawab pertanyaan nomor 2 ini Anda harus kembali
mempelajari perihal prosedur berorientasi fraud bagian kasus lapping.
3) Untuk dapat menjawab pertanyaan nomor 3 ini Anda harus kembali
mempelajari perihal prosedur audit berorientasi fraud bagian audit lapping.
4) Agar dapat menjawab pertanyaan nomor 2 ini Anda harus kembali
mempelajari perihal prosedur berorientasi fraud bagian kasus kitting.
5) Untuk dapat menjawab pertanyaan nomor 3 ini Anda harus kembali
mempelajari perihal prosedur audit berorientasi fraud bagian audit kitting.
R A NG KU M AN
TES F OR M AT IF 2
Tes Formatif 1
1) A. Berdasarkan sifatnya, saldo kas dan setara kas yang disajikan dalam
laporan keuangan perusahaan pada umumnya terdiri dari kas di tangan
(cash on hand), kas di bank (cash in bank) dan surat berharga setara
kas (cash equivalent).
2) D. Lihat bagian kas di bank, perusahaan biasa menggunakan lima (5) jenis
akun untuk keperluan kegiatan operasionalnya.
3) A. Lihat bagian setara kas, investasi sementara yang maksimal dari 3
bulan termasuk pada kelompok setara kas
4) B. Perhitungan kas dilakukan untuk mendapatkan saldo kas dan setara
kas, oleh karena itu perlu dikoordinasikan dengan penilaian investasi
jangka pendek, di antaranya sekuritas yang mudah untuk dipasarkan.
5) B. Lihat bagian rekonsiliasi bank. Dokumentasi bukti utama untuk saldo
kas di bank adalah hasil rekonsiliasi bank untuk mendapatkan saldo kas
di bank yang sebenarnya.
6) D. Lihat bagian titik pisah batas rekening koran, bermanfaat untuk melihat
aliran uang setelah tanggal neraca dan melakukan verifikasi setoran
dalam perjalanan dan cek yang beredar dan belum dicairkan dari bank.
Tes Formatif 2
1) D. Lihat kasus kecurangan dengan pemanfaatan teknologi, seluruh
jawaban merupakan bagian dari pencegahan terjadinya kecurangan.
2) B. Lihat bagian proof of cash, dipergunakan auditor jika ia menilai
pengendalian intern atas kas lemah.
3) D. Lihat kasus lapping, perhitungan kas serentak dan mendadak dapat
mengungkap disembunyikannya kas dari satu lokasi ke lokasi lain.
4) B. Lihat kasus lapping, terjadi karena penggabungan tugas penerimaan
cek dari pelanggan dan penerimaan kas harian.
5) C. Lihat kasus kitting, terjadi karena transfer antar rekening perusahaan
dicatat transfer masuknya, namun ditunda pencatatan transfer keluar.
5.30 Auditing IB
Daftar Pustaka
Arens, Elder and Beasley. (2008). Auditing and Assurance Services, 12th
Edition. Prentice Hall, Inc.
Boynton, Johnson, Kell. (2006). Modern Auditing, 8th Edition. John Wiley &
Sons, Inc.
PE N DA H UL U AN
Kegiatan Belajar 1
Penyelesaian Audit
P
1.
rosedur yang dilaksanakan dalam aktivitas penyelesaian audit ini memiliki
beberapa karakteristik yang berbeda, yaitu:
tidak berkaitan dengan siklus-siklus transaksi ataupun akun-akun spesifik;
2. dilaksanakan setelah tanggal neraca;
3. melibatkan banyak pertimbangan subyektif (judgment) auditor;
4. dilakukan oleh staf auditor yang berpengalaman (senior ataupun manajer);
5. waktu kerja sangatlah ketat.
Peristiwa Kemudian
Gambar 6.1
Periode Waktu Peristiwa Kemudian (Subsequent Event)
Berikut ini adalah contoh peristiwa yang terjadi pada periode berikutnya
yang memerlukan pengungkapan dan bukan penyesuaian dalam laporan
keuangan:
a. penurunan dalam nilai pasar efek-efek yang disimpan sebagai investasi
yang sifatnya sementara atau penjualan kembali efek-efek tersebut;
b. penerbitan obligasi atau ekuitas;
c. penurunan nilai pasar persediaan sebagai konsekuensi akibat tindakan
pemerintah yang menerapkan pembatasan penjualan barang;
d. kerugian persediaan yang tidak diasuransikan akibat kebakaran.
periode dari tanggal neraca sampai akhir pekerjaan lapangan harus diserahkan
kepada auditor untuk di review atau ditelaah.
Surat representasi klien akan diberi tanggal sama dengan tanggal pada
laporan audit, ditujukan kepada auditor dari manajemen serta menggunakan kop
surat klien, dan harus ditandatangani oleh anggota manajemen yang
6.8 Auditing IB
Prosedur analitis ini akan dilakukan oleh auditor yang berpengalaman dan
memiliki pemahaman yang baik tentang bisnis & industri klien (biasanya oleh
partner atau manajer).
PAJA3435/MODUL 6 6.9
B. MENGEVALUASI TEMUAN
Semua komponen ini yang terdapat pada suatu akun dikenal sebagai salah
saji yang mungkin terjadi (likely misstatement). Sementara jumlah salah saji
6.10 Auditing IB
yang mungkin terjadi dalam semua akun disebut sebagai salah saji agregat yang
mungkin terjadi (aggregate likely misstatement)
Dalam perencanaan audit, auditor akan menetapkan tingkat risiko audit
yang dapat diterima. Jika aggregat likely misstatement meningkat maka risiko
bahwa laporan keuangan mungkin mengandung salah saji yang material juga
meningkat. Jika auditor menyimpulkan bahwa risiko audit berada pada tingkat
yang dapat diterima maka ia dapat merumuskan pendapat yang didukung
dengan temuan yang sudah diperoleh. Akan tetapi, apabila auditor merasa yakin
bahwa risiko audit tidak dapat diterima, maka ia harus (1) melaksanakan
pengujian substantif tambahan atau (2) meyakinkan klien untuk melakukan
koreksi yang diperlukan guna mengurangi risiko salah saji yang material ke
tingkat yang dapat diterima.
hal-hal berkenaan dengan (1) pengendalian internal klien dan (2) pelaksanaan
audit. Sementara komunikasi dengan manajemen dilakukan melalui surat
manajemen.
Komunikasi hal-hal
Menelaah kewajiban
terkait pelaksanaan
bersyarat Mengevaluasi keraguan audit
yang substansial
mengenai going
concern perusahaan
Menyiapkan surat
Menelaah notulen rapat
manajemen
Merumuskan pendapat
dan menulis naskah
Mendapatkan surat laporan audit
representasi klien
Gambar 6.2
Ikhtisar Tanggung Jawab Auditor dalam Penyelesaian Audit
LAT IH A N
1) Untuk dapat menjawab pertanyaan nomor 1 ini coba Anda baca kembali
Kegiatan Belajar 1 perihal penyelesaian audit.
2) Agar dapat menjawab pertanyaan nomor 2 ini Anda harus kembali
mempelajari uraian Kegiatan Belajar 1 perihal menelaah peristiwa
kemudian.
3) Untuk dapat menjawab pertanyaan nomor 3 ini Anda harus kembali
mempelajari Kegiatan Belajar 1 perihal mengevaluasi keberlangsungan
hidup.
4) Agar dapat menjawab pertanyaan nomor 4 ini Anda harus kembali
mempelajari uraian Kegiatan Belajar 1 perihal mendapatkan surat
representasi klien.
5) Untuk dapat menjawab pertanyaan nomor 5 ini Anda harus kembali
mempelajari Kegiatan Belajar 1 perihal komunikasi dengan klien.
R A NG KU M AN
TES F OR M AT IF 1
Kegiatan Belajar 2
Tinggi
(Audit)
Tingkat
Keyakinan
Moderat
yang
(Review)
Dicapai
Tidak Ada
(Kompilasi)
Jumlah Bahan
Bukti yang
Dikumpulkan
Gambar 6.3
Hubungan antara Pengumpulan Bukti dan Keyakinan yang dicapai
memenuhi tanggung jawab pelaporan kepada regulator, dalam hal ini adalah
Badan Pengawas Pasar Modal (BAPEPAM).
BAPEPAM mewajibkan kepada emiten dan perusahaan publik untuk
menyampaikan laporan keuangan secara berkala kepada BAPEPAM. Laporan
keuangan berkala yang dimaksud adalah laporan keuangan tahunan dan laporan
keuangan tengah tahunan, dan laporan kuartalan. Laporan kuartalan tidak harus
diaudit, tetapi diwajibkan untuk di-review oleh auditor eksternal sebelum
perusahaan menyerahkan kepada BAPEPAM.
Seperti dalam Standar Akuntansi dan Review (SAR), review informasi
keuangan interim untuk perusahaan publik mencakup 5 (lima) persyaratan
dalam penugasan review. Auditor diharuskan untuk: (1) memperoleh
pemahaman mengenai prinsip akuntansi dari industri klien, (2) memperoleh
informasi mengenai klien, (3) melakukan tanya jawab dengan manajemen,
(4) melakukan prosedur analitis dan (5) memperoleh surat representasi
manajemen (representation letter).
Dalam review atas informasi interim perusahaan publik ini, sebagaimana
dalam review laporan keuangan, akuntan publik tidak memberikan dasar untuk
menyatakan pendapat. Biasanya, auditor tidak melakukan pengujian atas
catatan akuntansi, konfirmasi dari pihak independen maupun pemeriksaan fisik.
Namun, kedua jenis review ini memiliki perbedaan di area tertentu. Berikut ini
adalah perbedaan-perbedaan tersebut:
1. dikarenakan audit laporan keuangan tahunan juga dilakukan terhadap
perusahaan publik, maka auditor harus memperoleh informasi yang
memadai mengenai pengendalian internal baik untuk informasi keuangan
secara tahunan maupun interim;
2. sama halnya dengan perbedaan sebelumnya, dikarenakan klien akan
diaudit pada akhir tahun, maka pemahaman auditor mengenai hasil
prosedur audit tersebut akan digunakan dalam mempertimbangkan ruang
lingkup prosedur analitis dan tanya jawab dalam pelaksanaan review;
3. menurut Standar Akuntansi dan Review, auditor melakukan tanya jawab
mengenai tindakan dari hasil rapat dewan direksi maupun dewan komisaris.
Dalam review interim atas perusahaan publik, auditor akan membaca
notulen rapat tersebut;
4. auditor juga harus memperoleh bukti mengenai kesesuaian antara informasi
keuangan interim dengan catatan akuntansi dalam review interim atas
perusahaan publik.
PAJA3435/MODUL 6 6.25
C. PENUGASAN ATESTASI
Tabel 6.4
5 (Lima) Prinsip Trust Service
efektif selama periode tertentu. Apabila sistem telah memenuhi persyaratan dari
prinsip dan kriteria Trust Services maka laporan atestasi dengan tingkat
pemeriksaan dengan pendapat wajar tanpa pengecualian akan diterbitkan
menurut standar atestasi.
2. Proyeksi Keuangan
Proyeksi keuangan adalah laporan keuangan prospektif yang menyajikan,
sepanjang pengetahuan dan keyakinan pihak yang bertanggung jawab, atas
dasar satu atau lebih asumsi hipotetis, posisi keuangan, hasil usaha, dan
perubahan posisi keuangan yang diharapkan dari suatu entitas. Proyeksi
keuangan kadangkala disusun untuk menyajikan satu atau lebih arah
tindakan yang lebih bersifat hipotetis untuk dinilai sebagai jawaban atas
pertanyaan seperti "Apa yang akan terjadi jika?" Proyeksi keuangan
didasarkan atas asumsi pihak yang bertanggung jawab, mencerminkan
kondisi yang diharapkan akan terjadi dan tindakan yang akan diambil,
dengan adanya satu atau lebih asumsi hipotetis. Suatu proyeksi, seperti
halnya prakiraan, dapat berupa kisaran.
laporan kantor akuntan publik atas prosedur yang disepakati harus dalam bentuk
prosedur dan temuan.
Auditor akan melakukan penugasan audit ini dengan cara yang sama saat
melakukan audit laporan keuangan berbasis prinsip akuntansi umum, hanya saja
auditor harus lebih memahami basis akuntansi yang digunakan oleh klien.
Sebagai contoh, dalam audit atas perusahaan kereta api, terdapat persyaratan
akuntansi yang kompleks, yang mengharuskan auditor memiliki pengetahuan
khusus mengenai hal tersebut.
Auditor harus memperluas ruang lingkup auditnya pada unsur atau pos-pos
lain yang berhubungan dengan obyek yang sedang diaudit. Contohnya adalah
dalam menyatakan opini atas penjualan. Auditor juga harus mempertimbangkan
pengaruh piutang usaha terhadap penjualan.
LAT IH A N
1) Untuk dapat menjawab pertanyaan nomor 1 ini coba Anda baca kembali
perihal penugasan atestasi.
2) Agar dapat menjawab pertanyaan nomor 2 ini Anda harus kembali
mempelajari perihal jasa layanan WebTrust.
3) Untuk dapat menjawab pertanyaan nomor 3 ini Anda harus kembali
mempelajari perihal laporan keuangan prospektif.
4) Agar dapat menjawab pertanyaan nomor 4 ini Anda harus kembali
mempelajari perihal jasa review dan kompilasi.
5) Untuk dapat menjawab pertanyaan nomor 5 ini Anda harus kembali
mempelajari perihal audit atas unsur, akun atau elemen tertentu.
R A NG KU M AN
TES F OR M AT IF 2
2) Akuntan publik Cahya, Zakie, dan rekan melaksanakan jasa layanan review
untuk perusahaan manufaktur kecil. Dalam pelaksanaan penugasan
tersebut akuntan publik menemukan bahwa tidak terdapat dokumen
pendukung untuk pengeluaran sebesar Rp40 juta. Direktur keuangan
meyakinkannya bahwa pengeluaran tersebut adalah benar adanya. Yang
harus dilakukan oleh akuntan publik tersebut adalah ….
A. memasukkan pengeluaran yang tanpa dokumen tersebut tanpa
melakukan prosedur lebih lanjut ke dalam laporan dengan dasar
pemikiran bahwa akuntan publik tidak sedang melakukan audit
B. memodifikasi pendapat review atau menarik diri dari penugasan jika
pengeluaran itu tidak didukung dengan bukti yang memuaskan
C. tidak memasukkan pengeluaran tanpa dokumen pendukung ke laporan
D. memperoleh representasi (pernyataan tanggung jawab) dari direktur
keuangan bahwa pengeluaran itu layak dan harus dimasukkan ke dalam
laporan keuangan tahun berjalan
6.34 Auditing IB
Tes Formatif 1
1) C. Kewajiban bersyarat/kontinjensi hanya dapat diungkap dari hasil
wawancara atau permintaan pendapat ahli dari penasihat hukum.
2) D. Surat jawaban merupakan bukti pendapat pakar mengenai tingkat
kemungkinan terjadinya kerugian.
3) C. Penolakan manajemen memberikan pernyataan tertulis mengakibatkan
keraguan/ketidakpastian. Apabila material nilainya maka dapat
mengakibatkan pengecualian karena auditor ragu akan kewajaran saldo
laporan keuangan.
4) B. Kerusakan sarana pabrik akibat banjir yang besar tidak mempengaruhi
kewajaran laporan keuangan dan tidak memerlukan pengungkapan
dalam laporan keuangan.
5) C. Surat representasi klien diberi tanggal sesuai berakhirnya pekerjaan
lapangan.
Tes Formatif 2
1 B. Salah satu jenis jasa atestasi adalah penugasan audit atas kepatuhan
atas suatu kesepakatan/perjanjian.
2 D. Representasi dari direktur keuangan merupakan bukti atas pengeluaran
dan dapat untuk menjadi dasar auditor melakukan koreksi dan meminta
manajemen untuk melakukan koreksi atas laporan keuangan.
3 D. Dalam memberikan layanan kompilasi, akuntan publik mengurangi
tanggung jawabnya kepada pihak ketiga dan melaksanakan
penyusunan laporan keuangan sesuai dengan bukti dokumen yang
disediakan oleh kliennya.
4 C. Sys-trust adalah jasa yang diberikan oleh kantor akuntan publik untuk
meyakinkan bahwa suatu sistem informasi telah memenuhi persyaratan
ketersediaan, keamanan dan integritas sistem.
5 D. Melakukan pemeriksaan fisik atas persediaan merupakan salah satu
prosedur audit, dan tidak perlu dilakukan pada penugasan review.
PAJA3435/MODUL 6 6.37
Daftar Pustaka
Arens, Elder and Beasley. (2008). Auditing and Assurance Services, 12th
Edition. Prentice Hall, Inc.
Boynton, Johnson, Kell. (2006). Modern Auditing, 8th Edition. John Wiley &
Sons, Inc.